Menyetujui,
Dosen Pendamping,
NIP. 198806142014042001
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
DAFTAR TABEL..............................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................7
A. Latar Belakang.................................................................................................7
B. Tujuan...............................................................................................................8
C. Manfaat.............................................................................................................8
BAB II METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................10
A. Metode dan Desain.......................................................................................10
B. Populasi dan Sampel....................................................................................10
C. Jenis Data.......................................................................................................11
D. Tahapan Proses Problem Solving Cycle Masalah Penyakit Menular.....12
E. Kerangka Akar Faktor Risiko Masalah Penyakit Menular............................14
F. Identifikasi Faktor Risiko Masalah Penyakit Menular...................................15
G. Alternatif Penyelesaian Masalah.................................................................16
H. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data.........................................................17
I. Pengolahan dan Analisis Data.........................................................................18
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................20
A. Gambaran Umum Puskesmas Bulu Lor.....................................................20
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................22
C. Penentuan Prioritas Masalah.......................................................................24
D. Tahap Penyusunan Akar Masalah...............................................................26
E. Analisis Kuisioner..............................................................................................28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................36
1. Kesimpulan.........................................................................................................36
2. Saran...................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................37
LAMPIRAN.....................................................................................................................38
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
Grafik 3.1 Kejadian Herpes Zoster di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor Tahun
2012 2015.........................................................................................................22
Grafik 3.2 Kejadian Lepra/Morbus Hansen di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor
Tahun 2012 2015.............................................................................................22
Grafik 3.3 Kejadian Shigellosis di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor Tahun 2012
2015.........................................................................................................23
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan tahapan Problem Solving Cycle dalam
menyelesaikan permasalahan penyakit menular di wilayah kerja
Puskesmas Bulu Lor, Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi 10 besar masalah penyakit menular berdasarkan
data sekunder
2. Menentukan prioritas masalah dengan menggunakan teknik Multiple
Criteria Utility Assessment (MCUA)
3. Menganalisis akar penyebab masalah menggunakan fish bone
diagram
4. Melakukan pengembangan instrumen pengumpulan data
5. Melakukan pengumpulan data primer
6. Menganalisis data primer untuk mendapatkan akar penyebab
masalah
7. Menentukan prioritas penyebab masalah dengan menggunakan
metode Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA)
8. Mengidentifikasi dan menganalisis alternatif solusi
C. Manfaat
7
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Metode dan desain studi yang digunakan dalam kegiatan kuliah Current
Issue Penyakit Menular adalah studi Cross Sectional dengan pendekatan
Retrospective. Survey Cross Sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point
time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada
waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan jelas mana yang jadi
pemajan dan outcome, serta jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya
(Notoatmodjo, 2002). Penelitian Cross Sectional adalah penelitian observaional
dimana cara pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan
sekali waktu pada saat yang bersamaan. Populasinya adalah semua responden
baik yang mempunyai kriteria variabel bebas dan variabel tergantung maupun
tidak. Selain dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode studi
pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua metode
tersebut diharapkan dapat saling melengkapi untuk mengidentifikasi
permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep H.L. Blum. Metode tersebut
dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan serta
memberikan alternatif pemecahan masalah dengan siklus pemecahan
masalah (Problem Solving Cycle).
1. Populasi
8
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang yang meliputi Kelurahan Bulu Lor
yang terkena penyakit Herpes Zoster.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cluster sampling.
Sampel dipilih secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi
secara ilmiah. Cara ini dinilai sangat efisien bila populasi tersebar luas. Berikut ini
adalah cara perhitungan sampel (Solvin, 1960).
Rumus:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
D = presisi (5%)
C. Jenis Data
1 Data Primer
9
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada
peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui
dokumen (Sugiyono, 2005). Data sekunder dalam kegiatan ini berasal dari data
topografi dan monografi dari Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.
Data sekunder juga didapat dari Puskesmas Bulu Lor dari tahun 2012-2015,
serta key person yang meliputi Kepala Kelurahan dan petugas Puskesmas
Bulu Lor.
1. Identifikasi Masalah
2. Prioritas Masalah
10
mempertimbangkan apakah masalah kesehatan masyarakat yang telah
diidentifikasi menjadi prioritas masalah kesehatan yang dihadapi (Mustofu, 2009).
