Anda di halaman 1dari 20

NAMA : BAGUS HENDARTO

NIM : 6183311012

FAKULTAS : FIK ( PJKR E )

TUGAS : 3

;
KELELAHAN DALAM OLAHRAGA

1. PENGERTIAN

Kelelahan merupakan faktor penting yang akan dialami oleh setiap seseorang ketika
beraktivitas. Dalam olahraga kelelahan akan dialami oleh atlet ketika melaksanakan program
latihan. Tujuan dari penulisan ini adalah agar pelatih, guru olahraga dan atlet dapat memahami
hal-hal yang dapat menyebabkan kelalahan ketika melaksanakan program pelatihan. Selain itu,
dalam merencanakan program pelatihan atau ketika melaksanakan program pelatihan tidak
membebankan organ tubuh secara berlebihan, sebab dampak dari kurangnya pemahaman tentang
kelelahan ketika merencanakan program atau ketika melaksanakan program latihan akan
menimbulkan cidera. Isi dari penulisan ini terdiri atas pengertian kelelahan, cirri-ciri dan
penyebab kelelahan, system saraf , system pencernaan, dan solusi mengatasi kelelahan.
I. Pendahuluan

Kelelahan bisa terjadi pada setiap orang. Rasa lelah tidak hanya dialami oleh manusia yang
berusia lanjut saja, tetapi juga pada manusia dewasa atau remaja, atau bahkan terjadi pada anak-
anak. Sehingga seringkali kita melihat anak bayi yang dibawa ke tukang pijat setelah bayi
tersebut diajak berpergian jauh. Para orang tua berpikiran bahwa bayi mereka kelelahan.

Kata kelelahan bisa diistilahkan dengan kecapekan, kepenatan, atau kepayahan. Tidak ada
hal yang signifikan yang membedakan istilah-istilah itu. Semua istilah tersebut, secara umum,
mengacu pada kondisi tubuh yang tidak bertenaga lagi karena aktivitas yang begitu tinggi. Selain
itu, ada rasa yang tidak nyaman dan sakit ketika akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
otot. Dengan demikian, semua istilah tersebut sama pengartiannya. Dalam tulisan ini akan
digunakan satu istilah saja yakni kelelahan.

Rasa lelah sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Secara umum, makna lelah
(seperti yang telah dijelaskan di atas) bisa berarti hilangnya tenaga dari tubuh sehingga tubuh
tidak lagi mampu beraktivitas. Sehingga dari pengertian ini bisa disimpulkan bahwa kelelahan
disebabkan karena otot yang tidak mampu menghasilkan tenaga. Hal ini sangat berkaitan dengan
pembakaran energi yang menghasilkan tenaga. Metabolisme tubuh, dalam hal ini, tentulah
berkaitan dengan pencernaan. Pencernaan ini berkaitan dengan sistem dan enzim yang turut
berperan di dalamnya. Dengan demikian, kelelahan seperti yang disebabkan oleh aktivitas fisik
yang membutuhkan energi tinggi.

Selain aktivitas fisik, aktivitas otak yang diwujudkan dalam aktivitas berfikir juga turut
menciptakan kelelahan. Hal ini disebabkan karena dalam aktivitas berfikir juga membutuhkan
energi yang masuk ke otak untuk tetap berproses. Jika energi yang masuk ini kurang, tentu saja
akan terjadi ketimpangan. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan, yang juga berpengaruh pada
kondisi fisik seseorang. Berikut ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pengertian kelelahan, ciri dan penyebab kelelahan, serta solusi dalam mengatasi kelelahan.
Pengertian Kelelahan

Pemaknaan kelelahan, sudah sedikit dipaparkan pada pembahasan sebelumnya. Menurut


Edward (Joni, 1989: 54), ada hal yang membingungkan dari pengertian kelelahan. Pengertian
kelelahan secara umum diartikan dengan: “meningkatnya suatu usaha untuk mempertahankan
tenaga; perasaan tidak enak atau rasa nyeri karena kegiatan otot; atau merasa lemah/tidak mampu
menghasilkan tenaga.” Pengertian-pengertian semacam itu dianggap membingungkan karena
bila ditinjau secara fisiologis, kajian tersebut tidak jelas. Ketidakjelasannya adalah “bagaimana
bisa kelelahan itu dimaknai dengan meningkatnya suatu usaha untuk mempertahankan tenaga?”
padahal peningkatan usaha dalam mempertahankan tenaga, yang tentu saja berkaitan dnegan
otot, bisa merupakan suatu bentuk latihan yang memang terprogram seperti itu. Sedangkan
pengertian kedua, yakni “rasa tidak enak atau nyeri karena kegiatan otot” juga snagat kabur.
Pengertian “tidak enak” tidak bisa ditentukan secara kuantitatif, sehingga pengertian ini bersifat
subyektif sekali. Sedangkan pengertian “rasa nyeri karena kegiatan otot” bisa jadi karena ada
cedera, sehingga bukan karena kelelahan. Kemudian pengertian terakhir, yakni “merasa
lemah/tidak mampu menghasilkan tenaga” juga tidak bisa diterima begitu saja. Kata “tidak
mampu” akan bermakna beda bagi tiap orang. Misalnya, seorang anak kecil yang diminta
mengangkat barang berat dan tidak bisa mengangkatnya, karena dianggap tidak memiliki tenaga.
Dan hal ini berbeda dengan orang dewasa yang dianggap mampu menghasilkan tenaga, sehingga
bisa mengangkat barang yang berat itu. Oleh karena itu, apakah dnegan demikian, kelelahan
hanya terjadi pada anak kecil saja dan tidak terjadi pada orang dewasa? Kekaburan makna yang
demikian inilah Edward (Joni, 1989: 54) disangkal dan diberi pengertian yang lebih spesifik
sesuai dengan tinjauan fisiologis. Ia mengartikan kelelahan dengan: 1. lemahnya unjuk kerja
intelektual(intellectual performance), 2. lemahnya unjuk kerja motorik, 3. meningkatnya
aktivitas EMG (electromyography) di dalam suatu unjuk kerja, 4. rendahnya frekuensi power
spectrum EMG, dan 5. kegagalan menghasilkan tenaga (force).

Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa kelelahan merupakan lemahnya unjuk kerja
intelektual (tentu saja berkaitan dengan mental); lemahnya unjuk kerja motorik; meningkatnya
aktivitas EMG dan rendahnya frekuensi power spektrumnya (berkaitan dengan kondisi dan
sistem tubuh), dan kegagalan menghasilkan tenaga (yang berkaitan dengan baik fisik maupun
mental). Jadi secara garis besar kita bisa pilahkan menjadi 2 macam kelelahan, yakni kelelahan
fisik dan mental, yang keduanya juga sangat berkaitan.

Di sisi lain, seorang terkadang merasa lelah dengan fisik saja sehingga dengan kelelahan
semacam ini, orang bisa mengistirahatkan tubuhnya dan setelah itu terasa segar kembali. Namun,
ada juga seseorang yang lelah secara mental dan tidak bisa diberi perlakuan yang sama dengan
lelah fisik. Ada juga mereka yang merasa lelah kedua-duanya, baik fisik maupun mental. Istilah
kelelahan seperti itu mendapat istilah khusus, yakni burnout (Republika, 5 Agustus 1993).
Burnout merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental
maupun fisik sebagai akibat tuntutan yang meningkat. Dari penjelasan ini, kelelahan yang terjadi
tidak ditinjau dari sisi fisiologis tetapi dari aspek psikologisnya. Namun demikian tidak ada
salahnya jika kita meninjau sedikit dari sisi psikologis yang tentu saja akan mempengaruhi
sistem fisiologis seseorang.

Istilah lain yang masih berhubungan dengan kelelahan adalah CFS (Chronic Fatigue
Syndrome) atau sindrom kelelahan kronis. Kelelahan ini tidak seperti kelelahan yang kita alami
setiap hari. Rasa lelah ini datang dan tidak berhenti walaupun telah istirahat selama beberapa
malam. Kelelahan ini menguras energi dan bertahan beberapa bulan bahkan sampai bertahun-
tahun (http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living
Naturally_files\articles_resources.gif). Istilah yang masih setara dengan CFS adalah FMS
(Fibromyalgia syndrome). Baik CFS atau FMS bukan merupakan suatu penyakit. Itu hanya suatu
sindrom. Dan untuk mendiagnosis CFS atau FMS, tidak bisa dilakukan melalui tes darah sebab
gejala-gejalanya tidak bisa langsung ditentukan begitu saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mereka yang mengalami CFS atau FMS menunjukkan adanya kerusakan pada sistem syaraf,
termasuk ketidaknormalan produksi neurotransmitter. Hal inilah yang menyebabkan munculnya
gangguan pada aktivitas tidur, rasa pegal-pegal di sekujur tubuh dan fungsi kekebalan
(http://www.Chronic Fatique_files\skinrenewHealth.jpg). Berbagai macam istilah dan pengertian
di atas tetap merupakan satu bentuk kelelahan. Sehingga semua pembahasan berikut ini akan
mengacu kelelahan saja, apapun itu bentuknya.
Ciri-Ciri dan Penyebab Kelelahan

Sutjipto (2001) menyimak kelelahan yang secara psikologis bisa terjadi karena mereka
suka bekerja keras, merasa bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada harapan, merasa
terjebak, kesedihan mendalam, merasa malu dan secara terus menerus membentuk lingkaran dan
menghasilkan perasaan lelah dan tidak nyaman, yang pada gilirannya meningkatkan rasa kesal
dan lingkaran terus menerus berlanjut sehingga dapat menimbulkan kelelahan fisik, kelelahan
mental dan kelelahan emosional.

Penjelasan di atas bisa dilihat jika seorang atlet yang sudah merasa tidak punya harapan
atau malu dalam performance(unjuk kerja)nya, maka akan pengaruh pada penampilan fisiknya.
Atlet tersebut menjadi tidak maksimal atau merasa cepat lelah. Tidak hanya lelah secara fisik
saja, namun juga mental. Berikut ini ciri-ciri kelelahan yang juga masih dalam tulisan Sutjipto
(2001).

