Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ARGUMENTASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Berfikir Kritis
Dosen pengampu : Suparmi, S.Pd, S.Tr, Keb, M.Kes

Di susun oleh :
Kelompok 1

1. Ratna Nur Kumala (P1337424417005)


2. Malvasea Qulbita W (P1337424417010)
3. Indira Ega O N (P1337424417018)
4. Rukma Tri Inriarti (P1337424417020)
5. Juliana Putri Safitri (P1337424417025)
6. Selpina Englisa O (P1337424417026)
7. Dian Pratama A (P1337424417029)
8. Dyah Ayu A (P1337424417030)
9. Alyssa Shabrina A (P1337424417039)
10. Eva Triwinasih R (P1337424417034)
11. Gita Rismaliana Dewi (P1337424417047)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG


DAN PROFESI BIDAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul "Argumentasi". Makalah ini kami susun dengan maksimal
dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah . Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suparmi, S.Pd,
S.Tr, Keb, M.Kes selaku dosen mata kuliah Berfikir Kritis dan tak lupa ucapan
terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dengan
memberikan dukungan dan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kamu menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata,kami berharap semoga makalah "Argumentasi" ini dapat


memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 04 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam komunikasi antara anggota masyarakat, argumentasi merupakan

suatu cara yang sangat berguna, baik bagi perorangan maupun bagi anggota-

anggota masyarakat secara keseluruhan, sebagai alat pertukaran informasi yang

tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang subyektif. Dengan

menyodorkan fakta-fakta sebagai evidensi, maka mereka yang menerima

informasi merasa yakin bahwa apa yang disampaikan patut diterima sebagai

kebenaran.

Bila seorang pengarang menghadapi suatu persoalan yang serius dan yang

dapat membawa akibat yang besar, serta ingin mengemukakan masalah tersebut

dalam tulisan, maka ia harus mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan

segala persoalan itu dengan kesanggupan intelektualnya, dan bukan sekadar

mana-suka atau dengan pendekatan yang emosional. Ia harus berusaha untuk

menyelidiki: apa yang menimbulkan masalah tersebut; apa tujuan yang nyat dari

persoalan itu; apakah ada tujuan yang tersembunyi; apakah ada keuntungan atau

kerugian untuk mencapai tujuan tersebut; tujuan mana yang kiranya


mendatangkan manfaat yang besar; dan bagaimana cara mengatasinya.

Pendeknya, penulis harus berusaha untuk menyampaikan pendapatnya secara

teratur dan kritis, sesudah menjawab semua pernyataan tadi dengan obyektif.

B.     Rumusan Masalah

1. Apakah Hubungan Argumentasi dan Logika ?

2. Apakah Dasar dan Sasarannya ?

3. Bagaimanakah Mengemukakan Argumen ?

4. Apakah Topik dan Metodenya ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penulis adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tulisan

argumentatif.

2. Manfaatnya adalah agar semua orang tahu bagaimana cara menulis

argumentatif yang benar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Argumentasi

1. Pengertian argumentasi secara luas

Istilah “argumentasi” berasal dari Bahasa Inggris “argumentation” yang


berarti uraian, pembuktian, atau dalil. Sehingga argumentasi bisa juga
didefinisikan sebagai suatu usaha untuk meyakinkan orang lain dengan
menyampaikan pendapat, pernyataan, sikap yang didukung fakta yang
benar. Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi bisa berupa penjelasan,
pembuktian, alasan, maupun ulasan objektif di mana disertakan contoh,
analogi, dan sebab akibat. Tujuan argumentasi yaitu agar pembaca yakin
bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Secara umum, pengertian argumentasi (argumentation) adalah


suatu tindakan atau proses penalaran secara sistematis untuk mendukung
ide, tindakan, atau teori, dengan tujuan untuk meyakinkan atau
mempengaruhi orang lain. Argumentasi juga diartikan sebagai alasan
untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan,
dengan tujuan untuk membujuk atau meyakinkan orang lain. Dalam
penyampaian argumentasi umumnya disertai dengan penjelasan, bukti,
alasan, serta ulasan objektif disertai contoh, analogi, dan sebab-akibat.

