Discussion About

Overcoming Barriers –
Cognitive Biases
Pengantar Ilmu Filsafat
Hambatan Pengetahuan– Keyakinan Salah, Berita Palsu
dan Bias Pribadi

Pandangan dunia kita (ontologi) telah berubah dengan peningkatan pemahaman

dan pengetahuan tambahan. Namun, kita masih rentan terhadap keyakinan yang
salah. Ada banyak kekhawatiran akhir-akhir ini tentang berita palsu, cerita yang
sengaja dibuat dan disebarkan oleh sebagian media mapan dan Facebook/media
sosial untuk melayani tujuan politik, seperti propaganda masa perang. Kisah-kisah
ini diterima sebagai kebenaran oleh sejumlah besar populasi. Pada saat yang sama,
kisah asli atau nyata diberi label sebagai berita palsu
What is cognitive bias?

• Bias kognitif adalah jenis kesalahan dalam berpikir yang terjadi

saat orang memproses dan menafsirkan informasi dari dunia di
sekitar mereka. Bias kognitif dapat disebabkan oleh sejumlah hal
yang berbeda seperti; motivasi pribadi, tekanan waktu, norma
sosial, emosi, keyakinan dan sikap sebelumnya, tradisi budaya atau
sosial, serta batasan psikologis pada kemampuan pikiran untuk
memproses informasi secara objektif.
Confirmation bias

● Bias konfirmasi dianggap sebagai salah satu bias yang paling kuat dan
salah satunya.paling merusak. Ia dianggap bertanggung jawab atas
banyak perselisihan dan kesalahpahaman yang terjadi di antara individu,
kelompok, bahkan bangsa.Bias konfirmasi secara harfiah berarti kita bias
terhadap keyakinan yang di konfleksikan, bukan disangkal.
Pelestarian kepercayaan (Belief preservation)

● Versi yang lebih ekstrim dari bias konfirmasi adalah pelestarian keyakinan atau ketekunan.
Manusia memiliki kecenderungan negatif untuk menafsirkan bukti yang mendukung kita yang
ada keyakinan dan untuk secara aktif mengabaikan atau mengabaikan bukti yang bertentangan
dengan keyakinan tersebut. Ini paling jelas ketika keyakinan itu sangat pribadi atau emosional,
seperti dengan moral, keyakinan
Mengapa mempertahankan atau melanggengkan kepercayaan
yang salah? (Why preserve or perpetuate a false belief?)

● Prevalensi keyakinan yang salah meskipun ada bukti yang bertentangan

menunjukkan mengapa kita perlu keterampilan berpikir kritis yang
dikembangkan dengan baik. Seringkali klaim/keyakinan yang salah memiliki
tujuan, seperti mendukung prasangka yang ada dan dipegang teguh. Kampanye
penolakan COVID dan Qanon adalah contoh saat ini.seperangkat keyakinan
berdasarkan informasi yang salah.
How do we know if we are biased?

❖ Kita semua memiliki semacam bias konfirmasi. Itu adalah kelemahan manusia. Kita
semua dapat memegang keyakinan yg begitu kuat dan tidak ingin itu terbukti salah. Itu
sebabnya kita cenderung mengabaikan bukti apa pun yang bertentangan dengan
keyakinan itu, terutama jika bukti itu datang dari seseorang atau beberapa media yang
secara ideologis menentang kita. Ini, namun demikian, indikasi bias yang jelas.

❖ Jika tidak ada bukti yang akan membuat Anda berubah pikiran tentang sesuatu, maka
keyakinan Anda telah menjadi dogma. Bias Anda mengesampingkan alasan Anda.

❖ Sebagai pemikir kritis kita perlu memperlakukan semua fakta, bukti atau alasan secara
objektif seperti yang kita bisa
Relevansi dengan studi akademik dan kehidupan

● Pertahanan terbaik untuk keyakinan Anda adalah memastikan bahwa Anda

dibenarkan dengan memiliki dasar yang dapat diandalkan untuk keyakinan
tersebut. Ingat apa yang dianggap sebagai pembenaran - bukti harus dapat
diandalkan, relevan, dan memadai. Keyakinan kita harus didasarkan pada alasan
yang masuk akal dan pengetahuan yang dapat diandalkan sebanyak mungkin.
 Bagaimana mengatasi konfirmasi dan bias kognitif lainnya?
Memiliki kecenderungan untuk mencari kebenaran adalah suatu
keuntungan, serta memiliki pikiran yang ingin tahu.

Berikut adalah beberapa teknik yang dapat kita lakukan :

1. Waspadai bias kita

2. Akses lebih banyak informasi

3. Carilah pandangan alternatif

4. Uji keyakinan Anda terhadap data empiris

5. Mempertanyakan kemungkinannya

6. Apakah ada penjelasan alternatif?

7. Perhatikan pengaruh emosional

8. Terlibat dalam debat terbuka