Islam merupakan agama yang sangat menganjurkan manusia untuk hidup sehat dan
saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Terdapat banyak ayat dalam Al-Qur’an dan
Hadits yang berisi pesan-pesan seputar kesehatan. Rasulullah saw bersabda “ sebaik-baik
manusia adalah yang lebih banyak manfaatnya untuk orang lain”. Begitu juga seorang
Pelayan Kesehatan yang mana akan menjadi ladang pahala ketika menerapkan nilai-nilai
islam di dalam pelayanannya. Pelayan Informasi Obat yang diberikan seorang apoteker
akan sangat bermanfaat bagi pasien dengan memberikan informasi secara akurat dan jelas
kebenarannya, sehingga akan sangat berguna bagi pendengar terutama seorang pasien
dalam masa pengobatan. Kepatuhan pasien juga perlu diperhatikan dalam hal informasi
ataupun edukasi yang diberikan apoteker.
Pendahuluan
Ada berbagai macam definisi dari informasi obat, tetapi pada umumnya maksud
dan intinya sama. Salah satu definisinya, informasi obat adalah setiap data atau
pengetahuan objektif, diuraikan secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi,
toksikologi dan farmakoterapi obat. Informasi obat mencakup, tetapi tidak terbatas pada
pengetahuan seperti nama kimia, struktur dan sifat sifat, identifikasi, indikasi diagnostik
atau indikasi terapi, mekanisme kerja, waktu mulai kerja dan durasi kerja, dosis dan jadwal
pemberian, dosis yang direkomendasikan, absorpsi, metabolisme detoksifikasi, ekskresi,
efek samping dan reaksi merugikan, kontraindikasi, interaksi, harga, keuntungan, tanda dan
gejala dan pengobatan toksisitas, efikasi klinik, data komparatif, data klinik, data
penggunaan obat dan setiap informasi lainnya yang berguna dalam diagnosis dan
pengobatan pasien (Siregar, 2004).
a. Pemberian informasi kepada konsumemn secara aktif maupun pasif melalui surat, telfon,
atau tatap muka,
d. Penyuluhan,
e. Penelitian.
c. Seimbang,
d. Ilmiah,
Metode
Metode pelayanan informasi obat menurut Direktorat jendral pelayanan kefarmasian dan
alat kesehatan Departemen Kesehatan RI 2006 yaitu:
a. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker selama 24 jam atau on call disesuaikan
dengan kondisi rumah sakit.
b. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, sedang diluar iam kerja
dilayani oleh apoteker instalasi farmasi yang sedang tugas jaga.
c. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, dan tidak ada pelayanan
informasi obat diluar jam kerja.
d. Tidak ada petugas khusus pelayanan informasi obat, dilayani oleh semua apoteker
instalasi farmasi, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
e. Tidak ada apoteker khusus, pelayanan informasi obat dilayani oleh semua apoteker
instalasi farmasi di jam kerja dan tidak ada pelayanan informasi obat diluar jam kerja.
Pada umumnya, ada dua jenis metode utama untuk menjawab pertanyaan informasi, yaitu
komunikasi lisan dan tertulis. Apoteker, perlu memutuskan kapan suatu jenis dari metode
itu digunakan untuk menjawab lebih tepat daripada yang lain. Dalam banyak situasi klinik,
jawaban oral biasanya diikuti dengan jawaban tertulis.
a. Jawaban tertulis
Setelah ditetapkan bahwa jawaban lisan adalah tepat, apoteker perlu memutuskan jenis
metode jawaban lisan yang digunakan. Ada dua jenis metode menjawab secara lisan, yaitu
komunikasi tatap muka dan komunikasi telepon. Komunikasi tatap muka lebih disukai, jika
apoteker mempunyai waktu dan kesempatan untuk mendiskusikan temuan informasiobat
dengan penanya (Siregar, 2004).
Apotek dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan
kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan
apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Suku Dinas
Kesehatan setempat. Peran apoteker dalam konseling diantarannya :
1. Care giver, artinya Apoteker dapat memberi pelayanan kepada pasien, memberi
informasi obat kepada masyarakat dan kepada tenaga kesehatan lainnya.
2. Decision maker, artinya Apoteker mampu mengambil keputusan, tidak hanya mampu
mengambil keputusan dalam hal manajerial namun harus mampu mengambil keputusan
terbaik terkait dengan pelayanan kepada pasien, sebagai contoh ketika pasien tidak mampu
membeli obat yang ada dalam resep maka, Apoteker dapat berkonsultasi dengan dokter
atau pasien untuk pemilihan obat dengan zat aktif yang sama namun harga lebih
terjangkau..
