Anda di halaman 1dari 73

PERILAKU DAN SIKAP MASYARAKAT

BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAHANDUT
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021

LAPORAN MAGANG

Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya

Peminatan Promosi Kesehatan

Oleh

Florensia Cia
NIM ( 2017.D.01.007 )

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESHATAN EKA HARAP
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

PERILAKU DAN SIKAP MASYARAKAT


BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAHANDUT
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2021

Oleh

Florensia Cia
NIM (2017.D.01.007)

Laporan Magang ini telah diperiksa oleh


Pembimbing Magang dan telah disetujui untuk diseminarkan

Palangka Raya, 16 Februari 2021


Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

NORJAINAH SULASTRI,SKM EVA PRILLELI BARINGBING,


( 19880114 201001 2 014 ) SKM,.MKM.
(1117049601)
Mengetahui,
KUP PS Sarjana Kesehatan Masyarakat

Lensi Natalia Tambunan, SST., M.Kes.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang di tempatkan
pada wiliyah kerja Puskesmas Pahandut Kota palangka Raya ini hingga selesai.
Laporan magang ini disusun untuk melengkapi tugas akhir magang.
Laporan magang disusun berdasarkan informsi yang telah dikumpulkan dari
berbagai pihak selama pelaksanaan magang berlangsung pada tanggal 25 Januari
2021 s/d 15 Februari 2021 di Puskesmas Pahandut Kota Palangka.
Laporan magang ini disusun dengan baik karena banyak masukan dan
dukungan dari berbagai pihak yang berupa informasi, arahan dan bimbingan.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. H. Riduan, SKM.,M.M.Kes selaku Kepala Puskesmas Pahandut Kota
Palangka Raya
2. Norjainah Sulastri, SKM selaku pembimbing lahan magang dari Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya
3. Eva Prilleli Baringbing,SKM,.M.Kes selaku pembimbing institusi dari
STIKes EKA HARAP Palangka Raya
4. Syarifudin, Amd.,Kep selaku KA SUBAG TU
5. Pihak Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya
6. Seluruh staf Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan magang maupun
penulisan laporan magang.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan magang ini,
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis baik itu
sistematika penulisan maupun peggunaan bahasa. Untuk itu penuli
mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
demi penyempurnaan laporan magang ini.
Kiranya dengan adanya laporan ini, dapat berguna bagi pembaca dan kita
semua. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Palangka Raya, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii

KATA PENGANTAR.......................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR............................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1


1.2 Tujuan.............................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan.......................................................................... 4

2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan............................................... 4

2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan................................................. 5

2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan................................... 6

2.1.4 Indikator Keberhasilan Peomosi Kesehatan...................... 6

2.2 Konsep Penyakit Tidak Menular.................................................... 7

2.2.1 Definisi PTM...................................................................... 7

2.2.2 Jenis – Jenis PTM................................................................. 7


2.3 Definisi DM (Definisi Diabetes Melitus).......................................... 8

2.3.1 Pengertian DM.................................................................... 8

2.3.2 Gejala DM.......................................................................... 9

2.3.3 Klasifikasi DM.................................................................... 9

2.3.4 Faktor Risiko DM............................................................... 11

2.3.5 Penatalaksanaan Terapi Nutrisi Medis............................... 13

2.3.6 Pencegahan DM.................................................................. 18

2.3.7 Pencegahan Primodial........................................................ 18

2.3.8 Pencegahan Primer............................................................. 18

2.3.9 Pencegahan Sekunder......................................................... 21

2.3.10 Pencegahan Tersier............................................................. 23

BAB III HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Puskesmas............................................................ 24

3.1.1 Puskesmas............................................................................. 24

3.1.2 Analisis Situasi Umum......................................................... 25

3.1.3 Rencana Strategi................................................................... 26

3.1.4 Sumber Daya Puskesmas...................................................... 27

3.1.5 Tenaga Kesehatan................................................................. 27

3.1.6 Tugas dan Fungsi.................................................................. 28

3.1.7 Program Kerja dan Kegiatan Puskesmas.............................. 30

3.2 Struktur Organisasi Institusi............................................................. 37


3.3 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang........................... 30

3.4 Kegiatan Magang.............................................................................. 40

3.5 Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus Magang............................ 41

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Teori/Konsep Strategi Promosi Kesehatan pada Diabetes


Melitus............................................................................................. 46
4.2 Penanganan Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas
Pahandut........................................................................................... 50
4.3 Perbandingan Teori/Konsep Dengan Praktik Strategi Penanganan
Diabetes Melitus.............................................................................. 50

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................................... 52

5.2 Saran................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut


Kota Palangka Raya.................................................................. 28

Tabel 3.2 Program dan Kegiatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Pahandut Kota Palangka Raya............................................... 30

Tabel 3.3 Penyakit Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut


Kota Palangka Raya.................................................................. 42

Tabel 3.4 Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Pahandut Kota Palangka Raya............................................... 42

Tabel 3.5 Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.................. 43
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Denah Wilayah Puskesmas Pahandut Kota


Palangka Raya..................................................................... 25

Gambar 3.2 Denah UPT Puskesmas Pahandut Kota


Palangka Raya..................................................................... 26

Gambar 3.3 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Pahandut Kota


Palangka Raya..................................................................... 37

Gambar 3.4 Struktur Organisasi/Bidang/Unit Program......................... 39


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magang adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar lingkungan kampus
untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan
bidang ilmu Kesehtan Masyarakat, terutama sesuai dengan bidang
peminatannya, melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang
dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada
instansi/unit kerja tempat magang, baik milik pemerintah maupun swasta atau
lembaga lain yang relevan.
Melalui pelaksanaan magang diharapkan para Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM) lulusan Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan EKA HARAP memiliki bekal pengalaman dan keterampilan yang
bersifat akademik dan profesional sehingga lebih kompetensi atau mampu
bersaing dalam dunia kerja yang ada. Berdasarkan hal tersebut penulis di
tempatkan magang di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
Pada periode magang tahun 2021 ini dilaksanakan pada instansi yang
terkait dengan kesehatan, yakni Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah.
Puskesmas yang dimaksud sebagai institusi tempat magang penulis, yaitu
wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
Berdasarkan pengertian magang di atas, kegiatan magang ini sangat
penting sebagai bagian dari proses belajar yang bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan mengidentifikasi, merumuskan,
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi alternatif pemecahan masalah
khusunya masalah kesehatan masyarakat yang muncul di wilayah kerja UPT
Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya dalam hal ini untu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Masalah DM ( Diabetes Melitus) merupakan kategori penyakit tidak
menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
global, regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik
yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara seluruh
dunia. Diabetes melitus merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah (Infodation, 2014; Sarwono, dkk, 2017)
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakkit kronis yang
semakin banyak jumlah penderitanya. Penyakit iniadalah penyakit metabolik
yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah karena produksi insulin
yang terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
produksi insulin dalam tubuh (Tarwoto,2012). Sering kali penderita diabetes
tidak menyadari kalau dirinya mengidap diabetes melitus dan ketika mereka
sadar, sudah terjadi komplikasi. Hal inilah yang menyebabkan penyakit
diabetes melitus (DM) sering disebut dengan silent killer.
Berdasarkan data di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota
Palangka Raya penderita diabetes melitus (DM) menunjukan angka tertinggi
yaitu 2.600 kasus pada tahun 2020. Mulai dari usia 15 tahun hingga usia >70
tahun baik itu laki – laki atau perempuan. Meningkatnya angka kasus penyakit
diabetes melitus (DM) di karenakan kurangnya pemahaman masyarakat di
wilayah Pahandut akan penyakit diabetes melitus. Sehingga perilaku dan sikap
masyarakat atau penderita diabetes melitus (DM) berhubungan dengan
kejadian penyakit diabetes melitus (DM).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengenal dan memiliki pengalaman praktik
dimasyarakat, melihat kondisi kesehatan masyarakat dan
mengidentifikasi masalah – masalah kesehatan masyarkat dari aspek
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan kependudukan maupun
hal hal yang berkaitan dengan manajemen organisasi pada unit
pelayanan kesehatan masyarakat yaitu pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas).
Mahasiswa mampu merumuskan penyebab utama dan
menemukan masalah kesehatan serta menentukan alternatif
pemecahan masalah. Sehingga mahasiswa mampu menetapkan dan
melaksanakan alternatif pemecahan masalah kesehatan yang
ditentukan langsung.

1.2.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus program magang ini adalah :
1. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi,
sistem manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di
tempat magang.
2. Berkesempatan untuk menambah pengalaman dan kemampuan
khususnya di bidang kesehatan masyaakat
3. Berkesempatan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi
masalah, penyebab masalah dan usulan penyelesaian masalah guna
penulisan laporan praktikum mahasiswa sebagai salah satu bagian
dari tugas akhir.
4. Mendapatkan pengalaman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program kesehatan masyarakat
5. Membangun jejaring dan kontak profesional antara mahasiswa
dengan instansi

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan
mengenai perilaku dan sikap masyarakat berhubungan dengan kejadian
diabetes melitus di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka
Raya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan


2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok
atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut,
maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut
pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.
Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
kesehatan dari sasaran. Menurut Notoatmodjo (2005) yang mengutip
pendapat Lawrence Green (1984) merumuskan definisi sebagai
berikut: “Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan”. Promosi
kesehatan mempunyai pengertian sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan diri dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2005).
Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang
tidak lepas dari proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila
dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu.
Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga unsur pokok yang saling
berkaitan, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Dalam proses belajar, terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai
faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar,
metode yang digunakan dan materi atau bahan yang dipelajari.
Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri
dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar
(Notoatmodjo, 2007).

