Disusun Oleh :
Kelompok 8
Dosen Pengampu:
2020
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Pratikum Manajemen Puskesmas
ini tentang Aplikasi Manajemen Puskesmas. Shalawat dan salam kami ucapkan
kepada Nabi Muhammad, yang telah membawa kami kepada zaman yang penuh
dengan ilmu ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun inidapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Kelompok 8
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................6
1.4 Manfaat...........................................................................................................6
2.4 Konsep............................................................................................................7
2.5 Konsep............................................................................................................7
2.6 Konsep............................................................................................................7
2.7 Konsep............................................................................................................7
2.8 Konsep............................................................................................................7
iv
3.5 Aplikasi pengorganisasian di puskesmas......................................................16
3.16 Alur kerjasama antar puskesmas dengan bidan desa, poskesdes, poskesling
dan dinas kesehatan..................................................................................................33
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................35
v
4.11 Praktik lokakarya mini bulanan dan triwulan di puskesmas.........................35
4.16 Alur kerjasama antar puskesmas dengan bidan desa, poskesdes, poskesling
dan dinas kesehatan..................................................................................................36
BAB V PENUTUP......................................................................................................37
5.1 Kesimpulan...................................................................................................37
5.2 Saran.............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................38
LAMPIRAN................................................................................................................39
DOKUMENTASI........................................................................................................43
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui
2. Mampu mengetahui
3.
1.4 Manfaat
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Geografi
Puskesmas Lubuk Begalung terletak di kelurahan Parak Laweh Pulau Aia dalam
wilayah Kecamatan Lubuk Begalung. Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung meliputi 10
2
kelurahan, dari 15 kelurahan di Kecamatan Lubuk Begalung, dengan luas 12 Ha yang terdiri
dari dataran rendah dan persawahan. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung
adalah:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Padang Timur
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Kilangan
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Puskesmas Pegambiran
Sepuluh kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung adalah
sebagai berikut:
a. Kelurahan Parak Laweh-Pulau Aie
b. Kelurahan Banuaran
c. Kelurahan Koto Baru
d. Kelurahan Tanjung Aur
e. Kelurahan Gurun Laweh
f. Kelurahan Lubuk Begalung
g. Kelurahan Tanjung Saba Pitameh
h. Kelurahan Piai Tanah Sirah
i. Kelurahan Cengkeh
j. Kelurahan Kampung Baru
Dengan wilayah yang sebagian besar dataran rendah dan prasarana jalan yang
memadai, Puskesmas Lubuk Begalung mudah dicapai dari semua kelurahan dalam wilayah
3
kerja Puskesmas Lubuk Begalung atau sebaliknya, menggunakan sarana transportasi
kendaraan roda dua atau roda empat.
Demografi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung pada tahun 2019 berjumlah
67.899 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Tabel menggambarkan distribusi
jumlah penduduk tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung berdasarkan
kelompok sasaran.
WUS L
A B
a
n B u
P n
a u s 1 1
e B s
k B m B u 5 5
n B a i
Kel u i u i - -
N d a B l a
urah m l l / 3 4
O u y a i
an i R i B 9 9
d i l t (
l e n u
u i a 6
s f t t
k t 0
t a h h
a +
i s
)
Par
ak
2 2
La 6 2
4 3 9
1 weh 10159 193 9 887 207 0
1 200 1 6 733
Pul 5 0
8 7
au
Aia
4
4 9
Kot 1 2
5 1
o 3 9 4
3 8363 150 7 720 165 5
Bar 3 158 1 5 602
2 8
u 8 8
Tan
1 4 5
jun 3
4 2072 33 2 159 36 7 34 6 9 149
g 4
7 7 8
Aur
Gur 1 2
5 1
un 2 6 1
5 7255 114 0 621 122 1
La 4 117 5 2 524
9 7
weh 7 1
Lub
1 2
uk 4 1
2 6 0
6 Beg 7086 116 9 607 122 1
4 115 1 6 510
alu 3 5
2 3
ng
Tan
jun
g 1 1
4 1
Sab 2 4 7
7 6120 112 0 518 120 1
a- 4 113 0 9 442
8 3
Pita 4 7
me
h
Piai
- 1 1
4 1
Tan 2 4 8
8 6173 110 1 524 123 1
ah 5 116 3 4 446
8 6
Sira 7 0
h
5
1 1
Can 3
1 8 1 4
9 gke 4909 81 3 409 88 8 85 5 2 3 353
h 0
0 4
Ka
1 1
mp 3 1
1 2 2 5
ung 5850 105 9 497 109 0
0 2 102 1 5 419
Bar 4 2
4 5
u
1 1
4 1
JU 2 5 9
6 2
ML 67899 1201 6 1240 4 7 4892
4 5796 1299 4
AH 0 0 2
4 0
1 2
6
2.2 Konsep Manajemen
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsi puskesmas sebagai penyelenggara upaya
kesehatan, Puskesmas harus melaksanakan manajemen puskesmas secara
efektif dan efisien dengan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, yang
dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara
bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan
dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya secara terus-menerus
diperbaiki dan ditingkatkan.
