Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM IX

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


(AKBK 3525)

“HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH DENGAN


KEJADIAN DISMENORE PRIMER”

Disusun Oleh:
Nabella Putri Rama Safitri
(2110119120018)
Kelompok I B

Asisten Asisten:
Muhammad Iqbal Trinajah
Zuhrah Intan Safitri

Dosen Pengampu:
Drs. H. Kaspul, M.Si.
Drs. Hj. Aulia Ajizah, M.Kes.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2023
PRAKTIKUM IX

Topik : Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Kejadian Dismenore


Primer
Tujuan : Untuk mengetahui ada hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT)
dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri.
Hari/Tanggal : Jum’at/03 November 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Alat dokumentasi
2. Alat tulis
3. Alat ukur tinggi badan
4. Angket/kuisioner
5. Buku Penuntun
6. Timbangan badan
B. Bahan
1. Mahasiswa Praktikan Kelas B

II. CARA KERJA


1. Mengukur berat badan dan tinggi badan mahasiswi praktikan.
2. Menyerahkan angket/kuisioner untuk mendeteksi dismenore primer
pada mahasiswi praktikan (mahasiswi praktikan tidak mengalami
patologis reproduksi dan tidak pernah operasi sitem reproduksi).
3. Mahasiswi mengisi angket/ kuisioner.
4. Menghitung indeks massa tubuh masing-masing mahasiswi praktikan.
5. Mengorganisasi data indeks massa tubuh dan skor dismenore primer
pada mahasiswa praktikan yang digunakan sebagai sampel.
III. TEORI DASAR
A. Pengertian Menstruasi
Haid atau yang lebih dikenal dengan istilah menstruasi merupakan
peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh.
Kejadian tersebut berlangsung tiap bulan dan merupakan suatu proses
normal bagi perempuan. Dengan kata lain, menstruasi adalah suatu proses
pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar dan sel-sel yang
tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan. Usia
normal bagi seorang perempuan mendapatkan tamu bulanannya untuk kali
pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun apabila sampai usia 16 tahun
belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki
masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun, sebelum memasuki
masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan
prosesnya cepat, hanya 2-3 hari. (Pribakti, 2010 dalam Kaspul, 2023).
B. Siklus Haid
Memasuki masa remaja, anak-anak perempuan biasanya mendapat
haid yang membuktikan seorang remaja telah berubah menjadi wanita
dewasa. Datangnya haid ini pun menandakan bahwa fungsi tubuhnya
berjalan dengan normal dan baik. Selama masa pubertas otak melepaskan
hormon yang menstimulasi indung telur (ovarium) untuk memproduksi
hormon estrogen dan progesterone. Kedua hormon ini akan mematangkan
sel telur sehingga terjadi menstruasi atau kehamilan jika ada pembuahan
(Sibagariang, dkk 2010 dalam Kaspul, 2023).
Ovarium melepaskan satu sel telur setiap bulannya (ovulasi) yang
biasanya terjadi 12-16 hari sebelum haid berikutnya. Menjelang proses
ovulasi, suplai darah ke ovarium meningkat dan ligamen berkontraksi
untuk mendorong ovarium lebih dekat dengan tuba fallopi. Sel telur pun
lebih mudah menemukan jalan ke tuba fallopi lalu bergerak menuju ke
rahim. Sementara itu, untuk “menyambut” sel telur yang telah dilepaskan,
lapisan rahim mulai menebal dan dindingnya melunak. Jika tidak terjadi
pembuahan, darah dan jaringan yang membuat dinding rahim menebal
tidak terpakai sehingga meluruh dan keluar melalui vagina. Siklus ini
normalnya terjadi setiap bulan dan berhenti setelah ovarium tidak lagi
melepaskan sel telur masa ini disebut juga masa menopause (Sibagariang,
dkk 2010 dalam Kaspul, 2023).
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing
menyimpan sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum
matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur
yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum
menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur
tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba
fallopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan
“ovulasi”. Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak
melepaskan hormone yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH)
kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh lebih
cepat dari pada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian
memulai memproduksi hormon yang disebut estrogen bekerja sama
dengan hormon FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh
dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri
untuk menerima sel telur tersebut. Hormon estrogen tersebut juga
mengasilkan lender yang lebih banyak di vagina untuk membantu
kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim (Sibagariang, dkk
2010 dalam Kaspul, 2023).
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari
dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormon ini
dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur
yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba fallopi. Jika pada saat
ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba fallopi tersebut, maka sel telur
tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel telur yang
telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba
fallopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam
rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi
hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi
dengan Geatel. Jika telur yang dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka
endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi (Sibagariang,
dkk 2010 dalam Kaspul, 2023).
Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya
terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun
ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya
mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid yang sangat banyak
sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit
saat haid, gejala PMS (pre menstrual syndrome), siklus haid yang tidak
teratur dan masih banyak lagi. Gangguan ini jangan di diamkan karena
dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur misalnya dapat pertanda
seorang permpuan kurang subur (infertil). Gangguan haid yang umumnya
terjadi pada perempuan pada saat haid adalah tidak haid selama beberapa
waktu (amenorrhea), darah haid yang sangat banyak (menorrhagia) dan
timbul rasa sakit saat haid (dysmenorrea) (Pribakti, 2010 dalam dalam
Kaspul, 2023).
C. Dismenorea
Dismenorea berasal dari kata “dys” dan “menorea”. Dys atau dis
adalah awalan yang berarti buruk, salah dan tidak baik. Menorea atau
mens atau mensis adalah pelepasan lapisan uterus yang berlangsung setiap
bulan berupa darah atau jaringan dan sering disebut dengan haid atau
menstruasi (Ramali, 2003 dalam Rakhma, 2012 dalam Kaspul, 2023).
Dismenore adalah nyeri di perut bagian bawah, menyebar kedaerah
pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-
sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari (Winkjosastro,
2007 dalam Rakhma, 2012 dalam Kaspul, 2023). Dismenore adalah nyeri
saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama
atau setelah menstruasi. Nyeri dapat bersifat terus menerus. Dismenore
timbul akibat kontraksi distrimik lapisan miometrium yang menampilkan
satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut
bagian bawah, daerah pinggang dan sisi medial paha (Badziad, 2003
dalam Rakhma, 2012 dalam Kaspul, 2023).
Dismenore merupakan rasa nyeri yang terasa di perut bagian
bawah, yang menjalar kepinggang dan paha. Nyeri ini timbul sebelum,
selama atau setelah menstruasi. Nyeri ini disebabkan karena kontraksi
distrimik lapisan myometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala
mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah, daerah
pinggang dan sisi medial paha.
Menurut Manuaba (1999) dalam Rakhma (2012) dalam Kaspul,
(2023) dismenorea dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu :
1. Dismenore Ringan
Seseorang akan mengalami nyeri atau nyeri masih dapat ditolerir
karena masih berada pada ambang rangsang, berlangsung beberapa saat
dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari. Dismenore ringan terdapat pada
skala nyeri dengan tingkatan 1-4 (Howard, dalam Lappert, 2004 dalam
Rakhma 2012 dalam Kaspul, 2023)
2. Dismenore sedang
Seseorang mulai merespon nyerinya dengan merintih dan
menekan-nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat penghilang rasa nyeri
tanpa perlu meninggalkan kerjanya. Dismenore sedang pada skala nyeri
denga tingkatan 5-6 (Howard, dalam Lappert, 2004 dalam Rakhma, 2012
dalam Kaspul, 2023).
3. Dismenore berat
Seseorang mengeluh karena adanya rasa terbakar dan ada
kemungkinan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa dan
perlu istirahat beberapa hari dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan,
diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut. Dismenore berat terdapat pada
skala nyeri dengan tingkatan 7-10 (Howard, dalam Lappert, 2004 dalam
Rakhma, 2012).
Pengukuran skala nyeri dapat digunakan untuk mengukur tingkat
nyeri yang dirasakan seseorang. 184 Menurut (Tamsuri, 2007 dalam
Rakhma, 2012 dalam Kaspul, 2023) Intensitas nyeri (skla nyeri) adalah
gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan individu, pengukuran
intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan kemungkinan nyeri
dalam intesitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang
berbeda.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Angket/Kuisioner Panduan Menentukan Skor Dismenore Primer

