Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

“ARGUMENTASI”

Disusun oleh:
Kelompok 7
Gina Aprillita 2110119220011
Muhammad Radhin Billah 2110119110015
Muhammad Rifqy Febrian 2110119210045
Pramesti Diah Sulistya Maharani 2110119120012
Rabiatul Adawiyah 2110119120001
Rini Salma Nabila 2110119320015
Siti Nadzifah Zuhrah 2110119120002

Dosen Pengampu:
Dr. Amalia Rezeki, S.Pd., M.Pd
Dewi Amelia Widiyastuti, S.Si., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Evaluasi Pembelajaran Biologi yang berjudul
“Argumentasi” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ibu Dr. Amalia Rezeki, S.Pd., M.Pd. dan ibu Dewi Amelia Widiyastuti,
S.Si., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi yang telah
memberikan arahan, serta bimbingan sehingga penyusunan makalah ini dapat
terlaksana dengan baik. Terima kasih pula kepada teman-teman semua yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan baik dari segi susunan atau tata bahasa sehingga kesalahan tersebut
sekiranya dapat dimaklumi dan dimaafkan. Kami berharap semoga makalah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa memberikan manfaat bagi kita
semua dan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Terima Kasih.

Banjarmasin, 30 Mei 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Argumentasi ............................................................................ 3
2.2 Komponen Penilaian Argumentasi ............................................................ 4
2.3 Contoh Soal dan Jawaban Responden ....................................................... 6
2.4 Rubrik Penilaian ........................................................................................ 13
2.5 Tingkat / Indeks Kesukaran ....................................................................... 14
2.6 Indeks Daya Pembeda ............................................................................... 15
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 18
3.2 Saran .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Argumen dapat dikatakan hal yang esensial dalam kehidupan sehari-
hari. Hampir setiap pekerjaan ataupun segala hal memerlukan argumen.
Keesensialan argumentasi tersebut disandarkan pada dua alasan, yakni
argumetasi merupakan sebuah usaha mencari tahu pandangan mana yang
lebih baik dari yang lain dan argumen dijabarkan sebagai cara seseorang
menjelaskan dan mempertahankan suatu gagasan. Argumentasi merupakan
dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Melalui argumentasi
seseorang dapat menunjukkan pernyataan-pernyataan (teori-teori) yang
dikemukakan benar atau tidak dengan mengacu pada fakta atau bukti-bukti
yang ditunjukkan (Syaifudin, & Pratama, 2013).
Melalui tulisan argumentasi, kemampuan berpikir kritis siswa menjadi
berkembang dan pada akhirnya gaya-gaya retorisnya pun semakin variatif.
Gaya retoris dalam bentuk tulisan tersebut memungkinkan dapat mencapai
kesuksesan dengan mudah dalam lapangan pekerjaan. Pernyataan ini cukup
beralasan, sebab tulisan (terutama tulisan argumentatif) merupakan wahana
berkomunikasi yang sangat efektif dan banyak lapangan pekerjaan menuntut
keterampilan menulis yang efektif pula. Namun demikian, besarnya potensi
seperti itu belum mampu mengantarkan kondisi kemampuan menulis
argumentasi siswa ke arah yang lebih baik. Kondisi mengkhawatir ini
menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang terdapat dalam
peningkatan kemampuan menulis argumentasi. Dengan sebuah kreteria
ketercapaian dalam suatu pembelajaran, maka proses pembelajaran akan
dengan mudah dinilai/diukur tingkat kebehasilannya. Keberhasilan
ketercapaian akan dengan mudah dan cepat dapat dilihat dari segi pecapai
tujuan. Dengan kreteria ketercapaian juga mempermudah menetapkan materi,
metode dan alat atau media yang digunakan dalam proses pembelajaran
(Syaifudin, & Pratama, 2013).