1 Menetapkan Kriteria
11
Kalikan masing-masing skor dengan bobot pada kriteria yang telah
diberikan pada masing-masing kolom masalah pelayanan publik. Dengan
demikian akan didapatkan nilai SKOR kali BOBOT untuk masing-masing
kriteria dan masalah. Jumlahkanlah hasil perkalian tersebut untuk masing-
masing masalah pelayanan publik, dengan jalan menjumlahkan ke bawah
dan masalah pelayanan publik dengan jumlah perkalian tertinggi yang akan
dipilih menjadi Prioritas Masalah Pelayanan Publik yang akan dilakukan
pemecahan.
12
Widyaiswara Muda pada Balai Diklat Kepemimpinan, Pusdiklat Pengembangan
SDM, BPPK, Magelang).
13
faktor risiko masalah penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Kegiatan identifikasi faktor
risiko masalah kesehatan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
menggunakan instrumen survey yang valid dan reliabel berdasarkan kerangka
akar faktor risiko masalah penyakit menular. Pendekatan kuantitatif hanya
untuk penegasan.
Setelah mengetahui faktor risiko penyakit menular dari hasil survey maka
diprioritaskan dengan menggunakan tabel MCUA faktor resiko masalah.
Tahaptahap pembuatan MCUA prioritas faktor resiko sama dengan tahap
prioritas masalah kesehatan yang telah dibahas sebelumnya.
f. Diagram force field terdapat sisi kiri untuk faktor penghambat beserta
skornya, tengah merupakan alternatif solusi yang akan diuji
14
kelayakannya, dan sisi sebelah kanan merupakan faktor pendukung
beserta skornya.
h. Menuliskan pada sisi sebelah kiri mengenai faktor atau hal apa saja yang
menghambat solusi.
i. Pada sisi sebelah kanan, tuliskan faktor atau hal apa saja yang
mendukung solusi.
k. Skor atau bobot pada sisi kiri dijumlahkan dan sisi kanan juga
dijumlahkan ke bawah.
15
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
b. Pemberian kode
c. Pemasukan data
d. Tabulasi
16
Mengelompokkan data atau menyusun data secara deskriptif ke
dalam tabel yang telah dibuat sesuai tujuan.
e. Mendeskripsikan Data
f. Interpretasi Data
2. Analisis Data
17
BAB III
Wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor merupakan daerah dataran rendah ditepi
Laut Jawa, sering terjadi rob pada musim tertentu dan banjir pada musim hujan,
bahkan bisa terjadi secara bergantian antara rob dan banjir yang bisa mencapai
ketinggian maksimum. Wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor meliputi 5 (lima)
Kelurahan, 40 RW, 327 RT. 5 kelurahan tersebut antara lain :
Menurut data dari Puskesmas Bulu Lor, jumlah penduduk sampai dengan
Februari tahun 2009 adalah 51.912 jiwa, dengan laki laki berjumlah 25.220
jiwadan perempuan berjumlah 26.692 jiwa. Jumlah Penduduk miskin di
Puskesmas Bulu Lor sebanyak 9.796 jiwa dan penduduk yang mempunyai
jamkesmas sebanyak 7.282 jiwa. Berdasarkan data hingga Februari tahun 2009,
jumlah Ibu Hamil sebanyak 1.007 jiwa, jumlah Ibu menyusui sebanyak 961 jiwa,
18
jumlah bayi sebanyak 745 jiwa, jumlah balita sebanyak 3.069 jiwa, jumlah lanjut
usia sebanyak 10.849, dan jumlah kader kesehatan sebanyak 323 orang.