2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan


Green (1991) dalam Maulana (2009), tujuan Promosi Kesehatan
terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

1. Tujuan Program Refleksi


Dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa
yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan
dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan
jangka panjang.
2. Tujuan Pendidikan Pembelajaran
Yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan
ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan
angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah
Promosi Kesehatan berjalan tiga tahun.
3. Tujuan Perilaku Gambaran p
Perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.
Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan
pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja
tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah
Promosi Kesehatan berjalan 6 bulan.
2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Adapun ruang lingkup promosi kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan Kesehatan (perubahan perilaku)
2. Kampanye Sosialisasi (sosial marketing)
3. Penyuluhan (komunikasi, informasi dan edukasi)
4. Upaya peningkatan (upaya promotif)
5. Advokasi (upaya mempengaruhi lingkungan)
6. Pengorganisasian dan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat
7. Upaya lain sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

2.1.4 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan

Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan


pemantauan dan evaluasi Promosi Kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
Indikator keberhasilan mencakup indikator masukan (input), indikator
proses, dan indikator (output).

1. Indikator Masukan Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang


berupa komitmen, sumber daya manusia, sarana/peralatan, dan
dana dengan sasaran individu, kelompok, dan masyarakat. Oleh
karena itu, indikator masukan ini perlu diperhatikan secara detail
sebelum melakukan Promosi Kesehatan.
2. Indikator Proses Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan
Promosi Kesehatan yang akan mempengaruhi orang lain. Hal ini
bisa merupakan media dan metode yang digunakan dalam Promosi
Kesehatan.
3. Indikator Keluaran Keluaran yang diharapkan dari Promosi
Kesehatan yaitu perilaku kesehatan yang kondusif untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan yang terbagi atas:
1) Perubahan perilaku, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kesehatan dirubah.
2) Pembinaan perilaku, yaitu perilaku masyarakat yang sudah
sehat tetap dilanjutkan.
3) Pengembangan perilaku, yaitu membiasakan perilaku hidup
sehat dimulai bagi anak-anak.

2.2 Konsep Penyakit Tidak Menular


2.2.1 Definisi
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak
memiliki tanda klinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang
tidak mengetahui dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan
perjalanan penyakit (Kemenkes RI, 2014). Kondisi tersebut
menyebabkan keterlambatan dalam penanganan dan menimbulkan
komplikasi PTM bahkan berakibat kematian. Beberapa karakteristik
PTM antara lain, ditemukan di negara industri maupun negara
berkembang, tidak ada rantai penularan, dapat berlangsung kronis,
etiologi atau penyebab tidak jelas, multikausal atau penyebabnya lebih
dari satu, diagnosis penyakit sulit, biaya mahal dan tidak muncul
dipermukaan seperti fenomena gunung es serta mortalitas dan
morbiditasnya tinggi. PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor
risikonya dengan upaya promotif dan preventif. (Bustan, 2007).

2.2.2 Jenis – Jenis Penyakit Tidak Menular


Menurut Kemenkes RI (2014), jenis-jenis PTM adalah sebagai
berikut:
1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD)
1) Penyakit jantung Koroner
2) Stroke
3) Hipertensi
2. Kanker
1) Kanker Payudara
2) Kanker Rahim
3. Diabetes Melitus
4. Asma
5. Penyakit Ginjal

2.3 Diabetes Melitus (DM)


Adapun penyakit tidak menular yang akan menjadi topik dalam
pembahasan laporan magang yang disusun oleh penulis kali ini, ialah
penyakit Dabetes Melitus (DM).
2.3.1 Pengertian DM
Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang
kronis terjadi defisiensi insulin aau retensi insulin, di tandai dengan
tingginyan keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam
urine atau mrupakan sindroma klinis yang ditandai dengan
hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein sehubungan dengan kurangnya.
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus
adalah suatu kondisi kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi
dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan
atau menggunakan hormon insulin secara cukup.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang
dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas,
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi
dan penyimpanannya. (Smeltzer & Bare, 2002).
2.3.2 Gejala DM
Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya:
1. Poliuri (banyak kencing)
Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar
gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah
yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin
tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih
dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering
berkemih dalam jumlah banyak.
2. Polidipsi (banyak minum)
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka
penderita akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak
minum.
3. Polifagi (banyak makan)
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin
mengelola kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan
lapar yang berlebihan.
4. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan
energi lain dalam tubuh seperti lemak.

2.3.3 Klasifikasi DM
Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes
(Association, 2018) dibagi dalam 4 jenis yaitu :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena
sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama
sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c
peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali.
Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau
rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi
autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada
pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas
tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM untuk bertahan
hidup harus diberikan insulin dengan cara disuntikan pada area
tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka penderita
akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis
atau koma diabetic.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin
tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena
terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh
karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak
aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan
mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa
bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan
mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Diabetes
mellitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas dan
resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β
pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin
pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa
bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Gejala pada DM
tipe ini secara perlahan-lahan bahkan asimptomatik. Dengan pola
hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan
olah raga secara teratur biasanya penderita brangsur pulih.
Penderita juga harus mampu mepertahannkan berat badan yang
normal. Namun pada penerita stadium akhir kemungkinan akan
diberikan suntik insulin.

3. Diabetes Melitus Tipe Lain


DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik
fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi
virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang berkaitan
dengan penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu oleh obat atau
bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah
transplantasi organ).

4. Diabetes Melitus Gestasional


DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi
glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada
trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan
meningkatnya komplikasi perinatal.
Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk
menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun
setelah melahirkan.

2.3.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus


1. Usia
Terjadinya DM tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia
(jumlah sel β yang produktif berkurang seiring pertambahan usia).
2. Berat Badan
Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20%
meningkatkan dua kali risiko terkena DM. Prevalensi Obesitas dan
diabetes berkolerasi positif, terutama obesitas sentral Obesitas
menjadi salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin
(retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh
semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh
terkumpul di daerah sentral atau perut.

3. Riwayat Keluarga
Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40%
diaebetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap DM, dan +
60% - 90% kembar identic merupakan penyandang DM.

4. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam
aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya
berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan faktor
pemicu terjadinya diabetes melitus tipe. Penderita DM diakibatkan
oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang
pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana
mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat
dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa
darah menjadi naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi
pasien dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-harinya.

5. Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational)


Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi makanannya,
sehingga berat badannya mengalami peningkatan 7-10 kg, saat
makanan ibu ditambah konsumsinya tetapi produksi insulin
kurang mencukupi maka akan terjadi DM.23 Memiliki riwayat
diabetes gestational pada ibu yang sedang hamil dapat
meningkatkan resiko DM, diabetes selama kehamilan atau
melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan resiko DM
tipe II.

2.3.5 Penatalaksanaan Terapi Nutrisi Medis


TNM (Terapi Nutrisi Medis) merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan DMT secara komprehensif. Kunci keberhasilannya
adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli
gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Guna
mencapai sasaran terapi TNM (Terapi Nutrisi Medis) sebaiknya
diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM (Diet
Hipertensi).
1. Diet DM (Diabetes Melitus)
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir
sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing-masing individu. Penyandang DM (Diabetes
Melitus) perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori,
terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan
sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Komposisi Makanan
yang dianjurkan terdiri dari :
1) Karbohidrat
a) Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan
energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi.
b) Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
c) Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga
penyandang diabetes dapat makan sama dengan makanan
keluarga yang lain.
d) Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
e) Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti
glukosa, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian
(Accepted Daily Intake/ADI).
f) Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan
lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

2) Lemak
a) Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan
kalori, dan tidak diperkenankan elebihi 30% total asupan
energi.
b) Komposisi yang dianjurkan, lemak jenuh <7% kebutuhan
kalori, lemak tidak jenuh ganda <10%, selebihnya dari
lemak tidak jenuh tunggal.
c) Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain:
daging berlemak dan susu fullcream, Konsumsi kolesterol
dianjurkan 200 g/hari.

3) Protein
Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacangkacangan, tahu dan tempe. Pada pasien dengan efropati
diabetik perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB
perhari atau 10% dari ebutuhan energi, dengan 65%
diantaranya bernilai biologik tinggi. Kecuali pada penderita
DM yang sudah menjalani hemodialisis asupan protein menjadi
1-1,2 g/kg BB perhari.

4) Natrium
a) Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama
dengan orang sehat yaitu <2300 mg perhari(B).
Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu
dilakukan pengurangan natrium secara individual.
b) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,
soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan
natrium nitrit.