1
Tulisan argumentasi ini akan melatih kemampuan berpikir kritis siswa
utamanya dalam aspek Biologi seperti topik sistem reproduksi. Pada
kesempatan ini kami melakukan penilaian argumentasi kepada 5 orang siswa
pada topik sistem reproduksi yang meliputi aspek argumentasi, berpikir kritis,
kognitif dan afektif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengetian argumentasi?
2. Bagaimana komponen penilaian argumentasi?
3. Contoh soal argumentasi?
4. Bagaimana rubrik penilaian yang perlu dicapai?
5. Bagaimana tingkat kesukaran soal?
6. Bagaimana indeks daya pembeda soal?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian argumentasi
2. Mengetahui tentang komponen penilaian argumentasi
3. Mengetahui contoh soal argumentasi
4. Mengetahui rubrik penilaian yang perlu dicapai
5. Mengetahui tingkat kesukaran
6. Mengetahui indeks daya pembeda

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari makalah yang kami buat adalah agar para
mahasiswa mengetahui pengertian argumentasi, komponen penilaian, contoh
soal, rubric penilaian dan tingkat kesukaran soal.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Argumentasi
Pengertian argumentasi menurut beberpa ahli sebagai berikut:
1. Gorys Keraf
Menurut Gorys Keraf (1997:99), arti argumentasi adalah suatu
retorika yang berupaya untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain, sehingga mereka percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan penulis atau pembicara. Melalui argumentasi seseorang
berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau
tidak.apa
2. Aceng Hasani
Menurut Aceng Hasani (2005:43), pengertian argumentasi adalah suatu
karangan yang mencoba untuk mempengaruhi orang lain dengan
menghadirkan bukti-bukti yang memperkuat argumen dimana
penyajiannya dilakukan secara logis dan faktual dengan tujuan pembaca
atau pendengar tertarik dengan yang dikemukakan oleh penulis.
3. Adeng Chaedar Alwasilah
Menurut Adeng Chaedar Alwasilah (2005:116), pengertian argumentasi
adalah suatu esai yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran pernyataan
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, pengertian argumentasi adalah alasan yang dipakai untuk
mendukung atau menolak suatu gagasan dan pendapat orang lain dengan
disertai alasan yang rasional dan objektif.
5. Chaïm Perelman dan Lucie Olbrechts-Tyteca
Argumetasi adalah proses pembangunan dan penyajian argumen yang
bertujuan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca agar menerima
atau mendukung suatu pandangan atau tindakan tertentu.
6. Stephen Toulmin

3
Argumetasi adalah upaya untuk mendukung suatu klaim atau pendapat
dengan menggunakan alasan, bukti, dan pertimbangan yang logis.
7. Douglas Walto
Argumetasi adalah studi tentang bagaimana alasan dan bukti digunakan
untuk mendukung klaim dalam percakapan atau tulisan, dengan tujuan
mempengaruhi pendengar atau pembaca.
8. Thomas B. Farrell
Argumetasi adalah proses berpikir kritis yang melibatkan identifikasi dan
penggunaan alasan, bukti, dan logika untuk memperkuat atau
mempertahankan sebuah klaim.
9. Richard E. Andrews
Argumetasi adalah proses berargumen yang melibatkan pemilihan dan
pengaturan alasan yang kuat untuk mendukung atau mempertahankan
suatu pandangan atau pendapat tertentu (Viyanti dkk, 2016)
Jadi dapat disimpulkan bahwa argumentasi karangan yang berusaha
memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan.

2.2 Komponen Penilaian Argumentasi


Penyebab belum optimalnya kemampuan argumentasi peserta didik adalah
karena belum menerapkan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student
centered). Rendahnya kemampuan argumentasi peserta didik disebabkan guru
belum memberikan wadah untuk mengembangkan kemampuan argumentasi, serta
kegiatan pembelajaran yang masih bersifat teacher centered. P Pembelajaran di
sekolah hanya berfokuskan pada aspek kognitif, namun belum melatih peserta
didik dalam bernalar (Hardini & Alberida, 2022).

Mengingat pentingnya pengembangan keterampilan berargumentasi pada


peserta didik maka perlu dikembangkan suatu asesmen yang dapat mengukur dan
merangsang keterampilan argumentasi peserta didik. Argumen pada teks dengan
menggunakan enam elemen argumen Toulmin yaitu: (1) pernyataan posisi
(claim), (2) data (grounds), (3) jaminan (warrants), (4) pendukung (backing), (5)

4
keterangan modalitas (modal qualifier), dan (6) kondisi pengecualian
(possiblerebuttal) (Ahmad, 2019).

