Anda di halaman 1dari 7

1.

Tanggal
Senin 2 Maret 2020
2. Kode Kegiatan
F4
3. Peserta
Lain-lain
4. Judul Laporan
Pos Gizi
5. Latar Belakang
Pos Gizi  yaitu, suatu wadah atau tempat yang berbasis keluarga dan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan gizi bagi balita gizi buruk dan gizi kurang yang dilaksanakan
oleh kader dan masyarakat dengan bimbingan petugas kesehatan untuk dapat mengurangi
jumlah anak kurang gizi pada saat ini dan mencegah terjadinya kekurangan gizi setelah
program tersebut selesai dilaksanakan
6. Permasalahan
Terdapat balita dengan masalah gizi berupa gizi kurang dan gizi buruk dikarenakan
deteksi dini yang masih rendah dan kurangnya kesadaran orangtua atau pengasuh balita
terhadap asupan makanan dan pola asuh yang baik. Gizi pada balita berpengaruh pada
kualitas hidup anak di masa depan sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah
kekurangan gizi kronis atau stunting dan meningkatkan kualitas gizi anak.
7. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Intervensi :Penyuluhan Kelompok dan praktek langsung
b. Metode: Penyuluhan mengenai perilaku baru dalam memasak, pemberian makan,
kebersihan, dan pengasuhan anak
c. Target: Ibu balita atau pengasuh anak kurang gizi
8. Pelaksanaan Intervensi
Tanggal : Senin 2 maret 2020 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Posyandu kelompok V
9. Evaluasi
Setelah pemberian makanan tambahan berkalori tinggi selama satu minggu, dilakukan
follow up berupa penimbangan berat badan anak. Anak-anak diharapkan akan
menjadi lebih bertenaga, nafsu makan dan berat badanya bertambah sehingga menjadi
lebih sehat
1. Tanggal
Selasa, 3 Maret 2020
2. Kode Kegiatan
F4
3. Peserta
Lain-lain
4. Judul Laporan
Pos Gizi
5. Latar Belakang
Pos Gizi  yaitu, suatu wadah atau tempat yang berbasis keluarga dan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan gizi bagi balita gizi buruk dan gizi kurang yang dilaksanakan
oleh kader dan masyarakat dengan bimbingan petugas kesehatan untuk dapat mengurangi
jumlah anak kurang gizi pada saat ini dan mencegah terjadinya kekurangan gizi setelah
program tersebut selesai dilaksanakan
6. Permasalahan
Terdapat balita dengan masalah gizi berupa gizi kurang dan gizi buruk dikarenakan
deteksi dini yang masih rendah dan kurangnya kesadaran orangtua atau pengasuh balita
terhadap asupan makanan dan pola asuh yang baik. Gizi pada balita berpengaruh pada
kualitas hidup anak di masa depan sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah
kekurangan gizi kronis atau stunting dan meningkatkan kualitas gizi anak.
7. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Intervensi :Penyuluhan Kelompok dan praktek langsung
b. Metode: Penyuluhan mengenai perilaku baru dalam memasak, pemberian makan,
kebersihan, dan pengasuhan anak
c. Target: Ibu balita atau pengasuh anak kurang gizi
8. Pelaksanaan Intervensi
Tanggal : 3 Maret 2020 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Posyandu kelompok VI
9. Evaluasi
Setelah pemberian makanan tambahan berkalori tinggi selama satu minggu, dilakukan
follow up berupa penimbangan berat badan anak. Anak-anak diharapkan akan
menjadi lebih bertenaga, nafsu makan dan berat badanya bertambah sehingga menjadi
lebih sehat
1. Tanggal
Rabu, 4 Maret 2020
2. Kode Kegiatan
F4
3. Peserta
Lain-lain
4. Judul Laporan
Pemeriksaan garam beryodium
5. Latar Belakang
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat
dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3
aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial
dan aspek perkembangan ekonomi.