5) Serat
a) Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari
kacangkacangan, buah dan sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat.
b) Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang
berasal dari berbagai sumber bahan makanan.
c) Pemanis alternatif
Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak
melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI).
Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis
berkalori yang perlu diperhitungkan kandungan kalorinya
sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti
glukosaalkohol dan fruktosa. Glukosa alkohol antara lain
isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.
Pemanis tak berkalori termasuk: aspartam, sakarin,
acesulfame potassium, sukralose, neotame.
2. Diet 3J (Jumlah, Jenis dan Jadwal)
1) Tepat Jumlah Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal yaitu berat badan sesuai
tinggi badan. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah
kalori yang dibutuhkan penyandang DM, antara lain dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kal/kgBB ideal.
Jumlah kebutuhan tersebut ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu: jenis kelamin, umur,
aktivitas, berat badan, dan lain-lain.

2) Tepat Jenis
Penderita DM dianjurkan memilih jenis bahan makanan
maupun makanan yang tidak cepat meningkatkan kadar glukosa
darah. bahan makanan atau makanan yang cepat meningkatkan
kadar glukosa darah dikarenakan memiliki indeks glikemik
(IG) tinggi. konsep indeks glikemik dikembang untuk
mengurutkan makanan berdasarkan kemampuannya dalam
meningkatkan kadar glukosa darah setelah dbandingkan dengan
makanan standar. Selain dari bahan makanan yang memiliki
indfeks glikemik tinggi, perlu pula cara pemgolahan makanan,
karena terdapat beberapa pengolahan dapat meningkatkan
indeks glikemik, yaitu merebus/mengukus dan menghaluskan
bahan (bubur, juice, dll). persentase protein danlemak akan
menurunkan indeks glikemik termasuk serta dan zat anti gizi
(tanin dan fitat). oleh karena itu kandungan karbohidrat total
makanan dan sumbangan masingmasing pangan terhadap
karbohidrat total harus diketahui.
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi.
penggunaan gula pada bumbu diperbolehklan tetapi jumlahnya
hanya sedikit. anjuran pnggunaan gula tidak lebih dari 5% dari
total kebutuhan kalori. penggunaan pemanis diabetes, aman
digunakan asal tidak melebihi batas aman (accepted daily
intake). Misalnya fruktosa <50 g/hari, jika berlebih akan
menyebabkan diare. Sorbitol <30 g/hari jika berlebih akan
menimbulkan kembung dan diare, manitol <20 g/hari, sakarin
1g/hari, asesulfame K 15 mg/kg/BB/hr, siklamat 11 mg/kg
BB/hr.
Penggunaan sukrosa pada penderita DM tipe 1 dan 2 tidak
memperburuk kontrol Glukosa darah. sukrosa dari makanan
harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan
lain dan tidak hanya dengan menambhakannya pada
perencanaan makanan. dalam melakukan substitusi ini
kandungan zat gizi dari makananmakann manis yang pekat dan
kandungan zat gizi lain dari makanan yang mengandung
sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang selalu ada
bersama sukrosa dalam makanan.
Bahan makanan tinggi asam lemak tidak jenuh seperti
pada nuts, alpukat dan minyak zaitun, baik digunakan dalam
perencanaan makan bagi penderita DM. tambahan suplemen
vitamin dan mineral pada penderita DM (Diabetes Melitus)
yang asupan gizinya cukup tidak diperlukan.

3) Tepat jadwal
Makan dalam porsi kecil tapi sering dapat membantu
menurukan kadar glukosa darah. makan teratur (makan pagi,
makan siang dan makan malam serta selingan diantara waktu
makan) akan memungkinkan glukosa darah turun sebelum
makan berikutnya.
4) Latihan Jasmani
Menurut Suryono untuk penderita DM dianjurkan
melakukan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu)
selama + 30 menit, yang sesuai prinsip CRIPE (continuous,
rhythmical, interval, progressive, endurance training).

2.3.6 Pencegahan Diabetes Melitus (DM)


Usaha Pencegahan pada penyakit DM terdiri dari : Pencegahan
primodial yaitu pencegahan pada orang-orang yang masih sehat agar
tidak memiliki factor resiko untuk terjadinya DM. Pencegahan primer
yaitu pencegahan pada mereka yang belum terkena DM namun
memiliki factor resiko yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya
DM agar tidak timbul penyakit DM. Pencegahan sekunder yaitu
mencegah agar tidak terjadi komplikasi walaupun sudah terjadi
penyakit. Dan pencegahan tersier yaitu upaya mencegah agar tidak
terjadi kecacatan lebih lanjut walaupun sudah terjadi komplikasi.

2.3.7 Pencegahan Primodial


Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya
faktor predisposisi/resiko terhadap penyakit DM. Sasaran dari
pencegahan primordial adalah orang-orang yang masih sehat dan
belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko
yang tinggi untuk penyakit DM. Edukasi sangat penting peranannya
dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan
seperti penyuluhan mengenai pengaturan gaya hidup, pentingnya
kegiatan jasmani teratur, pola makan sehat, menjaga badan agar tidak
terlalu gemuk dan menghindari obat yang bersifat diabetagenik.

2.3.8 Pencegahan Primer


Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang
termasuk kelompok resiko tinggi, yakni mereka yang belum terkena
DM, tetapi berpotensi untuk mendapatkan penyakit DM. pada
pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya DM dan upaya untuk mengeliminasi
faktor-faktor tersebut.
Pada pengelolaan DM, penyuluhan menjadi sangat penting
fungsinya untuk mencapai tujuan tersebut. Materi penyuluhan dapat
berupa : apa itu DM, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya DM, usaha untuk mengurangi faktor-faktor tersebut,
penatalaksanaan DM, obat-obat untuk mengontrol gula darah,
perencanaan makan, mengurangi kegemukan, dan meningkatkan
kegiatan jasmani.

2.3.8.1 Penyuluhan
Edukasi DM adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan mengenai DM. Disamping kepada pasien DM,
edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak
perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu
diberikan kepada pasien DM adalah definisi penyakit DM,
faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya DM dan
upaya-upaya menekan DM, pengelolaan DM secara umum,
pencegahan dan pengenalan komplikasi DM, serta
pemeliharaan kaki.

2.3.8.2 Latihan Jasmani


Latihan jasmani yang teratur (3-4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit) memegang peran penting dalam
pencegahan primer terutama pada DM Tipe 2. Orang yang
tidak berolah raga memerlukan insulin 2 kali lebih banyak
untuk menurunkan kadar glukosa dalam darahnya
dibandingkan orang yang berolah raga. Manfaat latihan
jasmani yang teratur pada penderita DM antara lain:
1. Memperbaiki metabolisme yaitu menormalkan kadar
glukosa darah dan lipid darah.
2. Meningkatkan kerja insulin dan meningkatkan jumlah
pengangkut glukosa.
3. Membantu menurunkan berat badan.
4. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri.
5. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskular

Latihan jasmani yang dimaksud dapat berupa jalan,


bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani.

2.3.8.3 Perencanaan Pola Makan


Perencanaan pola makan yang baik dan sehat
merupakan kunci sukses manajemen DM. Seluruh penderita
harus melakukan diet dengan pembatasan kalori, terlebih
untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Menu dan
jumlah kalori yang tepat umumnya dihitung berdasarkan
kondisi individu pasien.
Perencanaan makan merupakan salah satu pilar
pengelolaan DM, meski sampai saat ini tidak ada satupun
perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun
ada standar yang dianjurkan yaitu makanan dengan
komposisi yang seimbang dalam karbohidrat, protein, dan
lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
Karbohidrat = 60-70 %, Protein = 10-15 %, dan Lemak = 20-
25 %.
Jumlah asupan kolesterol perhari disarankan < 300
mg/hari dan diusahakan lemak berasal dari sumber asam
lemak tidak jenuh dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated
Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kalori disesuaikan
dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stress
akut dan kegiatan jasmani.

2.3.9 Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti
tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini DM (Diabetes
Melitus) serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan -
kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang -
orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi
untuk mengembangkan atau memperparah penyakit.
Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin
dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi
menahun. Edukasi dan pengelolaan DM (Diabetes Melitus)
memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien
berobat.
1. Diagnosis Dini Diabetes Mellitus
Dalam menetapkan diagnosis DM bagi pasien biasanya
dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darahnya.
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah pasien yang umum
dilakukan adalah, sebagai berikut :
1) Pemeriksaan kadar glukosa darah setelah puas. Kadar
glukosa darah normal setelah puasa berkisar antara 70-110
mg/dl. Seseorang didiagnosa DM bila kadar glukosa darah
pada pemeriksaan darah arteri lebih dari 126 mg/dl dan lebih
dari 140 mg/dl jika darah yang diperiksa diambil dari
pembuluh vena.
2) Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu
Jika kadar glukosa darah berkisar antara 110-199 mg/dl,
maka harus dilakukan test lanjut. Pasien didiagnosis DM bila
kadar glukosa darah pada pemeriksaan darah arteri ataupun
vena lebih dari 200 mg/dl.

3) Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO).


Test ini merupakan test yang lebih lanjut dalam
pendiagnosaan DM. Pemeriksaan dilakukan berturut-turut
dengan nilai normalnya : 0,5 jam < 115 mg/dl, 1 jam < 200
mg/dl, dan 2 jam < 140 mg/dl.