 .Kelelahan emosi dicirikan antara lain dengan: rasa bosan, mudah tersinggung, sinisme,
perasaan tidak menolong, ratapan yang tiada henti, tidak dapat dikontrol (suka marah),
gelisah, tidak peduli terhadap tujuan, tidak peduli dengan orang lain, merasa tidak
memiliki apa-apa untuk diberikan, sia-sia, putus asa, sedih, tertekan, dan tidak berdaya.
 Kelelahan mental dicirikan antara lain dengan: merasa tidak berharga, rasa benci, rasa
gagal, tidak peka, sinis, kurang bersimpati kepada orang lain, mempunyai sikap negatif
terhadap orang lain, cenderung merasa bodoh dengan diri sendiri, pekerjaan dan
kehidupannya, acuh tak acuh, pilih kasih, selalu menyalahkan, kurang bertoleransi
terhadap orang yang ditolong, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, konsep diri yang
rendah, merasa tidak cakap, merasa tidak kompeten, dan tidak puas dengan jalan hidup.

Selain ciri emosional dan mental, kelelahan juga bisa dilihat secara fisik, yakni: sakit
kepala, demam, sakit punggung (rasa ngilu), rentan terhadap penyakit, tegang otot leher dan
bahu, sering terkena flu, susah tidur, mual-mual, gelisah dan perubahan pada kebiasaan makan.
Sedangkan energi fisik dicirikan seperti energi yang rendah, rasa letih yang kronis dan lemah.

Bila kelelahan seperti itu tidak segera diatasi maka akan berkembang menjadi suatu
sindrom, seperti yang telah dipaparkan di atas, yakni CFS atau sindrom kelelahan kronis. CFS
muncul dengan gejala: gangguan susah tidur, terasa perih pada limfa, tenggorokan sakit, susah
mengingat (bermasalah dengan ingatan jangka pendek) dan rasa pegal-pegal serta sakit-sakit di
badan (http://www.Fatique Syndrome_files\hj.jpg). Rasa pegal-pegal yang dirasakan penderita
CFS seringkali dirasakan sebagai rasa sakit di sekujur tubuh. Segala sesuatu yang menyentuh
tubuh terasa sakit, bahkan sprei tempat tidurpun terasa sakit, ketika bersentuhan dengan tubuh
(http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or
CFS_files\holistic-health.gif).

Secara garis besar, pengaruh atau hal yang mempengaruhi kelelahan adalah sistem syaraf
dan pencernaan. Joni (1989: 54-60) menjelaskan bahwa kelelahan bisa jadi karena adanya
kegagalan salah satu atau keseluruhan dari perbedaan mekanisme neuromusculer yang terlibat di
dalam kontraksi otot. Kegagalan tersebut bisa dikarenakan:

 syaraf motor yang mensyarati serabut-serabut otot di dalam kesatuan motor untuk
mengirim rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous impulses)
 persimpangan neuromuscular (neuromuscular junction) memancarkan rangsangan-
rangsangan persyarafan dari syaraf motor ke serabut-serabut otot.
 sistem syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan rangsangan-
rangsangan persyarafan ke otot.
 Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga

Dari keempat penyebab di atas, poin 1-3 tentu berkaitan dengan sistem syaraf dan yang ke-4
berkaitan dengan metabolisme tubuh yang tentu saja berkaitan dengan pencernaan yang
menghasilkan tenaga. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas tentang kelelahan yang berkaitan
dengan sistem syaraf dan pencernaan.

Sistem Syaraf

Dr. George Edward (http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women
Living Naturally_files\articles_resources.gif) melihat kelelahan ini sebagai suatu ketidakberesan
sistem syaraf serta kondisi tubuh yang lemah. Sehingga ia menamakan kelelahan ini dengan
“neurasthenia”. Pendapat lebih detail lagi berkaitan dengan syaraf yang memancarkan
rangsangan-rangsangan adalah bahwa kelelahan disebabkan karena adanya ketidaknormalan
produksi neurotransmitter. Ketidaknormalan ini dipengaruhi oleh myofascia. Myofascia adalah
semacam jaringan penghubung yang membuat tubuh kita bisa berdiri dan melakukan aktivitas.
Myofascia terdapat pada jaringan-jaringan otot. Myofascia berfungsi ketika jaringan-jaringan
dalam tubuh kita keras atau tipis. Ketika kita mengalami kelelahan, maka jaringan tersebut
menipis dan tentu saja semakin keras. Oleh karena itu, myofascia tidak dapat menyampaikan
atau menerima pesan neurotransmitter seperti pada saat kondisi tubuh sehat. Dengan demikian
komunikasi antar jaringan tubuh ini akan terganggu (http://www.Chronic Fatique Syndrome
Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or CFS_files\holistic-health.gif).

