Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN KUALITAS INFORMASI PERAWAT DALAM PEMBERIAN INFORMED

CONSENT PADA PEMASANGAN INFUS DI UGD RUMAH SAKIT TENTARA

PEKANBARU

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah

Oleh :

M. ARIF SAPUTRA

120101074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-


INSYIRAH PEKANBARU

TAHUN 2013

INTISARI

Pemberian pelayanan yang berkualitas di Rumah Sakit dapat dilakukan


dengan berbagai aspek kegiatan diantaranya adalah adanya persetujuan tindakan
medis (Informed Consent). Informed consent adalah persetujuan klien terhadap
pengobatan atau prosedur yang akan dilakukan kepadanya setelah informasi
lengkap diberikan dan penjelasan dilakukan oleh dokter ataupun perawat. Perawat
merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit. Informasi yang berkualitas
dari perawat sangat ditentukan oleh kecermatan (accuracy), tepat waktu
(timeliness) dan relevansinya (relevancy).

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Jumlah sampel
dalam penelitian ini pasien yang mendapatkan tindakan pemasangan infus di IGD
Rumah Sakit Tentara Pekanbaru dari umur 6 tahun sampai > 60 tahunadalah
sebanyak 30 pasien. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
data primer yang diperoleh dari pasien yang dirawat di IGD Rumah Sakit Tentara
Pekanbaru dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kualitas informasi perawat dalam


pemberian informed consent sebanyak 30 orang dalam menyampaikan diagnosa
96,7% dan penurunan dalam menyampaikan alternatif tindakan dalam pemasangan
infus adalah 40%. Jadi dapat kesimpulannya bahwa dalam memberikan informed
consent pada pemasangan infus mengalami peningkatan dalam memberikan
kualitas informasi.

Kata Kunci : informed consent, kualitas informasi, perawat, pemasangan infus


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberian pelayanan yang berkualitas di Rumah Sakit dapat dilakukan


dengan berbagai aspek kegiatan diantaranya adalah adanya persetujuan tindakan
medis atau Informed Consent. Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan
oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut (Chandranila ,1992).

Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit khususnya di
Unit Gawat Darurat (UGD). Sebagai ujung tombak dalam pelayanan keperawatan di
rumah sakit, sehingga perawat di UGD wajib mempunyai kualitas kecekatan,
keterampilan, dan kesiagaan setiap saat (Syaer, 2011). Sekitar 60% pasien yang
dilakukan rawat inap yang masuk lewat UGD mendapatkan terapi cairan melalui
infus. Dari tindakan penatalaksanaan infus ini, pasien akan terpapar pada resiko
terkena infeksi nosokomial dan phlebitis. Rumah Sakit Tentara Pekanbaru
merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang mempunyai dan mempunyai
fasilitas tingkat dasar dan disana penulis melakukan penelitian
mengenai Gambaran Kualitas Informasi Perawat Dalam Informed Consent Terhadap
Pemberian Infus di UGD Rumah Sakit Tentara Pekanbaru Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
suatu rumusan masalah adalah bagaimana kualitas informasi perawat dalam
pemberian informed consent pada pemasangan infus di UGD Rumah Sakit Tentara
Pekanbaru.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kualitas informasi perawat dalam pemberian informed consent pada


pemasangan infus di Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kualitas informasi perawat tentang pemberian informed


consent di UGD Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.
b. Untuk mengetahui kualitas informasi perawat tentang tindakan pemasangan
infus di UGD Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.

c. Untuk mengetahui pengetahuan perawat mengenai informed consentdalam


pemasangan infus di UGD Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Sebagai masukan bagi perawat tentang Informed consent kepada klien dan sebagai
bahan informasi guna mengambil sikap pemberian informasi dan persetujuan dari
klien sebelum bertindak.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Dapat dijadikan masukan bagi pihak rumah sakit tentang pelaksanaan Informed
consent perawat dan sebagai bahan kajian untuk menyusun rencana peningkatan
pelayanan perawat khususnya tentang pelaksanaan Informed consent.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang


pelaksanaan informed consent perawat bagi pendidikan tertentu.

4. Bagi peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian


selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Informed Consent

1. Pengertian Informed Consent

Informed consent adalah persetujuan klien terhadap pengobatan


atau prosedur yang akan dilakukan kepadanya setelah informasi lengkap diberikan,
termasuk resiko atau dampak yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan
tersebut, penjelasan dilakukan oleh dokter (Sumijatun,2010).

2. Fungsi Informed Consent

Fungsi informed consent adalah sebagai berikut: promosi otonomi


individu, proteksi terhadap klien dan subjek, menghindari kecurangan dan penipuan
paksaan, mendorong adanya penelitian cermat dari diri sendiri oleh perawat,
promosi keputusan yang rasional.

