Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif

Nama : Qonitan Al Aziz


NPM : 16.51.1486
Semester : VIII
Program Studi : S1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen SDM

JAWABAN UTS
1. Cara-cara ilmiah adalah suatu pendekatan sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan
atau menjawab pertanyaan penelitian yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu dimulai
dengan melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan
formulasi masalah berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian
untuk menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
2. Kegiatan penelitian harus bersifat empiris dan sistematis, empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sedangkan, sistematis artinya
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
3. Data Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Misal data pasien positif corona di
balikpapan adalah 3 orang, namun yang dilaporkan jauh dibawah atau diatas data
tersebut, maka tingkat validitas data penelitian itu rendah.
Data Realiable berkenaan dengan derajat konsistensi / keajegan data dalam interval
waktu tertentu. Misal pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan bahwa
tidak ada lockdown di wilayah penajam paser utara, pada hari ke -2 dan ke-3 sumber data
mengatakan informasi yang sama, hal ini menunjukan realibilitas data yang tinggi.
Data Objektif berkenaan dengan Interpersonal Agreement (Kesepakatan antar banyak
orang). Hal ini berarti semakin banyak orang yang memberikan data yang sama, maka
data tersebut menjadi data yang objektif.
4. Penemuan adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru
yang belum pernah ada.
Pembuktian yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori yang sudah ada.
Sehingga ditemukannya suatu hasil penelitian yang dapat menggugurkan atau
memperkuat pengetahuan atau teori yang sudah ada.
Pengembangan yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penelitian
yang sudah ada.
5. Fenomenologi adalah jenis penelitian yang berorientasi pada hasil filsafat. Filsafat yang
dimaksud adalah upaya peneliti menggali informasi dengan cara mencari arti, makna
secara esensinya. Secara sederhana, dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mencari
pengalaman yang ada dalam kehidupan objek penelitian. Penelitian fenomenologi
menuntut peneliti untuk menggali kebermaknaan hidup atau kebermaknaan dari tema
yang diangkat si peneliti, berdasarkan pengalaman atau hal yang terjadi di lapangan.
Penelitian fenomenologi dapat menggali data dan informasi menggunakan metode
observasi atau bisa juga menggunakan metode wawancara secara mendalam.
Studi kasus merupakan salah satu penelitian yang memfokuskan diri meneliti latar
belakang, interaksi dan kondisi masyarakat tertentu. bentuk dari studi kasus ini pun
sebenarnya lebih pas digunakan untuk meneliti sebuah peristiwa, kegiatan, atau program
di sebuah kelompok individu tertentu. Kelebihan jenis penelitian ini, bisa digunakan
untuk mengkaji objek dalam bentuk kelompok. pengambilan data pada studi kasus dapat
menggunakan teknik observasi, studi dokumenter dan bisa juga menggunakan teknik
wawancara.
Metode penelitian kualitatif jenis etnografi diperuntukan untuk mengkaji bahasa,
perilaku atau komunikasi sebuah masyarakat. Jadi, apabila Anda akan meneliti
kebudayaan, bahasa atau sosial, bisa menggunakan jenis penelitian ini. Jenis penelitian
etnografi itu sendiri memiliki dua konsep dasar yang dapat dijadikan sebagai pijakan
penelitian. Pertama aspek antropologi atau budaya.
Histori merupakan salah satu metode penelitian yang memfokuskan pada peristiwa masa
lalu. Bisa juga diterapkan untuk meneliti sebuah rekonstruksi masa lalu. Secara umum,
metode historis ini lebih mudah diperoleh melalui catatan sejarah. Atau bisa juga dengan
cara lain, misalnya lewat artefak dan laporan verbal jika masih ada, saksi hidup yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111). Studi
Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca
literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek
penelitian.
6. Metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian berorientasi pada
fenomena gejala yang bersifal alami untuk memahami masalah kemanusiaan dan sosial
dimana peneliti merupakan instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
7. Digunakan pada penelitian dengan subjek yang tidak dapat terdefinisikan dengan baik.
Dapat memahami isu-isu „sensitif‟ selama proses (Kepekaan meneliti traumatik.
Digunakan pada penelitian yang tidak dapat diteliti dengan penelitian kuantitatif, Cth:
illiterate. Digunakan untuk mengungkap sebuah isu terkait dengan perjalanan hidup
seseorang “The untold Story of …”. Digunakan untuk meneliti sebuah fenomena yang
sampai dengan sekarang belum banyak diketahui/belum terbukti secara ilmiah.
Digunakan untuk peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan teknik-teknik yang
belum banyak diketahui ilmu pengetahuan: FGD, Photo talk method. Memahami isu-isu
rumit yang terjadi selama proses: durasi/kesabaran.
8. Penelitian kualitatif bersifat fleksibel artinya tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik
pengumpulan data yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi dapat berubah di
lapangan mengikuti situasi dan perkembangan penelitian.
9. Partisipan penuh artinya peneliti masuk secara total ke dalam kelompok yang diamati,
terlibat dan mengalami impresi yang sama dengan subjek penelitian. Sedangkan,
partisipan sebagian adalah partisipan sebagai pengamat masuk menjadi bagian dari
kelompok yang diteliti, namun membatasi diri untuk tidak terlibat secara mendalam
dalam aktivitas kelompok yang diamati. Peneliti hanya terlibat secara marginal.
10. Penelitian kualitatif sebagai Human Instrument artinya adalah peneliti sendiri yang
bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya manusia sebagai instrumen kunci adalah
peneliti sebagai pengumpul data utama.
TES HARIAN [SOAL-SOAL] LATIHAN
Mata Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif

Nama : Qonitan Al Aziz


NPM : 16.51.1486
Semester : VIII
Program Studi : S1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen SDM

1. Langkah-langkah memilih informan


 Melakukan analisis peran informan
Yang dimaksud dengan peran informan di sini adalah kedudukannya dalam
pengumpulan data penelitian sehingga dapat menghasilkan informasi yang relevan.
Kedudukan tersebut dapat sebagai sebagai informan kunci, utama, atau pendukung.
Informasi yang diharapkan dari informan adalah informasi yang sesuai dengan
kerangka teori dan kerangka konsep yang dipakai peneliti.
 Mencari informasi ketersediaan informan yang sesuai
Tahap selanjutnya peneliti mengidentifikasi “ketersediaan” informan di lapangan.
Untuk mendapatkan informasi ini peneliti dapat memperolehnya dari orang yang
dianggap senior/dituakan dalam lingkup sosial masyarakat, seperti: tokoh masyarakat,
pimpinan organisasi, kepala adat, tokoh agama, dan sebagainya. Pada beberapa kasus,
orang-orang yang dituakan dalam tatanan sosial masyarakat dapat dijadikan informan
kunci bila memenuhi kriteria dan dapat kooperatif dengan peneliti.
 Memutuskan penerimaan / penolakan informan
Namun demikian keputusan tentang menentukan siapa yang tepat menjadi informan
tetap ada pada peneliti. Hal ini untuk menghindari bias informasi bila penentuan
hanya ditentukan oleh pihak di luar tim penelitian. Kondisi ini umumnya terjadi pada
penelitian yang bertujuan mengevaluasi suatu program atau kinerja sebuah organisasi.
Seringkali penentuan informan ditentukan oleh pimpinan program/organisasi untuk
memastikan hasil yang subyektif berdasarkan keinginan pimpinan.
2. Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
 Reduksi Data
\Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama
proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya
reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal tanpa disadari
sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan
pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data
berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi
data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir
lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan
reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif
dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui
seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam
satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke
dalam angka-angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.
 Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis
matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan
demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan
menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai
sesuatu yang mungkin berguna.
 Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang
melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang
pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman
sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya
yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang
lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan
data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Uji Kelayakan Data
a. Uji kredibilitas /Kepercayaan
Kepercayaan yaitu apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.
Kepercayaan (credibility) pada dasarnya berfungsi sebagai pelaksana inkuiry
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat tercapai. Selain itu
juga berfungi untuk menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan
jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
b. Uji Tranferability/Keteralihan
Transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif dapat
digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks atau setting yang
lain. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi
yang lain. Dalam penelitian kuantitatif, transferabilitas ini merupakan validitas
eksternal. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannnya
hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil.
c. Uji Dependability/ Ketergantungan
Dependabilitas dalam bentuk penelitian kuantitatif, dependability disebut juga
dengan reliabilitas. Penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat
mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif,
uji dependability ditempuh dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing. Kalau
proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian itu
tidak reliable atau dependable. Seperti yang dikatakan Sanafiah Faisal, jika peneliti
tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka
depensibilitas penelitiannya patut diragukan.
d. Uji Konfirmability/ Kepastian
Konfirmabilitas dalam penelitian kuantitatif pengujian ini disebut sebagai uji
obyektivitas penelitian yaitu, jika hasil penelitian telah disepakati banyak orang maka
penelitian dikatakan obyektif. Namun dalam penelitian kualitatif, uji
konfirmability ini mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya
dapat dilakukan bersamaan. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian
yang berkaitan dengan proses yang dilakukan. Penelitian itu bisa dikatakan memenuhi
standar konfirmabilitas, apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
4. Menurut Yin (2009) validitas internal dapat dicapai ketika peneliti dapat menarik
kesimpulan atas permasalahan yang luas. Menurut Creswell dalam Sugiyono (2014)
validitas internal menjelaskan bagaimana penelitian ini ditujukan untuk memecahkan
masalah. Langkah-langkah dalam validitas internal :
 Menyusun rencana triangulasi
 Menyusun rencana penerimaan dari informan-member checks
 Mengidentifikasi bagaimana informan dan partisipan terlibat dalam setiap tahap
penelitian
5. Triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk
mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.
Triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
 Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau
data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif
peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh
kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi
tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara
terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan
untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan
yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai
perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran.
Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari
subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data
itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya,
triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap
dilakukan.
 Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang
dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah
pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki
pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru
merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
 Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan
observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation),
dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi
dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau
data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang
berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan
melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
 Terakhir adalah triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah
rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas
temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat
meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan
teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap
ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika
membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih
jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

Anda mungkin juga menyukai