Komponen argumentasi terdiri atas enam komponen, yaitu (Ahmad,


2019).:

a. Data, yaitu fakta atau bukti yang digunakan untuk membuktikan


argumen.
b. Klaim (claim), yaitu pendapat atau pernyataan yang dikemukakan oleh
pembicara dan ingin diterima oleh audien.
c. Penjamin (warrant), yaitu pernyataan logis yang umum dan bersifat
hipotetis yang digunakan untuk menghubungkan klaim dengan
data/bukti.
d. Pendukung (backing), yaitu pernyataan lebih lanjut yang mendukung
penjamin/warrant. Pendukung di sini tidak dibutuhkan untuk
membuktikan tentang hal utama yang dibahas dalam perdebatan,
melainkan hanya untuk membuktikan kebenaran sebuah
penjamin/warrant.
e. Kualifikasi (qualifier), yaitu kata keterangan sehari-hari atau kalimat
tambahan yang memperkuat klaim tertentu agar lebih dapat diterima
audien.
f. Sanggahan/bantahan (rebuttal), yaitu pernyataan yang berlawanan
dengan klaim

Rubrik penilaian kemampuan argumentasi memiliki skor 1-5. Skor 1


apabila hanya terdapat claim saja pada kalimat argumentasi. Skor 2 jika
terdapat claim dan data. Skor 3 jika terdapat claim, data, dan warrant. Skor
4 jika terdapat claim, data, warrant, dan backing. Skor 5 jika terdapat
claim, data, warrant, backing, dan Rebuttal (Hardini & Alberida, 2022).

Berikut tabel kriteria penskoran kemampuan argumentasi:

5
Indikator Kriteria Skor
claim Argumen terdiri atas claim atau kemukakan 1
pendapat tanpa ada fakta yang benar (fakta
pendukung)
Claim dan Argumen terdiri atas claim atau kemukakan 2
Data pendapat yang disertai dengan data (fakta
pendukung)
Claim, Data, Argumen terdiri atas claim atau kemukakan 3
dan Warrant pendapat yang disertai dengan data (fakta
pendukung), dan warrant (penghubung
antara claim dan data)
Claim, data, Argumen terdiri atas claim atau kemukakan 4
warrant, dan pendapat yang disertai dengan data (fakta
backing pendukung), warrant (penghubung antara
claim dan data), dan backing (pendukung
warrant)
Claim, data, Argumen terdiri atas claim atau kemukakan 5
warrant, pendapat yang disertai dengan data (fakta
backing, dan pendukung), warrant (penghubung antara
Rebutta claim dan data), backing (pendukung
warrant), dan rebuttal (sanggahan)
(Hardini & Alberida, 2022).

2.3 Contoh Soal dan Jawaban Responden


Topik: Argumentasi Pada Sistem Reproduksi

Studi kasus: Maraknya penyimpangan sosial seperti halnya pergaulan bebas yang
dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

1. Aspek: Argumentasi
Bagaimana pendapat Anda untuk mencegah agar studi kasus diatas tidak
terjadi pada remaja kita saat ini?
2. Aspek : Berpikir kritis

6
Jelaskan bagaimana hubungan pergaulan bebas dapat menyebabkan
penyakit AIDS diatas?
3. Aspek : Kognitif
Analisislah bahaya penyakit AIDS terhadap organ reproduksi
4. Aspek : Afektif
Bagaimana sikap Anda dalam menanggapi maraknya pergaulan bebas di
remaja kita saat ini?

Jawaban responden:

1. Noorhasanah
• Aspek : Argumentasi
Bagaimana pendapat Anda untuk mencegah agar studi kasus diatas
tidak terjadi pada remaja kita saat ini?
Jawaban:
Menurut Saya perlunya lingkungan yang sehat, dan lebih bisa
membatasi diri dalam pergaulan.
• Aspek : Berpikir kritis
Jelaskan bagaimana hubungan pergaulan bebas dapat menyebabkan
penyakit AIDS diatas?
Jawaban:
Hal tersebut bisa terjadi melalui hubungan seksual dengan seorang
pengidap HIV tanpa perlindungan atau menggunakan kontrasepsi
(kondom)
• Aspek : Kognitif
Analisislah bagaimana organ reproduksi bekerja jika penyakit AIDS
menyerang!
Jawaban:
HIV tidak akan langsung merusak organ tubuh, penyakit ini akan
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mengakibatkan
berbagai penyakit lainnya, terutama infeksi. Gejala pertama dari HIV
mirip dengan infeksi virus lainnya, seperti demam, sakit kepala,

