Anda di halaman 1dari 19

KARANGAN ARGUMENTASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Menulis-2


Dosen : Dr. Sadieli Telaumbanua, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
Yolandita Octavianty Sipahutar (173306010040)
Saulina Oktavia Br. Nainggolan (173306010042)
Mutia Khansa Manurung (173306010037)
Suaibah (173306010034)

ROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini di
susun guna melengkapi tugas kelompok. Berikut ini penyusun mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul Karangan Argumentasi, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita
Melalui kata pengantar ini penyusun menyimpulkan bahwa dalam penyusunan atau
pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan, saran dan kritik sangat dibutuhkan
untuk dapat menyempurnakan penulisan di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan teman-teman maupun pihak lain yang
berkepentingan.

Medan, 06 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... iv

1.1. Latar Belakang. ............................................................................................. 4


1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3. Tujuan ........................................................................................................... 5
1.4. Manfaat ......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... v


2.1 Pengertian Karangan Argumentasi ............................................................... 6-7
2.2 Tujuan ........................................................................................................... 8
2.3 Ciri-ciri Karangan Argumentasi .................................................................... 8-9
2.4 Syarat dan Pertimbangan Karangan Argumentasi ........................................ 9-10
2.5 Komponen Karangan Argumentasi............................................................... 10
2.6 Dasar dan Sasaran Karangan Argumentasi ................................................... 11-12
2.7 Langkah-langkah Membuat Karangan Argumentasi .................................... 12
2.8 Pola Pengembangan ...................................................................................... 12
2.9 Bentuk Karangan Argumentasi ..................................................................... 12-17

BAB III PENUTUP .................................................................................................. vi


3.1 Kesimpulan. ................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... vii

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis
mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan kata Bahasa, struktur Bahasa, dan kosa
kata. Tujuan menulis adalah menyampaikan pesan kepada pembaca.bila tidak dibaca, kegiatan
menulis itu akan sia-sia. Mengajar menulis antara lain adalah membangun kesadaran bahwa
menulis itu tergantung pada pembaca dan kwalitas respon pembaca menentukan keberhasilan
komunikasi tulis. Belajar menulis ibarat seperti belajar keterampilan lain yang berubah dari mudah
kesulit, dari sini ke sana, dari sekarang ken anti, karena itu apa yang pertama ditulis adalah diri
sendiri, rumah sendiri, keluarga sendiri dan seterusnya.
Menulis hasil penelitian dengan menggunakan sistematika, argumentasi adalah langkah yang
baik untuk menulis karangan argumentasi. Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentative
adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertumpu pada bukti-bukti atau ifidensi yang
dapat dijalin dalam metode-metode bagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi. Tetapi dalam
berargumentasi terdapat motivasi yang kuat. Namun argumentasi disamping memerlukan
kejelasan, keyakinan dengan perantara fakta-fakta atau bukti-bukti itu, untuk itu kelompok kami
akan menjelaskan karangan argumentasi sebagai penyelesai tugas Keterampilan Menulis II.
Sebagaimana kita ketahui bahwa mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau
menyampaikan gagasan, informasi, atau pengalaman melalui bahasa tulis. Pengungkapan atau
penyampaian gagasan ini diwujudkan melalui berbagai unsur bahasa. Gagasan dapat diungkapkan
melalui kata atau kalimat.
Seperti dikemukakan diatas gagasan dapat diungkapkan melalui bentuk paragraph atau
karangan utuh. Penyampaian gagasan melalui karangan dapat dibedakan atas berbagai macam
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penulisnya, kita mengenal karangan argumentasi.
Dengan adanya makalah ini kami tim penulis akan menyajikan informasi mengenai karangan
argumentasi.

4
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada permasalahan yang akan dibahas, yaitu :
 Bagaimana cara membuat karangan argumentasi yang benar ?
 Bagaimana ciri-ciri dari karangan argumentasi ?
 Bagaimana syarat dan pertimbangan dari karangan argumentasi ?
 Apasaja komponen dalam karangan argumentasi ?
 Apasaja dasar dan sasaran dari karangan argumentasi ?

1.3 Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan, yaitu :
 Mengetahui cara membuat karangan argumentasi dengan benar
 Mengetahui ciri-ciri dari argumentasi
 Mengetahui syarat dan pertimbangan dari karangan argumentasi
 Mengerti apa-apa saja komponen dalam karangan argumentasi
 Dan mengetahui dasar dan sasaran dari karangan argumentasi.