2. Pengobatan Segera
Intervensi fakmakologik ditambahkan jika sasaran
glukosa darah belum tercapai dengan pengaturan makanan dan
latihan jasmani. Dalam pengobatan ada 2 macam obat yang
diberikan yaitu pemberian secara oral atau disebut juga Obat
Hipoglikemik Oral (OHO) dan pemberian secara injeksi yaitu
insulin. OHO dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi
insulin (Sulfonilurea dan Glinid), penambah sensitivitas
terhadap insulin (Metformin dan Tiazolidindion), penambah
absobsi glukosa (penghambat glukosidase alfa).
Selain 2 macam pengobatan tersebut, dapat juga
dilakukan dengan terapi kombinasi yaitu dengan memberikan
kombinasi dua atau tiga kelompok OHO jika dengan OHO
tunggal sasaran kadar glukosa darah belum tercapai. Dapat juga
menggunakan kombinasi kombinasi OHO dengan insulin
apabila ada kegagalan pemakaian OHO baik tunggal maupun
kombinasi.
2.3.10 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah
kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain
mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan
melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang
mengalami kecacatan. Sebagai contoh, acetosal dosis rendah (80-
325 mg) dapat dianjurkan untuk diberikan secara rutin bagi pasien
DM (diabetes melitus) yang sudah mempunyai penyakit
makroangiopati.
Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara
pasien pasien dengan dokter mapupun antara dokter ahli diabetes
dengan dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya.
Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan penyakit DM (Diabetes Melitus).
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Puskesmas


3.1.1 Puskesmas
Puskesmas pahandut adalah salah satu Puskesmas tertua di
Provinsi Kalimantan Tengah dan berada di wilayah Kota palangka
Raya. Puskesmas ini resmi mulai menjalankan fungsinya sebagai
Puskesmas pada tanggal 1 April tahun 1975 dengan pimpinan
pertama dr. Soekismo. Wilayah kerja Puskesmas Pahandut saat itu
mencakup seluruh kecamatan Pahandut yaitu Pahandut Langkai serta
Tumbang Rungan.
Seperti juga Puskesmas – Puskesmas tua lainnya Puskesmas
Pahandut bercikal bakal sebagai balai pengobatan milik Pemerintah
dengan fokus pelayanan kepada pengobatan rawat jalan, dengan
lokasinya yang cukup strategis yaitu di Jl. Let.Kol.Darmosugondo
No.1 dan mudah terjangkau oleh sarana transfortasi.
Puskesmas ini berkembang menjadian tumpuan masyarakat
Kota Palangka Raya yang memerlukan pelayanan kesehatan rawat
jalan tingkat pertama. Sebagai akibatnya, beban pelayanan kesehatan
langsung Puskesmas cukup tinggi yang berkisar antara 150 s/d 200
pengunjung perhari yang terdiri dari pengunjung umum dan peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Sejak mulai beroperasinya Puskesmas ini telah mengalami 4
kali renovasi gedung, yaitu pertama tahun 1987, kedua tahun 1996,
ketiga tahun 2000 dan yang keempat tahun 2006. Renovasi
dilakukan untuk mengatasi pertumbuhan pelayanan kesehatan baik
bersifat pelayanan langsung maupun pelayan program – program
ksehatan. Disamping itu tuntuan akan penerapan mutu telah
mendorong penyelenggara pelayanan kesehatan pemerintah maupun
swasta untuk mulai masuk pada era baru sistem pembiayaan
kesehatan dengan swadanisasi (self finance) dimana Puskesmas
diberi wewenang mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk
keperluan operasional secara langsun dan mengoftimalkan
mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

3.1.2 Analisis Situasi Umum


3.1.2.1 Geografi
Wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut meliputi
Kelurahan Pahandut, Pahandut Seberang dan Tumbang
Rungan dengan Jumlah penduduk ± 37.436 (9350 KK).

Gambar 3.1
Denah batas wilayah Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya
Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut adalah
53 Km2. Wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut meliputi
keseluruhan wilayah Kecamatan Pahandut, yang juga
merupakan salah satu kecamatan di kota Palangka Raya.
Dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Utara : Wilayah kerja Puskesmas Panarung
Barat : Wilayah Kabupaten Pulang Pisau
Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Hindu
Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Langkai

Gambar 3.2
Denah Puskemas Pahandut Kota Palangka Raya

3.1.3 Rencana Strategi


Adapun rencana strategi atau visi dan misi dari Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya itu sendiri, ialah :
3.1.3.1 Visi
“Menjadikan Puskesmas Pahandut sebagai pusat layanan
kesehatan yang berkualiatas Prima”
3.1.3.2 Misi
1. Memberikan pelayanan yang memenuhi standart
pelayanan kesehatan.
2. Menjalankan program-program kesehatan dengan kinerja
terbaik.

3.1.4 Sumber Daya Puskesmas


Sumber Daya Manusia Puskesmas Pahandut terdistribusi di
Puskemas induk dan 4 Puskesmas Pembantu dengan kebijakan
pendistribusian dan penempatan merupakan hak dan wewenang
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya selaku institusi Pembina di
bawah koordinasi Pemerintah Kota Palangka Raya. Kebijakan baru
pemerintah berupa desentralisasi termasuk dibidang kepgawaian
mengakibatkan seluruh pegawai Puskesmas telah menjadi pegawai
daerah Pemerintah Kota Palangka Raya. Kondisi ini banyaknya
membantu stabilitas distribusi sumber daya manusiayang merata
dan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki masing – masing
pegawai.

3.1.5 Tenaga Kesehatan


Pembanguna kesehatan sangat penting dan diperlukan berbagai
jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan
upaya kesehatan dengan paradigma sehat yang mengutamakan upaya
peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Pahandut Kota
Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Jumlah Pegawai di Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya
Tenaga Kesehatan Jumlah
Magister Kesehatan 1 Orang
Dokter Umum 4 Orang
Dokter Gigi 2 Orang
Apoteker 1 Orang
Asisten Apoteker 1 Orang
Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 Orang
Perawat 20 Orang
Perawat Gigi 4 Orang
Bidan 18 Orang
Kesehatan Lingkungan 1 Orang
Laboratorium 2 Orang
Gizi 3 Orang
Administrasi Umum 5 Orang
Klining servis 2 Orang
Jaga Malam 1 Orang