2. Pengertian argument
ar·gu·men /argumén/ n 1 alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat
atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan; 2 Ling nomina atau
frasa nominal yang bersama-sama predikator membentuk proposisi.
Menurut KBBI, pengertian argumentasi adalah alasan yang dipakai untuk
mendukung atau menolak suatu gagasan dan pendapat orang lain dengan
disertai alasan yang rasional dan objektif.
(https://kbbi.web.id/argumen.html). Argumen adalah alasan yang dapat
dipakai untuk menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan, nomina
atau nominal secara bersama-sama predikator membentuk proposisi.
(Hoetomo, 2005)
3. Pengertian Argumentasi Menurut Para Ahli

a. Gorys Keraf (1997:99)

Menurut Gorys Keraf, pengertian argumentasi adalah suatu retorika


yang berupaya untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,
sehingga mereka percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan penulis atau pembicara. Melalui argumentasi seseorang
berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar
atau tidak.

b. Aceng Hasani (2005:43)

Menurut Aceng Hasani, pengertian argumentasi adalah suatu


karangan yang mencoba untuk mempengaruhi orang lain dengan
menghadirkan bukti yang memperkuat argumen dimana
penyajiannya dilakukan secara logis dan faktual dengan tujuan
pembaca atau pendengar tertarik dengan yang dikemukakan oleh
penulis.

c. Adeng Chaedar Alwasilah (2005:116)


Menurut Adeng Chaedar Alwasilah, pengertian argumentasi adalah
suatu esai yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran pernyataan.

B. Struktur Argumentasi
1. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan
perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau
menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.

2. Tubuh argumen, yang ditujukan untuk membuktikan kebenaran yang akan


disampaikan dalam argumen ayat bahwa kesimpulan juga benar.
Kebenaran yang disajikan dalam tubuh argumen harus dianalisis, disusun
dan disajikan dengan menyelenggarakan observasi, eksperimen, penyusun
fakta dan cara yang logis berpikir.

3. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada


pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses
penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

Stephen Toulmin berpendapat bahwa argument memiliki struktur yang terdiri


dari 6 unsur. Tiga unsur utama adalah grounds, claim, dan warrant.
1. Grounds adalah segala data atau informasi yang kita miliki yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat sebuah pernyataan.
2. Claim adalah kesimpulan atau pernyataan yang ingin atau bisa kita ajukan
berdasarkan atas grounds.
3. Warrant adalah pernyataan yang menghubungkan sebuah claim dengan
grounds yang ada. Dengan kata lain sebuah warrant menetapkan data seperti
apa yang dianggap layak atau dibutuhkan untuk membuat pernyataan
tertentu.
Toulmin kemudian menambahkan tiga unsur lain, yaitu backing, qualifier dan
condition for rebuttal. Mungkin saja warrant yang dipakai penulis
dipertanyakan oleh pembaca sehingga ia harus membuktikan bahwa warrant
tersebut memang berlaku. Bukti-bukti untuk mendukung warrant ini disebut
backing. Sementara itu, qualifier dan condition for rebuttal berfungsi
membatasi ruang lingkup claim yang kita buat. Qualifier adalah pernyataan
yang menunjukkan besarnya kemungkinan claim kita (biasanya ditandai
dengan kata-kata “sebagai”, “beberapa”, atau lainnya); sedangkan condition
for rebuttal (kondisi penyangkalan) merupakan pernyataan tentang
pengecualian-pengecualian terhadapat claim. Strukur argument dari Toulmin
bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan
pernyataan penulis. (Yunita, 2016)

C. Macam-Macam Argumen

John Stuart Mill mempertemukan sistem induksi dengan sistem deduksi.


Setiap pangkal pikir besar di dalam deduksi memerlukan induksi dan
sebaliknya memerlukan deduksi bagi penyusunan pikiran mengenai hasil
eksperimen dan penyelidikan. Jadi kedua-duanya bukan bagian yang saling
terpisah, tetapi sebetulnya saling membantu.