Menurut data dari Puskesmas Bulu Lor terdapat beberapa penyakit pada
Tahun 2015 yaitu Abses, Furunkel, dan Karbonikel kutan, Akne, Anencefali dan
malformasi sejenis, anuria dan oligouria,apendisitis akut,asfiksia, asfiksia waktu
lahir, batu ginjal dan ureter, batu saluran kemih bawah, batuk, bengkak, massa
atau benjolan kulit, blastomikosis, campak/measles/rubiola/morbili, cedera akibat
gigitan dan serangan anjing, cedera akibat gigitan tikus,cedera pada kepala
lainnya yang tidak spesifik, demam berdarah, demam tifoid/paratifoid, demam
tifus, demam yang sebabnya tidak diketahui, denyut jantung tidaknormal,
dermatitis atopik, dermatitis kontak alergik, dermatitis kontak iritan, dermatitis
lainnya, diare dan gastroentritis oleh penyebab infeksi tertentu, difteri,
endometriosis, enteritis regional, epilepsi,episode depresif, erosi dan ektropion
serviks, fraktur anggota gerak atas, fraktur anggota gerak bawah, fraktur tulang
bahu dan lengan atas, fraktur tulang rusuk, fribosis dan sirosis, gagal ginjal
kronik, gangguan alat kelamin laki, gangguan anxietas fobik, gangguan bola
mata, gangguan radang lainnya pada vulva dan perinium, gangguan cium dan
pengecapan, gangguan fungsi cerna lainnya, gangguan fungsi lambung,
gangguan kepribadian khas, gangguan kornea lain, gangguan kuku, gangguan
lain konjungtiva, gangguan lain mata dan adneksa, gangguan lain retina,
gangguan lain telinga luar, gangguan mental dan perilaku akibat zat multipel dan
psikoaktif lainnya, gangguan mental organik atau simtomatik YTT, gangguan
pasca tindakan pada susunan saraf YTK, gangguan payudara dan laktasi yang
berhubungan dengan persalinan, gangguan payudara lainnya, gangguan penis
lainnya, gangguan perkembangan dan erupsi gigi, gangguan perkembangan
motorik khas, gangguan radang panggul, gangguan refraksi dan akomodasi,
gangguan saraf fasial, gangguan saraf otak lainnya, gangguan saraf trigeminus,
gangguan sistem kemih lainnya, gangguan tidur, gangguan tidur nonorganik,
gangguan usus lainnya, gangguan visual, gangguan sistem lakrimal, gastritis dan
duodenitis, gejala dan tanda lainnya yang melibatkan sistem cerna dan
abdomen, gigi impaksi, gigitan atau serangan serangga yang tidak berbisa,
glaukoma, haid berlebih, sering dan teratur, Haid tidak ada, sedikit atau jarang,
Hasil pemeriksaan ditemukan dalam darah obat, bahan bahan, Hepatitis B akut,
Hepatitis B kronik, Hepatitis Viral, Hepatitis Viral yang tidak dapat di spesifikasi,
Herpes Zoster, Infeksi cacing pipih lainnya,Infeksi gonokok, Leptospirosis,
19
Meningitis, Penyakit HIV yang tidak dapat di spesifikasi, Rubela, Skabies,
Tuberkulosis.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan menganalisis data sekunder
mengenai kejadian penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor.
Analisis yang dilakukan adalah analisis tren yaitu dengan melihat kecenderungan
kejadian 10 penyakit menular pada kurun waktu 3-5 tahun terakhir yaitu 2012 -
agustus 2015. Berikut ini adalah tabel kejadian sepuluh penyakit menular di
wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor
1. Herpes Zoster
20
Gambar 3.1 Kejadian Herpes Zoster di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor 2012-
2015
Kejadian Herpes Zoster di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor pada tahun
2012 ke tahun 2013 sempat mengalami penurunan dari yang sebelumnya 105
kasus menjadi 20 kasus. Namun pada tahun 2013 hingga tahun 2015, kejadian
herpes zoster mengalami peningkatan secara drastis menjadi 190 kasus.
2. Lepra/Morbus Hansen
Grafik 3.2 Kejadian Lepra/Morbus Hansen di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor
Tahun 2012 2015
21
Kejadian Lepra/Morbus Hansen di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor Tahun
2012 2015. Kasus menurun pada tahun 2012 (59 kasus) ke tahun 2014 (15
Kasus) meningkat lagi pada tahun 2015 yaitu 24 kasus.
3. Shigellosis
Grafik 3.3 Kejadian Shigellosis di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor Tahun 2012
2015
Permasalahan Kesehatan
Kriteria Bobot Herpes Zoster Lepra Shigellosis
Skor SxB Skor SxB Skor SxB
Besar 30% 1 0,3 1 0,3 1 0,3
Kegawatan 40% 4 1,6 3 1,2 3 1,2
Trend 30% 3 0,9 1 0,3 2 0,6
Jumlah S x B 100% 2,8 1,8 2,1
22
Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode MCUA
Keterangan :
a. Besar
Nilai berdasarkan jumlah kasus terakhir yaitu jumlah kasus tahun 2015.