Selain berkaitan dengan neurotransmitter, kelelahan bisa juga muncul sebagai akibat
lemahnya sistem kekebalan tubuh. Di dalam otak ada yang disebut dengan hypothalamus.
Hypothalamus adalah getah yang mengatur otak. Hypothalamus memproduksi hormon yang
disebut corticotrophin. Corticotrophin kemudian merangsang kelenjar getah adrenalin yang ada
di ujung atas ginjal. Apabila hypothalamus ini tidak berfungsi, maka tidak akan tersedia cukup
corticotrophin, sehingga tidak bisa memproduksi hormon adrenalin sebagai hormon tekanan
utama dalam tubuh. Dengan demikian biasanya orang yang mengalami kelelahan memiliki
tekanan darah rendah dan sistem kelenjar endokrin yang buruk. Selain itu, mereka biasanya
memiliki permasalahan dengan sistem pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi yang dihasilkan
oleh pencernaan tidak ada (http://www.Fatique Syndrome_files\hj.jpg).

Masih juga berkaitan dengan syaraf, Dr. Erling (Joni, 1989: 62) telah melakukan beberapa
eksperimen pada peranan sistem syaraf terhadap kelelahan otot lokal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelelahan otot, tempat terjadinya gangguan di dalam daerah sekitarnya
dalam mengembalikan sinyal/isyarat ke sistem syaraf pusat (otak) melalui syaraf sensorik.
Dalam putaran ini, otak mengirimkan sinyal penghambat ke sel-sel syaraf di dalam sistem
motorik, dan menyebabkan menurunnya kerja otot. Selama istirahat penuh, daerah yang
mendapat gangguan cenderung menyimpan kembali sinyal tersebut di dalam otot, dan kelelahan
bersangsur-angsur menjadi berkurang, atau tidak nampak. Kalau pengalihan kegiatan dilakukan
selama periode istirahat, sinyal lain dari perifer atau dari otak itu sendiri akan mengenai daerah
fasilitator otak. Sebagai akibatnya, impuls-impuls fasilitator akan dikirimkan ke sistem motorik,
menyebabkan untuk kerja lebih baik atau mempercepat pulih asal dari kelelahan.

Dengan beberapa penjelasan di atas, jelas sekali bahwa sistem syaraf turut berperan dalam
kelelahan. Penyampaian sinyal/rangsangan yang tidak bisa berjalan normal, sehingga disebut
ketidaknormalan, akan mengganggu sistem kerja syaraf yang kemudian oleh otot tidak bisa
direspon. Oleh karena itu, tidak ada konektivitas antar syaraf sehingga informasi yang harusnya
tersampaikan menjadi terhambat. Hal inilah yang memunculkan gerak unjuk kerja lemah.
Dengan demikian tubuh akan merasakan kelelahan.

Sistem Pencernaan

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri dari hidup kita adalah makan. Makan adalah sumber
energi tubuh untuk berunjuk kerja. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan diolah dengan
menggunakan beberapa enzim yang akan mengubah makanan menjadi energi. Orang yang
mengalami kelelahan biasanya memiliki masalah dengan enzim-enzim tersebut. Sebelum kita
membahas lebih jauh lagi tentang kekurangan/ketiadaan enzim dalam proses metabolisme tubuh,
ada baiknya kita paparkan tentang proses pencernaan yang disebut glycolisis. Glycolilsis
merupakan bentuk perubahan zat-zat makanan yang diolah menjadi glucose yang digunakan
dalam melakukan aktivitas atau dikatakan sebagai sumber energi. Berikut ini uraiannya.

Karbohidrat makanan yang merupakan energi masuk ke dalam tubuh melalui proses yang
kompleks, seperti disaccharides, dan zat tepung (amylase dan amylopectin) serta glycogen.
Polymer cellulose juga dikonsumsi tapi tidak dicerna. Langkah pertama dalam metabolisme
karbohidrat adalah perubahan/penggubahan polymer yang kompleks menjadi lebih sederhana,
bentuk- bentuk yang dapat dicerna/larut disebarkan melalui dinding-dinding usus dan dikirim ke
semua jaringan. Pemecahan polymer gula dimulai di mulut. Air liur memiliki zat asam rendah,
yakni pH=6,8 dan terdapat pula lingual amylase, yakni zat yang memulai pencernaan
karbohidrat. Reaksi lingual amylase terbatas hanya pada mulut dan tenggorokan, dan sebenarnya
lingual amylase tidak diaktifkan karena derajat keasaman di perut jauh lebih tinggi. Ketika
makanan telah sampai di perut, terdapat penurunan zat acid hydrolysis, namun gastric protasea
dan lipases membantu proses pembentukan protein dan lemak secara berturut-turut. Campuran
dari pembuangan gastric, air liur dan makanan yang disebut “chime”, bergerak menuju usus
kecil.

Enzim polymer-carbohidrate pada usus kecil disebut -amylase. Enzim ini dikeluarkan
oleh pankreas dan memiliki aktivitas yang sama seperti salivary amylase, memproduksi
disaccharides, dan trisaccarides. Kemudian diubah ke dalam monosaccarides. Oleh saccharides
usus, termasuk maltase yang menghidrolisis disaccharides dan trisaccarides, sucrase, lactase
dan trehalose (enzim ini bertanggung jawab terhadap penurunan disaccharide-. -trehalose
akan menghasilkan sub-lapisan untuk glucose jika suatu enzim ditemukan pada sejumlah banyak
organisme dan hubungan antara enzim terlihat dan terjaga selama masa evolusi). Hasil bersihnya
adalah perubahan yang hampir sempurna dari karbohidrat yang dapat dicerna menjadi
monosaccharides. Glukose yang dihasilkan dan karbohidrat sederhana yang lain diangkut
melalui dinding usus ke dalam aliran urat darah, kemudian menuju ke sel-sel lain. Di dalam sel-
sel dan jaringan-jaringan tersebut, karbohidrat dan glukose dirubah ke dalam bentuk fatty acid,
amino acid, dan glycogen, atau dioksidasi oleh beberapa proses catabolic sel.