7
yang sedang terjadi di masyarakat berdasarkan data yang akurat, serta
diperoleh dengan cara yang tepat dalam waktu yang tepat, sehingga upaya
kesehatan yang akan dilaksanakan dapat mengarah ke arah sasaran dan tujuan
yang ingin dicapai. Atau disebut juga dengan analisis suituasi. Analisa situasi
dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) sebagai bahan penyusunan RUK. Melakukan analisis situasi,
merumuskan masalah, RUK dan RPK. RPK dimungkinkan untuk
dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis
pengawasan dan pengendalian kegiatan bulanan dijumpai kondisi tertentu
(bencana alam, konflik, Kejadian Luar Biasa, perubahan kebijakan mendesak,
dll) yang harus dituangkan kedalam RPK. Perubahan RPK dilakukan dengan
pendampingan dinas kesehatan kab/kota, dan tidak mengubah pagu anggaran
yang ada. Dalam upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang
harus dilayani serta keterbatasan sumber daya maka pelayanan kesehatan
harus berintegrasi dengan lintas program maupun lintas sektor.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan
pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya
disusun pada tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan
lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah
daerah kabupaten/kota.
2.4 Pengorganisasian di puskesmas
Agar terlaksananya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada 2 jenis pengorganisasian yang akan dilakukan.
Pertama pengorganisasian untuk penentuan para penanggung jawab dan
pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja.
Penentuan para penanggung jawab dilakukan melalui pertemuan
penggalangan tim di awal atahun kegiatan. Kedua pengorganisasian dengan
pembentukan kerja sama tim dengan lintas sektor terkait. Penggalangan kerja
8
lintas sektor ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung (dengan
memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan).
9
Pengawasan mencakupa aspek administratif, sumber daya, teknis
pelayan, dan pencapaian program. Pengawasan dilakukan untuk melihat
apakah ditemukan atau tidak ketidaksesuaian/ penyimpangan terhadap
rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang
berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan dilakukan secara terjadwal melalui kegiatan supervisi.
Pengendalian program/kegiatan bertujuan untuk menjamin setipa
kegiatan/program dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan membandingkan capaian saat ini dengan
targer yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila ditemukan ketidaksesuaian
maka segera dilakukan upaya perbaikan agar masalah segera dapat
teratasi. Pengendalian dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan
kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
Pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk menetahui sejauh
mana pelaksanaan pelayanan, mengetahui hambatan/ tantangan yang
dihadapai dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan,mengetahui adanyan
penyimpangan, memberikan infromasi dalam pengambilan keputusan dan
memberikan infromasi hasil kinerja.
Penilaian kinerja
Penilaian dilakukan dengan mengumpulkan, menganlisis dan
menggunakan informasi untuk menilai apakah pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan tersebut berjalan efisien dan efektif dalam mencapai
sasaran yang ingin dicapai. Penilaian puskesmas bertujuan untuk memberi
gambaran tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun kegiatan, masukan
untuk rencana kegiatan masa yang akan datang, identifikasi masalah dan
penentuan akar penyebab masalah. Penilaian Kinerja Puskesmas
dilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan
diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan hasil
verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas
kedalam kelompoknya sesuai dengan pencapaian kinerjanya yaitu:
10
Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat
pencapaian hasil > 91%.
2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil
≥ 8,5.
Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:
1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat
pencapaian hasil 81 - 90%.
2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil
5,5 – 8,4.
Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:
1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat
pencapaian hasil ≤ 80%.
2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil
< 5,5.
11
melaksanakan program strategis nasional akan dikenai sanksi yaitu sanksi
administratif, diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan, sampai dengan
diberhentikan sebagai kepala daerah. Adapun jenis standar pelayanan
minimum UKM esensial:
pelayanan promosi kesehatan;
pelayanan kesehatan lingkungan;
pelayanan kesehatan keluarga;
pelayanan gizi; dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Pelayanan UKP :
rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit;
pelayanan gawat darurat;
pelayanan persalinan normal;
perawatan di rumah (home care); dan/atau e. rawat inap berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
12
waktu: diharapkan dilaksanakan sebelu musrembagdes,
susunan acara.
Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan di
Puskesmas, apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan
tempat lain yang lokasinya berdekatan dengan Puskesmas.
Ruang yang dipakai hendaknya cukup untuk menampung
semua peserta. Pengaturan tempat sebaiknya seperti huruf “U”.
Susunan acara : Pembukaan dilanjutkan dinamika kelompok;
Pengenalan kebijakan maupun program baru; Kegiatan bulanan
Puskesmas; Analisa beban kerja; Pembagian tugas dan daerah
binaan; Penyusunan RPK tahunan; Penyusunan RPK bulanan;
Penyusunan bahan Musrenbangdes; Penyusunan draft RUK untuk
tahun selanjutnya; Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulanan;
dan atau Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode
selanjutnya.
2) Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai
tindaklanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya
mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan
kegiatan Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara teratur.