N Jenis Cir T Na S
o Dis i o ma k
. me (Sk t Mahasiswi o
nor or) a r
e l

S
k
o
r

1. Dis - Rasa tidak J


me enak (0) u
nor - Sedikit m
e nyeri l
ring (1) a
an - Nyeri h
jarang
(1) s
- Bisa k
o
melakukan
r
pekerjaan
sehari-hari y
(0) a
n
g

d
i
c
e
k
l
i
s

2 Dis - Nyeri (1) J


. me - Merintih u
nor (2) m
e - Menekan l
sed bagian a
ang h
yang sakit
(2) s
k
- Perlu o
obat r
pereda
nyeri y
(2) a
- Bisa n
melakukan g
pekerjaan
d
sehari-hari i
(0) c
e
k
l
i
s

3.Dismenore - Rasa Ada 4 ciri,


berat terbakar skor 7
- Tidak dapat Ada 5-7
melakukan ciri, skor 8
pekerjaan Ada 8-9
sehari-hari ciri, skor 9
- Perlu Ada 10-11
istirahat ciri, skor
beberapa 10
hari
- Sakit kepala

- Migrain
- Pingsan
- Diare
- Rasa
tertekan
- Mual
- Sakit perut

B. Tabel Data Umum

Tinggi
Berat
No Nama
badan Tubuh
. /BB /TT
(kg) (cm)

