Disusun Oleh :
NIM : 19.01.014.018
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah “Berpikir Kritis” ini. Makalah ini
saya buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ketrampilan Dasar Global.
Saya berharap semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Dan juga, dapat diterima oleh Bapak/Ibu Dosen yang tercinta sebagai
tugas mata kuliah ini.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya zaman berfikir kritis sangatlah penting, tak terkecuali para
kaula-kaula muda, agar tak mudah dibodohi oleh perkembangan zaman yang semakin
modern. Berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan
menganalisis fakta untuk membentuk penilaian.
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 Bab utama. Bab I Pendahuluan, Bab II
Pembahasan, Bab III Penutup.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Oleh Ennis
Menurut Ennis, “Berpikir kritis adalah proses pendisiplinan intelektual untuk
terampil mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau
mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan. pada keyakinan dan
tindakan." Definisi oleh Ennis ini sangat disetujui oleh Harvey Siegel, Peter Facione, dan
Deanna Kuhn.
1. Menurut definisi Ennis, berpikir kritis membutuhkan banyak perhatian dan fungsi
otak. Ketika pendekatan berpikir kritis diterapkan pada pendidikan, ini membantu
otak siswa berfungsi lebih baik dan memahami teks secara berbeda.
2. Bidang studi yang berbeda mungkin memerlukan jenis pemikiran kritis yang berbeda.
Berpikir kritis memberikan lebih banyak sudut dan perspektif pada materi yang
sama.
B. Oleh National Council for Excellence in Critical Thinking
Pada tahun 1987, dalam presentasinya di Annual International Conference on Critical
Thinking and Education Reform ke-8, Michael Scriven & Richard Paul menjelaskan bahwa
berpikir kritis melibatkan proses yang secara aktif dan penuh kemampuan untuk
membuat konsep, menerapkan, menganalisis, menyarikan, dan mengamati sebuah
masalah yang diperoleh ataupun diciptakan dari pengamatan, pengalaman, komunikasi
dan lain sebagainya.
Ada 2 komponen yang membentuk kemampuan berpikir kritis. yaitu:
5
C. Oleh Edward Glaser
Dalam seminar pendidikan dan pemikiran kritis pada tahun 1941, Edward Glaser
menjelaskan 3 hal yang terlibat dalam pembentukan kemampuan berpikir kritis.
1. Pemahaman berpikir santun untuk setiap permasalahan yang datang, yang ada pada
rentang pengetahuan yang dimiliki olehnya,
2. Pengetahuan dan keingintahuan, dan
3. Kemampuan-kemampuan lain untuk menerapkan kemampuan berpikir.
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian
konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis
menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan
kejadian.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang
lain.
6
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara
benar dan dapat dipercaya.
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir kritis seseorang dapat
dilihat dari beberapa aspek :
Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.
Outside Material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan (refrence).
7
Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan.
Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan
yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member penjelasan mengenai
keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang dating dari dalam
dirinya maupun dari orang lain.
Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/ kegunaanya
dalam penerapan.
Width of understanding
Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi diskusi.
Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa
kegiatan:
1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question).
2. Analisa argument (analysis arguments).
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of
clarification and/or challenge).
4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of
information).
8
2.4 Manfaat berfikir kritis
Seseorang dengan pemikiran kritis umumnya lebih unggul dan mampu bersaing
dengan orang lain, baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, atau sosial. Mereka yang
mampu berpikir kritis juga akan mendapatkan manfaat-manfaat berikut ini:
9
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Melihat dari pembahsan diatas kita dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu :
Berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan menganalisis
fakta untuk membentuk penilaian dengan subjeknya yang kompleks.
Ciri ciri berfikir keritis
1. Konseptualis.
2. Rasional dan Beralasan.
3. Reflektif.
4. Bagian dari suatu sikap.
5. Kemandirian berfikir.
6. Berpikir adil dan terbuka.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Aspek-Aspek Berfikir Kritis
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari
beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung.
Manfaat berfikir kritis ialah
Seseorang dengan pemikiran kritis umumnya lebih unggul dan mampu
bersaing dengan orang lain, baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, atau sosial
III.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapan berguna dan bermanfaat untuk menambah
pemahaman dan wawasan bagi pembaca. Selain itu, juga diharapkan agar dengan adanya
makalah ini maka penulis dapat memenuhi tugasnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Berpikir_kritis
https://www.dosenpendidikan.co.id/berpikir-kritis/
http://yadnoyahoocom.blogspot.com/2011/10/berfikir-kritis-dalam-keperawatan.html
https://www.alodokter.com/manfaat-berpikir-kritis-dan-cara-melakukannya
11