1.4 Manfaat
Dengan ada karangan argumentasi ini yang dapat memberi manfaat sebagai berikut :
 Membuat kita lebih kreatif dalam mengarang
 Menuangkan gagasan-gagasan, ide-ide, atau pendapat-pendapat melalui karangan
 Memperluas wawasan informasi tentang argument-argumen dari pengarang lain.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karangan Argumentasi


Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat membuat si pembacanya
merasa percaya dengan pendapat atau argumen si penulisnya. Oleh karena itu, karangan ini bersifat
meyakinkan si pembaca agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk memengaruhi si
pembaca.
Pengertian karangan argumentasi menurut beberapa ahli :
 Menurut Finoza (2008:243), karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan
meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah
laku tertentu.
 Menurut Aceng Hasani (2005:43) bahwa karangan argumentasi adalah suatu jenis
karangan yang berusaha mempengaruhi orang lain dengan cara menyajikan bukti-bukti
sebagai penguat argumentasi yang dinyatakan secara logis dan factual dengan tujuan
pembaca atau pendengar tertarik dengan yang dikemumakakan oleh penulis.
 Menurut Keraf (1997:99) mengemukakan bahwa argumentasi adalah suatu retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya percaya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara.
Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,
sehingga ia mampu menunjukaan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar
atau tidak.
 Menurut Alwasilah (2005:116) mengemukakan bahwa argumentasi adalah karangan yang
membuktikan kebenaran atau ketidak benaran dari sebuah pernyataan (statement).
Menurutnya argument tidak berarti pertengkaran. Dalam teks argument penulis
menggunakan berbagai strategi atau piranti retorika untuk meyakinkan pembaca ikhwal
kebenaran atau ketidak benaran itu.
 Menurut Kokasih (2003:27) karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk
membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.

6
Beranjak dari definisi diatas. Menurut Keraf (1997:4), dasar sebuah tulisan yang bersifat
argumentatif adalah berfikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dari fakta-fakta atau
evidensi-evidensi yang ada. Dalam argumentasi terdapat motivasi yang lebih kuat, di samping
memerlukan kejelasan, argumentasi juga memerlukan keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta
itu. Dengan fakta yang benar, ia dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang kurang hati-hati dan tidak
cermat menganalisa data- data tersebut, dapat menggagalkan seluruh usaha pembuktiannnya.
Menurut para ahli diatas karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan
alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Berdasarkan
pemaparan semua ahli diatas, dapat di simpulkan bahwa karangan argumentasi merupakan suatu
bentuk komunikasi tidak langsung melalui media tulisan yang bersifat memberilkan pandangan
dan memposisikan diri untuk meyakinkan orang lain. Proses meyakinkan pandangan yang
dituangkan dalam argumentasi adalah dengan cara menghadirkan evidensi atau pembuktian yang
relavan dan merupakan rujukan pada pembaca agar percaya dengan apa yang penulis paparkan
dengan mengajukan bukti-bukti yang mendukung kebenaran tulisan tersebut.
Pada dasarnya kekuatan argument terletak pada kemampuan penulis dalam mengemukakan
tiga prinsip, yaitu pernyataan, alasan yang mendukung dan pembenaran. Daud (2004:25).
 Pernyataan mengacu penentuan posisi dalam masalah yang masih kontroversional.
 Alasan mengacu pada usaha untuk mempertahankan pernyataan dengan memberikan
alasan-alasan atau bukti yang sesuai.
 Pembenaran mengacu pada usaha dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan
alasan.
Karangan argumentasi disebut juga karangan alasan. Untuk membuat karangan ini, penulis
terlebih dahulu harus mengamati berbagai persoalan yang terjadi setelah pengamatan dilakukan
timbullah sebuah opini atau pernyataan atas pengamatannya tersebut. Opini yang dimunculkan
tersebut harus berlandaskan pada alasan-alasan yang logis, dan rasional bahkan lengkapnya
dengan pembuktian (http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah karangan
yang bertujuan menyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima sesuatu
kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.