Glukose melewati/menembus membran plasma sel usus dengan menggunakan pengangkut


Na+/glucose yang membiarkan ion-ion sodium dan glukose masuk ke dalam sel secara bersama-
sama (yakni, kedua molekul melewati membrane dengan arah yang sama: symporter). Ion-ion
sodium menurunkan peningkatan konsentrasi mereka, sedangkan molekul glukose ditingkatkan.
Ion-ion sodium dipompa kembali keluar sel dengan Na+/K+ATPase untuk mempertahankan
tingginya konsentrasi. Glukose kemudian dikeluarkan ke dalam aliran darah melalui glucose
transporters (GLUT 5) pada membran dasar dari sel endothelial. Lima pengangkut glukose
(GLUT 1,2,3,4,5) yang ada pada mamalia mamiliki ciri-ciri kinetik yang berbeda, namun semua
terdiri dari satu polypeptide dengan ciri-ciri 12 transmembrane – wilayah ruang gerak.

GLUT 1 dan 3 ada pada hampir semua sel mamalia dan memiliki a km untuk glukose 1
mM. Jika tingkat serum glukose normal, yakni pada rentang 4-8 mM maka protein-protein
tersebut akan mengangkut gula pada rata-rata konstan/tetap. Oleh karena itu, mereka/protein-
protein ini menunjukkan pengambilan dengan cepat glukose dasar. GLUT 2 ada pada sel
hepatocytes dan pancreatic B. Untuk glukose dengan km yang sangat tinggi (15-10 mM) maka
akan diyakini bahwa glukose akan masuk dengan cepat ke dalam hepatocytes untuk
penyimpanan hanya dalam waktu yang lama. Pankreas akan merasakan glukose melalui GLUT 2
dan menyesuaikan tingkat insulin. GLUT 4 ada pada jaringan sensitif insulin (otot dan
adypocytes). GLUT 4 memiliki nilai a km = 5 mM. Pengangkut ini bertahan pada gelembung-
gelembung dalam sel dan mencapai membran plasma ketika ada insulin.

Oksidasi glukose disebut dengan glycolysis. Glukose dioksidasi ke dalam/menjadi laktat


atau pyruvate. Dalam konsisi aerobic, produk dominan dalam kebanyakan jaringan adalah
pyruvate dan dalam jalan prosesnya disebut jaringan glycolysis aerobic. Ketika oksigen
dihabiskan, seperti misalnya untuk olahraga keras dan dalam jangka waktu yang lama, maka
produk glikolitik yang dominan pada beberapa jaringan adalah laktat dan proses ini disebut
glycolysis anaerobic.

Energi yang Dihasilkan dari Oksidasi Glukose

Glycolysis aerobic dari glukose menjadi pyruvate, membutuhkan 2 ATP yang sama untuk
mengaktifkan prosesnya, dengan produksi berikutnya adalah 4 ATP yang sama dan 2 NADH
yang sama. Oleh karena itu, konversi satu mol glukose menjadi 2 mol pyruvate diikuti oleh
produksi yang bersih dari 2 mol tiap ATP dan NADH.

Glukose+2ADP+2NAD+2Pi2 pyruvate+2ATP+2NADH+2H+

NADH yang dihasilkan selama proses glycolysis digunakan sebagai bahan bakar untuk
memadukan ATP mitochondrial melalui oxidative phosphorylation, dengan menghasilkan 2 atau
3 ATP yang sama, tergantung pada apakah glycerol phosphate shuttle atau malate-aspartate
shuttle yang digunakan untuk mengangkut elektron-elektron dari cytoplasmic NADH ke dalam
mitochondria. Hasil yang menguntungkan dari oksidasi 1 mol glukose dan 2 mol pyruvate adalah
6 atau 8 mol ATP. Oksidasi sempurna dari 2 mol pyruvate melalui siklus TCA, menghasilkan 30
mol ATP tambahan; sehingga total yang dihasilkan adalah 36 atau 38 mol ATP dari oksidasi
sempurna 1 mol glukose ke dalam CO2 dan H2O.
Reaksi Glycolysis pada Individu

Jalan proses glycolysis dapat dilihat dengan melalui 2 fase yang berbeda. Yang pertama
adalah fase kimiawi utama yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Fase kedua disebut
dengan fase penghasilan energi. Pada fase pertama, 2 ATP yang sama digunakan untuk
mengubah glukose menjadi fructose-1, 6-biphosphate (F-1, 6-BP). Pada fase kedua, F-1, 6-BP
diturunkan menjadi pyruvate dengan produksi 4 ATP yang sama dan 2 NADH yang sama.