3. Hukum yang Mengenai Informed Consent


Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/Per/IX/1989 tentang
persetujuan Tindakan Medik atau informed consent yang dijadikan pedoman bagi
para profesi medis untuk menjalankan tugasnya dan menerapkan informed
consent. Dalam persetujuan medis terkandung kemungkinan bagi pasien untuk
menerima atau menolak apa yang ditawarkan dengan disertai penjelasan serta
pemberian informasi seperlunya oleh tenaga medis (Sumijatun, 2010).

4. Hal Hal yang Mempengaruhi Proses Informed Consent

Bagi pasien bahasa yang digunakan perawat untuk menjelaskan tindakan


medis terlalu teknis dan perilaku dokter atau perawat yang terlihat terburu-buru
atau tidak perhatian atau tidak ada waktu untuk tanya jawab dan bagi petugas
kesehatan yaitu pasien tidak mau diberitahu, pasien tak mampu memahami dan
situasi gawat darurat atau waktu yang sempit.

5. Kualitas Informasi

Sebuah informasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh


kecermatan, tepat waktu dan relevansinya. Informasi sangat dipengaruhi oleh
kemampuan perawat dalam komunikasi terapeutik dalam melaksanakan tindakan
invasif hal yang perlu diinformasikan kepada pasien adalah: alasan dilakukan
tindakan tersebut, manfaat atau kegunaannya, langkah-langkah yang akan
dilakukan, persiapan yang akan dibutuhkan, cara perawatan setelah pemasangan
alat tersebut.

B. Perawat

Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit untuk
tercapainya kepuasaan pasien terhadap kebutuhan pemulihannya dari kondisi sakit
(Sari, 2012). Perawat sangat berperan dalam pelaksanaan informed consent yaitu
berfungsi sebagai advocator pasien dan sumber informasi bagi pasien selama fase
perawatan di rumah sakit. (Suhaemi,2004 )

C. Pemasangan Infus

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan


yang sering dilakukan di rumah sakit akan berkualitas apabila dalam
pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah ditetapkan
(Priharjo,2008). Tujuan pemasangan infus antaralain mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,vitamin, protein, lemak
dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, memperbaiki keseimbangan
asam basa

D. UGD
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang
dapat mengancam kelangsungan hidupnya.

BAB III METIODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif ( Notoadmodjo,


2005). Dimana penulis akan melihat gambaran kualitas informasi perawat dalam
pemberian informed consent pada pemasangan infus di IGD Rumah Sakit Tentara
Pekanbaru.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Tentara Pekanbaru dan waktu


pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 5- l 0 Desember 20013

C. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti


(Notoadmodjo, 2005). Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap
pasien di UGD Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Tentara
Pekanbaru yang berjumlah 30 pasein dengan kriteria inklusi pada:pasien
mendapatkan tindakan pemasangan infus di IGD RST Pekanbaru kemuidan umur
sampel > 6 tahun dan < 60 tahun.

Sampling adalah cara atau teknik tertentu dalam meyeleksi porsi dari popuasi
untuk dapat mewakili populasinya (Notoadjmojo,2005). Pada penelitian ini metode
sampling yang digunakan yaitu purpose sampling. Menurut Arikunto (2006) purpose
sampling merupakan pengambilan sampel/subjek berdasarkan atas pertimbangan
peneliti bukan dilakukan secara acak/random.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional berfungsi untuk menyederhanakan arti kata atau pemikiran


tentang ide, hal dan kata-kata yang digunakan agar orang lain memahami
maksudnya sesuai dengan keinginan penulis (Notoadmodjo, 2005).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Identifikasi Variabel Definisi Operasional

1 Kualitas Informasi Isi atau kandungan informasi yang


disampaikan kepada orag lain

2 Informed Concent Persetujuan medis untuk pasien sebelum


melakukan tindakan

3 Penjelasan Informasi yang berisi penjelasan tentang


diagnosis diagnosis penyakit yang dialami/diderita
oleh pasien

4 Penjelasan Informasi yang berisi penjelasan tentang


prosedur diagnosis penyakit

5 Penjelasan tujuan Informasi yang berisi penjelasan tentang


tujuan tindakan pemasangan infuse

6 Penjelasan Informasi yang berisi penjelasan tentang


alternatif alternatif lain pengobatan penyakit pasien
pengobatan

7 Penjelasan resiko Informasi yang berisi penjelasan tentang


penolakan tindakan risiko penyakit yang akan dialami pasien

8 Penjelasan Informasi yang berisi penjelasan tentang


komplikasi tindakan komplikasi penyakit yang diderita pasien

9 Penjelasan Informasi yang berisi penjelasan tentang


prognosis prognosis lain penyakit pasien

E. Instrumen Penelitan

Penelitian ini penulis menggunakan intrumen penelitian berupa


format checklist yang berisi pertanyaan tertutup tentang informed concent yang
diberikan perawat. pengambilan data dari pasien yang dirawat IGD Rumah Sakit
Tentara Pekanbaru.