Penanggungjawab penyelenggaraan lokakarya mini bulanan rutin
adalah kepala Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf
Puskesmas dengan mengadakan rapat kerja.
Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan
kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan antara
hal-hal yang direncanakan, integrasi antar program dalam
menyelesaikan masalah prioritas Puskesmas yang telah ditetapkan
pada tiap tahunnya, pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya
guna.
13
Pengarah: Kepala Puskesmas. Pada saat pembahasan hasil audit
internal pada pertemuan tinjauan manajemen, pimpinan forum
diserahkan kepada ketua tim audit internal.
Peserta: - Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa
Waktu ideal adalah minggu pertama atau waktu lain yang dianggap
tepat.
Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama
14
lokakarya mini tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan Puskesmas
dibantu sektor terkait dikecamatan.
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dipimpin oleh Camat,
adapun peserta lokakarya mini tribulanan adalah sebagai
berikut: a) Dinas kesehatan kabupaten/kota. b) Tim Penggerak
PKK kecamatan/distrik. c) Puskesmas diwilayah
kecamatan/distrik. d) Staf kecamatan, antara lain: sekretaris
camat, unit lain yang terkait. e) Lintas sektor dikecamatan,
antara lain: pertanian, agama, pendidikan, BKKBN, sosial
(sesuai dengan lintas sektor yang ada di kecamatan/distrik). f)
Lembaga/organisasi kemasyarakatan, antara lain: Tim
Penggerak PKK kecamatan/distrik.
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor yang pertama
diselenggarakan pada tribulan pertama tahun anggaran
berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap
tribulan.
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas
sektor adalah di kecamatan/distrik atau tempat lain yang
dianggap sesuai.
2.10 Alur kerja sama puskesmas
Hubungan kerja antara dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dengan
Puskesmas bersifat pembinaan. Pembinaan dilakukan oleh dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota kepada Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
yang memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah.
Hubungan kerja antara Puskesmas dengan rumah sakit, bersifat koordinasi
dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan.
Hubungan kerja antara Puskesmas dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lain dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat bersifat pembinaan,
koordinasi, dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan.
15
Hubungan kerja antara Puskesmas dengan lintas sektor terkait lainnya
sebagai jejaring bersifat koordinasi di bidang upaya kesehatan.
16
penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;
penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas;
penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas; dan
penanggung jawab mutu
- Manajemen Pembiayaan
Pendanaan di Puskesmas bersumber dari:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota; Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); dan/atau umber lain yang sah dan
tidak mengikat
- Manajemen Obat dan alat kesehatan
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
perencanaan kebutuhan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
emantauan dan evaluasi pengelolaan. Farmasi dan alat kesehatan merupakan
elemen esensial dalam penguatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.
Beberapa rekomendasi kebijakan untuk penguatan logistik farmasi dan alat
kesehatan di Puskesmas adalah
1. Peningkatan kapasitas Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam
menyusun rencana kebutuhan obat (RKO); dan
2. Diperlukan regulasi untuk pengadaan/pembelian obat di luar sistem e-
catalog pada keadaan darurat (misalnya, terputusnya jaringan internet).
Obat dan alat kesehatan adalah elemen esensial dalam PKD dan harus
tetap dijamin ketersediaan serta mutunya. Kekosongan atau kekurangan obat
yang terjadi di Puskesmas terjadi karena kelemahan sisi permintaan (demand)
dan sisi pengadaan oleh supplier (supply). Dari sisi demand, sudah ada
ketentuan dan pedoman untuk menyusun RKO dan untuk proses pengadaan
melalui BAB V | KESIMPULAN 83 e-catalog. Secara umum, kapasitas
Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk menyusun RKO dan aplikasi e-catalog
masih lemah. Aplikasi e-catalog tidak lancar juga karena tidak adanya atau
17
terganggunya jaringan internet, terutama di daerah terpencil/gugus pulau.
Kekurangan dan kekosongan obat di atasi oleh Puskesmas dan Dinkes dengan
cara pengadaan langsung, yaitu membeli ke apotek atau supplier terdekat.
Sebagai konsekuensinya, obat tersebut harus “dibayar” oleh pasien. Praktik
semacam ini memang tidak didukung dalam peraturan, tetapi tetap dilakukan
karena Puskesmas tidak mungkin beroperasi tanpa obat. Beberapa usulan
untuk membenahi masalah obat di Puskesmas adalah pelatihan Dinkes dan
Puskesmas untuk penyusunan RKO serta adanya regulasi untuk membolehkan
pengadaan/pembelian obat di luar sistem e-catalog pada keadaan darurat
(misalnya, terputusnya jaringan internet).
Puskesmas mendapat obat/alat kesehatan (alkes) melalui dua cara.
Pertama, obat program yang dikirim dari pusat, termasuk obat TB, vaksin,
obat malaria, obat filariasis, dan ARV untuk HIV/AIDS. Kedua, obat yang
direncanakan dengan penyusunan Rencana Kebutuhan Obat (RKO).