3.1.6 Tugas dan Fungsi


UPT Puskesmas Pahandut adalah suatu kesatuan organisasi
kesehtan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerja.
Merujuk pada dokumen Rencana Kinerja Pemerintah Daerah
Kota Palangka Raya secara umum, pencapaian kinerja UPT
Puskesmas Pahandut dapat di bagi dalam 7 program yang terdiri
sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan
7. Pengembangan
Melihat definisi dan tugas pokok Puskesmas, maka fungsi
UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat.
2. Membina peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat.
Kedudukan UPT Puskesmas Pahandut dapat di lihat dari dua
segi yaitu :
1. Kedudukan secara adminisratif.
UPT Puskesmas Pahandut di Kota Palangka Raya merupakan
perangkat derah dan bertanggung jawab langsung baik teknis
maupun administratif kepada Wali Kota Palangka Raya melalui
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
2. Kedudukan dalam hirarki Pelayanan Kesehatan.
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) maka UPT
Puskesmas Pahandut berkedudukan pada tingkat pelayanan
kesehatan pertama.
3.1.7 Program Kerja dan Kegiatan Puskesmas
Adapun program kerja dan kegiatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2
Program dan Kegiatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya
No PROGRAM KEGIATAN
1 UKM PRIMER (PIS-PK) 1. Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Sehat.
2. Intervensi/Monitoring/Evaluasi
Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Sehat
2 UPAYA PROMOSI 1. Penyuluhan Kesehatan
KESEHATAN Reproduksi
2. Pemantauan Penerapan Kawasan
Tanpa Asap Rokok
3. Penyuluhan PHBS Tatanan
Sekolah Atau Rumah Tangga
4. Penyuluhan napza
5. Refresing Kader
Posyandu/Posbindu di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Pahandut
6. Pembinaan UKBM
7. Advokasi tentang Kebijakan di
Bidang Kesehatan kepada
Stakeholder
3 UPAYA KESEHATAN 1. Kegiatan Sweeping Ibu Hamil
IBU,BAYI DAN 2. Pemantauan Bumil Resiko Tinggi
NEONATUS dan P4K
3. Pemantauan Kesehatan Ibu Nifas
dan Neonatus
4. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Tumbuh Kembang Anak (
SDITKA)
5. Suvervisi Monitoring dan
Evaluasi PWS KIA
6. Kunjungan Rumah PUS yang DO
KB
7. Pemantauan Bayi dengan Asi
Eksklusif
4 UPAYA KESEHATAN 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
ANAK BALITA DAN pada Kegiatan Posyandu Balita
PRA SEKOLAH 2. Bantuan Transport Kader
Posyandu Balita
3. Pelacakan/Sweeping/Kunjungan
Rumah Anak BGT/BGM/Gizi
Buruk
4. Pemberian Vitamin A di
TK/PAUD
5. Sweeping Vitamin A
6. Penyuluhan Gizi dan Stunting
7. Kunjungan Rumah Bumil
8. Pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) Remaja Putri di Sekolah
9. Kegiatan Surveilans Gizi Balita
dan Ibu hamil melalui e-PPGB
5 UPAYA KESEHATAN 1. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
LINGKUNGAN utk
Pemukiman/TTU/TPM(Kantin)/
Sarana Air Minum
2. Pemeriksaan Kualitas Air
Minum/Pembinaan Depot Air
Minum Isi Ulang
3. Inspeksi Sanitasi TPS dan TP2
Pestisida
4. Pengendalian Vektor
5. Kegiatan Pengendalian Sampah
Medis dari Pustu ke UPT
Puskesmas Pahandut
6. Transport Petugas Kegiatan
Pemicuan STBM
7. Sosialisasi/Advokasi Kegiatan
Pemicuan STBM
8. Verifikasi dan Deklarasi ODF
Kegiatan Pemicuan STBM
6 UPAYA 1. Penyuluhan Penyakit Tidak
PENCEGAHAN DAN Menular (PTM)
PENGENDALIAN 2. Pengukuran dan Pemeriksaan
PENYAKIT TIDAK Faktor Resiko Penyakit Tidak
MENULAR (PTM) Menular di Posbindu PTM
3. Bantuan Transport Kader
Posbindu PTM
4. Input/Validasi Data PTM
Berbasis Web ke Dinkes Kota
Palangka Raya
Posbindu Mobile PTM
7 UPAYA 1. Pelayanan Imunisasi Dasar dan
PENCEGAHAN DAN Lanjutan di Posyandu
PENGENDALIAN 2. Sweeping Imunisasi dan Dofu
PENYAKIT MENULAR (Imunisasi Dasar dan Lanjutan)
LANGSUNG 3. Pengambilan Vaksin oleh
(IMUNISASI) Petugas Pustu ke Puskesmas
Induk
4. Kunjungan Rumah (Perkesmas)
Program Imunisasi/Surveilans
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi)
5. Suvervisi PWS Program
Imunisasi
6. Pelaksanaan BIAS
Pengambilan Vaksin di IFK
8 UPAYA 1. Penyuluhan TB Paru kepada
PENCEGAHAN DAN Masyarakat
PENGENDALIAN 2. Kunjungan Survei Kontak
PENYAKIT MENULAR Serumah TB dan Pemantauan
LANGSUNG Obat TB
(PENANGGULANGAN 3. Pembinaan Kader/Evaluasi
TB PARU) Program Inovasi Pecat TB
4. Pengambilan Sample/Spesimen
Dahak Tersangka/Suspect TB
Pelacakan Kasus TB Mangkir
9 UPAYA 1. Penyuluhan HIV/AIDS/IMS
PENCEGAHAN DAN kepada Masyarakat
PENGENDALIAN 2. Konsultasi Program
PENYAKIT MENULAR IMS,HIV,AIDS Berbasis
LANGSUNG WEB(Siha Online) ke Dinkes
(HIV/AIDS/IMS) Kota Palangka Raya
Kegiatan Mobile VCT
10 UPAYA 1. Penyuluhan
PENCEGAHAN DAN ISPA/Pneumonia/Campak/
PENGENDALIAN Diare/Hepatitis
PENYAKIT MENULAR 2. Kontak Serumah Penderita Kusta
LANGSUNG 3. Kunjungan Rumah Penderita
(ISPA/PNEUMONIA/C Pneumonia
AMPAK/DIARE/HE Penyuluhan Mobile Penyakit
PATITIS/KUSTA) Menular Lainnya

11 UPAYA 1. Penyuluhan
PENCEGAHAN DAN Malaria/DBD/Chikungunya/Japa
PENGENDALIAN nese
PENYAKIT TULAR Enchepalitis/Filariasis/rabies/Sch
VEKTOR DAN istoso
ZOONOTIK miasis/Kecacingan/Antrax/Flu
Burung/Leptospirosis kepada
Masyarakat
2. Slide Cross Check Malaria ke
Puskesmas Bukit Hindu
Penyuluhan Mobile Penyakit
Tular Vektor dan Zoonotik
12 SURVEILANS 1. Kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi (PE) Penyakit
Menular
2. Verifikasi Alat SKDR KLB
3. Melaksanakan Kegiatan Posko
Banjir dan Kebakaran
Pemantauan Kontak
13 UPAYA KESEHATAN 1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
MASYARAKAT (Pelayanan di Posyandu Lansia)
PENGEMBANGAN 2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
LAINNYA (Bantuan Transport Kader
Posyandu Lansia)
3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(Kunjungan Rumah Pemantauan
Lansia Resiko Tinggi)
4. Pelayanan Kesehatan Kerja
(Kegiatan Pelayanan POS Upaya
Kesehatan Kerja /UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut)
6. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(Kegiatan Sikat Gigi Masal)
7. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(Pemeriksaan Kesehatan Gigi
dan Mulut)
8. Upaya Kesehatan Sekolah
(Pendataan Siswa dan Kantin
Sekolah)
9. Upaya Kesehatan Sekolah
(Penjaringan Peserta Didik Kelas
1,7 dan 10)
10. Upaya Kesehatan Sekolah
(Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Peserta Didik)
11. Upaya Kesehatan Sekolah
(Pembinaan UKS)
12. Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Keswa
(Kunjungan Rumah Pasien
Gangguan Jiwa)
13. Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Keswa
(Rujukan Pasien ke Rumah
Sakit)
14. Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Keswa
(Menemukan/Sweeping Kasus
ODGJ)
15. Program Quick Win Pelayanan
Darah (Penyuluhan Pelayanan
Darah utk Menurunkan AKI
pada Ibu Hamil kepada
Masyarakat
16. Program Hepatitis pada Ibu
Hamil ( Penyuluhan Program
Hepatitis pada Ibu Hamil)
17. Program Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja/PKPR
(Penyuluhan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja di
Sekolah)
18. Pelayanan Perkesmas (Kegiatan
PHN)
BATRA (Kunjungan Pembinaan
Batra)
14 FUNGSI MANAJEMEN 1. Kegiatan Konsultasi
2. Bimbingan Teknis(Bimtek) ke
Pustu
Penyelenggaraan Rapat
Lokakarya Mini Lintas Sektor
15 Belanja Honorarium 1. Upaya Kesehatan Lingkungan
Tenaga - Honorarium Narasumber
Ahli/Instruktur/Narasum Kegiatan Pemicuan
ber 2. Upaya Promosi Kesehatan
Honorarium Tenaga - Honorarium Narasumber
Ahli/Instruktur/Narasum Kegiatan Refresing Kader
ber Posyandu/Posbindu di
Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Pahandut
3. Fungsi Manajemen
4. Penyelenggaraan Rapat
Lokakarya Mini Lintas Sektor

3.2 Struktur Organisasi Institusi


Berikut gambar struktur organisasi wilayah kerja UPT Puskesmas
pahandut Kota Palangka Raya.

SRUKTUR ORGANISASI
UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya

Sumber Gambar UPT Puskesmas Pahandut


Berdasarkan dengan struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya tersebut di atas, maka tugas Kepala
Puskesmas dapat diuraikan, sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Rencana Usulan


Kegiatan (RUK) Puskesmas.
2. Menyusun Rencana Usulan Proyek
3. Mengkoordinasikan semua unit dalam lingkungan Puskesmas dan
lintas sektoral diwilayah kerja untuk pelaksanaan kegiatan.
4. Memimpn semua unit dari unsur pelaksanaan kegiatan dan termasuk
urusan tata usaha (TU)
5. Mengatur dan mendistribusikan tugas – tugas sesuai dengan
pendidikan petugas.
6. Melaksanakan bimbingan dan pengawasan kepada semua seksi dan
urusan tata usaha (TU) dalam pelaksanaan kegiatan.
7. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan dari hasil kgiatan.
8. Melaksanakan pembinaan dari pernserta masyarakat.
9. Melaksanakan pelayanan esehatan yang meliputi; Kuratif
(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (pencegahan), dan
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
10. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
11. Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi kegiatan pokok
Puskesmas.
3.3 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang

PIMPINAN
BLUD UPT PUSKESMAS PAHANDUT

PENANGGUNG JAWAB
UKM

PENANGGUNG JAWAB
PROMKES

Berdasarkan dengan struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas


bidang/bagian/unit di atas, maka tugas dari masing – masing dapat
diuraikaan, sebagai berikut :
1. Pimpinan BLUD UPT Puseksmas Pahandut
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.
2) Menyusun Rencana Usulan Proyek
3) Mengkoordinasikan semua unit dalam lingkungan Puskesmas dan
lintas sektoral diwilayah kerja untuk pelaksanaan kegiatan.
4) Memimpn semua unit dari unsur pelaksanaan kegiatan dan
termasuk urusan tata usaha (TU)
5) Mengatur dan mendistribusikan tugas – tugas sesuai dengan
pendidikan petugas.
6) Melaksanakan bimbingan dan pengawasan kepada semua seksi dan
urusan tata usaha (TU) dalam pelaksanaan kegiatan.
7) Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan dari hasil kgiatan.
8) Melaksanakan pembinaan dari pernserta masyarakat.
9) Melaksanakan pelayanan esehatan yang meliputi; Kuratif
(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (pencegahan), dan
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
10) Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
11) Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi kegiatan pokok
Puskesmas.

2. Penanggung Jawab UKM


1) Tugas utama puskesmas yang berfokus kepada upaya
pencegahan dan promosi kesehatan masyarakat. UKM juga
mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam
peningkatan kesehatan masyarakat.