F. Jalannya Penelitian

Pada tahap persiapan dalam penelitian ini, penulis mengurus surat izin
pengambilan data, kemudian mengajukan surat izin dari kampus yang
ditujukan pada Rumah Sakit Tentara Pekanbaru sebagai skala untuk
mendapatkan rekomendasi izin penelitian. Sedangkan tahap
pelaksanaan penelitian ini adalah waktu penelitian dilakukan pada tanggal 5-10
Desember 2013, berupa observasi dan pengambilan data di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.

G. Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
data primer yang diperoleh dari pasien yang dirawat di UGD Rumah Sakit Tentara
Pekanbaru dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan.

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Teknik pengolahan data yaitu setelah data terkumpul diklasifikasikan dalam


beberapa kelompok menurut variasi yang ada dalam pertanyaan kemudian diolah
secara manual dengan langkah-langkah sebagai
berikut : Editing,Coding, Processing, Cleaning, dan Tabulating.

Analisa data berguna untuk menyederhanakan, sehingga mudah


ditafsirkan. Dalam penelitian ini analisa data dilakukan secara analisa deskriptif,
artinya hanya bersifat memaparkan saja tanpa memberikan penilaian
(Notoadmodjo, 2005).

I. Keterbatasan dan Kesulitan Penelitian

Adapun keterbatasan dan kesulitan saat penelitian antara lain: peneliti


terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dengan keadaan sebagaimana
mestinya bersifat deskriptif, peneliti terbatas dalam hal waktu, biaya, dan
penyampaian mengenai masalah yang diteliti, kuisioner peneliti bisa dikatakan
belum optimal, jumlah sampel yang banyak sehingga sulit untuk mentabulasinya,
format checklist yang sudah pernah diuji cobakan, sehingga tidak dilakukan uji
Validitas dan realibitas .

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu di UGD Rumah Sakit Tentara


Pekanbaru. Data umum hasil penelitian berdasarkan gambaran karakteristik
responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kualitas Informasi dalam Penyampaian Diagnosis


Penyakit Pada Pemberian Informed Concent Tindakan Pemasangan Infus
Diagnosis

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent

Penjelasan Ya 29 96.7 96.7 96.7


Diagnosis
Tidak 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 gambaran kualitas informasi perawat dalam menyampaikan


diagnosis pasien sebanyak 29 atau (96%) dari 30 tindakan pemasangan infus.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kualitas Informasi dalam Penyampaian Prosedur


Tindakan Pada Pemberian Informed Concent Tindakan Pemasangan Infus

Prosedur

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Penjelasan Ya 17 56.7 56.7 56.7


Prosedur
Tidak 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 gambaran kualitas informasi perawat dalam menyampaikan


prosedur tindakan pemasangan infus sebanyak 17 atau (56,7%) dari 30 tindakan
pemasangan infus.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Informasi dalam Penyampaian Tujuan


Tindakan Pada Pemberian Informed Concent Tindakan Pemasangan Infus

Tujuan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Penjelasan Tujua Ya 22 73.3 73.3 73.3


n
Tidak 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0


Berdasarkan tabel 4.4 gambaran kualitas informasi perawat dalam
menyampaikan tujuan tindakan pemasangan infus sebanyak 22 atau (73,3%) dari
30 tindakan pemasangan infus.

Alternatif Tabel 4.5 D


istribusi
Valid Cumulative Frekuensi
Frequency Percent Percent Percent Kualitas
Informasi
Penjelasan Alter Ya 12 40.0 40.0 40.0 dalam
natif
Tidak 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Penyampaian Alternatif Tindakan Pada Pemberian Informed Concent Pemasangan


Infus

Berdasarkan tabel 4.5 gambaran kualitas informasi perawat dalam


menyampaikan alternatif tindakan pemasangan infus sebanyak 12 atau (40%) dari
30 tindakan pemasangan infus.

