Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR ILMU FILSAFAT

“ SENI BERFIKIR KRITIK DALAM BERARGUMENTASI “

Disusun oleh;

NAMA : RIZKA AULIA SABILA

NIM : 2288203008

PRODI : PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

DOSEN : SYAHRUDDIN MAHMUD M, SPD.,MED,


MOD.,PHB.

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

T. A.2022/2023

i
U.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat,Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga tugas makalah “seni berfikir kritik dalam berargumentasi” ini dapat saya
selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar ilmu filsafat/logika.
Semua orang,apapun profesinya, pasti berargumentasi tentang banyak hal. Nah tanpa
dibekali teknik berargumentasi yang memadai maka argumentasi seseorang akan lemah dan
mudah dipatahkan.Dimakalah ini berisi teknik berargumentasi baik lisan maupun tulisan.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca tentang cara berargumentasi dengan baik dan benar.
Saya menyadari makalah ini tidak lupuk dari berbagai kekurangan,penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
makalah ini dapat di kembangkan lagi lebih lanjut.Aamiin

Maros,5 januari 2023

Rizka Aulia sabila

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul ........................................................................................................i

Kata pengantar ........................................................................................................ii

Pendahuluan.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4
1.2 Tujuan .....................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Berfikir,Berfikir Kritis dan Berargumentasi........................................................5-6
2.2 Mengapa dan kapan menggunakan argument?....................................................6-7
2.3 Struktur argument dan pemetaan argument.........................................................7-8
2.4 Bagaimana membuat argument yang bagus dan kuat..........................................8
2.5 Menilai argumentasi.............................................................................................8-9
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10-11
3.2 Saran ..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyak orang salah sangka terhadap argumentasi. Argumentasi sering di pahami
sebagai pertengkaran antara dua pihak yang sarat emosi. Apabila sepasang suami istri
sedang berargumentasi, niscaya seta merta orang melihatnya sebagai cekcok. Padahal,
berbeda sekali dengan apa yang dibayangkan orang selama ini. Argumentasi bersandar
pada aktivitas manusia yang sangat khas, yakni berfikir.Orang dikatakan berfikir apabila
menggunakan akal sehatnya, bukan emosi. Artinya, argumentasi bukan pertengkaran
rumah tangga yang meledak-ledak. Tapi argumentasi adalah proses penarikan kesimpulah
yang sahih daei sebuah keputusan shahih dari sebuah keputusan (premis) kepada
kesimpulan. Argumentasi bukan deskripsi tentang bagaimana kita bias berfikir sehari-hari
melainkan aturan nomatif tentang bagaimana seharusnya kita berfikir.
1.2. Rumus Masalah
1) Apa itu berfikir,berfikir kritik, dan argumentasi ?
2) Mengapa dan Kapan menggunakan argumen?
3) Bagaimana Struktur argument dan pemetaan argument?
4) Bagaimana membuat argument yang bagus dan kuat?
5) Bagaimana Menilai argumentasi?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1) Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah pengantar ilmu filsafat /logika.
2) Untuk mengetahui tentang apa itu sebenarnya berfikir,berfikir kritik dan
argumentasi.
3) Untuk mengetahui mengapa dan kapan menggunakan argument.
4) Untuk mengetahui Struktur argument dan pemetaan argument.
5) Untuk mengetahui Bagaimana membuat argument yang bagus dan kuat.
6) Untuk Menilai argumentasi.
I.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Berfikir,Berfikir Kritis dan Berargumentasi


2.1.1. Berfikir
Apabila kita cermati tidak semua aktivitas yang kita sangka sebagai “berfikir”
adalah sungguh-sungguh “brfikir”. Befikir bukan membayangkan atau mengingat
sesuatu. Orang disebut berfikir disebut apabila menyusun ide. Ide adalah representasi
intelektual yang memotret esensi dari fenomena yang berubah dan beragam.
Contohnya, seorang anak sudah bias berkata “pensil” tanpa perlu melihat pensil
dihadapannya. Berfikir adalah sebuah aktivitas abstraksi yang melepaskan esensi dari
bentuk-bentuk khusus. Namun, kebenaran tidak terdiam di dalam ide. Kebenaran
ditemukan didalam keputusan. Berfikir adalah aktivitas yang menyatukan ide-ide
menjadi keputusan.
2.1.2. Berfikir Kritik
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir
kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai
kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, indepen-den,
jernih dan rasional.Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai
pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan
penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan,
mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan
akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi
alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis,
dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan
kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan
apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai.

