Anda di halaman 1dari 24

AR G U M E N TAS I

MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu : Dr. Asep Nursobah

Disusun Oleh :
1. Aditya
2. Abdur Rohman
3. Ayi Hadiyat
4. Endar Pratama Sopian
5. Munawaroh
6. Rohmah Tiningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019 M / 1440 H
KATA PENGANTAR

‫السلما عليكم ورحمة ا وبركاته‬

Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagai

nikmat pada makhluk-Nya, sehingga nikmat yang selalu tercurah merupakan

keharusan makhluk untuk mensyukurinya. Shalawat dan Salam semoga tetap

tercurah limpahkan keharibaan baginda Muhammad SAW, yang syafaatnya selalu

dinanti oleh umatnya.

Syukur Alhamdulillah, ucapan terimakasih sebagai bentuk rasa syukur

atas nikmat yang Allah beri, penulis akhirnya bisa menyelesaikan penulisan

makalah “Argumentasi” dengan baik dan lancar sebagai tugas terstruktur dalam

program Pra Pasca Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana

UIN UIN Bandung.

Penulis memohon maaf jika dalam penyusunan ini masih banyak

kekurangan, karena, penulis hanyalah insan biasa yang tak pernah luput akan

salah dan lupa. Kata terakhir dari penulis, semoga dengan skripsi yang telah

disajikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

‫والسلما عليكم ورحة ا وبركاته‬

Bandung, 24 Agustus 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kami menyusun makalah ini agar dapat memahami mengenai paragraf

argumentasi, pola pengembangan paragraf argumentasi, langkah-langkah

menyusun paragraf argumentasi, dan kami dapat memberikan contoh paragraf

argumentasi. Selain itu, kami menyusun makalah ini untuk memenuhi salah

satu tujuan pembelajaran yaitu mengenai paragraf argumentasi dan untuk

menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen

yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi

dikemukakan.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah proses penulisan, maka makalah ini disusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian paragraf argumentasi?

2. Bagaimana pola pengembangan paragraf argumentasi?

3. Apa saja langkah-langkah untuk menyusun paragraf argumentasi?

4. Berikan contoh paragraf Argumentasi!

3
C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf argumentasi.

2. Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf argumentasi.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah menyusun paragraf argumentasi.

4. Untuk mengetahui contoh paragraf argumentasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Argumentasi

Argumentasi menurut Simon, Erduran, & Osborne merupakan

proses mengumpulkan berbagai komponen yang dibutuhkan untuk

membangun suatu pendapat/argumen. Komponen argumentasi menurut

Toulmin terdiri dari claim, evidence, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal

(Simon Shirley, Sibel Erduranb, Jonathan Osborn, “Learning To Teach

Argumentation: Research And Development In The Science Classroom”,

International Journal Of Science Education, 28(2-3), (2006), 235-260)

Argumentasi merupakan cara seseorang secara rasional menghadapi

setiap pertanyaan, isu–isu serta membantah dan menghadapi setiap masalah.

Sebuah argumen terdiri dari sebuah klaim (solusi) yang didukung oleh

berbagai prinsip (jaminan), bukti dan berbagai bantahan kontra argumen yang

memadai. (Bambang, “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kemampuan Argumentasi Matematis Mahasiswa”, Program Studi Matematika

STKIP Siliwangi Bandung, 4:2, (September, 2015), 123.)

Argumentasi menurut Simon, Erduran, & Osborne merupakan proses

mengumpulkan berbagai komponen yang dibutuhkan untuk membangun suatu

pendapat/argumen. Komponen argumentasi menurut Toulmin terdiri dari

claim, evidence, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal (Simon Shirley, Sibel

Erduranb, Jonathan Osborn, “Learning To Teach Argumentation: Research

5
And Development In The Science Classroom”, International Journal Of

Science Education, 28(2-3), (2006), 235-260)

Argumentasi menurut Tippett dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu:

argumentasi lisan dan tertulis. Argumentasi tertulis menurut Bathgatea,

Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa. (Bathgate Meghan,

Amanda Crowell, Christian Schunn, Mac Cannady, dan Rena Dorph, “The

Learning Benefits of Being Willing and Able to Engage in Scientific

Argumentation”, International Journal of Science Education, (2015).)

Komponen argumentasi Toulmin merupakan struktur dasar

argumentasi yang mampu meningkatkan kemampuan argumentasi siswa

secara lisan dan tertulis. Pengertian dari masing–masing komponen

argumentasi Toulmin telah disesuaikan oleh McNeill & Krajcik dengan

kemampuan siswa dan menghasilkan 4 komponen argumentasi, yaitu: claim,

evidence, reasoning, dan rebuttal (Mc. Neill Katherine L. dan Joseph Krajcik,

Suporting Grade 5 – 8 Students in Constructing Ecplanation in Science

(London: Pearson, 2011).)