1. Argumen Deduktif

Argumen dikatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan


ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau
salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika
kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif :

a. Setiap mamalia memiliki sebuah jantung

b. Semua kuda adalah mamalia

c. Maka, semua kuda memiliki sebuah jantung

2. Argumen Induktif
Argumen induktif, kadang disebut logika induktif, adalah argumen
yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai
kesimpulan umum. Contoh argumen induktif

a. Kuda Sumba mempunyai sebuah jantung

b. Kuda Australia mempunyai sebuah jantung

c. Kuda Inggris mempunyai sebuah jantung

d. Kuda Amerika mempunyai sebuah jantung

e. Maka, setiap kuda mempunyai sebuah jantung

D. Kata Penanda dan Bentuk Standar Argument


Sebuah tulisan dapat pula disusun menurut urutan dari yang umum ke
yang khusus atau dari yang khusus ke yang umum. Dalam keseluruhan tulisan
itu, ada bagian pembuka (ancang-ancang), bagian isi (penjabaran), dan bagian
penutup. Pada keseluruhan bagian karangan ada bagian yang tidak kalah
penting, yaitu bagian yang memberikan rambu-rambu. Rambu-rambu yang
dimaksud adalah penanda hubungan antarbagian yang sangat mutlak
diperlukan untuk membangun paragraf yang baik. Secara umum rambu-
rambu paragraf yang baik meliputi kesatuan, kepaduan,
kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi.
Untuk memahami sebuah argument dalam kehidupan nyata tidaklah
selalu dihadapkan pada bentuk-bentuk argument baku, kadang kita sering
menemukan kesulitan untuk memahami sebuah argument karena antara
premis dan kesimpulan tidak disusun secara baku. Oleh karenanya, utuk
mengatasi kesulitan tersebut pelajarilah sebuah argument secara cermat; tulis
dan kenali kembali argument tersebut dalam bentuk baku. Jeremias Jena
mengatakan, bahwa untuk mengidentifikasi sebuah argument ada kata-kata
yang dapat digunakan sebagai indicator premis dan indkator kesimpulan.
1. Indikatorpremis, di antaranya:
a. Sejak…
b. Pertama, kedua, danseterusnya…
c. Karena…
d. Ini merupakan implikasi dari…
e. Bedasarkan…
f. Sebagaimana ditunjukan…
g. Sebagaimana diindikasikan…
h. Dapat disimpulkan…
2. Sedangkan indicator kesimpulan dapat dilihat dari kata-kata sebagai
berikut:
a. Implikasi lebih lanjut adalah…
b. Kita dapat menimpulkan bahwa…
c. Hal ini memperlihatkan bahwa…
d. Jadi,…
e. Dengandemikian…
f. Sesuaidenganitu…
g. Konsekuensinya…
h. Maka…
i. Karenaitu… dansebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karangan argumentasi adalah karangan yang membuktikan
kebenaran atau ketidak benaran dari sebuah pernyataan (statement), yang
bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran
pendapat penulis. Karya tulis argumentasi pada dasarnya merupakan
bagian dari eksposisi, sifat-sifat karya eksposisi ada pada argumentasi.
Sifat khusus yang dimilikinya, yaitu untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi
semacam ini dinamakan argumentasi. Dalam karangan argumentasi,
penulis harus mengetahui secara jelas tentang subjek yang akan diteliti,
sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiah. Penulis  harus
bersedia mempertimbangkan pendapat-pendapat sendiri sehingga dapat
memperkuat informasi yang dibutuhkan, yang ketiga harus mengandung
arti, bahwa karangan argumentasi harus mengemukakan persoalan secara
jelas.

B. Saran
Setelah mengetahui konsep berfikir kritis diharapkan dapat
meningkatkan cara penalaran pada kehidupan sehari-hari untuk
menyelesaikan segala permasalahan dan dapat menarik kesimpulan serta
engevaluasi dari permasalahan tersebut.
Untuk penyusun makalah selanjutnya diharapkan bisa melengkapi
materi serta contoh dari masing-masing sub bab agar membantu para
pembaca dalam memahami bahasa dan cara berfikir kritis melalui
penalaran-penalaran.

DAFTAR PUSTAKA

Woodhouse,Mark B.2000."Ber Filsafat sebuah langkah awal". Yogyakarta:


Kanisius
Hoetomo (2005) Kamus Lengkap Bahasa Indoesia. Surabaya: Mita Pelajar.

Fathiaty Murtadho. 2013. BerpikirKritis dan Strategi Metakognisi: Alternatif


Sarana Pengoptimalan Latihan Menulis Argumentasi. 2nd International
Seminar on Quality and Affirdable Education (ISQAE)

Maimunah, Siti Annijat 2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.


Malang: UIN-Maliki Press

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Suparni. 1984. Penuntun Pelajaran Bahasa dann Sastra Indonesia Berdasarkan


Kurikulum 1984. Bandung: Ganeca Exact Bandung.

Anda mungkin juga menyukai