Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT

TINDAKAN BEEDAH DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG


AMIN TAHUN 2018

Hernowo Anggoro Wasono1, Sri Maria Puji Lestari1, Mardheni Wulandari1, Ajeng Nabilah
Maitsya2

1. Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung


2. Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung

ABSTRAK

Latar Belakang: Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik/operasi yang akan dilakukan terhadap pasien dan informed
consent ini harus lengkap.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui analisis kelengkapan pengisian informed consent tindakan
bedah di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Periode Desember tahun 2018.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lembar informed consent tindakan bedah mayor elektif terencana.
Pengambilan data menggunakan daftar tilik. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan uji
statistik univariat.
Hasil penelitian: Hasil penelitian dari 100 lembar informed consent, persentase kelengkapan tertinggi
ditemukan pada item nama dan TTL/JK sebanyak 56 lembar (56%). Pada komponen laporan penting
kelengkapan informasi ditemukan pada item dasar diagnosa sebanyak 95 lembar (95%) dan
persetujuan ditemukan pada item nama penerima sebanyak 81 lembar (81%). Pada kelompok
Autentifikasi kelengkapan ditemukan pada item TTD penerima sebanyak 100 lembar (100%).
Kesimpulan: Secara keseluruhan lembar informed consent yang memenuhi kelengkapan sebanyak 23%.
Kata Kunci: Kelengkapan, Informed Consent, Tindakah Bedah.

ABSTRACT

Background:Informed Consent is an aggrement given by the patient or family to explanation the act of
medical/surgical to perform on the patient and this informed consent must be complete.
Purpose:To find out the analysis completeness of Informed Consent surgery in Pertamina Bintang
Amin Hospital December 2018.
Method:Quantitative research which descriptive design. Population in this research is all sheet of
informed consent of major surgery elective. Data collection using observation of checklist. Technique
data analysis was conducted using univariate statistic test.
Result:The result of the study of 100 informed consent sheets, percentage was most found completed
on item name and dob/g as much as 56 sheets (56%). In the important report component informed was
found completed on item basic diagnosis 95 sheets (95%) and consent was found on item name
recipient 81 (81%). In the Authentication component completed on item sign recipient 100
sheets(100%).
Conclusion: on the whole sheets of informed consent completeness as much as 23%.
Keyword: completeness, informed cinsent,surgery.