Menurut Jonassen argumentasi cukup esensial dalam mempelajari cara

untuk mengatasi sebagian besar jenis masalah, maupun sebagai sebuah metode

yang kuat untuk menilai kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Baik

untuk masalah yang tidak terstruktur maupun untuk masalah yang terstruktur

dengan baik. (D.H Jonassen, Learning To Solve Problem: An Instructional

Guide Design (San Fransisco: Pfeiffer, 2010)

6
1. Claim adalah sebuah jawaban untuk sebuah pertanyaan atau sebuah

masalah atau untuk mengidentifikasi sebuah argumen, kritik terhadap

sebuah argumen, dan pemahaman konseptual. Claim juga bisa diartikan

sebagai pernyataan tentang apa yang telah di pahami atau kesimpulan yang

telah di capai dari penyelidikan atau teks yang telah di baca. Claim akan

didukung oleh sebuah data.

2. Evidence adalah sebuah data pendukung atau informasi yang mendukung

sebuah claim yang berasal dari sumber yang dapat diamati dengan cara

sama oleh siapa saja dan fitur diamati secara konstan. Data harus sesuai

dan cukup untuk mendukung claim tersebut. Semakin banyak data yang

diberikan maka semakin kuat claim yang di ajukan. Data bisa diperoleh

dari penyelidikan atau sumber lain termasuk pengamatan, informasi yang

ditemukan dalam teks, data yang diarsipkan, dan informasi dari seorang

ahli.

3. Reasoning adalah penjelasan tentang bagaimana bukti mendukung claim

tersebut dan mengajak atau menyakinkan orang lain bahwa bukti yang

digunakan dapat mendukung claim tersebut8. Menurut Meri dan Amy

reasoning adalah pembenaran yang menghubungkan klaim dan bukti dan

mencakup prinsip-prinsip yang sesuai dan memadai untuk membela klaim

dan bukti. Setiap bukti mungkin memiliki pembenaran yang berbeda untuk

alasan mengapa data tersebut dapat mendukung.

4. Rebuttal, adalah menggambarkan penjelasan alternatif atau menyediakan

bukti kontra. Dan penalaran mengapa alternatif tersebut tidak tepat.

7
Rebuttal juga dapat diartikan sebagai bukti yang meniadakan atau tidak

setuju dengan sanggahan tersebut.

Argumentasi adalah pemberian alasan untuk memperkuat atau

menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan (Depdiknas, 2008).

Argumentasi yaitu pendapat seseorang tentang pemikirannya yang melalui

fakta yang mampu untuk mempengaruhi, penggunaan fakta ini untuk

meyakinkan orang lain tentang kebenaran atas pemikirannya. Berargumentasi

membutuhkan kemampuan untuk berpikir tentang pokok bahasan yang ilmiah

dengan menyampaikan dan mendiskusikan pemikirannya secara tertulis

maupun lisan (Seda Saracaloglu, Aktamis, & Delioglu, 2011).

Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam

penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk

pembaca. Dalam penulisan argumentasi, isi dapat berupa penjelasan,

pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif. Dengan cara menjabarkan

pendapat, ulasan, bahasan, atau ide pribadi penulisnya.

Argumentasi merupakan karangan yang membuktikan kebenaran atau

ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (statement). Dalam teks argumen,

penulis menggunakan berbagai strategi atau piranti retorika untuk meyakinkan

pembaca ihwal kebenaran atau ketidakbenaran pernayataan tersebut

(Alwasilah, 2005: 116). Nursisto (1999: 43) menyatakan bahwa argumentasi

adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau

menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Karangan argumentasi pasti

8
memuat argumen, yaitu bukti dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain

bahwa pendapat yang disampaikan benar.

Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk

mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan

akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Melalui

argumentasi penulis mampu merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,

sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal

tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2004: 3)

Dasar dari tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan

logis. Hal tersebut menjadikan tulisan argumentasi harus didasarkan pada

fakta-fakta yang logis. Keraf (2004: 5) menyatakan bahwa penalaran

harus menjadi landasan sebuah tulisan argumentasi. Penalaran adalah suatu

proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-

evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Berpikir yang

berusaha menghubungkan untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua

informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk

membuktikan suatu kebenaran (Keraf, 2004: 9).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa argumentasi

merupakan suatu jenis karangan yang digunakan untuk menyatakan suatu

pendapat dan berusaha meyakinkan orang lain terhadap kebenaran pendapat

tersebut. Penulis berusaha meyakinkan kebenaran pendapatnya dengan

menyertakan fakta dan bukti-bukti yang logis.