7
merasa kelelahan, nyeri otot, kehilangan berat badan dan
pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau
pangkal paha. Jika HIV dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada
AIDS dengan gejala yang lebih parah seperti luka pada lidah atau
mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur, infeksi jamur vagina yang
parah atau berulang, penyakit radang panggul kronis, sering demam
dan berkeringat di malam hari, batuk kering terus-menerus,
perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa
penyebab yang pasti, maupun mati rasa parah atau nyeri pada tangan
dan kaki.
• Aspek : Afektif
Bagaimana sikap Anda dalam menanggapi maraknya pergaulan bebas
di remaja kita saat ini?
Jawaban
Sangat memprihatinkan. pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja
ini terkadang menjurus kearah yang negatif. sudah sering kita lihat
betapa kurangnya pengawasan dan kontrol orang tua dalam pergaulan
sang anak. justru banyak remaja yang ikut terjebak dalam pengaruh
negatif dari lingkungan pergaulannya. jika mereka para remaja ini
mandapat pengawasan dari orang tua dan orang sekitarnya serta jika
para remaja ini bijak dalam menyikapi lingkungan pergaulannya
tentunya mereka dapat memanfaatkannya menjadi hal-hal yang positif
dan bermanfaat tidak merugikan pihak manapun.

2. Norhafizah
• Aspek : Argumentasi
Bagaimana pendapat Anda untuk mencegah agar studi kasus diatas
tidak terjadi pada remaja kita saat ini?
Jawaban:
Dengan cara diberi penyuluhan ke sekolah sekolah menengah baik
menengah pertama maupun menengah atas. Penyuluhan tentang

8
sistem reproduksi, efek yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, serta
penyakit penyakit yang ditimbulkan akibat dari pergaulan bebas
• Aspek : Berpikir kritis
Jelaskan bagaimana hubungan pergaulan bebas dapat menyebabkan
penyakit AIDS diatas?
Jawaban:
Orang yang berpergaulan bebas dapat menyebabkan penyakit pada
sistem reproduksi dikarenakan beberapa faktor salah satunya memiliki
lebih dari satu pasangan seksual dan melakukan hubungan tanpa
pengaman
• Aspek : Kognitif
Analisislah bagaimana organ reproduksi bekerja jika penyakit AIDS
menyerang!
Jawaban:
Penyakit aids menyerang sistem imun tubuh yang menyebabkan organ
di seluruh tubuhnya terganggu
• Aspek : Afektif
Bagaimana sikap Anda dalam menanggapi maraknya pergaulan bebas
di remaja kita saat ini?
Jawaban
Maraknya kasus pergaulan bebas saat ini dikarenakan masyarakat
menganggap tabu tentang sistem reproduksi atau hal yang berkaitan
dengan seksual
.
3. Upik Ambarwati
• Aspek : Argumentasi
Bagaimana pendapat Anda untuk mencegah agar studi kasus diatas
tidak terjadi pada remaja kita saat ini?
Jawaban:
Masa remaja merupakan masa-masa mencari jati diri. Oleh sebab itu
pada fase ini remaja perlu diarahkan pergaulan dan lingkungannya

9
agar tidak mngarah pad hal negatif. Orang tua mempunayai peran
penting dalam proses pengarahan dan pengawasan nya.
• Aspek : Berpikir kritis
Jelaskan bagaimana hubungan pergaulan bebas dapat menyebabkan
penyakit AIDS diatas?
Jawaban:
Hubungan bebas dapat mngarah pada hubungan seksual yang dapat
mengakibatkan tertularnya penyakit AIDS
• Aspek : Kognitif
Analisislah bagaimana organ reproduksi bekerja jika penyakit AIDS
menyerang!
Jawaban:
-
• Aspek : Afektif
Bagaimana sikap Anda dalam menanggapi maraknya pergaulan bebas
di remaja kita saat ini?
Jawaban
Saya turut prihatin melihat keadaan dunia sekarang ini, dimana
pergaulan bebas dianggap trend dan hal yang lumrah. Sebagai seorang
muslim saya tidak bisa menasihati orang secara langsung namun
hanya bisa menoakan semoga keadaan seperti ini berkurang atau
berakhir.