Puskesmas menyusun RKO untuk jangka waktu setahun, dengan patokan
penggunaan rata-rata/ BAB IV | ANALISIS HASIL 67 bulan selama satu (1)
tahun yang lalu, lalu dikalikan 18. Rencana kebutuhan obat yang disusun oleh
Puskesmas di kompilasi oleh Dinas Kesehatan. Pengadaannya dilakukan
dengan menggunakan e-purchasing dengan standar Fornas. Kondisi wilayah
dan pola penyakit yang berbeda-beda antar-daerah menyebabkan kebutuhan
obat akan berbeda-beda. Oleh sebab itu, daerah (Puskesmas dan Dinkes) harus
menyusun RKO-nya dengan akurat.
18
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah. Tujuan
pengambilan keputusan ada 2:
19
program secara rutin disampaikan dalam bentuk laporan mingguan, laporan
bulanan dan laporan tahunan. Laporan mingguan mencakup laporan penyakit
potensi wabah, laporan mingguan paling lambat setiap hari Selasa pada
minggu berikutnya. Laporan bulanan mencakup laporan data program dalam 1
(satu) bulan, laporan bulanan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan
berikutnya. Laporan tahunan mencakup laporan data dasar dan data program
dalam 1 (satu) tahun, laporan tahunan paling lambat setiap tanggal 5 pada
bulan Januari tahun berikutnya. Laporan data program secara tidak rutin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) terdiri atas: a. laporan kejadian
luar biasa; dan b. laporan khusus
20
BAB III HASIL KEGIATAN
21
b) Petugas puskesmas masih belum mencukupi kebutuhan SDM yang
seharusnya. Contohnya saja untuk pegawai yang seharusnya berada
dimeja informasi tidak ada, sehingga petugas registrasi yang akan
berperan sebagai tempat informasi.
c) Penyimpanan dokumen yang tidak dilakukan dengan benar, sehingga
banyak diantara dokumen tersebut yang tidak ditemukan saat
dibutuhkan.
d) Kebijakan baru yang kurang disosialisasikan dengan baik pada seluruh
pegawai. Kebijakan ini tentang konsekuensi keterlambatan petugas
puskesmas untuk datang ke puskesmas (lewat 07.30 WIB).
e) Puskesmas kesulitan melengkapi persyaratan akreditasi.
22
e) Adakan pelatihan terkait akreditasi untuk seluruh SDM puskesmas.
Agar persiapan akreditasi menjadi lebih mudah karena semua petugas
tau apa yang harus dikerjakannya dan dapat membantu pemenuhan
persyaratan akreditasi.
23
24
3.3 Aplikasi manajemen di puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah kegiatan pengelolaan puskesmas yang
memiliki ruang lingkup,yaitu :
a. Perencanaan.
b. Penggerakan dan Pelaksanaan.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian.
d. Dukungan dari dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen
puskesmas.
Manajemen yang ada di puskesmas lubuk begalung berpedoman pada
PMK 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
Dalam pelaksanaan manajemen di puskesmas akan menjadi tanggung
jawab kepala puskesmas. Pimpinan puskesmas tersebut memiliki kewajiban
memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraanPuskesmas sesuai visi misi dan tujuan organisasi
25
serta selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Kemudian kepala puskesmas
akan mempertanggung jawabkan penyelenggaraan puskesmas kepada Kepala
Dinas Kesehatan.
Pada tahap P1 atau perencanaan, puskesmas akan membuat perencanaan
untuk tingkat puskesmas. Perencanaan yang akan dibuat adalah perencanaan
lima tahunan dan tahunan. Perencanaan lima tahunan puskesmas merujuk pada
rencana lima tahunan dinas kesehatan kabupaten/kotan dan memperhatikan
rencana lima tahunan kementerian kesehatan. Berdasarkan perencanaan lima
tahunan inilah, puskesmas lubuk begalung akan membuat rencana tahunan.
Pada P2 atau Penggerakan dan Pelaksanaan. Pada puskesmas lubuk
begalung dilakukan baik melalui pengarahan tugas dari kepala puskesmas pada
pegawai maupun melalui lokakarya mini. Lokakarya mini ini dilaksanakan
secara bulanan dan triwulan. Pada puskesmas lubuk begalung, juga dilakukan
pra lokakarya mini. Pra lokakarya mini ini berfungsi sebagai forum penilaian
dan diskusi pelaksanaan program dan kegiatan puskesmas pada lingkup yang
kecil (perprogram). Apabila pra lokakarya mini telah dilaksanakan baru
dilanjutkan dengan lokakarya mini bulanan hingga triwulan.
Pada P3 atau Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk
penilaian kinerja Puskesmas. Pada tahapan ini akan dinilai pencapaian
pelayanan puskesmas dan pelaksanaan proses manajemen puskesmas dalam
penyelenggaraan kegiatan. Pada puskesmas lubuk begalung akan dilakukan
proses ini guna mengevaluasi pelaksanaan di puskesmas. Evaluasi ini akan
memberikan gambaran untuk memperbaiaki dan meningkatkan pelaksanaan
kegiatan yang belum mencapai target sehingga kedepannya dapat terjadi
penngkatan kinerja puskesmas.