PENDAHULUAN Health Organization), rumah sakit adalah


bagian integral dari suatau organisasi
Sehat merupakan suatu hal yang soaial dan kesehatan dengan fungsi
diinginkan dalam kehidupan setiap menyediakan pelayanan paripurna
orang, dengan hidup sehat maka setiap (konperehensip), penyembuhan penyakit
orang dapat menjalankan aktivitas sehari (kuratif) dan pencegahan penyakit
- hari sehingga kesehatan merupakan (preventif) kepada masyarakat (WHO,
kebutuhan dasar yang sangat penting 2008). Undang- Undang Republik
untuk diperhatikan setiap orang. Indonesia No 44 Tahun 2009 tetang
Kesehatan sangat erat sekali rumah sakit bahwa rumah sakit
hubungannya dengan rumah sakit. mempunyai kewajiban memberikan
(Menkes, 2008)Menurut WHO (World pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi, dan efektif menampilkan bagian tubuh yang akan
dengan mengutamakan kepentingan ditangani. Pembukaan tubuh ini
pasien sesuai dengan standar pelayanan umumnya dilakukan dengan membuat
rumah sakit (Menkes, 2008) sayatan. Setelah bagian yang akan
Terkait dengan pemenuhan hak ditangani ditampilkan dilakukan
pasien, dimana peningkatan mutu tindakan perbaikan yang akan diakhiri
pelayanan kesehatan menjadi isu utama dengan penutupan dan penjahitan luka.
dalam pembangunan kesehatan baik (Syamsuhidajat, 2010)
dalam lingkup nasional maupun global. Pada Akhir tahun 2013 terdapat
Pemenuhan hak pasien menjadi hal kasus yang menimpa seorang dokter
mutlak yang harus diperhatikan dalam obgen dipidana karena dalam melakukan
tata laksana pelayanan kesehatan yang tindakan medis tidak mengisi formulir
berkualitas. Jadi manalah mungkin persetujuan secara lengkap. Jika syarat
seorang tenaga kesehatan yang juga Informed Consent tidak terpenuhi , maka
manusia dapat memenuhi dengan tindakan medis tidak sah/ tidak legal
sempurna seluruh kriteria kasus yang untuk dilakukan. Formulir Informed
ada, sedangkan setiap orang sudah pasti Consent lupa dimintakan tanda tangan
“having their own limit”. Oleh karena itu, pasien/ keluarga pasien berarti pasien
selain untuk menjaga kemungkinan dan atau keluarga pasien tidak
terlantarnya pasien oleh tenaga kesehatan diberitahukan terdahulu tindakan medis
yang mempunyai pasien banyak, atau yang dilakukan. Persetujuan tertulis
terlantarnya tenaga kesehatan karena dalam bentuk Informed consent mutlak
harus menghadapi tuntutan hanya karena dibutuhkan, dengan mengingat bahwa
tidak mengkomunikasikan kemungkinan ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti,
penyakit maka dibuatlah suatu perjanjian maka keberhasilan
hitam di atas putih antara tenaga tindakan kedokteran bukan pula
kesehatan dengan pasien. Ini disebut suatu kepastian, melainkan dipengaruhi
sebagai “Informed Consent” (Hatta, 2011). oleh banyak faktor yang dapat berbeda-
Informed consent bukan hanya beda dari satu kasus ke kasus lainnya.
merupakan masalah hukum saja, tetapi Sebagai masyarakat yang beragama, perlu
juga masalah etika sebab sesuai dengan juga disadari bahwa keberhasilan tersebut
prinsip autonomy atau prinsip kebebasan ditentukan oleh izin Tuhan Yang Maha
(Soekidjo, 2010). Pada pelaksanaan Esa. Dewasa ini pasien mempunyai
tindakan medis, masalah etik dan hukum pengetahuan yang semakin luas tentang
perdata, tolak ukur yang digunakan bidang kedokteran, serta lebih ingin
adalah “kesalahan kecil”, sehingga jika terlibat dalam pembuatan keputusan
terjadi kesalahan kecil dalam tindakan perawatan terhadap diri mereka. Karena
medis yang merugikan pasien, maka alasan tersebut, persetujuan yang
sudah dapat dimintakan diperoleh dengan baik dapat
pertanggungjawabannya secara hukum. memfasilitasi keinginan pasien tersebut,
