Siklus Haid
Oleh:
Ceysa
19360236
Pembimbing:
dr. H. Muslich Perangin-angin, Sp.OG
i
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
normal atau dianggap sebagai suatu siklus yang klasik adalah 28 hari , tetapi
cukup bervariasi tidak sama untuk setiap wanita (Hall, 2016). Lama haid biasanya
antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit- sedikit dan ada yang
sampai 7-8 hari. Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Rata-rata
panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43
tahun 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari (Wiknjosastro,
2009).
Siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain tidak
berada pada interval pola haid pada rentang waktu kurang dari 21 atau lebih dari
35 hari dengan interval pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari7
hari disebut siklus menstruasi/haid yang tidak teratur (Berek, 2012). Gangguan
Haid digolongkan atas 4 bagian yaitu kelainan banyaknya darah dan lamanya
pendarahan pada haid, kelainan siklus, perdarahan di luar haid, gangguan haid
yang ada hubungannya dengan haid (Wiknjosastro, 2009). Menurut Berek (2012)
ada enam jenis gangguan menstruasi yang termasuk kedalam siklus menstruasi
menometroragia, hipomenorea.
1
2
1.2 Tujuan
merawat pasien
BAB II
LANDASAN TEORI
Menstruasi merupakan suatu perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda
mengalami menstruasi pertama pada usia 12-16 tahun. Periode ini akan mengubah
menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari dengan lama menstruasi selama 2-7
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Pola siklus
menstruasi dikatakan normal jika tidak kurang dari 21 hari dan tidak melebihi 35
hari (Yudita, 2017). Apabila dalam 3 bulan, salah satu siklus terdapat <21 hari
atau >35 hari maka dikatakan siklus tidak teratur. Apabila dalam 3 bulan, seluruh
siklus menstruasi memiliki rentang 21-35 hari maka dikatakan siklus menstruasi
3
4
berusia 10-59 tahun dilaporkan sebanyak 13,7 persen mengalami masalah siklus
menstruasi yang tidak teratur. Di Jawa Timur sebanyak 13,3% perempuan yang
mengalami masalah siklus menstruasi tidak teratur. Untuk umur 15-19 tahun
folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut, sel oosit
primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel
berkembang menjadi folikel de graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan
masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu disekitar
kosong untuk berubah menjadi badan kuning (corpus luteum). Badan kuning
embrio. Periode ini disebut fase luteal. Selain itu, progesteron juga berfungsi
untuk menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil
Menurut Irianto (2014) dan Dewi (2012), siklus menstruasi terdiri dari 4
fase yaitu:
untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
sperma.
Keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang biasa disebut masa
subur. Bila siklusnya tepat maka akan terjadi pada hari ke-14 dari peristiwa
menstruasi tersebut.
Masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini,
tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi
4. Fase Menstruasi
1. Stres
mentruasi. Stresor yang membuat satu tuntutan baru bagi suatu pekerjaan,
Stres pada seseorang akan memicu pelepasan hormon kortisol dalam tubuh
seseorang, dimana hormon ini akan bekerja mengatur seluruh sistem didalam
Biasanya hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat
stres seorang. Semakin stres seseorang, kadar kortisol dalam tubuhnya akan
semakin tinggi. Ini disebabkan karena stres yang dialami mempengaruhi kerja
hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitary. Dengan
hormon FSH dan LH akan menyebabkan tidak terbentuknya sel telur. Jika
2. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang tidak normal lebih banyak mengalami siklus menstruasi
tidak normal, dibandingkan dengan aktivitas fisik yang normal. Aktivitas fisik
adalah segala macam gerak yang membutuhkan energi. Aktivitas fisik secara
teratur telah lama dianggap sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat.
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruasi.
dan aktivitas gonandotropin sehingga menurunkan level serum esterogen (< 149
sehingga pembentukan endometrium < 8-13 mm. Esterogen yang naik akan
ovulasi, jika tidak terjadi fertilisasi maka hormon seks akan berulang menjadi
memanjang. Hal ini terjadi akibat supresi GnRH yang diakibatkan aktivitas
yang teratur dibandingkan dengan wanita yang memiliki aktivitas fisik berat
siklus anovulasi yang sering ditemukan pada siklus seksual saat pubertas. Siklus
anovulasi ini terjadi karena lonjakan LH praovulasi yang tidak cukup besar
hampir tidak adanya sekresi progesteron (< 5-20 ng/ml) selama bagian akhir dari
siklus dan berakibat pada memendeknya fase luteal sehingga siklus akan
3. Gangguan Tiroid
Fungsi tiroid mempengaruhi semua hormon di tubuh. Hormon tiroid yang tidak
seperti menstruasi yang tidak teratur, kelelahan, penambahan berat badan, dan
depresi (Haryono,2016).