Setelah melihat proses pencernaan di atas, maka kita melihat betapa kompleksnya tubuh
kita. Lalu bagaimana dengan orang yang mengalami kelelahan? Ada beberapa pembahasan
berkaitan dengan pencernaan dan kelalahan dengan memandang dari sudut pandang tertentu.
Sebagaimana diketahui bahwa tubuh kita secara alamiah mengutamakan pencernaan untuk
memproduksi makanan yang disalurkan ke seluruh tubuh sehingga tetap hidup. Namun, jika
tubuh tidak bisa menyerap makanan tersebut, maka ada masalah dengan enzim amylase. Enzim
amylase merupakan enzim pencernaan yang menjaga karbohidrat dan zat tepung yang kita
konsumsi, sehingga tubuh kita bisa menggunakannya sebagai bahan bakar energi. Mereka yang
mengalami kelelahan, tidak memiliki amylase dan satu zat lagi, yakni lipase. Lipase merupakan
enzim yang dibutuhkan untuk mempercepat proses pencernaan. Ada semacam rangkaian reaksi
yang terjadi berkaitan dengan kelelahan, yakni dengan kurangnya enzim lipase, biasa akan
meningkatkan zat asam laktat (lactat acid) dan ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan
tubuh kita kekurangan enzim lain yang dibutuhkan agar tubuh kita sehat, yakni protease.
Sehingga dengan demikian kelelahan bisa terjadi karena kurangnya 3 enzim, yakni amylase,
lipase dan protease .

Berkaitan dengan zat asam laktat/pH dalam tubuh, jika pH ini terlalu kurang atau terlalu
banyak juga tidak baik untuk tubuh. Protein akan terbentuk jika pH ada pada rentang normal.
Kalau dilihat dari struktur protein setelah metabolisme, maka akan diketahui bahwa dengan
masukan ion seperti H+ yang cukup tinggi maka akan sangat membantu terhadap perubahan
protein. Adanya perubahan bentuk protein akan mempermudah kerja organ-organ tubuh. Selain
itu, penting untuk diingat bahwa tingkat derajat yang berbeda/berubah-ubah akan mempengaruhi
protein dalam sel. Sehingga turunnya pH secara umum akan berefek negatif terhadap fungsi-
fungsi organ sel tubuh (KN Prestwich, Departement of Biology, College of the Holy Cross
Worcester, M.A 01610, kprestwi @holycross.edu). Untuk skala pH adalah sebagai berikut:

 pH = 7 adalah netral. Masih ada banyak ion-ion H+ larutan pH di tubuh kita secara
normal adalah 7 dan rentangnya sampai dengan 7,4. Tubuh kita akan memiliki derajat
keasaman yang tinggi jika pH-nya menjadi 6.
 pH = 7 – 0  meningkatnya derajat keasaman.
 pH = 7 -14  menigkatnya alkalin dalam tubuh dan terdapat H+ yang sangat sedikit dan
harus ada yang memindahkan H+ ke dalam larutan

Secara numerik, penghitungan pH adalah pH = - log [H+].

Contoh:

 Jika [H+] = 0,000001 mols/liter air (yakni 10-7 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-7]

pH = - [-7]

pH = 7

 Jika [H+] = 0,0001 mols/liter air (yakni 10-5 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-5]

pH = - [-5]

pH = 5

 Jika [H+] = 0,1 mols/liter air (yakni 10-1 mols H+ tiap liter), maka menjadi:
pH = - log [H+]

pH = - log [10-1]

pH = - [-1]

pH = 1

 Jika [H+] = 0,0000000001 mols/liter air (yakni 10-10 mols H+ tiap liter), maka menjadi:

pH = - log [H+]

pH = - log [10-10]

pH = - [-10]

pH = 10

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa semakin rendah pH maka semakin tinggi [H+]. Oleh
karena itu, nilai pH rendah berhubungan dengan tingkat keasaman yang tinggi dan banyaknya
ion-ion hidrogen (KN Prestwich, Departement of Biology, College of the Holy Cross Worcester,
M.A 01610, kprestwi @holycross.edu).

Pada anaerobik glikolisis diproduksi satu molekul pH untuk tiap ATP yang dihasilkan.
Pada olahraga berat, maka dibutuhkan banyak ATP, sehingga dibutuhkan banyak asam laktat
(pH) dan setiap protein dipengaruhi oleh protein kontraktil. Pemompaan protein dan enzim-
enzim glikolitik akan meningkat bersama-sama dengan meningkatnya [H+] yang muncul saat
berolahraga. Dengan peningkatan tersebut, maka akan meningkatkan sintesis/perpaduan lebih
banyak ATP dan semakin meningkatkan kesulitan dalam membentuk dan memecahkan jembatan
penghubung (impuls-impuls pada neurotransmitter), membuat performance akan menurun. Dan
sebagaimana diketahui bahwa semakin tinggi [H+] maka semakin rendah pH. Jika seseorang
memiliki pH rendah maka akan ada rasa panas dalam otot-otot dan efek yang dapat dilihat adalah
dalam performance. pH yang terlalu rendah ini menyebabkan kelelahan (http://www.Anaerobic
Glycolysis.htm).
Dalam proses glikolisis, glukose yang dibentuk menjadi glikogen akan menjadi granule/biji
kecil yang kuat tersimpan dalam sarkoplasma yang memberikan energi sewaktu-waktu
dibutuhkan dan dapat dimetabolisme secara tepat (http://www.Anaerobic Glycolysis.htm). Jika
kita melakukan latihan/olahraga yang lama (misalnya 30 menit – 4 jam) simpanan glikogen otot
di dalam serabut otot akan terpakai dan jika tidak ada masa istirahat maka akan terjadi
pengosongan glikogen. Karena pengosongan glikogen yang demikian hebat, maka menyebabkan
kelelahan kontraktil. Meskipun terdapat asam lemak bebas (free fatty acid) dan glikogen (dari
hati), namun tidak mencukupi untuk aktivitas gerak otot (Joni, 1989: 60).