Hal ini disebabkan pada hukum perdata serta menjamin bahwa hubungan antara
secara umum berlaku adegium “ barang dokter dan pasien adalah berdasarkan
siapa merugikan orang lain harus keyakinan dan kepercayaan. (Naili,
memberikan ganti rugi”, oleh karena itu Sumarni, 2014)
adanya kesalahan kecil (ringan) pada
pelaksanaan tindakan medis belum dapat METODE
dipakai sebagai tolak ukur untuk
menjatuhkan sanki pidana (Soekidjo, Penelitian ini menggunakan jenis
2010). penelitian kuantitatif dengan rancangan
Salah satu untuk membangun deskriptif. Penelitian ini dilakukan di
suatu perjanjian atau persetujuan antara ruang rekam medis Rumah Sakit
dokter dengan pasien harus adanya suatu Pertamina Bintang Amin pada bulan
tindakan medis salah satunya adalah Maret 2019. Sampel penelitian berjumlah
tindakan bedah. Tindakan bedah atau 100 lembar. Analisis data menggunakan
operasi adalah semua tindakan daftar tilik.
pengobatan yang menggunakan cara
HASIL DAN PEMBAHASAN
invasif dengan membuka atau
Penelitian dilakukan di ruang dengan rekam medis yang
rekam medis Rumah Sakit Pertamina lengkap adalah rekam medis
Bintang Amin Bandar Lampung dan (termasuk informed consent) yang
dilaksanakan bulan Maret 2019. Data telah diisi lengkap dalam waktu <
diambil seluruh lembar informed consent 24 jam setelah pelayanan rawat
tindakan bedah mayor elektif terencana jalan atau setelah pasien inap
ruang rekam medis di Rumah Sakit diputuskan untuk pulang dengan
Pertamina Bintang Amin periode standar pengisian 100% terisi,
Desember tahun 2018. yang meliputi identitas pasien,
Hasil Penelitian yang telah anamnesis, rencana asuhan,
dilaksanakan di Rumah Sakit Pertamina pelaksanaan asuhan , tindak
Bintang Amin Bandar Lampung dengan lanjut dan resume.
melakukan observasi dan studi 2. Kelengkapan Pengisian Laporan
dokumentasi berkas rekam medis rawat Yang Penting
inap yang ada lembar informed consent Hasil penelitian
periode Desember 2018 yang diketahui kelengkapan pengisian laporan
bahwa dari 100 sampel berkas, peneliti yang penting digambarkan dalam
melakukan analisis kelengkapan tabel berikut ini :
pengisian pada lembar informed consent
Tabel 2 Kelengkapan Laporan yang
berdasarkan komponen Analisis
Penting
Identifikasi (identitas), Laporan yang
penting, dan Autentikasi (tanda tangan). N Item Kelengkapan Tota %
1.Kelengkapan Pengisian o l
Identifikasi Pasien Ya % Tidak %
Informasi
Hasil penelitian kelengkapan 1 Nama 89 89 11 11 100 10
pengisian identifikasi pasien Dokter 0
digambarkan dalam tabel berikut 2 Pemberi 30 30 70 70 100 10
ini : 0
Tabel 1 Kelengkapan Identifikasi Pasien 3 Penerima 4 4 96 96 100 10
No Item Kelengkapan Tota 0
Ya % Tid % l 4 Diagnosis 94 94 6 6 100 10
ak 0
5 Dasar 95 95 5 5 100 10
1 Nama 56 56 44 44 100
Diagnosis 0
2 TTL/ 56 56 44 44 100
6 Tindakan 89 89 11 11 100 10
JK
0
3 No RM 47 47 53 53 100
7 Indikasi 93 93 7 7 100 10
4 Alamat 55 55 45 45 100
0
Rata Rata 53,5% 46,5%
8 Tata Cara 85 85 15 15 100 10
0
Berdasarkan tabel di atas 9 Tujuan 85 85 15 15 100 10
diketahui bahwa pada komponen 0
10 Resiko 80 80 20 20 100 10
identifikasi (identitas) pasien 0
persentase yang paling tinggi 11 Komplikas 80 80 20 20 100 10
kelengkapan pengisian i 0
ditemukan pada item nama dan 12 Prognosis 25 25 75 75 100 10
0
TTL/JK sebanyak 56 lembar 13 Alternatif 22 22 78 78 100 10
(56%), dan rata-rata kelengkapan 0
sebesar 53,5%. Sedangkan Persetujuan
persentase yang paling tinggi 14 Hubungan 62 62 38 38 100 10
dengan 0
ketidaklengkapan pengisian Pasien
ditemukan pada item no RM 15 Nama 81 81 19 19 100 10
sebanyak 53 lembar (53%) dan Penerima 0