26
upaya kesehatan yang dilaksanakan puskesmas dalam mencapai sasaran dan
tujuannya. Proses perencanaan puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan
pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan selanjutnya disusun
pada tingkat kecamatan dan kemudian diuslkan ke dinkes kab/kota.
Puskesmas akan menyusun rencana 5 tahunan dan rincian rencana
tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya dan mengacu
pada kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi diatasnya, baik
kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Penyusunan rencana tahunan puskesmas
Lubuk Begalung dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin,
sarana, dan prasarana serta operasional puskesmas. Penyusunan RUK
puskesmas untuk tahun 2021 disusun pada bulan Januari 2020 berdasarkan
hasil kajian pencapaian kegiatan tahun 2019.
1. Persiapan
Pada tahap ini puskesmas lubuk begalung akanmempersiapkan staf yang
telibat dalam proses penyusunan rencana tahunan puskesmas.
2. Analisis Situasi
Kegiatan yang dilakukan puskesmas lubuk begalung pada tahap analisis
situasi, yaitu:
a) mengumpulkan data kinerja puskesmas
b) Analisis data
c) Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat yang biasanya
puskesmas lubuk begalung akan melakukansurvei mawas diri.
3. Perumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah, puskesmas lubuk begalung akan
melakukan hal dibawah ini, yaitu:
a) Identifikasi masalah, dilaksanakan dengan membuat daftar masalah
yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian,
27
danmasalah yang ditemukan. Masalah dirumuskan berdasarkan
prinsip 5W+1H.
b) Penetapan urutan prioritas masalah, dilakukan dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
c) Mencari akar penyebab masalah, biasa dilakukan dengan
mengggunakan diagram Fishbone
d) Menetapkan cara pemecahan masalah.
4. Penyusunan RUK (Rencana Usulan Kegiatan)
Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan sebelumnya
yang dilaksanakan bersama dengan lintas sektor terkait dan didampingi
oleh dinas kesehatan Kab/kota.
5. Penyusunan Pencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap ini dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas program dan
lintas sektor dengan tahapan :
a) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui
b) Membadingkan alokasi kegiatan biaya yang sudah disetujui dengan
RUK yang diusulkan.
c) Menyusun rancangan awal
d) Mengadakan lokmin bulanan pertama untuk membahas kesepakatan
RPK.
e) Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks.
f) RPK dirinci menjadi RPK bulanan lengkap dengan target
pencapainnya
g) RPK dimungkinkan untuk dirubah atau disesuaikan dengan kebutuhan
pada saat itu.
h) Adanya dokumen yang relevan untuk semau kegiatan yang
dilaksanakan agar dapat dipertanggungjawabkan.
28
Karena puskesmas lubuk begalung sudah melakukan penglolaan dengan
BLUD sejak 2017, maka format untuk formulir perencanaannya
disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
29
SDM termuat dalam analisis jabatannya. Berikut dilampirkan contoh analisis
jabatan SDM puskesmas lubuk begalung.
30
31
32
33
34
3.6 Aplikasi penggerakan dan pelaksanaan di puskesmas
Pergerakan dan pelaksanaan program/kegiatan puskesmas merupakan
kegiatan lanjutan dari RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan). Pada proses ini
puskesmas lubuk begalung akan mengupayakan terlaksananya program serta
kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Penggerakan dan pelaksanaan
program/kegiatan Pusksmas dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya
adalah rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan
dari setiap program sesuai penjadwalan pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan
bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus untuk itu.
Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan penggerakan pelaksanaan
program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas. Dalam rangka
penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan, Kepala Puskesmas dapat
melakukan pengorganisasian ulang petugas di Puskesmas dalam rangka
penguatan dan pemantapan organisasi.
35
3.7 Aplikasi pengawasan, pengendalian , dan penilaian (P3) di puskesmas
Untuk menjamin dan membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan berjalan
memenuhi target, maka mesti dilakukan pengawasan, pengendalian, dan
evaluasi dari pelaksanaannya. Pengawasan ini dapat dilakukan secara internal
oleh tim dari puskesmas lubuk begalung sendiri dan termasuk penangawasan
oleh penanggung jawab program/kegiatan. Serta terdapat pengawasan dari dinas
kesehatan kota padang atau lainnya sebagai pengawas eksternal.
Penilaian ini tidak serta merta dilakukan tanpa sebab. Tentunya demi
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan di puskesmas lubuk begalung. Agar
mendapat pengakuan sebagai Puskesmas yang memiliki pelayanan baik, maka
puskesmas lubuk begalung harus diakreditasi. Puskesmas lubuk baru akan
melakukan akreditasi tahun ini sebagai puskesmas dengan pengelolaan BLUD.
36
3.8 Evaluasi di puskesmas
Untuk pelaksanaan evaluasi kinerja program di Puskesmas Lubuk
Begalung, dilaksanakan melalui loka karya mini bulanan Puskemas dan loka
karya mini triwulan puskesmas untuk memonitoring dan mengevaluasi
pencapaian kinerja masing-masing program kegiatan di Puskesmas Lubuk
Begalung.
