PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
atau pembuktian yang relevan dan merupakan rujukan pada pembaca agar percaya
dengan apa yang penulis paparkan dengan mengajukan bukti-bukti yang
mendukung kebenaran tulisan tersebut.
1) Nursisto (1999)
Mengemukakan bahwa argumentasi merupakan karangan yang bertujuan
untuk mengubah atau mempengaruhi pikiran pembaca sehingga mereka
menyetujui pendapat dan keyakinan kita. Tujuan tersebut akan tercapai apabila
penulis mampu membuktikan dan memberikan alasan bahwa apa yang kita
tuliskan itu benar. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wiyanto (2004) bahwa
karangan argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau
opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang
disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan
yang sulit dibantah.
2) Nurudin (2010)
Mengungkapkan bahwa tulisan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan
pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya. Bisa juga
untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima. Bentuk
argumentasi dikembangkan untuk memberikan penjelasan dan fakta-fakta yang
4
tepat terhadap apa yang dikemukakan. Hal yang sangat dibutuhkan dalam tulisan
argumentatif adalah data penunjang yang cukup, logika yang baik dalam
penulisan, dan uraian yang runtut.
5
10. Menggunakan bahasa yang bersifat rasional dan objketif dengan kata-kata
bermakna lugas dan denotatife
Bila bahan-bahan itu sudah terkumpul, penulis juga harus siap dengan metode
terbaik untuk menyajikannya dalam suatu bentuk atau suatu rangkaian yang logis
dan meyakinkan. Bila penulius tidak mempunyai rencana penyusunan yang baik,
maka tampaknya apa yang diungkapkan itu terarah, serta tidak terdapat hubungan
antara fakta-fakta atau autoritas itu.
1. Pendahuluan
Penulisan argumentasi harus yakin bahwa maksud suatu bagian pendahuluan
adalah tidak lain daripada menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian
pembaca kepada argumen-argumen yang akan disampaikan, serta menujukkan
dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan
tersebut. Secara ideal pendahuluan harus mengandung cukup banyak bahan untuk
menarik perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun, serta memperkenalkan
6
kepada pembaca fakta-fakta pendahuluan yang perlu untuk memhami
argumentasinya. Fakta-fakta pendahuluan harus benra-benar diseleksi supaya
pengrang tidak melakukan hal-hal yang justru bersifat argumentatif yang baru
akan dikemukakan dalam tubuh argumentsi.
Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang diperlukan dalam
bagian pendahuluan, maka penulis hendaknya mempertimbangkan beberapa segi
berikut:
a. Penulis harus menegaskan mengapa persoalan itu di bicarakan pada saat ini.
Bila dianggap waktunya tepat untuk mengemukakan persoalan itu, serta dapat
di hubungkan dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang mendapat perhatian
saat itu, maka fakta-faktanya merupakan suatu titik tolak yang sangat baik.
b. Penulis harus menjelaskan juga latar belakang historis yang mempunyai
hubungan langsung dengan persoalan yang akan di argumentasikan, sehingga
dengan demikian pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal
tersebut. Namun demikian, apa yang di uraikan dalam pendahuluan tidak
boleh terlalu banyak, karena fungsi pendahuluan sekadar menimbulkan
keinginnan tahu, bukan menguraikan persoalannya.
c. Dalam bagian pendahuluan, penulis argumentasi kadang-kadang mengakui
adanya persoalan-persoalan yang tidak di masukkan dalam argumentasi,
Sebaliknya ia mungkin akan menegaskan suatua sistem yang di anggap akan
menolongnya untuk sampai kepada konklusi yang benar. Sebab itu pengarang
harus membedakan hal-hal yang berhubungan dengan selera dan hal-hal yang
bertalian dengan fakta, sehingga dengan mempergunakan dasar tersebut ia
dapat bergerak maju dengan mempergunakan fakta-fakta itu.