rata- rata ketidaklengkapan 16 TTL/JK 78 78 22 22 100 10
0
sebesar 46,5%. Berdasarkan hasil 17 Alamat 74 74 26 26 100 10
analisis didapatkan seluruh item 0
belum dapat terisi lengkap Rata Rata 68,5 31,5
sehingga hasil penelitian tersebut % %
kurang sesuai dengan Permenkes
RI No.129 Tahun 2008 bahwa
Berdasarkan tabel di atas o Ya % Tidak % l
diketahui bahwa pada komponen 1 TTD 98 98 2 2 100 10
Pemberi 0
laporan penting persentase yang 2 TTD 96 96 4 4 100 10
paling tinggi kelengkapan Penerima 0
pengisian kelompok informasi 3 Tanggal/ja 87 87 13 13 100 10
ditemukan pada item dasar m 0
4 TTD 100 10 0 0 100 10
diagnosa sebanyak 95 lembar Penerima 0 0
(95%), kelompok persetujuan 5 TTD Saksi 1 53 53 47 47 100 10
ditemukan pada item nama 0
penerima sebanyak 81 lembar 6 TTD Saksi 2 15 15 85 85 100 10
0
(81%) dan rata-rata kelengkapan Rata Rata 74,8 25,2
sebesar 68,5%. Sedangkan % %
persentase yang paling tinggi
ketidaklengkapan pengisian Berdasarkan tabel di atas
kelompok informasi ditemukan diketahui bahwa pada komponen
pada item penerima sebanyak 96 autentifikasi persentase yang
lembar (96%), kelompok paling tinggi kelengkapan
persetujuan ditemukan pada item pengisian ditemukan pada item
hubungan dengan pasien TTD penerima sebanyak 100
sebanyak 38 lembar (38%) dan lembar (100%), dan rata-rata
rata- rata ketidaklengkapan kelengkapan sebesar 74,8%.
sebesar 31,5%. Hal ini Sedangkan persentase yang
menunjukkan masih kurang paling tinggi ketidaklengkapan
diperhatikannya dalam pengisian pengisian ditemukan pada item
pada kelompok laporan penting TTD saksi 2 sebanyak 85 lembar
oleh dokter ataupun perawat. (85%) dan rata- rata
Dokter tidak memberikan ketidaklengkapan sebesar 25,2%.
informasi pada item informasi Sebaiknya item tanda tangan
dan resiko sehingga pasien belum keluarga pasien, dan dokter yang
sepenuhnya mengetahui sesuatu merawat diisi dengan lengkap
yang terjadi setelah dilakukan agar dapat
operasi. Dari hasil penelitian dipertanggungjawabkan secara
tersebut menunjukkan bahwa hukum serta sesuai dengan
tingkat keterisian belum standar pelayanan minimal yang
mencapai 100%. Hal ini tidak ada. Hal tersebut kurang sesuai
sesuai dengan Undang undang dengan Permenkes RI No.
no.29 tahun 2004 penjelasan pada 290/MENKES/PER/III/2008
proses informed consent pasal 1 bahwa persetujuan
setidaknya harus meliputi tindakan kedokteran adalah
diagnosis dan tata cara tindakan persetujuan yang diberikan oleh
medis, tujuan tindakan medis, pasien atau keluarga terdekat
alternative lain dan resikonya, setelah mendapat penjelasan
resiko dan komplikasi yang secara lengkap mengenai
mungkin terjadi dan tindakan kedokteran atau
prognosisnya. kedokteran gigi yang akan
dilakukan terhadap pasien
sedangkan sesuai dengan pasal 3
yaitu setiap tindakan kedokteran
3. Kelengkapan Pengisian yang mengandung risiko tinggi
Autentikasi harus memperoleh persetujuan
Hasil penelitian tertulis yang ditandatangani oleh
kelengkapan pengisian yang berhak memberikan
autentikasi laporan yang penting persetujuan.
digambarkan dalam tabel berikut 4. Review Pencatatan
ini : Hasil penelitian formulir
Tabel 3 Kelengkapan Autentikasi
informed Consent kelengkapan
N Item Kelengkapan Tota
review pencatatan digamabrkan TTD penerima sebanyak 100
dalam tabel berikut ini : lembar (100%), Kelengkapan
pengisian autentifikasi ratarata
sebesar 74,8%.
Tabel 4 Review Kelenggkapan 2. Secara review keseluruhan
pencatatan lembar informed consent yang
memenuhi kelengkapan
Keterangan n %
Informed Consent dengan kategori tidak 77 77%
sebanyak 23%.
lengkap
(<80% terisi)
Informed Consent dengan kategori lengkap 23 23% DAFTAR PUSTAKA