9
B. Ciri-ciri Argumentasi

Ciri-ciri karangan argumentasi menurut Gunawan (2009) adalah:

1. menjelaskan pendapat agar pembaca yakin,

2. memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan

lain-lain,

3. menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian,

4. penutup berisi kesimpulan,

5. mengandung data atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan,

6. penjelasannya disampaikan secara logis.

Adapun ciri-ciri wacana argumentasi antara lain dikemukakan oleh

Vivian (melalui Achmadi, 1988: 91) adalah:

1. membantah atau menentang suatu usul atau pernyataan tanpa

berusaha meyakinkan atau mempengaruhi pembaca untuk

memihak, tujuan utamanya dalam hal ini adalah semata-mata

menyampaikan pandangan,

2. mengemukakan alasan atau bantahan dengan mempengaruhi

keyakinan pembaca agar menyetujuinya,

3. mengusahakan pemecahan masalah, mendiskusikan suatu

permasalahan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian.

Nursisto (1999: 43) mengemukakan ciri-ciri argumentasi adalah

sebagai berikut:

1. Mengandung bukti dan kebenaran

2. Alasan kuat.

10
3. Menggunakan bahasa denotatif.

4. Analisis rasional (berdasarkan fakta).

5. Unsur subjektif dan emosional sangat dibatasi (sedapat

mungkin tidak ada)

Indriati (2001: 79) menyatakan bahwa argumentasi yang kuat

harus mengandung lima ciri-ciri. Lima ciri-ciri tersebut antara lain:

1. klaim (claim),

2. bukti afirmatif (setuju) dan bukti kontradiktif

(bantahan),

3. garansi/justifikasi (warrant),

4. kompromi (concessions),

5. Sumber aset (reservations)

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Pertama, terdapat pernayataan atas suatu pendapat. Kedua, menyertakan

alasan untuk meyakinkan orang lain mengenai pendapat yang

disampaikan. Ketiga, mengandung bukti kebenaran berupa data dan fakta

pendukung yang relevan. Keempat, analisis yang dilakukan berdasarkan

data dan fakta yang disampaikan.

C. Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi

1. Pola analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal

yang banyak persamaannya.

11
Contoh : Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas.

Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya

akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang

semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia

akan berdiri tegak.

2. Pola generalisasi (umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik

kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau

peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili isi

paragraf.

Contoh : Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Alfred,

Tom, Alex dan Sifa mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7.

Hanya Albert yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh

dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.

3. Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan

mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab dan sampai pada

simpulan yang menjadi akibat.

Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang

dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada

suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab,

karena, disebabkan, dikarenakan dll.

Contoh: Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh

Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi

udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak,

12
pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan

prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah

sembarangan .

Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup

besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya

berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta

bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.

4. Pola Pengembangan Akibat Sebab

Paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang

dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju

sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.

Contoh:Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari

semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota

dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan

agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang

paling brutal.

Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara

meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika

krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi

penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang. Contoh : Kemarau tahun

ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap

air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar.

13
Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya

pengetahuan para petani dalam menggarapnya.

Selain itu, ada pula pola pengembangan lain;

1. Pola pengembangan definisi adalah paragraf argumentasi yang

dikembangkan berdasarkan definisi dan biasanya menggunakan kata

(yaitu, yakni, adalah, dan merupakan).

2. Pola pengembangan sebab akibat adalah pola pengembangan ini biasanya

menghubungkan antar kalimat menggunakan kata penghubung antara

lain (sebabnya, akibatnya, sehingga, karena, oleh karena itu, dan oleh

sebab itu).

3. Pola pengembangan persamaan adalah paragraf argumentasi yang di

kembangkan berdasarkan dua data dan fakta yang disimpulkan seolah-olah

memiliki kesamaan.

4. Pola pengembangan perbandingan adalah paragraf argumentasi yang di

kembangkan berdasarkan atas perbandingan dua hal pendapat atau

pengertian (pendapat mana atau pengertian mana yang lebih kuat atau

banyak diakui banyak orang).

