“ BERPIKIR KRITIS ”
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK III :
MUHAMMAD ANUGRAH
MUHAMMAD NAHRAWI
MUHAMMAD FADHIL
FEBY RAHMAHTIA
NUR FAUZIAH
NINDI JUS’AN
GITA SAPITRI
HEFI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Konsep model
A. LATAR BELAKANG
Berfikir kritis adalah kemampuan untuk mempertanyakan,
menganalisis, dan mengevaluasi informasi secara kritis dan rasional.
Berfikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi,
mempertimbangkan berbagai sudut pandang, mengumpulkan bukti, dan
membuat kesimpulan yang didasarkan pada logika dan bukti yang ada.
B. RUMUSAN MASALAH
7. Konsep model
8. THINK (TOTAL RECALL, HABITS, INQUIRY, NEW IDEAS AND
CREATIVITY, KNOWING HOW YOU THINK)
C. TUJUAN
Meningkatkan Kemampuan Analisis: Memungkinkan seseorang
untuk menganalisis informasi secara objektif, mengidentifikasi argumen
yang kuat dan lemah, serta mengevaluasi keakuratan dan keandalan
informasi. Mendorong Kreativitas Berpikir kritis dapat membantu
seseorang untuk memecahkan masalah dengan pendekatan yang inovatif
dan kreatif, memungkinkan pengembangan solusi baru dan pemikiran di
luar kotak.
Memperkuat Kemampuan Argumentasi Dapat membantu
seseorang dalam menyusun argumen yang jelas dan persuasif, serta
merespons dengan tepat terhadap argumen orang lain. Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk
menyampaikan ide-ide dengan lebih jelas dan efektif, serta mampu
berinteraksi dengan orang lain secara lebih konstruktif
Membangun Ketahanan Terhadap Manipulasi Informasi
Memungkinkan individu untuk mengenali upaya manipulasi informasi,
termasuk propaganda, retorika yang menyesatkan, dan logika yang
salah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BERPIKIR KRITIS
1. Penguraian:
Ini melibatkan memecah informasi atau argumen menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil atau lebih mudah dipahami. Penguraian
membantu untuk memahami elemen-elemen yang mendasari suatu
konsep atau pernyataan.
2. Penilaian:
Setelah informasi atau argumen diuraikan, langkah berikutnya adalah
mengevaluasi validitas, kebenaran, atau keandalan dari setiap
bagian. Ini melibatkan mengidentifikasi asumsi yang mendasarinya,
menilai bukti yang digunakan untuk mendukung pernyataan, dan
mengidentifikasi bias atau kesalahan logika yang mungkin ada.
3. Pengumpulan Bukti:
Sebagai bagian dari analisis berpikir kritis, penting untuk
mengumpulkan bukti yang relevan dan dapat dipercaya untuk
mendukung atau menentang suatu pernyataan atau argumen. Ini
dapat melibatkan penelitian, pengamatan, atau pengalaman pribadi.
4. Evaluasi Kesimpulan:
Ketika semua bukti telah dikumpulkan dan asumsi telah dinilai,
langkah terakhir adalah membuat kesimpulan yang didukung oleh
bukti yang ada. Kesimpulan harus logis dan konsisten dengan
informasi yang telah dianalisis.
5. Refleksi:
Sebagian besar analisis berpikir kritis melibatkan refleksi atas proses
analisis itu sendiri. Ini melibatkan mempertanyakan pendekatan yang
digunakan, mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan dalam
proses, dan mengevaluasi cara untuk meningkatkan analisis di masa
depan. Analisis berpikir kritis tidak hanya berkaitan dengan
mengevaluasi informasi secara kritis, tetapi juga dengan
pengembangan keterampilan penalaran dan penyelesaian masalah
yang kuat. Ini merupakan keterampilan yang yang sangat berharga
dalam berbagai konteks, termasuk akademis, profesional, dan
kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan analisis berpikir kritis,
individu dapat membuat keputusan yang lebih baik, memecahkan
masalah yang kompleks, dan mengambil sikap yang lebih
bertanggung jawab dalam masyarakat.
1. Analitis:
Kemampuan untuk menganalisis informasi secara teliti dan
menyeluruh.
2. Logis:
Kemampuan untuk mengikuti alur pemikiran yang masuk akal
dan konsisten.
3. Reflektif:
Kemampuan untuk mempertimbangkan secara mendalam
tentang argumen dan pendapat yang diberikan.
4. Sistematis:
Kemampuan untuk mengorganisir dan menyusun informasi
secara terstruktur.
5. Terbuka:
Kemampuan untuk menerima ide-ide baru dan
mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda.
6. Skeptis:
Kemampuan untuk mempertanyakan dan mengevaluasi
klaim atau pernyataan tanpa mengambilnya begitu saja.
7. Kreatif:
Kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan menemukan
solusi alternatif.
8. Komunikatif:
Kemampuan untuk menyampaikan pemikiran dan argumen
dengan jelas dan efektif kepada orang lain.
e. Pemecahan masalah dengan berpikir kritis
a. Model think
4. New Ideas and Creativity (Ide Baru dan Kreativitas): Komponen ini
menekankan pentingnya memiliki pikiran yang kreatif dan mampu
menghasilkan ide-ide baru dalam proses berfikir kritis. Kreativitas dapat
membantu individu untuk melihat masalah dari sudut pandang yang
berbeda dan menemukan solusi inovatif.
THINK :
Review: Perawat meninjau riwayat medis pasien yang sudah ada dalam sistem,
termasuk riwayat penyakit sebelumnya, alergi obat, dan kondisi kesehatan
terkini.
Resep: Berdasarkan hasil review dan evaluasi kondisi pasien, dokter
meresepkan obat-obatan dan prosedur medis yang sesuai untuk mengobati atau
merawat pasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi Kemampuan Berfikir Kritis
Berdasarkan Facione (2006) berpikir kritis sebagai pengaturan diri dalam
memutuskan (judging) sesuatu yang menghasilkan interpretasi, analisis,
evaluasi, dan inferensi, maupun pemaparan menggunakan suatu bukti,
konsep, metodologi, kriteria, atau pertimbangan kontekstual yang menjadi
dasar dibuatnya keputusan
Indikator berpikir kritis
a. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
b. Kegiatan merumuskan pertanyaan
c. Membatasi Permasalahan
d. Menguji data – data
e. Mentoleransi ambiguitas
f. Menghindari penyederhann berlebihan
g. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
h. Menganalisis berbagai pendapat
Langkah berpikir kritis
a. Pengenalan masalah masalah
b. Menilai informasi
c. Memecahkan masalah / menarik kesimpulan
Akar Masalah Rendahnya Kemempuan Berpikir Kritis
Cara Pengukuran Kemampuan Berpikir Kritis
a. Instrumen Tes Berpikir Kritis
b. California Critical Thinking Disposition Inventory (CCTDI)
Pemberdayaan kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan oleh guru
dengan pembelajaran menggunakan strategi-strategi pembelajaran
konstruktivistik yang berpotensi memberdayakan kemampuan berpikir
kritis, seperti inquiry based learning, problem based learning, Thinking
Empowerment by Questioning (TEQ), cooperative learning
Strategi pembelajaran terkait berpikir kritis
a. Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD)
b. Strategi think pair share (TPS) : merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa.
c. Snowballing
d. Point Counter Point
e. Debate
B. SARAN
Hidayat, S., & Nur, L. (2018). Nilai Karakter, Berpikir Kritis dan Psikomotorik Anak
Usia Dini. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 13(1), 29-35.