Pembagian range: Range= (jumlah kasus tertinggi-kasus terendah)/5= (1170-
12)/ 5=231.6
b. Kegawatan
1 : Tidak gawat
2 : Kurang gawat
3 : Cukup gawat
4 : Gawat
5 : Sangat gawat
c. Trend
1 : Kenaikan 1 35 kasus
2 : Kenaikan 36 70 kasus
23
5 : kenaikan 143 185 kasus
Prioritas II : Shigellosis
24
25
E. Analisis Kuisioner
1. Gambaran Responden
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada responden yang
berjumlah 50 responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor,
Semarang. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa sebagian besar
responden berusia 5-14 tahun sebesar 4%; 10% berusia 15-24 tahun; 18%
berusia 25-34 tahun; 34% berusia 35-44 tahun; 22% berusia 45-54 tahun; 10%
berusia 55-64 tahun; dan 2% berusia 65-74 tahun. Sebagian besar berjenis
kelamin perempuan dengan presentase sebesar 76% dan responden berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 24%. Sebagian besar pendidikan responden di
wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor berpendidikan terakhir SD yaitu sebesar 28%;
SMP (28%); SMA/Sederajat (34%); S1 (6%); dan yang tidak bersekolah sebesar
4%. Jika dilihat dari pekerjaannya, sebagian besar respondennya adalah ibu
rumah tangga sebesar 46%; Swasta (20%); Wirausaha (18%); pelajar (10%);
PNS (2%), PRT (2%), dan Tidak Bekerja (2%). Sumber air di tempat tinggal
responden sebagian besar menggunakan PAM (64%), yang menggunakan
sumur sebanyak 28%, PAM dan sumur (6%), dan yang menggunakan sumur bor
(2%).
Dalam memperoleh informasi tentang penyakit Herpes Zoster ini
menggunakan teori HL. Bloom yang terdiri dari empat variabel yaitu
pengetahuan, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
hasil kuisioner yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa 55% responden di
wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor memiliki pengetahuan cukup mengenai
Herpes Zoster. Dilihat dari perilaku sebesar 65% responden memiliki perilaku
yang cukup baik dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit Herpes
Zoster. Dilihat dari segi lingkungan 68% responden memiliki lingkungan yang
baik, sedangkan dilihat dari segi pelayanan kesehatan sebesar 52%
dikategorikan ke dalam kondisi cukup baik. Dalam pengkategorian mengunakan
interval pada masing-masing variabel. Klasifikasi tersebut dikatakan kurang
apabila pada interval 0-33%, cukup pada interval 34-66%, dan baik pada interval
67-100%.
Kendala yang kami temukan saat melakukan pengambilan data kuisioner
adalah tidak ketersediaan responden untuk melakukan wawancara, responden
sedang tidak berada di rumah, data tidak lengkap dan tidak sesuai dengan
keadaan lapangan.
2. Analisis Kuisioner berdasarkan Teori HL Blum
Varabel Perilaku
26
Berikut merupakan analisis data berdasarkan variabel perilaku. Gambaran
perilaku responden dapat dilihat pada tabel.
Kategori Perilaku N %
Variabel Lingkungan
Kategori Lingkungan N %
Kurang (skor 0-33) 0 0%
Cukup (skor 34-66) 16 32 %
Baik (skor 67-100) 34 68 %
Total 50 100%
27
Berikut merupakan analisis data berdasarkan variabel pelayanan kesehatan.