Ada 3 syarat diperlukan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis:


1) Sikap untuk menggunakan pemikiran yang dalam di dalam melihat suatu
permasalahan, dengan menggunakan pengalaman dan bukti yang ada,
2) Pengetahuan tentang metode untuk bertanya dan mengemukakan alasan dengan
logis.dan,
3) Ketrampilan untuk menerapkan metode tersebut.

5
2.1.3. Argumentasi
Argumentasi sering disalahpahami sebagai pertengkaran antara dua pihak
yang sama-sama emosional.Sepasang suami istri yang sedang berargumen biasanya
mengeluarkan suara tinggi, memaki, mengungkit masa lalu, atau melempar
barang.semua itu bukan argumentasi dalam pengertian yang akan dibahas berikut
ini. Argumentasi adalah proses penarikan kesimpulah yang sahih daei sebuah
keputusan shahih dari sebuah keputusa (premis) kepada kesimpulan. Argumentasi
bukan deskripsi tentang bagaimana kita bisa berfikir sehari-hari melainkan aturan
nomatif tentang bagaimana seharusnya kita berfikir.
Argumentasi juga harus mendukung atau menentang sesuatu. Itu harus
menyajikan sebuah kasus. Untuk sesuatu itu menjadi argumentasi, itu harus
mengandung beberapa pembenaran untuk klaim agar dapat mendukung argumen.
Misalnya, pernyataan kita untuk mendukung Black Lives Matter adalah untuk
sebuah gerakan, tetapi itu bukan argumentasi. Tetapi jika kita menambahkan alasan
mengapa, maka itu akan menjadi argumentasi. Kita harus mendukung Black Lives
Matter karena gerakan ini untuk menunjukkan bahwa kita menentang perlakuan
yang tidak setara terhadap orang-orang berdasarkan etnis atau warna kulit mereka.
Salah satu kara kunci dalam memahami argumentasi adalah konsekuensi.
Argumentasi adalah sederet kalimat, atau proposisi yang mana satu mengikuti secara
logis yang lainnya.
2.2. Mengapa dan kapan menggunakan argument?

Ketika kita ingin seseorang / semua orang menerima ide baru, praktik baru, atau
sepotong informasi baru sebagai fakta, kita perlu meyakinkan mereka bahwa ide baru itu
lebih baik dari yang sebelumnya, atau bahwa sebuah informasi baru mungkin benar. Kita
melakukan ini dengan menghadirkan alasan meyakinkan untuk mendukung klaim baru. Kita
memperdebatkan klaim tersebut dengan menghadirkan bukti yang meyakinkan bahwa klaim
tersebut seharusnya diterima, mengingat apa yang kita ketahui. Argumen adalah upaya
membujuk seseorang untuk menerima klaim atau poin dengan menggunakan akal. Istilah
'argumen' umumnya digunakan untuk menggambarkan perselisihan atau perselisihan antara
dua orang atau lebih. Dalam tulisan akademik, diterbitkan makalah posisi atau laporan,
bagaimanapun, argumen tidak selalu menunjukkan ketidaksepakatan. bentuk argumen itu
digunakan ketika kita ingin meyakinkan seseorang (pembaca atau pendengar) dari sesuatu,
seperti untuk:

6
1) Dukung sesuatu yang menurut kami pantas – posisi, sudut pandang, program,
dan objek, tindakan.Membujuk seseorang bahwa sesuatu akan bermanfaat untuk
dilakukan (atau tidak dilakukan) – atindakan tertentu.
2) Meyakinkan seseorang bahwa sesuatu itu benar, mungkin benar, atau mungkin –
mendukung hipotesis, menetapkan fakta, atau kemungkinan hasil.
3) Menunjukkan kepada seseorang masalah atau kesulitan dengan sesuatu – teori,
dan pendekatan, tindakan.
4) Berunding dengan seseorang untuk membuat mereka mengubah pikiran,
keyakinan, atau praktik mereka.

Anda tidak memerlukan argumen jika Anda menjelaskan suatu proses atau peristiwa, daftar
item tertentu, menjelaskan bagaimana melakukan sesuatu, bagaimana sesuatu bekerja atau
mengidentifikasi poin-poin atau faktor-faktor kunci. Anda memang membutuhkan argumen
ketika poin yang Anda buat tidak diketahui dengan baik atau mungkin tidak diterima dengan
baik (tidak jelas benar) atau di mana Anda tahu ada beberapa perbedaan pendapat,
kontroversi atau perspektif alternatif. Jika demikian, Anda memiliki untuk memberikan
alasan untuk mendukung posisi Anda.