D. Struktur Tulisan Argumentasi

Dasar tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan

logis. Maka, diperlukan fakta-fakta dan data yang akurat, sehingga dapat

menghasilkan penuturan logis dan menuju kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

14
Berdasarkan kenyataan tersebut, sebelum berbicara mengenai tulisan

argumentatif, akan dikemukakan mengenai dasar penting yang menjadi

landasan argumentasi. Dasar-dasar tersebut antara lain:

1. Proposisi

Ketika berbicara mengenai tulisan yang berbentuk argumentasi,

ada suatu hal yang penting yang disebut penalaran (reasoning, jalan

pikiran). Pengertian penalaran menurut Keraf (2007: 5) adalah Penalaran

(reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha

menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui

menuju pada suatu kesimpulan. Penalaran bukan saja dapat dilakukan

dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi

dapat juga mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam

kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan.

Berdasarkan pengertian di atas, kalimat-kalimat yang berbentuk

pendapat atau kesimpulan dalam hubungannya dengan proses berpikir

disebut proposisi. Maka, proposisi dibatasi sebagai pernyataan yang dapat

dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang

terkandung di dalamnya (Keraf, 2007: 5). Sebuah pernyataan dapat

dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk

membuktikannya. Sebaliknya, sebuah pernyataan atau proposisi dapat

disangakal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang menentangnya.

Proposisi selalu berbentuk kalimat yaitu kalimat deklaratif.

15
2. Inferensi dan Implikasi

Fakta adalah apa saja yang ada, baik perbuatan yang dilakukan

maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi atau sesuatu yang ada di alam ini.

Fakta adalah hal yang ada tanpa memperhatikan atau mempersoalkan

bagaimana pendapat orangorang tentangnya. Sebaliknya, pendapat

merupakan kesimpulan (inferensi), penilaian, pertimbangan, dan

keyakinan seseorang tentang fakta-fakta itu. Inferensi adalah kesimpulan

yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada,

sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu suatu yang dianggap ada

karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri (Keraf,

2007: 7-8).

3. Wujud Evidensi

Unsur yang paling penting dalam tulisan argumentasi adalah

evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua

kesaksian, semua informasi, autoritas dan sebagainya yang dihubung-

hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan

sebagai evidensi tidak boleh dicampuradukkan dengan apa yang dikenal

sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah

evidensi itu berbentuk data atau informasi.

Mengacu kepada struktur tulisan argumentasi di atas, struktur esai

argumentasi dapat dibagi atas tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, isi atau

16
badan, dan kesimpulan dan ringkasan. Berikut penjelasan mengenai struktur esai

argumentasi menurut Keraf (2007: 104-107).

(1) Pendahuluan.

Penulis argumentasi harus yakin bahwa maksud suatu

bagian pendahuluan adalah tidak lain daripada menarik perhatian

pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-

argumen yang akan disampaikan, serta menunjukkan dasar-dasar

mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan

tersebut. Secara ideal, pendahuluan harus mengandung cukup

banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tidak ahli

sekalipun, serta memperkenalkan kepada pembaca fakta-fakta

pendahuluan yang diperlukan untuk memahami argumentasinya

dalam hal ini berupa tesis (pikiran pokok atau arah logis tulisan)

yang efektif.

(2) Isi atau tubuh esai.

Seluruh proses penyususnan argumen terletak pada

kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah ia sanggup

meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukakannya itu benar,

sehingga konklusi yang disimpulkannya benar. Kebenaran dalam

jalan pikiran dan konklusi itu mencakup beberapa kemahiran yaitu:

kecermatan seleksi fakta, penyusunan bahan dengan baik dan

teratur, kekritisan dalam berpikir, penyuguhan fakta, evidensi,

kesaksian, premis dan sebagainya dengan benar. Oleh sebab itu,

17
kebenaran harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan

mengadakan observasi, eksperimen, penyusunan fakta, evidensi

dan jalan pikiran yang logis. Bagian isi ini berupa penjabaran dari

tesis yang diungkapkan melalui evidensi atau faktafakta yang ada,

beserta antitesis yang dapat mendukung isi tulisan. Penyampaian

fakta-fakta atau evidensi ditandai dengan penggunaan kata

penghubung seperti: oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab

itu, sementara itu, sehingga, dan lainnya.

(3) Kesimpulan dan ringkasan.

Penulis harus menjaga agar konklusi yang disimpulkan

tetap mengacu pada tujuan, dan menyegarkan kembali ingatan

pembaca tentang apa yang telah dicapai, dan menjaga konklusi-

konklusi itu diterima sebagai suatu yang logis. Kesimpulan dalam

esai argumentasi berupa sintesis dari tesis dan antitesis yang

dikemukakan pada bagian isi tulisan.

Atau secara singkat, struktur teks Argumentasi adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan

perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau

menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.