37
dilakukan untuk tahun berikutnya. Dengan adanya permasalahan-permasalaan
baik dari segi tidsk tercapainya target yang telah ditetapkan dari masing-masing
program, maka dapat dianalisis akar penyebab masalahnya dari segi unsure
manusia, lingkungan, metode, dana dan lain sebagainya. Dari analisis akar
penyebab masalah tersebut maka akan dapat disusun berbagai alternatif
pemecahan masalah. Sehingga dapat disusun rencana usulan kegiatan untuk
tahun berikutnya, sehingga target pada tahun sebelumnya yang belum tercapai,
pada tahun selanjutnya dapat tercapai dengan baik.
38
b b
s sen s
enta
ol tas ol
se
u e u
t t
39
keseha dasar 9 9
tan 2 0
pada
usia
pendidi
kan
dasar
6 Pelaya Skrining 1 100 6 50%
nan kesehatan 15 - 3 % 9
Keseha 59 tahun 7 0
tan 3 9
Pada 2
Usia
Produk
tif
7 Pelaya Warga negara 6 100 6 98.1
nan usia 60 tahun 3 % 2 0%
Keseha keatas 9 7
tan mendapatkan 7 6
Pada skrining
Usia kesehatan
Lanjut sesuai standar
8 Pelaya Cakupan 7 100 6 80.9
nan Penemuan dan 7 % 2 8%
Keseha Penanganan 3 6
tan Penyakit
pada Hipertensi
pender
ita
Hiperte
40
nsi
9 Pelaya Cakupan 4 100 3 75%
nan Penemuan dan 0 % 0
Keseha Penanganan 0 0
tan Penyakit
Pada Diabetes
Pender
ita
Diabet
es
Melitus
10 Pelaya Pelayanan 1 100 1 95.1
nan Gangguan Jiwa 4 % 3 0%
Keseha Terlayani 3 6
tan
Pada
Orang
Denga
n
ganggu
an Jiwa
Berat
11 Pelaya Pelayanan 1 100 1 79.2
nan Kesehatan 5 % 1 3%
Keseha Orang terduga 0 9
tan TB terlayani 7 4
Orang sesuai standar
terdug
a TB
12 Pelaya Cakupan 1 100 1 74.3
nan penemuan 3 0
41
Keseha penyakit 5 % 1 1%
tan HIV/AIDS 9 0
Orang
Denga
n
Resiko
Terinfe
ksi HIV
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa capaian SPM 2019 belum ada
yang mencapai target 100%. Pada indikator skrining kesehatan pada usia
produktif (15-59 tahun) merupakan capaian terendah yaitu 50% belum
mencapai target.
42
Dalam pengambilan keputusan perlu dilakukan identifikasi masalah
yang dihadapi dengan menyediakan berbagai atribut tambahan berupa data
dan informasi yang akurat, baik berupa perundang-undangan maupun
informasi lainnya sehingga sistem pelaksanaan penganalisaan dapatdiuraikan
dalam sebuah keputusan
a. PROMOSI KESEHATAN
1) D/S Masih ada 24,72 % Meja penyuluhan di Posyandu agar
balita yang tidak difungsikan sesuai fungsinya (dibawah
ditimbang pemantauan Lurah, DKK dan LPM)
43
Memberdayakan RT, RW dan
pengurus masjid untuk
mengumumkan jadwal posyandu
44
memenuhi syarat jamban sehat
2. Kesehatan Anak
1) Neonatus Masih ada 56,7% Melakukan pembinaan penyegaran
Komplikasi yang di Neonatus Komplikasi program KIA terhadap petugas/
yang tidak terpantau kalakarya MTBM
45
tangani Melakukan kelas ibu hamil dan kelas
ibu balita agar ibu mengenali tanda-
tanda bahaya pada neonatus dan
jadwal kunjungan neonatus
46
Kader KB dikelurahan agar di aktifkan
untuk mencari Akseptor KB dibawa ke
puskesmas dengan pemantauan
DP3P2KB
d. GIZI
1) Distribusi Tablet Fe Distribusi tablet Fe Pembina Wilayah memantau dan
belum mencapai memastikan Ibu hamil yang sudah
target (Fe 1 = 17,9%, terdata di kohor telah mendapatkan
Fe 3 = 23,3%, dan Fe pelayanan ibu hamil sesuai standar
bufas = 20%) salah satunya untuk mendapatkan
Tablet Fe.
47
Membentuk Volunteer TB
48
binaan Membagi target pembinaan keluarga
resti/rawan pada pembina wilayah
Pembinaan keluarga
masih kurang intensif ke
lapangan
B. UKM PENGEMBANGAN
a. Masih kurangnya Bekerjasama dengan klinik swasta
kunjungan Posyandu wilayah kerja puskesmas Lubeg untuk
Lansia meminta laporan lansia, yang penting
lansia terpantau
49
kurang memadai kesehatan sebagai sarana informasi
dan pencatatan dapat digunakan
secara optimal
50
menganjurkan masyarakat agar datang
ke Posyandu.