2. Solusi Mengatasi Kelelahan

Dari beberapa penyebab munculnya kelelahan di atas, kita mengetahui bahwa secara umum
penyebab munculnya kelelahan ada 2, yakni: berkaitan dengan syaraf dan pencernaan. Kelelahan
bukan merupakan suatu penyakit, oleh karena itu tidak dibutuhkan obat-obat khusus. Cara yang
dilakukan untuk mengatasi kelelahan adalah dengan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan
oleh tubuh kita. Dengan memberikan enzim yang dibutuhkan oleh tubuh kita (seperti amylase,
lipase dan protease) maka akan memberikan makanan bagi tubuh kita, membantu membersihkan
racun-racun dalam darah, mendukung sistem pencernaan, memperkuat pankreas dan
memberikan senjata bagi tubuh untuk melawan rasa sakit dan memulihkan kesehatan kita. Cara
untuk kita bisa memperbaiki jaringan tubuh adalah:

 membersihkan darah dan menjaga organ-organ tubuh bekerja dengan baik, dan,
 memakan makanan yang cukup gizi sehingga tubuh bisa menyerap apa yang kita makan.

Jika tidak dilakukan perbaikan-perbaikan maka mereka yang mengalami kelelahan akan
merasakan tubuhnya semakin melemah dan melemah .

Dr. George Beard menyarankan bahwa dalam mengatasi kelelahan, bisa dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:

 makan makanan yang seimbang


 istirahat yang cukup
 olahraga ringan yang tidak menimbulkan kelelahan
 mengatur diri sendiri, baik secara fisik, emosional, dan intelektualitas, karena terlalu
banyak stress dapat menyebabkan tanda-tanda kelelahan muncul.

Kelelahan bisa dikarenakan kekebalan tubuh yang lemah (http://www.Chronic Fatigue


Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living Naturally_files\articles_resources.gif). Kekebalan
bisa terjadi karena kualitas tidur yang buruk. Mereka yang kualitas tidurnya buruk, biasanya
memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dan ketidakberdayaan. Masalah-masalah tersebut
biasanya muncul dalam bentuk gangguan perilaku, kesulitan belajar, dan menjadi sensitif. Oleh
karena itu, kelelahan bisa diatasi dengan tidur yang cukup. Karena tidur diperkirakan tidak hanya
untuk kekebalan tubuh, tetapi juga pertumbuhan fisik (bagi anak-anak), perkembangan otak,
proses pengolahan informasi, memori, dll (http://www.cybermed.cbn.net.id/detil.asp, kategori=-
Food&newsno=461).

Selain istirahat, pemberian suplemen makanan juga sangat dibutuhkan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa NADH adalah senyawa yang dibuat secara alamiah dalam makanan. Senyawa ini
memegang peranan yang penting dalam proses dimana makanan itu diubah menjadi energi.
NADH singkatan dari nicotinamide adenine dinucleotide. NADH merupakan senyawa kimia
yang mengawali terbentuknya ATP. ATP yang merupakan singkatan dari adenosine
triphosphate adalah senyawa yang memberikan tenaga pada tubuh. Jadi, kedua senyawa ini
memiliki keterkaitan erat. NADH yang bisanya muncul secara alamiah pada makanan, biasanya
ada pada daging. Sehingga jika orang yang mengalami kelelahan dianjurkan untuk mengatasi
pola dan menu makanan. Dengan demikian, penanganannya disebut sebagai pemberian suplemen
makanan bergizi dan bukan pemberian obat-obatan. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan
disarankan juga untuk melakukan olahraga tertentu, mengkonsumsi vitamin dan antibiotik, serta
melakukan terapi tidur. Sekarang sudah banyak pil-pil suplemen untuk merangsang tumbuhnya
NADH .

Berkaitan dengan pemberian vitamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin B1,
ternyata tidak hanya bermanfaat untuk beri-beri tapi juga memperbaiki metabolisme karbohidrat
dan menghasilkan tenaga dan mengurangi penumpukan asam laktat pada otot yang mengalami
kelelahan. Hasilnya, orang yang mengkonsumsinya dalam jumlah cukup akan merasa fit atau
tidak lesu lantaran kurang tenaga .