4. Novita Rahmayanti
• Aspek : Argumentasi
Bagaimana pendapat Anda untuk mencegah agar studi kasus diatas
tidak terjadi pada remaja kita saat ini?
Jawaban:
Memberi pembelajaran mengenai sex education, meskipun di
Indonesia masih terkesan sangat tabu namun sex education sangat
penting untuk memberi pengetahuan mengenai kegiatan sexual dan

10
dampaknya bagi diri kira, sehingga anak muda dapat membangun
batasan yang teguh untuk menghindari kegiatan seks bebas yang
menyebabkan AIDS.
• Aspek : Berpikir kritis
Jelaskan bagaimana hubungan pergaulan bebas dapat menyebabkan
penyakit AIDS diatas?
Jawaban:
Pergaulan bebas tanpa pengaman menyebabkan pertukaran cairan
pada kelamin yang merupakan pembawa penyakit AIDS.
• Aspek : Kognitif
Analisislah bagaimana organ reproduksi bekerja jika penyakit AIDS
menyerang!
Jawaban:
AIDS menyerang sistem imun menyebabkan kelemahan pada tubuh
dan terus berkembangbiak hingga sel limfosit tidak dapat mendeteksi
perkembangannya dalam tubuh
• Aspek : Afektif
Bagaimana sikap Anda dalam menanggapi maraknya pergaulan bebas
di remaja kita saat ini?
Jawaban:
Memperbanyak mempelajari tentang sex education dan sebisa
mungkin memberikan ilmu tersebut kepada teman-teman sehingga
dapat membentuk kesadaran diri yang menghindari perilaku pergaulan
bebas

5. Putri Simbolon
• Aspek : Argumentasi
Bagaimana pendapat Anda untuk mencegah agar studi kasus diatas
tidak terjadi pada remaja kita saat ini?
Jawaban:

11
Dengan cara Remaja harus diberikan pemahaman yang baik tentang
risiko dan konsekuensi dari penyebaran informasi dan gambar yang
tidak pantas atau merugikan yang ada melalui media sosial dan
platform digital lainnya. Kesadaran akan dampak negatif dan
kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan bijak penting
untuk melindungi diri dari pergaulan bebas yang dapat beresiko bagi
remaja
• Aspek : Berpikir kritis
Jelaskan bagaimana hubungan pergaulan bebas dapat menyebabkan
penyakit AIDS diatas?
Jawaban:
Pergaulan bebas dapat memperluas jaringan kontak seksual, sehingga
meningkatkan kemungkinan seseorang terlibat dalam hubungan seks
dengan pasangan yang mungkin terinfeksi penyakit AIDS tanpa
menyadarinya
• Aspek : Kognitif
Analisislah bagaimana organ reproduksi bekerja jika penyakit AIDS
menyerang!
Jawaban:
Dalam kondisi AIDS, di mana sistem kekebalan tubuh terganggu,
organ reproduksi juga dapat menjadi lebih rentan terhadap infeksi
sekunder, termasuk infeksi jamur, bakteri, atau virus lainnya. Hal ini
dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut pada organ reproduksi dan
kesehatan seksual secara keseluruhan
• Aspek : Afektif
Bagaimana sikap Anda dalam menanggapi maraknya pergaulan bebas
di remaja kita saat ini?
Jawaban:
Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja adalah isu yang
kompleks dan serius. Pergaulan bebas dapat membawa dampak
negatif pada remaja, baik dari segi kesehatan fisik maupun emosional.

12
2.4 Rubrik Penilaian

Aspek Sangat Baik Baik Cukup Kurang


Argumentasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
memberikan memberikan memberikan memberikan
argumentasi argumentasi argumentasi argumentasi
yang sangat yang mudah yang cukup yang sulit
mudah dipahami mudah dipahami
dipahami dipahami
Berpikir Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
kritis menentukan menentukan menentukan menentukan
jawaban yang jawaban yang jawaban yang jawaban yang
sangat tepat tepat cukup tepat kurang tepat
Kognitif Siswa Siswa Siswa Siswa
menjawab menjawab menjawab menjawab
pertanyan pertanyan pertanyan pertanyan
dengan sangat dengan tepat dengan cukup dengan
tepat tepat kurang tepat
Afektif Siswa Siswa Siswa Siswa
menentukan menentukan menentukan menentukan
keputusan dan keputusan keputusan dan keputusan dan
tindakan yang dan tindakan tindakan yang tindakan yang
sangat tepat yang tepat cukup tepat kurang tepat

2.5 Tingkat / Indeks Kesukaran

Soal No. 1 Soal No. 2 Soal No. 3 Soal No. 4


No. Nama Siswa (skor maks (skor maks (skor maks (skor maks
25) 25) 25) 25)
1. Noorhasanah 15 20 10 20
2. Norhafizah 20 20 10 10

13
3. Upik
20 10 0 10
Ambarwati
4. Novita
20 15 15 15
Rahmayanti
5. Putri
Stephani 20 15 20 15
Simbolon
Jumlah 95 80 55 70