5.3. Struktur argument dan pemetaan argument


Argumen memiliki struktur yaitu Argumen sederhana akan memiliki satu klaim atau
kesimpulan dengan alasan pendukung atau beberapa bukti pendukung, seperti dalam latihan
di atas. Argumen yang lebih kompleks mungkin memiliki beberapa klaim, dengan argumen
terpisah untuk masing-masing, yang mengarah ke kesimpulan utama. Tidak semua argumen
akan terstruktur cara yang sama. Argumen dapat dimulai dengan klaim dan kemudian
menyajikan satu atau lebih alasan untuk mendukung atau membenarkan klaim tersebut.
Alternatifnya, mungkin dimulai dengan alasannya dan diakhiri dengan kesimpulan, yang
disimpulkan dari alasan tersebut.
Contoh Argumen
Kesehatan yang baik memerlukan gizi yang baik, dan gizi yang baik memerlukan
anggaran yang memadai untuk membeli makanan segar dan bergizi (alasan). Dengan
demikian kesehatan yang baik membutuhkan yang memadai anggaran (kesimpulan).
Seringkali mudah untuk melihat struktur argumen singkat tanpa harus menganalisis dengan
cermat teks. Namun, sebagian besar teks lebih kompleks. Mereka mungkin termasuk
informasi yang tidak secara langsung relevan dengan argumen, seperti informasi kontekstual
atau latar belakang, tidak didukun oleh pandangan pribadi penulis atau orang lain, penjelasan

7
atau informasi tambahan yang terkait dengan topik tetapi bukan bagian dari argumen.Teks
akademik sering menyertakan lebih dari satu argumen. Mungkin karena banyak klaim yang
diperdebatkan oleh penulis; mereka mungkin memiliki serangkaian sub atau pendukung
argumen dan mereka mungkin termasuk argumen kontra. Bukti yang disajikan dapat berupa
sama rumitnya, mulai dari pernyataan atau kutipan sederhana yang disajikan sebagai fakta
hingga penyajian data penelitian rinci (sering dalam tabel) yang diambil dari eksperimen,
pengamatan, statistik atau kuesioner. Untuk mengevaluasi dan mengkritik suatu argumen,
kita perlu memahaminya melihat apa yang dikatakan (diperdebatkan) dan mengapa. Kita
perlu menganalisisnya dengan memecahkannya itu ke dalam bagian-bagian komponennya
atau elemen-elemennya.
5.4. Bagaimana membuat argument yang bagus dan kuat?
Saat mengkritik tulisan orang lain, kami mengkritik klaim yang mereka buat untuk
dilihat apakah kita harus menerimanya atau tidak. Penerimaan klaim akan tergantung pada
kekuatan bukti yang disajikan untuk mendukungnya dan relevansi bukti tersebut untuk klaim.
Itu akan tergantung pada kekuatan argumen mereka. Kita perlu memahami apa yang
membuat argumen bagus (atau argumen buruk) untuk mengkritik informasi secara efektif
untuk mengevaluasi nilainya, dan untuk menilai apakah informasi dapat digunakan untuk
membenarkan klaim kita sendiri.
Argumen akan kuat jika memiliki hal-hal berikut:
1) Premis dapat diterima (masuk akal)
2) Alasan yang diberikan untuk mendukung klaim dapat dipercaya
3) Alasan yang diberikan untuk mendukung klaim tersebut relevan
4) Alasan memberikan alasan yang cukup untuk klaim
5) Premis terhubung secara semantik (makna)
6) Premis terhubung secara sintaksis (secara logis)
5.5. Menilai argument
Saat menilai kekuatan sebuah argumen, kita melihat seberapa baik premis-premisnya
mendukung kesimpulannya. Apakah dukungannya cukup kuat sehingga kita bersedia
menerima kebenaran suatukesimpulan. Penerimaan kesimpulan kita harus bergantung pada
beberapa hal:
1) Kekuatan dan keandalan bukti
2) Hubungan bukti dengan klaim/kesimpulan
3) keandalan kesimpulan dalam hubungannya dengan bukti
4) Struktur logika argumen
8
5) Asumsi dasar yang mempengaruhi penerimaan bukti Ingat! Kami ingin menghindari
menerima kesimpulan hanya karena kami setuju dengan itu.
Mengkritik argumen mengharuskan kita untuk mengidentifikasi penalaran penulis sehingga
kita dapat memutuskan apakah itu logis dan benar-benar mendukung klaim tersebut.
Dalam befikir kritik banyak memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari kita,
terlebih lagi apabila kita akan membuat sebuah argumentasi secara lisan maupun tulisan.
Dengan berfikir kritik juga memudahkan kita dalam segala aspek kehidupan. Dalam
membuat sebuah argument pasti membutuhkan kita untuk berfikir kritis agar argument kita
tidak mudah dipatahkan. Sekarang kita membahas beberapa manfaat berfikir kritis dalam
berargumentasi yaitu;
1) Argument kita mudah diterima orang lain
2) Kita mudah menyusun argument secara terstruktur
3) Cepat menemukan ide penyusunan argument
4) Semakin teliti dalam mengambil opini hingga berusaha mencari fakta
5) Selalu berfikir logis dalam menbuat argument