4. Leader, artinya Apoteker mampu menjadi seorang pemimpin di apotek. Sebagai seorang
pemimpin, Apoteker merupakan orang yang terdepan di apotek, bertanggung jawab dalam
pengelolaan apotek mulai dari manajemen pengadaan, pelayanan, administrasi,
manajemen SDM serta bertanggung jawab penuh dalam kelangsungan hidup apotek.
5. Manager, artinya Apoteker mampu mengelola apotek dengan baik dalam hal pelayanan,
pengelolaan manajemen apotek, pengelolaan tenaga kerja dan administrasi keuangan.
Untuk itu Apoteker harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik, yaitu keahlian
dalam menjalankan prinsip-prinsip ilmu manajemen.
6. Life long learner, artinya Apoteker harus terus-menerus menggali ilmu pengetahuan,
senantiasa belajar, menambah pengetahuan dan keterampilannya serta mampu
mengembangkan kualitas diri.
7. Teacher, artinya Apoteker harus mampu menjadi guru, pembimbing bagi stafnya, harus
mau meningkatkan kompetensinya, harus mau menekuni profesinya, tidak hanya berperan
sebagai orang yang tahu saja, tapi harus dapat melaksanakan profesinya tersebut dengan
baik.
8. Researcher, artinya Apoteker berperan serta dalam berbagai penelitian guna
mengembangkan ilmu kefarmasiannya
Edukasi dan konseling kepada pasien harus diberikan mengenai hal-hal yang penting
tentang obat dan pengobatannya. Hal-hal yang harus diinformasikan dan didiskusikan pada
pasien adalah :
• Pemahaman yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan bagaimana menggunakan obat
dengan benar, harapan setelah menggunakan obat, lama pengobatan, kapan harus kembali
ke dokter
• Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat dengan obat lain dan
makanan harus dijelaskan kepada pasien
• Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction – ADR) yang mengakibatkan
cedera pasien, pasien harus mendapat edukasi mengenai bagaimana cara mengatasi
kemungkinan terjadinya ADR tersebut
• Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat yang sudah rusak
atau kadaluarsa. Ketika melakukan konseling kepada pasien, apoteker mempunyai
kesempatan untuk menemukan potensi kesalahan yang mungkin terlewatkan pada proses
sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi seorang pelayan kesehatan, antara lain:
Kadangkala ada pasien yang sudah hampir putus asa dalam menghadapi
pnyakitnya dan merasa sudah tidak mungkin sembuh. Maka sebagai pelayan kesehatan
harus memberikan motivasinya. Sampaikan firman Allah Q.S. Ar Ra’du ayat 11
َّللاَ ال يُغَ ِي ُِّر َما ِبقَ ْو ٍم َحتَّى يُغَ ِي ُِّروا َما ِبأ َ ْنفُ ِس ِه ْم
َّ ِإ َّن:
(Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) kalau bisa hafalkan ayat dan maknanya untuk
selalu disampaikan. Tidak harus tugas seorang da’i untuk menyitir ayat2 Al Qur’an, namun
petugas kesehatan juga sangat bagus untuk memberikan motivasi dan bimbingan.
Mungkin ada yang branggapan hal ini maslah kecil, sehingga tidak perlu dijelaskan
kepada pasien. Padahal sejatinya dari hal yang kecil barangkali bisa mnjadi besar dan
bermanfaat. Ingatkan pasien saat menulis resep atau memberikan obat agar seblum
meminumnya baca bismillahirrohmanirrohiim dan selesai meminumnya mengucapkan
alhamdulillahirobbil alamiin. Rasulullah bersabda : “Setiap pekerjaan yang mempunyai
kebaikan namun tidak dimulai padanya meyebut nama bismillah. Maka pekerjaan itu akan
pincang” .(HR Ibnu Hibban). Hadist itu memperjelas betapa pentingnya basmallah untuk
memulai suatu pekerjaan sehari-hari yang bersifat positif. Selain penting Basmallah dapat
memberikan manfaat bagi diri kita sendiri.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Anonim. 2006, Pedoman Pelayanan Informasi Obat Di Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI: Jakarta.
Siregar, Charles. JP,. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan. I.
Jakarta: Penerbit EGC
Juliantini, E. dan Widayanti, S. 1996. Pelayanan Informasi Obat Rumah Sakit Umum
Daerah Dr Soetomo. Jawa Tengah : Prosiding Kongres Ilmiah XI ISFI