4. IMT
Selama ini telah diketahui bahwa remaja yang memiliki status gizi kurang
yang rendah atau penurunan berat badan secara mendadak dapat menghambat
kadar LH dan FSH hormon yang bertanggung jawab untuk perkembangan telur
dalam ovarium, tetapi sel telur tidak akan pernah dibebaskan karena kekurangan
hormon. Akan tetapi, gangguan siklus menstruasi juga ditemukan pada remaja
dengan status gizi lebih. Hal ini dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh.
(Andriana, 2018)
5. Diet
dengan anovulasi, penurunan respon hormon pituitari, fase folikel yang pendek,
tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak
(Kusmiran, 2014).
yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
1. Amenorrhea
perempuan yang telah berusia 14 tahun dan belum mengalami menstruasi dan
2. Oligomenorrhea
3. Polimenorrhea
atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
merupakan pola yang menggambarkan jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari
reproduksi seorang wanita telah berfungsi dengan baik (Tombokan, 2017). Selain itu,
LH yang berfungsi merangsang folikel de graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi
yang terjadi pada hari ke-14. LH merangsangsang folikel yang telah kosong untuk
berubah menjadi badan kuning (corpus luteum). Hormon pembebas gonandotropin yang
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan leher rahim untuk mensekresikan lendir
yang bersifat basa. Keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang biasa disebut masa
subur. Masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Turunnya kadar esterogen
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 ml. Stresor yang
membuat satu tuntutan baru bagi suatu pekerjaan, meningkatkan panjang siklus
menstruasi, jadi menunda periode setiap bulannya. Biasanya hormon kortisol ini
dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres seorang. Ini disebabkan karena stres
yang dialami mempengaruhi kerja hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan
11
12
kelenjar pituitary. Aktivitas fisik adalah segala macam gerak yang membutuhkan energi.
Siklus anovulasi ini terjadi karena lonjakan LH praovulasi yang tidak cukup besar
sehingga ovulasi tidak berlangsung. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang menjaga
metabolisme tubuh. Selama ini telah diketahui bahwa remaja yang memiliki status gizi
kurang memiliki resiko terjadinya gangguan siklus menstruasi yang diakibatkan oleh
Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009; 523 - 529.
Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Philadelphia (PA):
Elsevier, Inc.; 2016.
Berek, JS 2012, Berek & Novak’s Gynecology, ed 15, Wolters Kluwer, Philadelpia.
Kusmiran, E. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:
Jakarta.
Haryono, Rudi. 2016. Siap Menghadapi Menstruasi dan Menopause. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Yudita, N. A., Yanis, A., & Iryani, D. (2017). Hubungan antara Stress dengan Pola
Menstruasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Luthfa, A. dan Nendhi, W.U. 2017. Gambaran Siklus Menstruasi Pad Remaja Putri
Dilihat Berdasarkan Tingkat Stress Di Pondok Pesantren Kuno Putri Gamping
Selatan. Yogyakarta.
Tombokan KC, Pangemanan DH.C, Engka JN.A. Hubungan antara Stres dan Pola
Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya ( co-assistant) di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.eBm.2017; 5(1)
Irianto, Koes.2014.Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced Nutrition in
Reproductive Health).Bandung:ALFABETA
Dewi, C dan Mustika NH. 2012. Bahan Pangan, Gizi ,Dan Kesehatan. Bandung:
Alfabeta.
Kartikawati, S. L., & Sari, A. I. (2017). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus
Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat Iii (Remaja Akhir Usia 18-21
Tahun) Di Stikes Bhakti Kencana Bandung Tahun 2016, 8(1), 9.
Andriana, Aldriana, N., & Andria. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus
Menstruasi pada mahasiswi di Universitas Pasir Pengaraian. 2, 271– 279.
Simbolon, P. 2017. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Lama Siklus
Menstruasi Pada Mahasiswi Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Naibaho, W. N. K. 2014. Hubungan antara Tingkat Aktivitas Fisik dan Siklus
Menstruasi Pada Remaja di SMA Warga Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta: UNS.
Tanudjaja, et al. (2016). Gambaran Menstruasi Atlit Basket di SMAN 9 Manado. Jurnal
Kesehatan.
Afiyanti, Y., & Pratiwi. (2016). Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.