Penyuluhan TB
51
Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap
yaitu: Lokakarya Mini Bulanan yang pertama dan Lokakarya Mini Bulanan
rutin.
52
Adapun manajemen pelayanan dalam gedung tak berbeda dari
manajemen puskesmas secara umum, dimana masing-masing poli ada SOP
pelayanan untuk pasien, perencanaan dan pengadaan. Pada bagian
perencanaan, masing-masing staf poli merapatkan untuk merancang
perencanaan poli ke depannya dan merancang anggaran dan kebutuhan apa
yang diperlukan masing-masing poli menyerahkan laporan masing-masing ke
bagian yang merekap kebutuhan masing-masing poli. Mmisalnya: Poli gawat
darurat merencanakan bentuk jenis-jenis obat yang dibutuhkan dan begitu
juga dengan polo lainnya. Kemudiani petugas farmasi/bagian obat yang akan
membuat perencanaan obat puskesmas, yang pengadaannya diajukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
53
begalung. Kegiatannya terdiri dari pemberian materi pada siswa kelas 5 SD di
sana dan mengajak siswa bermain ular tangga PHBS. Selanjutnya adalah
kegiatan untuk praktek cuci tangan pakai sabun.
54
kegiatan dan pelayanan puskesmas. Apabila terjadi kendala akan dicarikan
solusi dan penyelesaiaannya. Laporan triwulan juga akan menjadi salah satu
pembahasan dalam lokakrya mini triwulan. Lokakarya mini triwulan ini
mengikutsertakan lintas sektor baik dari camat maupun dinas kesehatan. Di sini
akan dilihat pelaksanaan kegiatan puskesmas dan diterima saran serta masukan
dari lintas sektor untuk perbaikannya.
55
tanggung jawab pada penggunaan dana kegiatan operasional puskesmas
termasuk agenda pelaksanaan rapat dan perjalanan dinas.
SPJ ini nantinya akan disusun dalam satu map sesuai program
puskesmas dan bulan pelaksanaannya. SPJ dilengkapi 3 rangkap. SPJ ini
kemudian akan dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Padang untuk menjadi
bukti pelaporan pelaksanaan kegiatan. Selain itu dengan adanya SPJ ini
akan menjadi syarat pencairan dana program dari Dinas Kesehatan Kota
Padang. Kendala yang sering terjadi adalah dalam pencairan dana dari
Dinas tentunya tidak langsung terjadi setelah diberikan SPJ tersebut.
Rekapan SPJ satu rangkap menjadi dokumentasi dan arsip untuk
puskesmas sedangkan yang 2 rangkap lagi akan di simpan oleh Dinas
Kesehatan Kota Padang.
56
puskesmas lubuk begalung. Pengurangan maupun penambahan jumlah
pasien dan penduduknya akan sangat berpengaruh pada jumlah kapitasi
yang akan didapat puskesmas lubuk begalung. Per Januari 2020, jumlah
penduduk kapitasi di lpuskesmas lubuk begalung berjumlah 25.361 orang.
b) Manjemen SDM
57
tinggi akibat memiliki rangkap tugas dan jabatan. Hal ini mestinya dapat
diperbaiki oleh pihak puskesmas.
58
Honor DKK
18 Penjaga Malam 1 Kontrak
BLUD
JUMLAH 16 4 3 8 2
6
59
60
c) Manajemen Obat dan Alat Kesehatan
61
adalah obat-obatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Secara umum
kebutuhan obat di Puskesmas sudah terpenuhi, hanya beberapa jenis yang
tingkat ketersediaanya dibawah 100 %
3.16 Alur kerjasama antar puskesmas dengan bidan desa, poskesdes, poskesling
dan dinas kesehatan
Puskesmas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kesehatan tidak
bekerja sendirian. Puskesmas memiliki hubungan jaringan pelayanan, meliputi :
a) Poskesdes
Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar masyarakat desa. Pelayanan poskesdes meliputi uapaya promotif,
preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader.
b) Puskesmas pembantu
Merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan bersifat
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan puskesmas yang ruang
lingkupnya lebih kecil. Pustu secara umum melaksanakan pelayanan di
bawah puskesmas induk/ lubuk begalung dengan wilayah kerja antara 2-3
desa.Sasaran pelayanan kesehatan sekitar 2500 jiwa.