Gambaran pelayanan kesehatan di wilayah tempat tinggal responden dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
a. Perilaku
Persentase
No Penyebab
(%)
Melakukan kontak fisik dengan penderita
1. 64
herpes zoster
Tidak mencuci tangan setelah menggaruk
2. 56
ruam
Tidur bersebelahan dengan penderita herpes
3. 46
zoster
Tabel 3.6. Analisis Penyebab Masalah Berdasarkan Perilaku
28
Melakukan kontak fisik dengan penderita herpes zoster sebesar 64 %. Selain itu,
penyakit herpes zoster juga disebabkan oleh perilaku tidak mencuci tangan
setelah menggaruk ruam sebesar 56%, perilaku tidur bersebelahan dengan
penderita herpes zoster sebesar 46 %.
b. Lingkungan
Persentase
No Penyebab
(%)
1. Berada di lingkungan penderita herpes zoster 44
Tabel 3.7. Analisis Penyebab Masalah Berdasarkan Lingkungan
c. Pelayanan Kesehatan
Persentase
No Penyebab
(%)
Tidak adanya program penyuluhan dari
1 90
Puskesmas mengenai herpes zoster
Tabel 3.8. Analisis Penyebab Masalah Berdasarkan Pelayanan Kesehatan
29
Kriteria Skor (1-5) :
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi
Prioritas Penyebab Masalah
1 : Tidak adanya program penyuluhan dari puskesmas mengenai herpes
zoster
2 : Melakukan kontak fisik dengan penderita herpes zoster
3 : Tidur bersebelahan dengan penderita herpes zoster
2. Identifikasi Alternatif Solusi
30
Pelatihan dan
peningkatan
kemampuan
bagi petugas
kesehatan
Tidak adanya
Mengadakan
pertemuan
warga secara
rutin 2 minggu
sekali untuk
sosialisasi
31
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Total
No Alternatif Solusi C A R L Urutan
Nilai
Pelatihan dan
1 peningkatan kemampuan 6 6 8 7 2016 2
bagi petugas kesehatan
Kunjungan ke rumah
2 warga untuk memberikan 6 5 7 6 1260 3
informasi
Mengadakan pertemuan
warga secara rutin 2
3 6 8 7 8 2688 1
minggu sekali untuk
sosialisasi
Memberikan informasi
4 melalui media cetak yang 6 6 5 5 900 4
ada di Puskesmas
Tabel 3.9. Metode CARL Analisis Solusi
32
Skor Faktor Penghambat Faktor Pendukung Skor
33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Masih banyak pengetahuan warga atau masyarakat puskesmas Bulu Lor
yang masih belum tahu apa itu herpes. Dari segi perilaku sudah cukup baik.
Dari sumber air yang mereka gunakan kebanyakan menggunakan PAM.
Tetapi masih banyak anggota keluarga yang tidur bersebelahan dengan
penderita herpes.
2. Saran
Sebaiknya petugas puskesmas melakukan penyuluhan tentang herpes
karena masih cukup banyak warga yang belum mengetahui herpes dan
diadakan vaksinisasi terhadap herpes.
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
KUISIONER
Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Status Menikah :
KUISIONER
1. Pengetahuan
Petunjuk Pengisian: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.
Berilah tanda silang (x) atau lingkari pada pilihan yang tersedia.
36
7. Kontak seksual dengan cara oral-genital dapat menularkan herpes simpleks.
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
8. Herpes simpleks dapat menyerang ibu hamil dan bayi yang baru lahir.
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
9. Ibu hamil pada trimester ketiga berpotensi terkena herpes simpleks.
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
2. Lingkungan
1. Memiliki tempat pembuangan sampah minimal 1 di rumah.
a. Ya
b. Tidak
2. Membuang sampah selalu di tempatnya.
a. Ya
b. Tidak
3. Pelayanan Kesehatan
1. Setiap ada keluhan kesehatan langsung pergi ke puskesmas
a. Ya
37
b. Tidak
2. Pelayanan puskesmas Bulu Lor sangat baik
a. Ya
b. Tidak
3. Ada penyuluhan Herpes di Puskesmas
a. Ya
b. Tidak
4. Lingkungan
Petunjuk Pengisian: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.
Berilah tanda silang (x) atau lingkari pada pilihan yang tersedia.
38
1. Baik 2. Cukup 3.Kotor
15. Apakah Anda membersihkan tempat sampah setiap hari?
1. YA 2. TIDAK
16. Bagaimana keadaan lemari pakaian Anda?
1. Lembab 2. Normal 3. Lainnya
5. Pelayanan Kesehatan
6. Perilaku
39
Petunjuk Pengisian: isilah dengan checklist atau tanda centang (V)
pada jawaban yang anda anggap benar dan tepat.
7. Genetik
Petunjuk Pengisian: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.
Berilah tanda silang (x) atau lingkari pada pilihan yang tersedia.
40