S
P=
M.T

Keterangan:
P : Tingkat pencapaian kesukaran soal
S : Jumlah skor butir soal
M : Maksimum skor butir soal
T : Jumlah siswa seluruhnya

• Tabel kriteria kesukaran butir soal


No. Indeks Kesukaran Kategori
1. p ≤ 0,25 Sukar
2. 0,25 < p ≤ 0,75 Sedang
3. 0,75 < p Mudah

1. TK no soal 1
S
P=
M.T
95
P= 25 . 5
95
P= 125

P= 0,76 (Kategori mudah)

2. TK no soal 2

14
S
P=
M.T
80
P= 25 .5
80
P= 125

P= 0,64 (Kategori sedang)

3. TK no soal 3
S
P=
M.T
55
P= 25. 5
55
P=
125

P= 0,44 (Kategori sedang)

4. TK no soal 4
S
P=
M.T
70
P= 25 . 5
70
P= 125

P= 0,56 (Kategori sedang)

2.6 Indeks Daya Pembeda


Soal No. Soal No. Soal No. Soal No.
1 2 3 4
No. Nama Siswa Jumlah
(skor (skor (skor (skor
maks 25) maks 25) maks 25) maks 25)
1. Noorhasanah 15 20 10 20 65
2. Norhafizah 20 20 10 10 60
3. Upik
20 10 0 10 40
Ambarwati
4. Novita 20 15 15 15 65

15
Rahmayanti
5. Putri
Stephani 20 15 20 15 70
Simbolon

• Kriteria Indeks Daya Pembeda Butir Soal

NO. Indeks Daya Pembeda Kategori


1 0,40 < D Butir sangat baik
2 0,30 < D ≤ 0,40 Butir baik
3 0,20 < D ≤ 0,30 Butir cukup
4 D ≤ 0,20 Butir jelek

2 (Ka – Kb)
D = ------------------

Keterangan :

D = daya pembeda soal

Ka = jumlah jawaban benar dari testee kelompok atas

Kb = jumlah jawaban benar dari testee kelompok bawah

M = jumlah maksimum skor seluruh butir soal

2 (Ka−Kb)
D=
M
2 (135−100)
D=
100
2 (35)
D=
100

D= 0,70 (Butir Soal Sangat Baik)

16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Melalui
argumentasi seseorang dapat menunjukkan pernyataan-pernyataan (teori-
teori) yang dikemukakan benar atau tidak dengan mengacu pada fakta atau
bukti-bukti yang ditunjukkan
2. Komponen argumentasi terdiri atas enam komponen, yaitu data, klaim
(claim), penjamin (warrant), pendukung (backing), kualifikasi (qualifier),
sanggahan/bantahan (rebuttal).
3. Soal yang disajikan kepada siswa berupa studi kasus mengenai sistem
reproduksi
4. Rubrik penilaian terdiri atas aspek argumentasi, berpikir kritis, kognitif dan
afektif
5. Kriteria kesukaran butir soal terbagi menjadi 3 yaitu sukar (p ≤ 0,25),
sedang (0,25 < p ≤ 0,75) dan mudah (0,75 < p).
6. Kriteria indeks daya pembeda butir soal terbagi menjadi 4 yaitu: butir sangat
baik (0,40 < D), butir baik (0,30 < D ≤ 0,40), butir cukup (0,20 < D ≤ 0,30),
dan butir jelek (D ≤ 0,20).

3.1 Saran
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus, detail dan
rinci dalam penjelasan makalah ini, serta dengan sumber penulisan yang lebih
banyak dan relevan. Jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran
terhadap kami tentunya dengan sifat yang membangun.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. (2019). Keterampilan Berargumentasi Peserta Didik Secara Tertulis
Pada Pembelajaran Protista Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Problem Based Learning (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).

Hardini, S. D., & Alberida, H. (2022). Analisis Kemampuan Argumentasi Peserta


Didik. Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 17(1).

Syaifudin, A. & Pratama, H. (2013). Pengembangan Buku Teks Menulis


Argumentasi Berdasarkan Pola Penalaran Argumentatif. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 30(1): 1 – 10.

Viyanti, V., Cari, C., Sunarno, W., & Prasetyo, Z. K. (2016). Pemberdayaan
keterampilan argumentasi mendorong pemahaman konsep siswa. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika, 7(1), 43-48.

19

Anda mungkin juga menyukai