6. Permasalahan
Masih banyak Rumah tangga di daerah Puskesmas Sukmajaya yang belum
menggunakan atau bahkan belum tau garam yang di pakainya beryodium atau tidak
7. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Intervensi :Penyuluhan dan pengujian garam langsung
b. Metode: Penyuluhan dan pengujian garam langsung
c. Target: Ibu ibu posyandu
8. Pelaksanaan Intervensi
Tanggal : 4 Maret 2020 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Posyandu kelompok X
9. Evaluasi
Setelah Penyuluhan dan pengujian langsung garam, ibu ibu menjadi tahu pentingnya
penggunaan garam beryodium konsumsi .
1. Tanggal
Kamis 5 maret 2020
2. Kode Kegiatan
F4
3. Peserta
Lain-lain
4. Judul Laporan
Bulan penimbangan balita
5. Latar Belakang
Bulan Penimbangan Balita merupakan sarana mendidik ibu balita tentang
gizi, kesehatan, dan sebagai upaya deteksi dan intervensi dini gangguan
pertumbuhan. Ibu balita, kader dan petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan
pembinaan agar balita tidak jatuh ke gizi kurang.
Penimbangan balita di posyandu juga merupakan entry point kegiatan
pelayanan kesehatan seperti imunisasi, pengobatan diare, konseling laktasi, kegiatan
deteksi dan stimulasi tumbuh kembang, dan lain-lain
6. Permasalahan
Masih terdapat ibu ibu di wilayah puskesmas sukmajaya yang belum menimbangkan
bayinya secara rutin di posyandu posyandu terdekat.
7. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Intervensi :Penyuluhan dan penimbangan balita
b. Metode: Penyuluhan mengenai pentingnya menimbang balita secara rutin dan
penimbangan langsung
c. Target: Ibu balita atau pengasuh anak kurang gizi
8. Pelaksanaan Intervensi
Tanggal : 5 Maret 2020 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Posyandu Kelompok XXII
9. Evaluasi
Setelah penyuluhan dan penimbangan diharapkan ibu ibu menjadi rutin menimbangkan
balitanya ke posyandu posyandu terdekat dan menurunnya angka gizi kurang.
1. Tanggal
27 Februari 2020
2. Kode Kegiatan
F4
3. Peserta
Lain-lain
4. Judul Laporan
Pemberian Vitamin A dan Pentingnya bagi Pertumbuhan anak
5. Latar Belakang
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan
dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial),
berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit .Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi
yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita
cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Pada
anak balita akibat KVA (Kekurangan Vitamin A) akan meningkatkan kesakitan dan
kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia,
dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta
senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan .
6. Permasalahan
Penelitian yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 1992 menunjukkan
dari 20 juta balita di Indonesia yang berumur enam bulan hingga lima tahun,
setengahnya menderita kekurangan vitamin A. Sedangkan data WHO tahun 1995
menyebutkan Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang tingkat pemenuhan
terhadap vitamin A tergolong rendah. WHO (2001) melaporkan bahwa setiap 1 menit,
12 orang anak di dunia menjadi buta, dan 4 di antaranya bermukim di Asia Tenggara
(Arisman, 2005). Sementara studi yang dilakukan Nutrition and Health Surveillance
System (NHSS), dan Departemen Kesehatan (2001) menunjukkan sekitar 50% anak
Indonesia usia 12-23 bulan tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan
sehari-hari.
7. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Intervensi :Penyuluhan Langsung Ibu ibu di posyandu
b. Metode: Penyuluhan mengenai pentingnya Vitamin A bagi kehidupan
c. Target: Anak Anak usia 6 bulan sampai 4 tahun di Posyandu dan Ibu atau pengasuh
8. Pelaksanaan Intervensi
Tanggal : 27 Februari 2020 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Posyandu kelompok II
9. Evaluasi
Setelah pemberian Vitamin A diharapkan anak anak dapat tumbuh normal dan sehat

Anda mungkin juga menyukai