Di puskesmas lubuk begalung memiliki koordinator jejaring
puskesmas pembantu. Koordinator ini ditunjuk untuk menjalankan tugas
dan berkoordinasi dengan puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerja
puskesmas lubuk begalung. Dalam pelaksanaannya, koordinator pustu akan
menyusun rencana kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu dan pengawasan
pelayanan sarana pelayanan kesehatan swasta serta melaksanakan
koordinasi dalam pelayanan kesehatan di Pustu, Lintas Program, Lintas
Sektoral dan sarana pelayanan kesehatan dasar swasta. Koordinator juga
akan melaksanakan kegiatan pelayanan di Pustu dan melakukan
pengawasan pelayanansarana pelayanan kesehatan. Melakukan monitoring
dan evaluasi serta menilai hasil kerja pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan di Pustu dan wilayah kerja Pustu. Serta pustu harus melaporkan
62
hasil kegiatan sebagai bahan informasi/pertanggung jawaban kepada
koordinator jejaring pelayanan. Di lubuk begalung terdapat3 gedung pustu.
c) Puskesmas keliling
Di puskesmas lubuk begalung kegiatan puskesling akan berkoordinasi
dengan koordinator UKM dan PTM. Puskesling merupakan salah satu
kegiatan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah
kerja puskesmas lubuk begalung dengan memberikan pelayanan di daerah
terpencil. Puskeskel akan brkoordinasi dengan koordinator Jejaring
Pelayanan.
d) Bidan di Desa
Merupakan salah satu kegiatan pelayanan kesehatan maupun penyuluhan di
desa/kelurahan oleh tenaga Bidan yang ditunjuk oleh Puskesmas lubuk
begalung.Di puskesmas lubuk begalung, koordinator/PJ KIA-KB menjadi
penyeliaaan bidan BPM dan PTT. Sehingga dalam pelaksanaan
pelayanannya akan berkoordinasi dan bekerjasama dengan koordinator
tersebut dan ia yang akan membuat laporan bulannanya.
e) Posyandu
Merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di
tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan
Terpadu.Semula Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
f) Dinas Kesehatan
Puskesmas lubuk begalung dengan dinas kesehatan haruslah memiliki
koordinasi karena puskesmas merupakan unit pelaksanan teknis yang
bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota Padang. Contohnya saja
dalam pengurusan dana BOK dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
puskesmas. Semuanya akan diurus, dilaporkan, dan atas persetujuan Dinas
Kesehatan Kota Padang. Dalam kesehariannya, puskesmas harus menaati
peraturan yang dibuat oleh Disan Kesehatan. Serta puskesmas harus
melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan.
63
BAB IV PEMBAHASAN
Selain rapat tersebut juga sudah dilakukan pra lokakarya mini untuk masing-masing
program, lokmin bulanan yang diadakan tiap bulan mencakup semua program serta
lokmin triwulan yang dihadiri oleh lintas sector terkait.
64
Pihak Puskesmas makin membaik atau tidak mereka melakukan pengukuran secara
rutin untuk mengetahui kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Koordinator wilayah hanya menilai prestasi kinerja berdasarkan laporan yang dikirim
dan daftar absensi. Sistem penilaian tidak hanya terkait hasil kinerja secara fisik
namun juga terhadap keseluruhan pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut
kemampuan kerja, disiplin, kerajinan, loyalitas, integritas terhadap profesi dan lainya.
Penilaian tersebut penting untuk dasar kebijakan oleh pejabat berwenang dalam
memberikan reward ataupun punishment.
Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar dan lanjut capaiannya hamper
mencapai target yaitu masing-masingnya 98,5% dan 98,10%. Cakupan
penanganan penyakit tidak menular masih jauh dari target bahkan tidak
mencapai angka 90%, apalagi dibandingkan dengan cakupan penanganan
penyakit menular yang masih dibawah 80%.
65
sama maka keputusan dari pimpinan sudah jelas dan tidak perlu mencari solusi
lain lagi, tetapi untuk masalah yang cukup rumit maka pengambilan keputusan
akan dilakukan kembali oleh kepala puskesmas ataupun oleh pihak medis yaitu
dokter dengan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah dan pengambilan
keputusan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
66
4.14 Pembuatan laporan bulanan, triwulan dan tahunan puskesmas
4.16 Alur kerjasama antar puskesmas dengan bidan desa, poskesdes, poskesling
dan dinas kesehatan
67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
68
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa Tahun. “Karya Tulis Ilmiah, Non Ilmiah dan Populer”. Dalam
http://dianpurnamasari1004.wordpress.com/2013/04/02/karya-ilmiah-karya-
non-ilmiah-dan-karya-ilmiah-populer/.Diunduh Kamis 22 Agustus 2019
Anonim. Tanpa Tahun. “Karya Tulis Ilmiah, Non Ilmiah dan Populer”. Dalam
http://es-ciptanugraha.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karya-tulis-ilmiah-
populer.html.Diunduh Kamis 22 Agustus 2019
Anonim. Tanpa Tahun. “Perbedaan Karya Tulis Ilmiahdan Populer”. Dalam
http://bayangzone.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karya-ilmiah-populer
dan-non.htmlDiunduh Kamis 22 Agustus 2019
Permenkes No. 44 Tahun 2019 tentang Puskesmas
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknik Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan
69
Pungkas, Bahjuri, dkk. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas.
Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kedeputian Pembangunan
Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas
70
LAMPIRAN
Form RUK
71
Laporan Bulanan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
72
Form Pelayanan Informasi Obat
73
DOKUMEN
TASI
74