2. Tubuh argumen, yang ditujukan untuk membuktikan kebenaran yang

akan disampaikan dalam argumen ayat bahwa kesimpulan juga benar.

Kebenaran yang disajikan dalam tubuh argumen harus dianalisis, disusun

18
dan disajikan dengan menyelenggarakan observasi, eksperimen, penyusun

fakta dan cara yang logis berpikir.

3. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada

pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses

penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

E. Dasar tulisan argumentasi

1. pembicara atau pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang subjek

yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengenai prinsip-

prinsip ilmiahnya,

2. pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau

pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri,

3. pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan

pokok persoalannya dengan jelas,

4. pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih

diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang

dibahas itu, dan sampai di mana kebenaran dari pernyataan yang telah

dirumuskannya itu. dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam

persoalan itu, maksud yang mana yang lebih memuaskan pembicara atau

penulis untuk menyampaikan masalah.

Sasaran tulisan argumentasi menurut Keraf (2007: 103) antara lain:

1. argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan

keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan,

19
2. pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat

menimbulkan prasangka tertentu,

3. pengarang harus menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan

diargumentasikan.

F. Langkah-Langkah Untuk Menyusun Paragraf Argumentasi

1. Daftarlah topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan.

2. Susunlah kerangka paragraf yang akan dibuat.

3. Kembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf.

4. Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu,

dengan demikian, oleh sebab itu, dan lain-lain).

G. Hal -hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Argumentasi

1. Berpikir sehat, kritis, dan logis.

2. Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan

dan topik, serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan

atau pendapat.

3. Menjauhkan emosi dan unsur subjektif.

4. Menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak

menimbulkan salah penafsiran.

20
H. Perbedaan Paragraf Argumentasi

1. Perbedaan Paragraf Argumentasi Dengan Eksposisi

a. Eksposisi bertujuan menjelaskan dan menerangkan sedangkan

Argumentasi untuk mempengaruhi pembaca.

b. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk

menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan, sedangkan argumentasi

memberi contoh untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita

kemukakan itu benar.

c. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi sesuatu

yang telah diuraikan sebelumnya. Penutup pada akhir argumentasi

biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan

sebelumnya.

2. Persamaan Paragraf Argumentasi Dengan Eksposisi

a. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat,

gagasan dan keyakinan kita.

b. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang

diperjelas dengan angka, peta, grafik, dll.

c. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan

sintesis dalam pembahasannya.

d. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menggali idenya dari

pengalaman, pengamatan dan penelitian, sikap dan keyakinan.

21
3. Perbedaan Paragraf Argumentasi Dengan Persuasi

a. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca supaya

menyetujui bahwa pendapat kita itu benar, sedangkan persuasi

untuk mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.

b. Argumentasi menyertakan alasan dan bukti, sedangkan persuasi

menyertakan alasan, bersifat motorik dalam karangan

4. Perbedaan Paragraf Argumentasi Dengan Lain

a. Paragraf Narasi

Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa

sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa

itu.

b. Paragraf Deskripsi

Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil

sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan

merasakannya sendiri.

I. Contoh Paragraf Argumentasi

Contoh :

Pemilihan Jurusan

Memilih jurusan kuliah tanpa pertimbangan yang matang akan

menyulitkan masa depan seorang calon mahasiswa/i. Jurusan yang diambil saat

kuliah sebaiknya adalah jurusan yang sesuai dengan minat, bakat, dan yang bisa

bersaing di masa depan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

22
mahasiswa/i dari salah satu universitas di kota besar di Indonesia, sebagian

memilih tanpa pemikiran panjang asal bisa masuk universitas negeri dan sebagian

memilih sesuai dengan minat dan masa depan yang didapatkan dari jurusan

tersebut. Pemilihan jurusan yang tepat akan memberikan dampak positif bagi

calon mahasiswan tersebut.

23
BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan

Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang berisi gagasan

yang disertai dengan data dan fakta untuk meyakinkan pembaca. Sumber

fakta dari paragraf argumentasi dapat berasal dari bacaan, wawancara, dan

penelitian, atau pengamatan. Lalu, dikembangkan dengan kerangka

paragraf untuk agar menjadi sebuah paragraf argumentasi yang utuh.

B. Saran

Ketika menulis paragraf argumentasi, sebaiknya dicari terlebih

dahulu topik yang menarik agar pembaca terkesan untuk memberi

apresiasi dalam bacaan tersebut. Lalu, carilah sumber yang dapat

dipercaya. Artinya, bukanlah kabar yang simpang siur atau bukan fakta.

24

Anda mungkin juga menyukai