Selain vitamin, konsumsi susu juga turut membantu dalam mengatasi kelelahan. Yogurt
yang merupakan jenis susu fermentasi memiliki zat gizi utama, yakni karbohidrat (laktosa),
protein (kasein) dan lemak. Zat-zat gizi ini telah diuraikan menjadi ikatan-ikatan yang lebih
sederhana oleh bakteri asam laktat, sehingga perubahan ini menjadikan yogurt mudah dicerna,
sehingga tidak memboroskan persediaan energi tubuh. Oleh karena mudah dicerna, yogurt bisa
dikonsumsi dengan makanan yang mudah dicerna, yakni buah-buahan. Sebaiknya utamakan
buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti stroberi, mangga, pepaya, jeruk, jambu biji,
rambutan, nanas, dll. Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi lebih banyak. Zat besi
memegang peranan penting dalam proses metabolisme energi. Sehingga dengan mengkonsumsi
yogurt dan buah-buahan yang kaya vitamin C akan membuat tubuh lebih bertenaga dan
menghilangkan kelelahan .

Selain kelelahan disebabkan karena kurangnya enzim, juga karena ketidakseimbangan pH.
Ada satu sistem yang mengatasi ketidakseimbangan pH, yakni buffer. Buffer menjaga sesuatu
sebagaimana mestinya. Buffer menyangga ayunan yang berlawanan. Buffer tersebut melindungi,
melengkapi dan memproteksi. Jika kita melihat kertas tes pH, misalnya untuk kolam renang,
maka kita akan tahu pada bagian kertas yang menunjukkan jumlah pH dan total alkaniti.
Misalnya, di kolam renang tersebut kertas menunjukkan pH 2,7, namun total alkanitinya rendah,
maka dengan pH 2,7 tersebut dianggap terlalu asam atau terlalu alkalin. Hal yang sama bisa juga
terjadi pada manusia. Bisa dikatakan bahwa pH dapat diketahui terlalu asam jika alkalinnya
rendah. Kuncinya adalah keseimbangan pH dan level total alkaniti. Tubuh dikatakan memiliki
buffer yang baik jika terdapat konsentrasi ion yang bagus untuk mempertahankan pH yang
memiliki rentang ideal untuk bagian lain (alkaniti) yang diukur .

Dari paparan di atas jelas terlihat bahwa solusi dalam mengatasi kelelahan bukanlah obat-
obatan, namun hanya mengatur pola makan dan hidup. Pola makan bisa diatasi dengan memakan
makanan yang kaya gizi dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, Sedangkan pola
hidup bisa diatasi dengan pola tidur yang teratur dan cukup, serta berpikiran sehat.
KESIMPULAN

Kelelahan merupakan hal biasa terjadi pada setiap orang. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya
dengan istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem pencernaan yang kurang bagus,
sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa diserap. Dengan demikian tidak ada
energi yang terbentuk. Selain itu, kelelahan bisa terjadi karena ketidaknormalan impuls-impuls
syaraf yang mentransmisikan rangsangan.

Kelelahan tidak boleh dibiarkan begitu saja, sebab bisa berakibat fatal. Orang yang
mengalami kelelahan yang kronis, terapinya membutuhkan waktu yang sangat lama, tidak hanya
berbulan-bulan tapi bisa juga bertahun-tahun. Cara mengatasi kelalahan ini bisa dengan
memperbaiki sistem syaraf dan sistem pencernaan. Pembenahan sistem syaraf bisa dilakukan
melalui proses pengaturan pola hidup, yakni dengan tidur yang cukup dan selalu berusaha
mengatur diri sendiri secara emosional dan intelektualitas. Sebisa mungkin menghindari stress
yang dapat dengan mudah menimbulkan kelelahan. Pembenahan pencernaan bisa dilakukan
melalui terapi makanan, yakni dengan makan makanan yang bergizi, minum susu, makan buah-
buahan, dan mengkonsumsi vitamin. Sekarang ini sudah banyak disediakan suplemen-suplemen
makanan yang membantu tubuh dalam metabolisme sehingga, zat-zat yang dibutuhkan terpenuhi
semua.

REFERENSI

Joni, Raka. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta: P2LPTK

Republika, 5 Agustus 1993

Sutjipto.2001.http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/apakah_anda_mengalami_burnout.htm

http://www.Fatique Syndrome_files\hj.jpg

http://www.Chronic Fatique Syndrome Resources - Also known as Ebstein-Barr Virus or


CFS_files\holistic-health.gif

http://www.Chronic Fatigue Syndrome, chronic fatique, cfs - Women Living


Naturally_files\articles_resources.gif

http://www.Chronic Fatique_files\skinrenewHealth.jpg

http://www.Anaerobic Glycolysis_files\GLYCOL.gif

http://www.pH Buffer System_files\_blnk.gif

KN Prestwich, Departement of Biology, College of the Holy Cross Worcester, M.A 01610,
kprestwi @holycross.edu

http://www.Anaerobic Glycolysis.htm

http://www.indomedia.com/Intisari/1998/desember/b-nyeri-htm

http://www.home.unpar.ac.id/aloysius/paper-51.PDF#-search=’kelelahan’

http://www.cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=-Food&newsno=461.

Anda mungkin juga menyukai