2. Tubuh Argumen
Seluruh proses penyusunan argument terletak pada kemahiranh dan keahlian
penulisnya, apakah ia sanggup meyakinkan pembaca bahwa hal yang
dikemukakannya itu benar, sehingga dengan demikian konklusi
yangdisimpulkannya juga benar. Hakikat kebenaran mencakup pula persoalan
menyediakan jalan pikiran yang benar bagi pembaca, sehingga mereka dapat
7
menerima bahwa kesimpulan yang diturunkan juga benar. Kebenaran dalam jalan
pikiran dan konkl;usi itu mencakup beberapa kemahiran tertentu: kecermatan
mengadakan seleksi fakta yang benar, penyusunan bahan secara baik dan teratur,
kekritisan dalm proses berpikir, penyuguhan fakta, evidensi, kesaksian, permis
dan sebagainya dengan benar. Sebab itu, kebenaran harus dianalisa, di susun dan
dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusunan kata,
evidensi dan jalan pikiran yang logis. Selama menggarap argumentasinya,
pengarang harus terus menerus menetapka dirinya di pihak pembaca, misalnya
dengan menanyakan: apakah evidensi itu dapat diterima bila ia berada di tempat
pembaca; apakah evidensi itu sungguh-sungguh mempunyai pertalian dengan
pokok persoalan; apakah tidak ada cara lain yang lebih baik, dan sebagainya.
8
D. Syarat-syarat Menulis Karangan Argumentasi
Dalam menulis suatu tulisan argumentatif, terdapat beberapa syarat yang harus
di perhatikan. Syarat-syarat tersebut, di antaranya sebagai berikut:
9
cermat dan tuntas. Jika data tidak lengkap kesimpulan yang dihasilkan tidak
valid (tidak sah). Selain itu data juga harus diuji kebenaran dan keabsahannya.
Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam karangan data harus diuji atau di
evaluasi kebenaranya sehingga diketahui secara pasti data itu merupakan
fakta. Data dapat diuji dengan wawancara, angket, observasi/penelitian
lapangan, atau penelitian kepustakaan.
c. Appeals to reason (logical appeals)
Pertimbangan nalar atau logika, yakni bernalar dengan tepat ketika
mengajukan pendapat disertai bukti-bukti yang meyakinkan. Dengan
menghubungkan pengamatan (observasi berdasarakan data empirik) dengan
kejadian-kejadian yang ada di dunia ini. Kemudian, pengamatan dan kejadian
tersebut menjadi suatu konsep dan pengertian baru. Kemudian dilanjutkan dengan
proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan
pembuktian, dan diakhiri kesimpulan.
d. Appeals to the reader’s emotions, values, or attitudes (pathetic or
affective appeals)
Pertimbangan nilai-nilai, emosi, dan sikap dengan memilih contoh-contoh
yang memunculkan isu-isu yang diharapkan dapat meluluhkan perasaan pembaca
dengan menggunakan bahasa yang kaya makna konotatifnya.
10
E. Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi
Contoh 1:
Bullying
Bahaya yang dapat disebabkan oleh bullying ini sangat begitu besar bagi
anak-anak. Anak-anak korban bullying yang terus mendapatkan tekanan dan
ejekan dari teman-temannya akan menderita tekanan batin yang sangat berat.
Mereka akan menjadi takut bersosialisai dan berinteraksi dengan orang lain.
11
Akibatnya mereka mulai menjauhkan diri dari lingkungannya. Sehingga terjadilah
anak-anak yang kurang percaya diri atau bahkan lebih parah lagi anak-nak yang
menjadi stress.
Oleh karena itu, jauhi dan awasilah perilaku bullying di dalam lingkungan
anak-anak agar masa depan mereka tidak hancur dan menjadi anak-anak yang
aktif dan berprestasi.
Contoh 2:
Manfaat Internet
Manfaat yang pertama adalah internet bisa di gunakan sebagai sarana untuk
bisnis. Luasnya jangkaun internet bisa digunakan sebagi sarana promosi produk
yang ampuh. Selain cepat memasarkan bisnis di internet juga gratis, jadi kita tidak
perlu membayar baiaya tambahan untuk promosi.
Tidak hanya untuk berbisinis, Internet juga dapat di jadikan sumber informasi
yang ampuh. Internet dapat menghubungkan setiap orang dari belahan dunia
manapun sehingga kita bisa bertukar informasi dengan mereka. Namun, janganlah
langsung percaya dengan berita yang ada di Internet. Sebaiknya ceklah terlebih
dahulu kebenarannya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
dapat membawa akibat yang besar, serta ingin mengemukakan masalah tersebut
dalam tulisan, maka ia harus mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan
13
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman, ed. Bahasa dan Kesustraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia
Indonesia Baru. Jakarta: Gunung Agung.
Finoza, Lamudin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
15