3. Penanggung Jawab Promosi Kesehatan


1) Menyiapkan sekaligus melakukan kegiatan – kegiatan promosi
kesehatan dan melakukan penyebarluasan segala bentuk
informasi kesehatan serta melakukan pengembangan sumber
daya kesehatan hingga melakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat pada bidang – bidang kesehatan.

3.4 Kegiatan Magang


Adapun kegiatan magang yang di laksanakan selama penulis di
tempakan magang di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota
Palangka Raya mulai dari tanggal 25 Januri 2020 s/d 15 Februari 2021,
sebagai berikut :
1. Menemui Kepala Puskesmas sekaligus perkenalan dan selaku Kepala
Puskesmas beliau menyampaian tentang aturan yang ada di wilayah
kerja UPT Puskesmas. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan penulis selama magang di wilayah kerja UPT
Pusekesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
2. Melakukan survei bersama pembimbing lahan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Pahandut dan perkenalan ke setiap bidang program yang
akan penulis kunjungi pada saat pengumpulan data guna memenuhi
syarat laporan magang.
3. Mengikuti kegiatan pembinaan posyandy selama dua hari bersama
pembimbing lahan dan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
4. Melakukan pengumpulan data ke setiap bidang program.
5. Melakukan analis data
6. Melakukan konfirmasi kepada pembimbing lahan mengenai topik yang
akan di ajukan.
7. Melakukan penyuluhan selama dua hari dengan topik Pencegahan
Covid-19.
8. Mengikuti penyuluhan bersama dokter dan perawat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
9. Mengikuti pelaksanaan kegiatan lokakarya lintas sektor

3.5 Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus Magang


Adapun hasil kegiatan selama penulis magang di UPT Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya mulai dari tanggal 25 Januari 2021 s/d 15
Februari 2021 di temukan beberapa masalah sesuai dengan data yang telah
di analisis dan di amati selama 2 minggu terakhir, dapat di lihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 3.3
Penyakit Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Jenis Bulan Total
Penyakit Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Jul Agst Sep Okt Nov Des
Diare 128 130 142 130 124 108 12 136 90 100 100 54 1.254

TB Paru 0 0 18 34 10 48 12 0 28 38 15 22 225
DBD 4 6 2 12 12 2 0 0 1 0 0 0 39
Cacar 16 26 38 0 22 12 4 24 16 4 4 0 166
Air
Campak 6 1 2 8 0 0 0 0 0 0 0 0 17
Berdasarkan pada tabel di atas dapat di lihat bahwa penyakit tertinggi
menurut hasil analisis yaitu diare dengan jumlah kasus 1.254, TB paru
dengan jumlah kasus 225, Cacar Air dengan jumlah kasus 166, DBD dengan
jumlah kasus 39 dan penyakit Campak dengan jumlah kasus 17.

Tabel 3.4
Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Jenis Bulan
Total
Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Diabetes 115 272 190 308 216 280 96 175 280 212 250 206 2.600
Melitus
105 172 150 205 106 180 55 100 180 112 150 110 1.628
Hipertensi

Penyakit
58 56 53 73 56 69 65 54 70 48 56 89 747
Jantung
Koroner

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat penyakit DM dengan jumlah


kasus 2.60, penyakit HT dengan jumlah kasus 1.628 dan penyakit jantung
koroner dengan jumlah kasus 747.

Jadi dapat di tarik kesimpulan kasus tertinggi di wilayah kerja UPT


Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya pada tahun 2021 adalah Penyakit
DM (Diabetes Melitus). Adapun tabel PTM DM (Penyakit Tidak Menular
Diabetes Melitus) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5
Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus
Tahun
Bulan 15-19Th 20-44Th 45-54Th 55-59Th 60-69Th <70Th
Jan 18 8 14 26 2
Feb 36 108 26 74 28
Mar 30 52 34 56 18
Apr 2 44 84 46 94 38
Mei 28 62 24 66 36
Jun 36 108 28 76 30
Jul 18 24 24 28 24
Ags 2 28 70 24 64 16
Sep 36 108 28 76 30
Okt 26 60 35 69 22
Nov 26 64 56 72 32
Des 22 52 35 65 32

Berdasarkan tabel dia atas dapat dilihat bahwa kasus tertinggi


penyakit DM paling banyak mulai dari usia 45-54 tahun dengan jumlah 800,
dari usia 60-69 tahun dengan jumlah 766, usia 55-59 tahun dengan jumlah
374, usia 20-44 tahun denga jumlah 352 dan usia <70 tahun dengan jumlah
308.

Beberapa aspek manajemen mulai dari aspek perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi dari masalah
diabetes melitus (DM) ni ialah :
3.5.1 Program Unit Kerja
Adapun program di UPT Puskesmas dengan penyakit diabetes
melitus (DM) yang dijalankan adalah program mengidentifikasi dini
penyakit DM pada penderita diabetes melitus. Program
mengidentifikasi dini ang dimaksud adalah seperti memberikan
penyuluhan tentang penyakit diabetes melitus agar penderita
mengetahui ciri – ciri penyakit diabetes melitus dan langsung bisa
melakukan pemeriksaan di puskesmas. Di Puskesmas Pahandut
meliputi pemeriksaan seperti cek gula, cek tekanan darah, asam urat
dan kolestrol.

3.5.2 Kegiatan Unit Kerja


Adapun kegiatan yang di lakukan oleh Puskesmas Pahandut
dalam menangani kasus diabetes melitus meliputi penyuluhan
tentang penyakit diabetes melitus agar penderita dapat mengenali
tanda dan gejala yang di alami oleh penderita diabetes melitus agar
dapat memeriksakan diri dengan mandiri ke Puskesmas, melakukan
pengukuran dan pemeriksaan faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) di posbindu penyakit tidak menular (PTM).

3.5.3 Perencanaan, Pelaksanaan


Adapun perencanaan, pelaksanaan penyakit diabetes melitus
itu sendiri wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka
Raya, Puskesmas memiliki perencnaan dalam menekan angka kasus
diabetes melitus agar tercipta masyarakat yang mulai dari usia muda
hingga usia desawasa aatau lansia.
Pelaksanaan yang dilakukan oleh UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya itu sendiri seperti melakukan pnyuluhan dengan
mengumpulkan 1-15 orang dan melaksanakan penyuluhan setiap jam
kunjungan yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali. Hal tersebut
dilakukan karena adanya wabah pandemi Covid-19 oleh sebab itu
Puskesmas Pahandut tidak dapat melakukan penyuluhan lebih dari
1- 15 orang/pasien kunjungan.

3.5.4 Monitoring dan Evaluasi


Adapun has monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan dan
perencanaan itu sendiri terkait penyakit diabetes melitus berupa
melakukan pemantauan terkait pasien kunjungan dengan status
penderita diabetes melitus.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Teori/Konsep Strategi Promosi Kesehatan pada Diabetes Melitus


Institusi kesehatan sebagai wadah pelayanan kesehatan masyarakat
memegang peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya. Institusi kesehatan harus bisa mempengaruhi masyarakat
untuk hidup sehat sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatannya
berdasarkan kebijakan-kebijakan yang diimpletasikan dalam bentuk
program-program yang akan mewadahi masyarakat. Semakin meningkatnya
kasus PTM lebih khusus untuk penyakit diabetes melitus (DM) perlu
menjadi perhatian masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dan berperan
dalam upaya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM.
Promosi kesehatan merupakan langkah awal yang dapat dilakukan
untuk memberdayakan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang. Fokus dari promosi kesehatan adalah perubahan
perilaku. Keberhasilan suatu program promosi kesehatan dapat dilihat mulai
dari perencanaan program sampai pada pelaksanaan dan evaluasinya, serta
Strategi Promosi Kesehatan yang dilakukan. Upaya-upaya dari strategi
Promosi Kesehatan yang dilakukan adalah upaya Advokasi, Gerakan
Masyarakat, Bina Suasana dan Kemitraan.
4.1.1 Advokasi
Kebijakan pencegahan dan pengendalian PTM khususnya
diabetes melitus (DM) melalui Dinas Kesehatan telah melakukan
sosialisasi kebijakan tersebut ke Puskesmas. Untuk program
pencegahan dan pengendalian PTM, Advokasi dilakukan dengan
kegiatan berupa sosialisasi kebijakan tersebut, kegiatan ini bertujuan
untuk mendukung terlaksananya kebijakan ini. Kegiatan sosialisasi
kebijakan ini biasanya dari Dinas Kesehatan kemudian diturunkan ke
Puskesmas dan nantinya dari pihak Puskesmas yang akan
meneruskannya kepada masyarakat. Pernyataan dari pihak Dinas
Kesehatan didukung oleh pernyataan dari pihak Puskesmas. Tujuan
dari kegiatan advokasi ini adalah agar pembuat kebijakan
mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan.