7
2.2 Tujuan Karangan Argumentasi
Menurut Finoza (2008:243), tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan
pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Sedangkan
syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam
bernalar dan menyusun ide yang logis.
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan
data atau fakta sebagai alasan atau pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini
dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Karangan argumentasi bersifat nonfiksi, logis, bahasanya baku, tidak ambigu, kalimatnya
berbentuk kalimat tunggal. Ia bertujuan untuk pembuktian suatu kebenaran sehingga meyakinkan
pembaca mengenai kebenaran itu, tapi buka berarti mengajak orang lain untuk mengikuti opininya.

2.3 Ciri-ciri Karangan Argumentasi


Menurut Finoza (2008:243), ciri-ciri karangan argumentasi adalah :
1. Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan memengaruhi
keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
2. Mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan
3. Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian.

Berdasarkan pendapat di atas, ciri-ciri karangan argumentasi dapat dijabarkan lebih detail sebagai
berikut :
1. Meyakinkan pembaca bahwa apa yang ditulis itu adalah benar adanya dan berdasarkan
fakta.
2. Meyakinkan pembaca bahwa argumen atau pendapat yang berdasarkan fakta atau data
tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Menjelaskan pendapat, gagasan, ide, keyakinan penulis kepada pembaca.
4. Menarik perhatian pembaca pada persoalan yang dikemukakan.
5. Memerlukan analisis dan bersifat sistematis dalam mengolah data.
6. Menggunakan fakta atau data yang berupa angka, peta, statistic, gambar dan sebagainya.
7. Menyimpulkan data yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
8. Mendorong pembaca untuk berpikir kritis.

8
Jika kita perhatikan dari ciri-ciri karangan argumentasi tersebut karangan argumentasi itu
adalah karangan yang isinya meyakinkan pembaca dengan cara memaparkan pendapat, ide,
gagasan berdasarkan fakta atau data yang berupa angka, peta, statistic, table, grafik, dan
sebagainya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perlu diketahui bahwa tujuan
karangan ini hanyalah untuk meyakinkan pembaca, bukan untuk memengaruhi pembaca.

2.4 Syarat-syarat dan Pertimbangan Menulis Karangan Argumentasi


Dalam menulis suatu tulisan argumentasi, terdapat beberapa syarat yang harus
diperhatikan. Syarat-syarat tersebut diantaranya sebagai berikut :
 Harus mengetahui benar pokok persoalan yang akan di argumentasikan berikut argumen-
argumennya.
 Harus berusaha mengemukakan permasalahan dengan sejelas-jelasnya sehingga mudah
dipahami pembaca.
 Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mencapai hasil karangan yang logis dan
benar.
 Evidensi baik berupa bukti, contoh, maupun alasan-alasan harus dikemukakan berdasarkan
logika atau penalaran budi akal sehingga tersusun sebuah karangan argumentasi yang logis
dan sistematis.

Syarat-syarat diatas diperkuat oleh pendapat Alwasilah (2006:116) bahwa argument


mengandalkan berbagai jenis appeal, yakni banding atau pertimbangan. Jenis-jenis appeal yang
lazim dipakai para penulis menurutnya adalah sebagai berikut :
 Appeal to the writer’s own credibilitas (authority)
Pertimbangan kreadibilitas atau otoritas kepakaran sang penulis dengan menunjukkan
dirinya menguasai (tahu banyak) ikhwal suatu persoalan dengan tetap menghargai
pandangan pembaca
 Appeal to empirical data
Pertimbangan data empiris (data yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan, atau
penelitian) dengan menyajikan data primer atau sekunder untuk memperkuat argument.
 Appeal to reason (logical appeals)

9
Pertimbangan nalar atau logika, yakni bernalar dengan tepat ketika mengajukkan pendapat
disertai bukti-bukti yang meyakinkan. Dengan menghubungkan pengamatan (observasi
berdasarkan data empirik) dengan kejadian-kejadian yang ada didunia ini.
 Appeal to the read’’er’s emotions, values, or attitudes (pathetic or affective appeal
Yaitu pertimbangan nilai-nilai, emosi, dan sikap dengan memilih contoh-contoh yang
memunculkan isu-isu yang diharapkan dapat meluluhkan perasaan pembaca dengan
menggunakan bahasa yang kaya makna konotatif.