(≥ 80% terisi)
Hatta, Gemala R, 2011. Pedoman
Secara keseluruhan Manajemen Informasi Kesehatan
lembar informed consent yang Di Sarana Pelayanan Kesehatan.
terisi dengan lengkap atau ≥80%
Edisi Revisi , Jakarta: UIP.
(≥22) adalah sebanyak 23 tabel
daftar tilik dari 100 lembar isi
Prof.Dr. Soekidjo Notoatmojo. 2010. Etika
format persetujuan tindakan
medis operatif di Rumah Sakit & Hukum Kesehatan. Jakarta
Pertamina Bintang Amin periode :Rineka Cipta.
Desember 2018. Sedangkan untuk
keseluruhan lembar informed Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.
consent yang terisi tidak lengkap Manual Persetujuan Tindakan
atau <80% (<21) adalah sebanyak Kedokteran. Jakarta: Konsil
77 tabel daftar tilik dari 100 Kedokteran Indonesia.
lembar isi format persetujuan
tindakan medis operatif di Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Rumah Sakit Pertamina Bintang 2005. Permenkes Republik
Amin.
Indonesia
KESIMPULAN No.1419/Menkes/Per/X/2005
Tentang Penyelenggaraan Praktik
5.1. Kesimpulan Dokter dan Dokter Gigi. Jakarta:
Berdasarkan hasil analisis dan Menteri Kesehatan Republik
pembahasan penelitian, maka dapat Indonesia.
diambil kesimpulan mengenai Analisis
kelengkapan Pengisian Informed Consent Samil RS, 2011. Etika Kedokteran
tindakan bedah di Rumah Sakit Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina
Pertamina Bintang Amin periode Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Desember tahun 2018 diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : Guwandi J, 1996. Dokter, Pasien, dan
Hukum. Jakarta : Balai Penerbit
1. Pada komponen identifikasi
FKUI
(identitas) kelengkapan
pengisian ditemukan pada item
Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.
nama pasien sebanyak 56 lembar
(56%), Kelengkapan pengisian Keputusan Konsil Kedokteran
identifikasi rata- rata sebesar Indonesia
53,5%. Pada komponen laporan No.17/KKI/Kep/VIII/2006
penting kelengkapan pengisian Tentang Pedoman Penegakan
ditemukan pada item dasar Disiplin Profesi Kedokteran. Jakarta:
diagnosa sebanyak 95 lembar Konsil Kedokteran Indonesia.
(95%), Kelengkapan pengisian
laporan penting rata- rata Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi
sebesar 68,5%. Pada komponen
Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka
autentifikasi kelengkapan
pengisian ditemukan pada item Cipta.
Hatta, Gemala R. 2011. Pedoman Sjamsuhidajat & de jong.2010.Buku Ajar
Manajemen Informasi Kesehatan di Ilmu Bedah.Jakarta:EGC.
Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Univeristas Indonesia Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed).
Press. Menteri Kesehatan Republik 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta:
Indonesia, 2008. Permenkes EGC.
Republik Indonesia
Naili.Sumarni, 2014. Studi Kelengkapan
No.290/Menkes/Per/III/2008
Pengisian Persetujuan Tindakan
Tentang Persetujuan Tindakan
Medik Di RSU Ajibarang Kabupaten
Kedokteran. Jakarta: Menteri
Banyumas. Purwokerto.
Kesehatan Republik Indonesia.
Sugiarsi, S, 2016. Analisis Kelengkapan
Widjaya, Lily. 2014 Manajemen informasi
Pengisian Formulir Persetujuan
kesehatan 3 Analisis Kuantitatif
Tindakan Kedokteran Kasus
dan kualitatif, Semester 7. Jakarta
Bedah Mayor di RSUD Ambarawa.
:Universitas Esa Unggul.
Rekam Medis, 10(1).
J.Guwandi, 2008. Informed Consent
Herfiyanti, L, 2015. Kelengkapan
&Informed Refusal, Jakarta: Fak.
Informed Consent Tindakan Bedah
Kedokteran UI.
Menunjang Akreditasi Jci Standar
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Hpk 6 Pasien Orthopedi. Jurnal
Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia (JMIKI), 3(2)

Anda mungkin juga menyukai