4.1.2 Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan individu sebagai promosi kesehatan pada
penyakit diabetes melitus (DM) adalah melakukan kegiatan
pemberian komunikasi, informas dan edukasi (KIE). Seharusnya
program untuk promotif dan preventiflah yang harus menjadi
prioritas utama. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan
sadar, kuncinya terletak pada keberhasilan membuat orang tersebut
memahami bahwa sesuatu adalah masalah baginya dan bagi
masyarakatnya. Di Puskesmas kegiatan pemberian komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) ini dilakukan saat pemeriksaan kepada
pasien atau bisa juga dilakukan oleh petugas kesehatan disaat pasien
menunggu antrian di ruang tunggu, atau juga dalam kegiatan-
kegiatan lainnya. Sasaran Promosi Kesehatan selain individu adalah
keluarga. Kegiatan Pemberdayaan keluarga pun harus dinyatakan
dengan melakukan kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas
promkes. Untuk program-program promosi kesehatan, program
seperti kunjungan rumah ini adalah strategi yang paling tepat untuk
dapat merubah polah pikir masyarakat, karena kita bisa melihat dan
merasakan langsung respon dari keluarga yang dikunjungi, akan
terjadi komunikasi yang lebih baik lagi dengan masyarakat karena
dengan adanya kunjungan rumah ini masyarakat akan merasa sangat
diperhatikan oleh pihak Puskesmas, dengan adanya kunjungan
rumah kita dapat mengontrol status kesehatan keluarga dan dengan
adanya kunjungan rumah setia keluarga yang dikunjungi pasti akan
dengan mudah untuk mengaplikasikan apa yang disarankan oleh
petugas kesehatan. Selain itu dalam upaya pemberdayaan
masyarakat, program pemberdayaan masyarakat sebagai Promosi
kesehatan dipuskesmas yang dapat dilakukan adalah pembentukan
pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM.
Kegiatan ini merupakan kegiatan promotif dan preventif untuk
mendeteksi dan sebagai pengendalian dini bagi faktor resiko PTM.
Program ini dapat dikatakan berhasil apabila Posbindu PTM ini
dapat menjangkau sebanyak mungkin masyarakat yang bisa
dijangkau. Karna strategi dari kemetrian kesehatan pun saat ini
targetnya bukanlah untuk membentuk Posbindu PTM di seluruh desa
yang ada di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota
namun yang menjadi target utamanya saat ini adalah sebanyak
mungkin masyarakat bisa kontak dengan Posbindu PTM ini,
walaupun baru sekali kontak. Untuk pelayanan selanjutnya akan
terus dilakukan oleh setiap kader yang sudah dilatih di desa-desa dan
tentunya di monitoring oleh Puskesmas. Posbindu ini merupakan
wujud peran serta dari masyarakat dari oleh dan untuk masyarakat.
Jadi semua kegiatan yang kelolah adalah masyarakat. Puskesmas dan
Dinas Kesehatan hanya memfasilitasi. Selain alat Posbindu KIT ,
KMS atau kartu menuju sehat juga penting. Tujuannya adalah untuk
dapat mengetahui setiap perubahan dan peningkatan status kesehatan
masyarakat. Jika tidak ada alat Posbindu KIT otomatis kegiatan
kegiatan Posbindu PTM ini tidak akan berjalan dengan baik.
Walaupun memang strategi dari kementrian kesehatan saat ini sudah
berubah. Jadi bukan target pembentukan Posbindu PTM sebanyak-
banyaknya tapi justru walapun hanya dengan satu Posbindu saja dan
kemudian Posbindu ini dapat kontak dengan sebanyak mungkin
masyarakat didesa ini sudah menjadi target. yang penting masyarakat
sudah pernah kontak dengan Posbindu. Satu kali saja mereka datang
melakukan pemeriksaan di Posbindu kemudian data-datanya lengkap
itu sudah bagus.
4.1.3 Bina Suasana
Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan
opini publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di
masyarakat seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa,
organisasi profesi pemerintah dan lain-lain. Namun tidak adanya
media cetak khusus penyakit Hipertensi ini ikut mempengaruhi
keberhasilan upaya Bina Suasana. Media cetak tentang penyakit
diabetes melitus (DM) ini diharapkan dapat memberikan informasi
lebih untuk masyarakat, karena ketika masyarakat menerima KIE
tentang penyakit diabetes melitus (DM) dan didukung dengan
pemberian media cetak akan memaksimalkan dalam
pengaplikasiannya. Program kegiatan pelatihan kepada petugas
pemegang program pun turut memegang peran penting.

4.1.4 Kemitraan
Sangat perlu untuk menggalang kemitraan dengan individu-
individu, keluarga, pejabat-pejabat atau instansi pemerintahan yang
terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh
masyarakat, media masa dan lain-lain. Dengan adanya dukungan
dari berbagai pihak maka kegiatan promosi kesehatan akan dengan
mudah dilakukan. Keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat
adalah jika dilaksanakannya kemitraan serta dengan menggunakan
metode dan teknik yang tepat. Kemitraan merupakan bentuk kerja
sama formal baik antara individu, kelompok maupun organisasi yang
dilakukan dengan tujuan untuk mencapai suatu tujuan dan tugas
tertentu. Dari kerja sama ini sangat diharapkan adanya kesepakatan
tentang komitmen dan harapan, serta peninjauan kembali pada
kesepakatan sebelumnya dan saling berbagi baik dalam untung dan
rugi yang diperoleh.
4.2 Penanganan Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Pahandut
Penanganan penyakit tidak menular selain di dalam Gedung juga
dilakukan di luar Gedung misalnya pada kegiatan Posyandu lansia maupun
di Posbindu. Di wilayah UPT Puskesmas Pahandut ada beberapa Posbindu
yang di bina di wilayah dengan cakupan PTM yang tinggi.
Disamping itu selain pendataan penderita PTM yang dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan pendataan Keluarga Sehat, kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) di lakukan pula kunjungan
rumah pada penderita diabetes mlitus (DM) serta penyuluhan terkait
Penyakit Tidak Menular di Posyandu dan Posbindu.
Berdasarkan data penyakit yang telah dianalisis diabetes melitus (DM)
merupakan kasus penyakit terbanyak di wilayah kerja UPT Puskmas
Pahandut Kota Palangka Raya, dikarenakan menurut buku register dan
laporan bulanan kesakitan menunjukan bahwa pasien yang berkunjung yang
tercatat pada tahun 2020 dari bulan Januari hingga bulan Desember
menyatakan 2.600 kasus diabetes melitus (DM) baik itu laki – laki ataupun
perempuan mulai dari usia 20 tahun s/d usia <70 tahun.

4.3 Perbandingan Teori/Konsep dengan Praktik Strategi Penanganan


Diabetes Melitus
Promosi kesehatan merupakan langkah awal yang dapat dilakukan
untuk memberdayakan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang. Fokus dari promosi kesehatan adalah perubahan
perilaku. Keberhasilan suatu program promosi kesehatan dapat dilihat mulai
dari perencanaan program sampai pada pelaksanaan dan evaluasinya, serta
Strategi Promosi Kesehatan yang dilakukan. Upaya-upaya dari strategi
Promosi Kesehatan yang dilakukan adalah upaya Advokasi, Gerakan
Masyarakat, Bina Suasana dan Kemitraan. Berdasarkan kebijakan yang
telah ada Puskesmas Pahandut saat ini telah memiliki program kegiatan
Posyandu lansia maupun di Posbindu.
Disamping itu selain pendataan penderita PTM yang dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan pendataan Keluarga Sehat, kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) di lakukan pula kunjungan
rumah pada penderita diabetes melitus (DM) serta penyuluhan terkait
Penyakit Tidak Menular di Posyandu dan Posbindu.
Sejauh ini kebijakan yang ada dan yang sudah diterapkan di lahan
udah sangat optimal karena telah dilaksanakan nya program pendataan
penderita PTM bersamaan dengan kegiatan pendataan Keluarga Sehat,
kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) di
lakukan pula kunjungan rumah pada penderita DM serta penyuluhan terkait
Penyakit Tidak Menular di Posyandu dan Posbindu.
Karna strategi dari kemitraan kesehatan pun saat ini targetnya
bukanlah untuk membentuk Posbindu PTM di seluruh daerah yang ada di
Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota namun yang menjadi
target utamanya saat ini adalah sebanyak mungkin masyarakat bisa kontak
dengan Posbindu PTM ini, walaupun baru sekali kontak. Untuk pelayanan
selanjutnya akan terus dilakukan oleh setiap kader yang sudah dilatih di
desa-desa dan tentunya di monitoring oleh Puskesmas.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini, sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.
2. Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang kronis
terjadi defisiensi insulin aau retensi insulin, di tandai dengan tingginyan
keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine atau
mrupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan
dengan kurangnya.
3. Terdapat sepuluh penyakit terbanyak di wilayah kerja UPT Puskesmas
Pahandut Kota Paangka Raya khususnya penyakit tidak menular (PTM)
seperti penyakit diabetes melitus (DM). Angka kasus penyakit diabetes
melitus (DM) pada tahun 2020 di wilayah kerja UPT Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya menduduki angka pertama dari sepuluh
penyakit terbanyak di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut kota
Palangka Raya tahun 2020.

5.2 Saran
Kerjasama lintas program dan lintas sektor demi menjalankan
program dan kebijakan yang telah di rencanakan untuk menurunkan angka
penyakit diabetes melitus dan mencegahah penyakit diabetes melitus di
wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
Pemegang program mengajak bekerjasama kader di posyandu
khususnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut untuk mendeteksi
dini dan memberikan edukasi pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Team TeachingMagang. 2020. Buku Panduan Magang Program Studi Ilmu


Kesehatan Masyarakat Stikes EKA Harap. Palangka Raya.