2.5 Komponen dalam Karangan Argumentasi


Menurut Keraf (1997:104-107) mengemukakan bahwa dalam argument terdiri atas tiga
komponen, yaitu :
 Pendahuluan
Pendahuluan tidak lain dari pada menarik minat pembaca, memusatkan perhatian pembaca
kepada argument-argumen yang akan disampaikan serta menunjukkan dasar-dasar
mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut. Secara ideal
pendahuluan harus mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca
yang tidak ahli sedikit pun, serta memperkenalkan kepada pembaca fakta-fakta
pendahuluan yang perlu untuk memahami argumentasinya.
 Tubuh argument
Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya.
Selama menggarap argumentasinya, pengarang harus terus menerus menempatkan dirinya
dipihak pembaca.
 Kesimpulan dan ringkasan
Dengan tidak mempersoalkan topik mana yang dikemukakan dalam argumentasi,
pengarang harus menjaga agar konklusi yang disimpulkan tetap memilihara tujuan dan
menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai dan mengapa
konklusi-konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis. Dalam tulisan-tulisan biasa,
dimana tidak boleh dibuat kesimpulan-kesimpulan, maka dapat dibuat ringkasan dari
pokok-pokok yang penting sesuai dengan urutan argument-argumen dalam tubuh
karangan itu.

10
2.6 Dasar dan Sasaran Karangan Argumentasi
Dengan mempergunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama, maka
argumentasi atau tulisan argumentasi yang ingin mengubah sikap dan pendapat orang lain bertolak
dari dasar-dasar tertentu, menuju sasaran yang hendak dicapainya. Dasar yang harus di perhatikan
sebagai titik tolak argumentasi adalah:
 Pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan dikemukakan
sekurang-kurangnya mengenal prinsip-prinsip ilmiah.
 Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pendapat pandangan atau pendapat-
pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
Disamping kedua prinsip di atas, penulis atau pembicara harus memperlihatkan pula ketiga
prinsip tambahan berikut :
1. Penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya dengan
jelas, ia harus menjelaskan mengapa ia harus memilih topik tersebut. Sementara itu ia harus
mengemukakan pula konsep-konsep dan istilah-istilah yang tepat.
2. Penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain
yang tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai dimana kebenaran dari
pernyataan yang telah dirumuskannya itu.
3. Dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud yang mana
yang lebih memuaskan penulis untuk menyampaikan masalahnya.
Disamping prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, penulis selalu berusaha pula untuk membatasi
persoalannya, dan menetapkan dimana terletak titik atau sasaran ketidaksesuaian pendapat antara
pengarang dan pembaca. Dengan demikian ia dapat mengubah keyakinan atau mempengaruhi
sikap dan tindakan pembaca.

Untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian, maka sasaran yang harus
ditetapkan untuk diamankan oleh setiap pengarang argumentasi adalah :
 Argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang
mengenai topic yang akan di argumentasikan.
 Pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan
prasangka tertentu.
 Sering timbul ketidaksepakatan dalam istilah-istilah.

11
 Pengarang harus menetapkan secara tetap titik ketidaksepakatan yang akan di
argumentasikan.

2.7 Langkah-langkah Menyusun Karangan Argumentasi


Penyusunan atau penulisan karangan argumentasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
 Memilih dan menentukan pokok permasalahan.
 Merumuskan pokok permasalahan dengan kalimat yang jelas dan membuat grafis besar.
 Menetapkan tujuan.
 Mengumpulkan bahan-bahan yang berupa fakta, keterangan, kesaksian, orang lain, atau
para ahli.
 Mempelajari pustaka dan mencatat kutipan.
 Menganalis, menguji, membandingkan, menghubungkan (fakta, keterangan, kesaksian,
catatan, kutipan) menguraikan, menyusun keterangan dengan menarik dan logis, serta
membuat kesimpulan atau ringkasan.
 Membaca ulang naskah karangan argumentasi demi perbaikan dan penyempurnaan.

Pada dasarnya , setiap karangan membutuhkan langkah-langkah diatas. Oleh sebab itu, yang
membedakan dari setiap jenis karangan tersebut adalah isinya. Dalam hal ini, cara penyampaian
isi untuk masing-masing karangan tersebut jelas berbeda. Misalnya, pada karangan argumentasi
berisi argument atau pendapat untuk memengaruhi pembaca. Sementara itu, pada karangan
persuasi berisi pendapat untuk memengaruhi pembaca agar mengikuti keinginan penulisnya.