1. 66 156
Aulia Irmayanti

2. 45 162
Noor Fithri Agustina

3. 46 155
Khayatun Khasanah

4. Nabella Putri Rama 41 157


Safitri

5. Aida Dwi Agnes 40 164


Andriani

6. 46 153
Upik Ambarwati

7. 46 146
Nur Azizah

8. 52 163
Salma Nida Ulanhar

9. 42 158
Saajidah

10. Sri Ayu Wahyuni 67,8 165

11. Yuliana Norrahma Sari 52 164

12. Meiliana Widyanor 53 168

13. Pramesti Diah Sulistya 50 153


Maharani

14. Rany Masriana 40 162


Pandiangan

15. Elya Agustina 43 158

16. Khairunnisa 43 157

17. Nisvie Nur Salsabilla 45 160


18. Sulistiani 41 154

19. Dhiya Abidah 59 165


Luthfiyana

20. Rudiah Damayanti 46 159

21. Putri Wulandari 54 162

22. Yulina Safitri 44 158

23. Yuli 65 160

24. Novita Rahmayanti 53 155

25. Rif'atul Mahmudah 38 160

26. Marniyanti 44 150

C. Tabel Kerja Korelasi Product


Moment

No. Nama X Y XY X² Y²

Aulia Irmayanti 27,12 3 81,36 735,5 9


1.
Noor Fithri
17,14 7 119,98 293,78 49
Agustina
2.
Khayatun
19,16 3 57,48 376,1 9
Khasanah
3.
Nabella Putri Rama
16,63 7 116,41 276,55 49
Safitri
4.
Aida Dwi Agnes
14,8 7 103,6 219,04 49
Andriani
5.
Upik Ambarwati 19,6 8 156,8 384,16 64
6.
Nur Azizah 21,5 7 150,5 462,25 49
7.
Salma Nida
19,6 2 39,2 384,16 4
Ulanhar
8.
Saajidah 16,86 5 84,3 284,26 25
9.
Sri Ayu Wahyuni 24,9 4 99,6 620,01 16
10.
Yuliana Norrahma
19,3 2 38,6 372,49 4
Sari
11.
Meiliana Widyanor 19,5 7 136,5 380,25 49
12.
Pramesti Diah
21,3 5 106,5 453,69 25
Sulistya Maharani
13.
Rany Masriana
15,26 5 76,3 238,86 25
Pandiangan
14.
Elya Agustina 17,26 1 17,26 297,9 1
15.
Khairunnisa 17,5 5 87,5 306,25 25
16.
Nisvie Nur
17,6 7 123,2 309,76 49
Salsabilla
17.
Sulistiani 17,2 2 34,4 295,84 4
18.
Dhiya Abidah
21,7 2 43,4 470,89 4
Luthfiyana
19.
Rudiah Damayanti 18,25 4 73 333,06 16
20.
Putri Wulandari 20,61 6 123,6 424,77 36
21.
Yulina Safitri 17,6 7 123,2 309,76 49
22.
Yuli 25,4 9 228,6 645,16 81
23.
Novita Rahmayanti 22 7 154 484 49
24.
Rif'atul Mahmudah 14,8 2 29,6 219,04 4
25.
Marniyanti 19,5 5 97,6 380,25 25
26.
∑ 502,09 129 2502,49 9957,78 769
D. Perhitungan
Diketahui :
n = 26
X = IMB (Indeks Massa Tubuh)
Y = Skor Dismenore
T tabel = 2,05553
∑X = 502,09
∑Y = 129
∑XY = 2502,49
∑X2 = 9957,78
∑Y2 = 769

JP = ∑XY – (∑X - ∑Y)/n


(9957 , 78−769)
= 2502 , 49−
20
(9188 , 78)
= 2502,49 –
20
= 2502,49 – 459,439
= 2043,051

Jkx = ∑X2 – (∑X/n)2


502, 09 2
= 9957,78 – ( )
20
= 9957,78 – 630,23
= 9327,54
Jky= ∑Y2 – (∑Y/n)2
129 2
= 769 - ( )
20
= 769 – (6,45)2
= 769 – 41,60
= 727,4
Jp
rxy =
√ Jkx . Jky
2043,051
=
√ 9327 ,54 .727 , 4
2043,051
=
√6784852,596
2043,051
=
2604,774
= 1,2749
T tabel = 2,09302

T Hitung = 1,27494

Ha : diterima jika ada hubungan antara x dan y

H0 : diterima jika tidak ada hubungan antara x dan y

Ha : diterima jika t tabel < t hitung

1,27494 < 2,09302

“Jadi, Ha ditolak dan H0 dierima karena T tabel < T hitung, sehingga tidak
korelasi antara indeks massa tubuh wanita.”

E. Foto Pengamatan

(Sumber: Dok. Kel. I B, 2023)

2. Mengisi angket/kuesioner

1. Mengukur berat badan


(Sumber: Dok. Kel. I B, 2023)

V. ANALISIS DATA

VI. KESIMPULAN

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kaspul. (2023). Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia
Eksperimental. Banjarmasin: CV Batang.

Anda mungkin juga menyukai