Tim Penyusun. 2020. Profil Kesehtan Puseksmas Pahandut. Kota Palangka Raya

Adjei Boakye, E., Varble, A., Rojek, R., Peavler, O.,Trainer, A.K., Osazuwa-
Peters, N., & Hinyard, L. (2018). Sociodemographic factors associated with
engagement in diabetes self-management education among people with
diabetes in the United States. Public Health Reports, 133(6), 685–691.

Chouhan, V.L. & Shalini, V. (2006). Coping strategis for stres adjusment among
diabetes. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 32 (2),
106–111.

Adejoh, S. (2014). Diabetes Knowledge, Health Belief, And Diabetes


Management Among The Igala Nigeria. Nigeria: Departement of Sociology.
Vol. 1-8.

Askandar T. (2011). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Panduan


Lengkap Pola Makan Untuk Penderita Diabetes. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Basuki E. (2008). Penyuluhan Diabetes Mellitus. Jakarta, Balai Penerbit FK UI,


pp. 131-35.

Chilton, L. (2006). Health Promoting Lifestyle And Diabetes Knowledge In


Hispatic American Adult. America: Home Health Care Management &
Practice. Vol. 18, No. 5.
Jelantik IMG. (2014). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan
dan HIpertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. Vol I, No. 2.
Anani, S. 2012. Hubungan antara Perilaku Pengendalian Diabetes kadar
Glukosa Darah pasien Rawat jalan Diabetes mellitus (Studi Kasus di
RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Medicine Journal Indonesia
Vol.20 No.4:466-478 .

Arisman, 2011. Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan
Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC.

Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka


Cipta. CDC. 2011. Family History as a Tool for Detecting Children at Risk
forDiabetesandCardiovascularDisease.(online)http://www.cdc.gov/ncbddd/p
ediatricetics/genetics_workshop/detecting.html. diakses pada tanggal 17
April 2013
LAMPIRAN

Gambar 3.1
Denah batas wilayah Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya

Gambar 3.2
Denah Puskemas Pahandut Kota Palangka Raya
Gambar 3.3
Wilayah Kerja BLUD UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya

Gambar 3.4

Kegiatan Selama Magang di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut


Kota Palangka Raya Tahun 2021
Tabel 3.3
Penyakit Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Jenis Bulan Total
Penyakit Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Jul Agst Sep Okt Nov Des
Diare 128 130 142 130 124 108 12 136 90 100 100 54 1.254

TB Paru 0 0 18 34 10 48 12 0 28 38 15 22 225
DBD 4 6 2 12 12 2 0 0 1 0 0 0 39
Cacar 16 26 38 0 22 12 4 24 16 4 4 0 166
Air
Campak 6 1 2 8 0 0 0 0 0 0 0 0 17

Tabel 3.4
Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Jenis Bulan
Total
Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Diabetes 115 272 190 308 216 280 96 175 280 212 250 206 2.600
Melitus
105 172 150 205 106 180 55 100 180 112 150 110 1.628
Hipertensi

Penyakit
58 56 53 73 56 69 65 54 70 48 56 89 747
Jantung
Koroner
Tabel 3.5
Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus
Tahun
Bulan 15-19Th 20-44Th 45-54Th 55-59Th 60-69Th <70Th
Jan 18 8 14 26 2
Feb 36 108 26 74 28
Mar 30 52 34 56 18
Apr 2 44 84 46 94 38
Mei 28 62 24 66 36
Jun 36 108 28 76 30
Jul 18 24 24 28 24
Ags 2 28 70 24 64 16
Sep 36 108 28 76 30
Okt 26 60 35 69 22
Nov 26 64 56 72 32
Des 22 52 35 65 32
DAFTAR HADIR PESERTA PROGRAM MAGANG
Tahun Ajaran 2020/2021

Nama Mahasiswa : Florensia Cia


NIM : 2017.D.01.007
Instansi Tempat Magang : Puskesmas Pahandut
Nama Pembimbing Lapangan : Norjainah Sulastri, SKM
Waktu
Paraf Keteranga
No Tanggal Datang Pulang TTD Pembimbing n
Pemagang Lapangan
1 25 Januari 2021 06 : 45 WIB 12 :00 WIB

2 26 Januari 2021 06 : 50 WIB 12 :00 WIB

3 27 Januari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

4 28 Januari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

5 29 Januari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

6 30 Januari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

7 1 Februari 2021 07 :10 WIB 12 :00 WIB

8 2 Februari 2021 07 :15 WIB 12 :00 WIB

9 3 Februari 2021 07 :10 WIB 12 :00 WIB

10 4 Februari 2021 07 :15 WIB 12 :00 WIB

11 5 Februari 2021 07 :10 WIB 12 :00 WIB

12 6 Februari 2021 07 :15 WIB 12 :00 WIB

Palangka Raya, Januari 2021


Pembimbing Lapangan, Pemagang

Norjainah Sulastri, SKM Florensia Cia


(19880114 201001 2014) (2017.D.01.007)
Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Eva Prilleli Barinbing, SKM, MKM


(1117049601)
DAFTAR HADIR PESERTA PROGRAM MAGANG
Tahun Ajaran 2020/2021

Nama Mahasiswa : Florensia Cia


NIM : 2017.D.01.007
Instansi Tempat Magang : Puskesmas Pahandut
Nama Pembimbing Lapangan : Norjainah Sulastri, SKM
Waktu
Paraf
No Tanggal Datang Pulang TTD Pembimbing Keterangan
Pemagang Lapangan
1 8 Februari 2021 06 : 45 WIB 12 :00 WIB

2 9 Februari 2021 06 : 50 WIB 12 :00 WIB

3 10 Februari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

4 11 Februari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

5 12 Februari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

6 13 Februari 2021 07 : 00 WIB 12 :00 WIB

Palangka Raya, Januari 2021


Pembimbing Lapangan, Pemagang

Norjainah Sulastri, SKM Florensia Cia


(19880114 201001 2014) (2017.D.01.007)
Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Eva Prilleli Barinbing, SKM, MKM


(1117049601)
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
Tahun Ajaran 2020/2021

Nama Mahasiswa : Florensia Cia


NIM : 2017.D.01.007
Instansi Tempat Magang : Puskesmas Pahandut
Nama Pembimbing Lapangan : Norjainah Sulastri, SKM

No Tanggal Rincian Kegiatan


(What, Where, When, How )
Melakukan perkenalan bersama pembimbing lahan
untuk bertemu Kepala Puskesmas Pahandut Kota
Palangka Raya, selaku pemimpin Puskesmas tempat
1 25 Januari 2021 penulis magang.
2 26 Januari 2021 Mengikuti kegiatan pembinaan kader poyandu
3 27 Januari 2021 Mengikuti kegiatan pembinaan kader posyandu
28 Januari 2021 Melakukan kunjungan ke bagian TU Pusksmas
Pahandut untuk meminta data terkait profil Puskesmas
Menyusun BAB III pada laporan terkait profil
29 Januari 2021 Pusksmas Pahandut,
30 Januari 2021 Melakukan penyuluhan di Puskesmas Pahandut
Melanjutkan mengerjakan BAB III terkait profil
1 Februari 2021 Puskesmas Pahandut.
2 Februari 2021 Melakukan penyuluhan di Puskesmas Pahandut

Palangka Raya,
Pembimbing Lapangan, Pemagang

Norjainah Sualstri, SKM. Florensia Cia


19880114 201001 2014 2017.D.01.007

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Eva Prilleli Barinbing, SKM, MKM


(1117049601)
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
Tahun Ajaran 2020/2021

Nama Mahasiswa : Florensia Cia


NIM : 2017.D.01.007
Instansi Tempat Magang : Puskesmas Pahandut
Nama Pembimbing Lapangan :Norjainah Sulastri, SKM

No Tanggal Rincian Kegiatan


(What, Where, When, How )

Melakukan pencarian data terkait data


Kesehatan Ibu dan Anak.
3 Februari 2021
4 Februari 2021 Melakukan pencarian data terkait data kesehatan
reproduksi remaja.
5 Februari 2021 Melakukan pencarian data terkait data usia lanjut
6 Februari 2021 Melakukan pencarian data terkait data penyakit menular
(PM), dan melakukan pencarian data terkait data
penyakit tidak menular (PTM)
8 Februari 2021 Menganalisis data
9 Februari 2021 Menyusun data laporan BAB I, BAB II, BAB III, BAB
IV dan BAB V
10 Februari 2021 Konsultasi laporan kepada pembimbing institusi
11 Februari 2021 Konsultasi laporan kepada pembimbing lahan
12 Februari 2021 Mengikuti kegiatan rapat lintas sektor BLUD UPT
Puskesmas Pahandut di gedung BAPPEDA
13 Februari 2021 Memperbaiki laporan BAB IV bersama pembimbing
lahan

Palangka Raya,
Pembimbing Lapangan, Pemagang

Norjainah Sualstri, SKM. Florensia Cia


19880114 201001 2014 2017.D.01.007

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Eva Prilleli Barinbing, SKM, MKM


(1117049601)

Anda mungkin juga menyukai