2.8 Pola Pengembangan Karangan Argumentasi


Karangan argumentasi sering dikembangkan dari pemaparan hal-hal yang khusus untuk mencapai
suatu generalisasi, dan kadang-kadang juga dibangun mulai dari pemaparan yang general (umum)
ke pemaparan hal-hal yang khusus.Oleh karena itu, ada dua teknik pengembangan argumenntasi
yang dapat di pilih, yaitu : (1) Teknik induktif, dan (2) teknik deduktif.

2.9 Bentuk Karangan Argumentasi

12
Tenaga Insinyur Kian Dibutuhkan

Salah satu tantangan Indonesia di bidang pendidikan dan penyediaan lapangan kerja adalah
belum adanya kesesuaian kom-petensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri. Peta
untuk melihat gambaran besar kebutuhan industri ini sangat dibutuhkan, terutama untuk mengatur
strategi penyediaan sumber daya manusia.
Saat ini, hanya 15 persen dari seluruh jumlah mahasiswa di Indonesia yang menuntut ilmu
di bidang rekayasa (engineering). Padahal, kebutuhan insinyur di Indonesia masih sangat tinggi.
Pada 2017, kebutuhan tenaga insinyur diprediksi mencapai 46 ribu orang. Di sisi lain,
penambahannya diperkirakan hanya 19 ribu. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memperkirakan,
hingga 2019 kekurangan tenaga insinyur mencapai 120 ribu orang.
Dibandingkan negara tetangga, komposisi insinyur di Indonesia dibandingkan keseluruhan
penduduk jauh lebih rendah. Dari 1 juta penduduk, Indonesia hanya memiliki sekitar tiga ribu
insinyur. Bandingkan dengan Singapura yang per 1 juta penduduk memiliki 28 ribu insinyur,
Thailand empat ribu insinyur, atau Filipina lima ribu insinyur.
Pada 2020, kompetisi global keinsinyuran akan kiat ketat karena tuntutan yang makin
tinggi. Di waktu yang sama, Indonesia juga mencanangkan visi sebagai negara industri maju baru.
Kelak, sebagai negara industri maju baru, sektor industri Indonesia harus mampu
memenuhi beberapa kriteria, antara lain memiliki kontribusi tinggi bagi perekonomian nasional,
memanfaat-kan teknologi maju sebagai ujung tombak pengembangan dan penciptaan pasar, dan
memiliki daya saing yang mampu menghadapi liberalisasi penuh dengan negara-negara APEC.
Hal itu tentu saja membutuhkan peran besar sumber daya manusia yang berkualitas.
Peluang lain yang bisa dimanfaatkan generasi milenial adalah masuk ke bidang-bidang
yang mengaitkan kompetensi engineering dengan teknologi berbasis digital, seperti manajemen
data digital yang mudah diakses misalnya. Ke depan, hal ini akan sangat dibutuhkan karena seiring
zaman yang berubah, sebagian besar industri juga melakukan penyesuaian-penyesuaian, terutama
di bidang teknologi.
Periode ketika siswa menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas menjadi kunci,
karena inilah waktu-waktu krusial untuk menentukan jurusan di perguruan tinggi. Sekolah pun
punya peran untuk memberikan siswa informasi yang memadai tentang peluang bekerja atau
berbisnis yang relevan dengan zamannya (Kompas, 16 Oktober 2017, hal. 18)

13
Setelah membaca teks tersebut, hal-hal apa yang dapat diungkapkan terkait dengan
karangan argumentasi? Tema yang diusung penulis bertemali dengan tantangan yang dihadapi oleh
sektor pendidikan. Salah satu di antaranya adalah ketidaksesuaian kompetensi lulusan dengan
kebutuhan lapangan kerja, khususnya industri. Dalam kaitan ini, penulis memaparkan bahwa
industri memerlukan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dalam bidang engineering (insinyur).
Bila dikaitkan dengan judul tulisan, ”Tenaga Insinyur Kian Dibutuhkan,” penulis ingin
membuktikan pernyataannya ini. Bukti atau alasan yang diberikan, yakni (1) kebutuhan insinyur
pada tahun 2017 berjumlah 46 ribu sedangkan yang tersedia hanya 19 ribu, (2) pada tahun 2019
dibutuhkan lagi sebanyak 120 ribu, (3) komposisi insinyur dengan jumlah penduduk rendah
dibandingkan negara tetangga, (4) tahun 2020 kompetisi global insinyur semakin ketat sehingga
perlu persiapan yang matang, (5) sejak sekarang generasi milenial perlu melirik bidang
engineering, (6) siswa SMA perlu mempersiapkan diri termasuk bimbingan dari sekolah.
Kembali pada teks diatas penulis berusaha mempengaruhi atau meyakinkan pembaca
bahwa kompetensi insinyur sangat diperlukan pada masa mendatang. Oleh karena saat ini
Indonesia defisit insinyur karena lulusan ilmu sosial dan humaniora lebih mendominasi. Bukti-
bukti yang diberikan penulis dapat mengubah pendirian pembaca (khususnya generasi milenial,
siswa sekolah menengah) untuk lebih memilih kompetensi engineering dan/atau teknologi
berbasis digital.

Jalan Lain Menurunkan Angka Kemiskinan


Oleh Bagong Suyanto

Tekad pemerintah menekan dan menurunkan angka kemis-kinan tampaknya masih harus
menghadapi sejumlah tantangan.
Optimisme pemerintah menurunkan angka kemiskinan pada 2017 ini menjadi 10,4 persen,
dan pada 2018 menjadi satu digit atau di bawah 10 persen, besar kemungkinan tidak akan tercapai
jika pemerintah masih mengandalkan program-program yang namanya berbeda-beda, tetapi secara
substansial tetap sama dengan program tahun-tahun sebelumnya.

14
Saat ini, sejumlah program yang jadi maskot untuk menurunkan angka kemiskinan, antara
lain, perluasan konversi beras sejahtera jadi layanan nontunai di semua kota dan sebagian besar
kabupaten, penyaluran subsidi energi dan elpiji 3 kilogram non-tunai, serta perluasan target
sasaran Program Keluarga Harapan (PKH) dan perluasan jangkauan pelayanan dasar seperti air
bersih, sanitasi, dan identitas kependudukan. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan subsidi
kredit usaha rakyat (KUR), revitalisasi pasar tradisional, pengucura dana desa, pembangunan
infra-struktur, dan melakukan reforma agraria.
Sejumlah program yang dirumuskan di atas kertas memang sangat menjanjikan. Namun,
semua program yang digagas itu sesungguhnya program gaya lama yang sudah dikembangkan
bertahun-tahun di Indonesia sejak era Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono
tanpa hasil yang seperti diharapkan, sehingga mengharapkan tahun depan angka kemiskinan di
bawah 10 persen bisa jadi adalah target yang terlalu optimistis.
Tak adanya komitmen serius untuk merumuskan program alternatif yang bisa ditempuh
untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan niscaya hasilnya akan mengecewakan.
Persoalannya bukan seberapa besar alokasi dana program penangggulangan kemiskinan
sudah ditambah, melainkan yang ter-penting seberapa jauh program yang dirumuskan benar-benar
menyentuh akar masalah, membenahi hal yang fundamental, dan menyentuh aspek-aspek yang
esensial.

Sejumlah Kekeliruan
Secara politis, lagkah paling mudah untuk mende-monstrasikan kepedulian pemerintah
terhadap upaya penanggulangan kemiskinan adalah melalui program-program yang sifatnya amal-
karikatif ................................ ............................................................................................................
Namun, berharap program yang sifatnya amal-karikatif ini mampu menimbulkan daya ungkit
untuk mengurangi jumlah penduduk miskin tentu tidak pada tempatnya.
Layaknya program bantuan sosial, manfaat dari program PKH, KIP, dan JKN niscaya hanya
mengurangi kerentanan keluarga miskin, bukan memberdayakan keluarga miskin agar naik kelas
memperbaiki tingkat kesejahteraannya.....................................

15
Secara garis besar, dua kekeliruan besar yang dilakukan pemerintah, yang kemudian
menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia tidak kunjung turun secara signifikan.
Pertama, kebijakan menempatkan penduduk miskin tetap sebagai warga pinggiran yang
tidak memiliki akses bersaing di jalur perkekonomian formal dan tidak terdistribusikannya terlebih
dahulu aset yang layak bagi masyararak miskin. Inilah faktor kegagalan dari sejumlah program
penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan pemerintah
..............................................
Kedua, kebijakan menempatkan sektor informal justru sebagai pengganggu dan
penghambat pembangunan. Alih-alih memfasilitasi dan mendukung perkembangan sektor
informasl, di sejumlah daerah sering terjadi kehadiran sektor informal justru dibatasi.
.............................................................................................

Jalan Lain
Dalam bukunya yang terkenal, The Mystery of Capital: Why Capitalism Thriumphs in the
West and Fails Everywhere Else (2000), Hernando de Soto menyatakan, salah satu prasyarat yang
dibutuhkan untuk memberikan kesempatan masyarakat miskin me-ngembangkan usahanya adalah
reformasi hak kepemilikan aset yang terdokumentasi atau sah, yang bisa dijadikan modal untuk
bersaing di sektor perekonomian........................................ Program redistribusi aset seperti ini
harus diakui sangat strategis dan salah satu jawaban dari apa yang digagas de Soto. ... Di luar
program reforma agraria, untuk menjamin masyarakat miskin memiliki peluang mengakses
sumber-sumber permodalan dan pasar, yang dibutuhkan adalah keberanian pemerintah beserta
aparaturnya di daerah, adalah menjamin hak masyarakat miskin mengembangkan potensi sosial-
ekominya di tengah keterbatasan yang membelenggu mereka.
Jalan lain program penanggulangan kemiskinan, mau tidak mau, memang menuntut
perubahan dan kebijakan yang sifatnya struktural. Masalahnya adalah sejauh mana negara mampu
menghindari – dan bahkan melawan tekanan – kekuatan komersial dan sektor perekonomian firma
yang selama ini sudah banyak menikmati kemudahan dan perlindungan kekuasaan? Komitmen
untuk menurunkan angka kemiskian niscaya hanya tinggal slogan jika tidak ditindaklanjuti dengan
program-program yang berani melawan arus. (Kompas, 28 Agustus 2017, hal. 6).

16
Tulisan di atas dimaksudkan untuk ”menolak” program amal-karikatif yang diluncurkan
pemerintah dalam mengurangi jumlah orang miskin. Program PKH, KIP, JKN, menurut
penulisnya, hanya me-ngurangi kadar kerentanan keluarga miskin, bukan memberdayakan
keluarga miskin agar dapat naik kelas memperbaiki tingkat kesejahteraannya. Untuk mendukung
pendapatnya, penulis mengajukan dua kekeliruan pemerintah dalam mengurangi penduduk
miskin, yaitu memposisikan orang miskin sebagai warga pinggiran dan menempat-kan sektor
informal sebagai pengganggu dan penghambat pemba-ngunan.
Tulisan argumentatif tersebut tidak hanya berhenti pada kritik, penulis menunjukkan jalan
yang dapat ditempuh, yakni memberi kesempatan kepada orang miskin untuk memiliki aset yang
terdokumentasi atau sah dan menjamin mereka mengakses sumber-sumber permodalan dan pasar.
Selain penolakan, tulisan argumentasi dapat digunakan untuk mendukung pendapat atau
gagasan orang lain. Artinya, penulis menyetujui pendapat seseorang dengan menunjukkan bukti-
bukti tertentu. Baca dengan cermat tulisan berikut ini.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karangan argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidak-benaran dari
sebuah pernyataan (statement), yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang
kebenaran pendapat penulis. Karya tulis argumentasi pada dasarnya merupakan bagian dari
eksposisi, sifat-sifat karya eksposisi ada pada argumentasi. Sifat khusus yang dimilikinya, yaitu
untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya
eksposisi semacam ini dinamakan argumentasi.

Dalam karangan argumentasi, penulis harus mengetahui secara jelas tentang subjek yang akan
diteliti, sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiah. Penulis harus bersedia
mempertimbangkan pendapat-pendapat sendiri sehingga dapat memperkuat informaso yang
dibutuhkan, yang ketiga harus mengandung arti, bahwa karangan argumentasi harus
mengemukakan persoalan secara jelas.

3.2 Saran
Dalam makalah ini, masih banyak kekurangan-kekurangan maka dari itu,kami sebagai penulis
mengharapkan semoga pembaca bisa memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Telaumbanua, Sadeili. 2018. Keterampilan Menulis bagi (mahasiswa calon) Guru 2.


https://nurfadhilahcch.wordpress.com/2017/03/19/cara-membuat-karangan-argumentasi/
Diunduh pada tanggal 31 Oktober 2019.

19

Anda mungkin juga menyukai