Resiko Tabel 4.6 D


istribusi
Valid Cumulative Frekuensi
Frequency Percent Percent Percent Kualitas
Informasi
Penjelasan Re Ya 18 60.0 60.0 60.0 dalam
siko
Tidak 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Penyampaian ResikoTindakan Pada Pemberian Informed Concent Pemasangan Infus

Berdasarkan tabel 4.6 gambaran kualitas informasi perawat dalam


menyampaikan alternatif tindakan pemasangan infus sebanyak 18 atau (60%) dari
30 tindakan pemasangan infus.

Komplikasi Tabel 4.7 D


istribusi
Frequenc Valid Cumulative Frekuensi
y Percent Percent Percent Kualitas
Informasi
Penjelasan Komplik ya 13 43.3 43.3 43.3
asi
tidak 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0


dalam Penyampaian Komplikasi Tindakan Pada Pemberian Informed Concent
Pemasangan Infus

Berdasarkan tabel 4.7 gambaran kualitas informasi perawat dalam


menyampaikan komplikasi tindakan pemasangan infus sebanyak 13 atau (43,3%)
dari 30 tindakan pemasangan infus.

Prognosis Tabel 4.8 D


istribusi
Valid Cumulative Frekuensi
Frequency Percent Percent Percent Kualitas
Informasi
Penjelasan Prog Ya 19 63.3 63.3 63.3 dalam
nosis
Tidak 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Penyampaian Prognosis Tindakan Pada Pemberian Informed Concent Pemasangan


Infus

Berdasarkan tabel 4.8 gambaran kualitas informasi perawat dalam


menyampaikan alternatif tindakan pemasangan infus sebanyak 19 atau (63,3%)
dari 30 tindakan pemasangan infus.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan analisa data maka didapatkan gambaran tentang kualitas


informasi pemberian informed concent tindakan pemasangan infus yang dilakukan
oleh perawat dimana perawat menyampaikan informasi berupadiagnosis penyakit
sebayak 96%, menjelaskan prosedur tindakan sebanyak 56,7%, menjelaskan tujuan
sebanyak 73,3 %, menjelaskan alternatif tindakan pengobatan sebanyak 40%,
menjelaskan resiko penolakan tindakan sebanyak 60%, menjelaskan komplikasi
tindakan yang diberikan sebanyak 43%, dan menjelaskan prognosis perawatan
medis sebanyak 63%. Burch (1986:5) mengatakan bahwa sebuah informasi yang
berkualitas sangat ditentukan oleh kecermatan (accuracy), tepat waktu (timeliness)
dan relevansinya (relevancy).Adekuatnya informasi sangat dipengaruhi oleh
kemampuan perawat dalam menyampaikan pesan melalui komunikasi terapeutik,
pengetahuan dan pemahaman dasar tentang penyakit.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka gambaran
kualitas informasi perawat dalam pemberian informed concent tindakan
pemasangan infus adalah: Gambaran kualitas informasi inofrmed concent dalam hal
penyampaian diagnosis penyakit dari klien sebanyak 96,7%, tujuan
tindakan sebanyak 73,3%, prognosis penyakit dari klien sebanyak 63,3%, resiko
tindakan dari klien sebanyak 60%, prosedur tindakan sebanyak 56,7%,
komplikasi penyakit dari klien sebanyak 43,3% dan alternatif
tindakan sebanyak 40%.

B. Saran

1. Bagi Perawat

Bagi perawat yang telah melakukan penyampaian diagnosa pelaksanaan Informed


consent pada pemasangan infus dengan baik perlu dipertahankan, sedangkan bagi
perawat yang belum melakukan pelaksanaan Informed consent daam penyampaian
alternatif tindakan dengan baik diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan
tentang Informed consent.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan


kebijakan rumah sakit terutama untuk memperhatikan, dan meningkatkan
pengetahuan perawat tentang perilaku Informed consent yang baik sehingga tujuan
rumah sakit dapat tercapai.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian serupa sebaiknya perlu


menyertakan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi meningkatnya
perilaku Informed consent perawat, misalnya faktor kepuasan klien dan motivasi
dari perawat dalam pelaksanaan Informed consent.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan ke 13,


EdisiRevisi. Jakarta : Rineka Cipta

Amir & Hanafiah. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi : ketiga.
Jakarta: EGC.

Azis Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2011.
Aziz Alimul. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC. 2004.

Karlina, Dewi. 2013. Keterampilan Dasar Keperawatan Klinis. Penerbit : Imperium.

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, P. A. dan Perry. A. G. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 1. Edisi 7.


Penerbit Salemba Medika.

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Vol 2. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Saku: Ketrampilan & Prosedur Dasar. Edisi 5. Jakarta: EGC

Sue Hinclalif. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Jakarta : EGC

Sumijatun 2010. Membudayakan Etika dan Praktik Keperawatan. Penerbit : Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai