ABSTRAK
Salah satu indikator untuk menilai mutu suatu pelayanan kesehatan adalah dengan
tersedianya rekam medis yang lengkap dan akurat. Tanpa kelengkapan dan keakuratan rekam
medis menimbulkan kesan bahwa pelayanan kesehatan tidak berlangsung semestinya
sehingga memerlukan perlindungan hukum. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui perlindungan hukum terhadap hak pasien berdasarkan analisis rekam medis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental (observasional) yang dilakukan
dengan menganalisis data secara deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan
di Poli Onkologi RSUD Sumberglagah Mojokerto sebanyak 653 orang. Teknik sampling
menggunakan consecutive sampling. Besar sampel adalah 66 orang. Analisa yang digunakan
adalah analisa kuantitatif. Hasil dari penelitian ini, sebagian besar responden menjawab
haknya sudah terpenuhi, yaitu sebanyak 35 responden (53%), sedangkan responden yang
haknya tidak terpenuhi sebanyak 31 responden (47%). Hasil analisa rekam medis terhadap
atas hak-hak pasien yang menjadi masalah adalah 32 berkas rekam medis (48,5%) tidak ada
tanda tangan pasien/keluarga pada lembar penyuluhan tentang penyakit, dan 25 berkas rekam
medis (37,9%) tidak ada tanda tangan pasien/keluarga pada lembar penolakan tindakan
medis. Masih ditemukan responden yang tidak mendapatkan haknya atas rekam medis sesuai
dengan hukum perlindungan hak pasien.
Kata Kunci : perlindungan hukum, hak pasien, rekam medis, poli onkologi
ABSTRACT
One indicator to assess the quality of a health service was the availability of complete
and accurate medical records. Without the completeness and accuracy of medical records, it
created the impression that health services did not take place properly and require legal
protection. The purpose of this study was to determine the legal protection of patient rights
based on medical record analysis. This research was a type of non-experimental
(observational) research conducted by analyzing the data descriptively. The population of
this study were 653 outpatients at the Oncology Poly Hospital of Sumberglagah Mojokerto.
The sampling technique used consecutive sampling. The sample size was 66 people. The
analysis used was quantitative analysis. The results of this study, most of the respondents
answered that their rights had been fulfilled, namely as many as 35 respondents (53%), while
respondents whose rights were not fulfilled were 31 respondents (47%). The results of the
medical record analysis on the rights of patients who were the problem are 32 medical
record files (48.5%) there were no patient/family signatures on the counseling sheet about
the disease, and 25 medical record files (37.9%) were missing. signature of the patient/family
on the medical action refusal sheet. There were still respondents who did not get their rights
to medical records in accordance with the law to protect patient rights.
Rekam medis diisi oleh tenaga pasien yang diungkapkan oleh dokter
tindakan medis terhadap pasien sesegera mendampingi, terdengar oleh pasien lain
mungkin agar tidak menjadi lupa, dan ataupun keluarga yang tidak berhak
sebenarnya. Isi dalam rekam medis adalah sama menunggu giliran untuk pemeriksaan
milik pasien dan merupakan rahasia yang dokter karena tempatnya yang sangat
wajib menyimpan rahasia kedokteran, hal Salah satu indikator untuk menilai
ini sesuai dengan ketentuan dalam mutu suatu pelayanan kesehatan adalah
Permenkes Republik Ixzndonesia Nomor dengan tersedianya rekam medis yang
36 Tahun 2012 Tentang Rahasia lengkap dan akurat. Tanpa kelengkapan
Kedokteran pada Pasal 4 disebutkan bahwa dan keakuratan rekam medis menimbulkan
semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesan bahwa pelayanan kesehatan tidak
kedokteran dan/atau menggunakan data berlangsung semestinya dan sulit
dan
membayangkan fakta aktual yang terjadi hak pasien sehingga pasien tidak
ini di sebabkan rekam medis merupakan mengetahui tentang hak mereka.
kumpulan segala kegiatan para pelaksana Salah satu perwujudan hak pasien
kesehatan yang ditulis dan digambarkan adalah dengan diberikannya informed
atas aktivitas mereka terhadap pasien consent. Informed consent atau persetujuan
(Amiruddin, 2014). tindakan medis adalah persetujuan yang
pada bulan November 2020 yaitu Poli mengenai tindakan medis yang akan
penelitian di Poli Onkologi, karena Poli Persetujuan dari pasien dalam hal ini
Onkologi melayani pasien kanker, yang mempunyai arti yang sangat luas sebab
menurut petugas di Poli Onkologi, rekam dengan sekali pasien membubuhkan tanda
karena penyakit yang diderita pasien maka dianggap pasien telah informed dan
sehingga apabila mengetahui kondisi detail dokter, dan dokter boleh melaksanakan apa
tentang penyakitnya akan menjadikan yang menurut dokter baik. Namun, di sisi
hasil rekam medis secara detail perwujudan dari hak pasien dimana pasien
meminta. Pasien tidak mengetahui secara yang dideritanya, tindakan medis apa yang
detail tentang hak-hak pasien atas rekam hendak dilakukan, kemungkinan penyulit
medis, hal ini disebabkan karena Rumah akibat tindakan itu alternatif terapi lainnya
Sakit tidak memasang banner tentang hak- serta prognosisnya (Santoso et al., 2015).
Hasil wawancara pada 8 pasien, TUJUAN PENELITIAN
didapatkan hasil 7 pasien menyatakan a. Mengetahui perlindungan
tidak diperbolehkan melihat isi rekam hukum hak atas informasi medis
diterapkan sesuai SOP yang ada di Poli Poli Onkologi Rumah Sakit
Mojokerto.
METODE PENELITIAN Tabel 5. 1 Gambaran Umum Responden
Berdasarkan Umur
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Usia Jumlah Persentase (%)
deskriptif yang menggunakan kuantitatif. 46-55 tahun 9 13,6
56-65 tahun 33 50,0
Analisis kuantitatif digunakan untuk > 65 tahun 24 36,4
Jumlah 66 100
menentukan sekiranya ada kekurangan agar
dapat dikoreksi dengan segera pada saat pasien Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa
dirawat dan item kekurangan belum proporsi tertinggi responden adalah berumur
terlupakan, untuk menjamin efektifitas 56-65 tahun, yaitu sebanyak 33 orang (50%).
kegunaan isi rekam medis di kemudian hari. Tabel 5.1 juga menunjukkan bahwa proporsi
Yang dimaksud dengan koreksi ialah terendah adalah responden yang berumur 46-
perbaikan sesuai keadaan sebenarnya terjadi. 55 tahun, yaitu sebanyak 9 orang (13,5%).
Medis menjadi lebih lengkap dan dapat Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa
dipakai untuk melindungi hak pasien di Poli proporsi tertinggi responden berjenis kelamin
Onkologi Rumah Sakit Umum Daerah perempuan, yaitu sebanyak 44 orang (66,7%).
Sumberglagah Mojokerto. Sedangkan proporsi terendah berjenis kelamin
diderita.
Tabel 5. 3 Gambaran Umum Responden Kriteria Frekuen Persent
Berdasarkan Pendidikan si ase (%)
Pendidikan Jumlah Persen Perlindungan Hukum
Terpenuhi 35 53,0
(%) Perlindungan Hukum
SMP 8 12,1 Tidak terpenuhi 31 47,0
SMA 54 81,8 Jumlah 66 100
Perguruan Tinggi 4 6,1
Jumlah 66 100 Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari hasil
pengobatan, tidak mendapatkan hak boleh menandatangani seluruh berkas rekam medis
menolak perawatan, dan hampir setengah sebagai sarana perlindungan hukum bagi
responden tidak mendapatkan hak boleh kedua pihak baik pasien maupun tenaga medis.
menolak tindakan medis atas dirinya. Analisis 3). Perlu dilakukan penelitian selanjutnya
rekam medis tentang perlindungan hukum tentang pemenuhan hak pasien yang lain.
yang berhubungan dengan rekam medis Kemenkes RI. (2008). Permenkes Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
terutama yang selama ini masih belum Medis.