9
BAB IV

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berfikir adalah sebuah aktivitas abstraksi yang melepaskan esensi dari bentuk-bentuk
khusus. Namun, kebenaran tidak terdiam di dalam ide. Kebenaran ditemukan didalam
keputusan. Berfikir adalah aktivitas yang menyatukan ide-ide menjadi keputusan. Selain itu,
kita juga perlu berfikir kritis. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana
pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran
yang reflektif, independen, jernih dan rasional . Berpikir kritis mencakup ketrampilan
menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Sedangkan argumentasi
adalah proses penarikan kesimpulan yang sahih dari sebuah keputusan shahih dan dari sebuah
keputusa (premis) kepada kesimpulan dan argumen juga merupakan upaya membujuk
seseorang untuk menerima klaim atau poin melihat dengan menggunakan akal. Ketika kita
ingin seseorang / semua orang menerima ide baru, praktik baru, sebagai fakta, kita perlu
meyakinkan mereka bahwa ide baru itu lebih baik dari yang sebelumnya, atau bahwa sebuah
informasi baru mungkin benar. Maka kita mengeluarkan argument dengan menghadirkan
alasan yang meyakinkan untuk mendukung klaim baru. Kita memperdebatkan klaim tersebut
dengan menghadirkan bukti yang meyakinkan bahwa klaim tersebut seharusnya diterima,
mengingat apa yang kita ketahui. Argumen sederhana akan memiliki satu klaim atau
kesimpulan dengan alasan pendukung atau beberapa bukti pendukung, seperti dalam latihan
di atas. Argumen yang lebih kompleks mungkin memiliki beberapa klaim, dengan argumen
terpisah untuk masing-masing, yang mengarah ke kesimpulan utama. Tidak semua argumen
akan terstruktur dengan cara yang sama. Argumen dapat dimulai dengan klaim dan kemudian
menyajikan satu atau lebih alasan untuk mendukung atau membenarkan klaim tersebut.
Alternatifnya, mungkin dimulai dengan alasannya dan diakhiri dengan kesimpulan,
disimpulkan dari alasan tersebut. Penerimaan klaim akan tergantung pada kekuatan bukti
yang disajikan untuk mendukungnya dan relevansi bukti tersebut untuk klaim. Itu akan
tergantung pada kekuatan argumen mereka. Kita perlu memahami apa yang membuat
argumen bagus (atau argumen buruk) untuk mengkritik informasi secara efektif untuk
mengevaluasi nilainya, dan untuk menilai apakah informasi dapat digunakan untuk
membenarkan klaim kita sendiri. Saat menilai kekuatan sebuah argumen, kita melihat

10
seberapa baik premis-premisnya mendukung kesimpulannya. Apakah dukungannya cukup
kuat sehingga kita bersedia menerima kebenaran suatu kesimpulan.
3.2. Saran
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang berjudul
seni berfikir kritis dalam berargumentasi Ini berguna untuk menambah pemahaman dan
wawasan bagi pembaca,terlebih lagi sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran
sebagai calon guru. Selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa
ingin tahu hasil dari kegiatan yang telah dilakukan dan jangan pernah kenyang akan ilmu
pengetahuan tapi hauslah akan pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adian,Donny Gahral.,dan Hendra sandi Pratama. 2016. Teknik Berargumentasi. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Egege,Sandra. 2021. Becoming a critical thingker. Flinders university: Red Globe Press.

Berpikir Kritis (Critical Thinking) - PDF Free Download (adoc.pub) Diakses pada hari rabu,4 januari
2023, jam 12:00.

12

Anda mungkin juga menyukai