Anda di halaman 1dari 12

Berpikir Kritis adalah

Oleh Dosen Pendidikan 2Diposting pada 23/10/2021


Berpikir Kritis – Pengertian, Ciri, Aspek, Manfaat, Unsur, Cara &
Contoh – Untuk kali ini kami akan mengulai mengenai Berpikir
Kritis yang dimana dalam hal ini yang dibahas seperti pengertian, ciri,
aspek, manfaat, unsur dan contoh, untuk lebih jelasnya simak saja ulasan
dibawah ini.

Pengertian Berpikir Kritis


Baca Cepat  tampilkan 
Berfikir kritis adalah kemampuan berfikir yang kompleks dengan
menggunakan proses analisis dan evaluasi terhadap suatu informasi yang
diterima maupun dalam menyelesaikan permasalahan, atau arti berfikir
kritis ialah berfikir untuk mencari kebenaran terhadap informasi yang
diterima atau dalam menyelesaikan masalah, cara berfikir kritis yaitu
secara tenang, jangan emosi, dahulukan logika, pahami permasalahan,
lakukan analisis, dan evaluasi hasilnya, barulah ambil keputusan atau
tindakan.

Berfikir kritis dapat dikatakan sebagai proses suatu mental yang sudah
teroganisir untuk melakukan analisa dan mengevaluasi suatu informasi,
proses mental tersebut bisa berupa cara memperhatikan,
mengkategorikan, mengambil kesimpulan ataupun keputusan.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Kematangan Emosi adalah
Informasi yang diterima saat berfikir kritis bisa didapatkan dari hasil
pengalaman, pengamatan ataupun dari komunikasi dengan orang lain
yang memberi informasi. Dengan berfikir kritis jadi kita tidak mudah
percaya dengan informasi yang diterima, sehingga kita melakukan analisis
terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.

Ciri-Ciri Berpikir Kritis


Nah berikut ini beberapa ciri dalam berfikir yang diantaranya yaitu:

1. Konseptualisasi

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.


Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang
realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya.
Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam
otak.

2. Rasional dan beralasan


Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.

3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lain.

5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.

6. Berpikir adil dan terbuka


Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.

7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.


Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.

Aspek-Aspek Berpikir Kritis


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari
beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir
kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek :

 Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
 Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

 Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.

 Outside Material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya
dari perkuliahan (refrence).

 Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak
jelasan.

 Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data
baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

 Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member
penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan)
dari suatu situasi atau solusi.
 Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang dating dari
dalam dirinya maupun dari orang lain.

 Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/
kegunaanya dalam penerapan.

 Width of understanding
Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi
diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam
beberapa kegiatan:

1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)


2. Analisa argument (analysis arguments)
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and
answer questions of clarification and/or challenge)
4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility
sources of information)

Manfaat Berpikir Kritis


Berfikir kritis dapat memberikan banyak keuntungan bagi  diri kita maupun
bagi orang lain, seperti dapat menyelesaikan masalah secara lebih cepat
dan bijak, lalu keuntungan lain yang bisa didapatkan misalnya seperti:

1. Mudah Dalam Memahami Sudut Pandang Orang


Lain
Dapat dengan mudah memahami sudut pandang orang lain mengenai
suatu permasalahan atau informasi. Karena orang yang berfikir secara
kritis akan melakukan analisis terhadap sudut pandang orang lain sehingga
tidak terpatok pada pemikiran diri sendiri saja.

2. Memiliki Banyak Alternatif Jawaban Dan Ide


Yang Kreatif
Dengan berfikir secara kritis kita akan memiliki berbagai macam jawaban
ataupun ide yang kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Karena permasalahan tersebut akan di analisis dan di evaluasi terlebih
dahulu sebelum mengambil keputusan, saat mengevaluasi akan di
temukan berbagai jawaban dan ide untuk menyelesaikan masalah yang
ada.

3. Dapat Menjadi Rekan Kerja Yang Baik Dan


Dapat Diandalkan
Terutama dalam melakukan pekerjaan yang selalu terdapat permasalahan
kita akan di andalkan jika selalu berfikir secara kritis. Berfikir kritis dapat
membentuk rekan kerja kita terutama dalam menyelesaikan tugas
pekerjaan, terutama membantu perusahaan kita juga.

4. Lebih Mandiri Menghadapi Permasalahan


Jika sudah terbiasa berfikir kritis kita akan lebih mendiri terutama dalam
menghadapi permasalahan, maupun saat menerima berbagai macam
informasi yang belum diketahui kebenarannya, jadi tidak banyak
mengandalkan orang lain saat menghadapi permasalahan.

5. Dapat Menemukan Banyak Peluang Baru


Dapat menemukan berbagai macam peluang baru, jika terbiasa berfikir
kritis karena fikiran akan lebih tajam melihat, menganalisa keadaan atau
permasalahan sehingga dapat menghasilkan ide yang kreatif, misalnya
untuk mencari peluang usaha kita akan melakukan analisis tentang
“peluang bisnis apa yang menguntungkan saat ini” lalu setelah di analisis di
lakukan evaluasi dan mengambil keputusan.

Unsur-Unsur Berpikir Kritis


Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis
yang disingkat menjadi FRISCO :

 F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang


diyakini maka harus bisa memperjelas pertanyaan atau isu yang
tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
 R (Reason): Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau
melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta
yang relevan.
 I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau
menyungguhkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini
adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan,
pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.
 S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam
berpikir akan membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan
mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan
sebagai pendukung.
 C (Clarity): Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
 O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh
keputusan yang diambil.

Untuk menilai kemampuan berpikir kritis Watson dan Glaser (1980)


melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator,
yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi, deduksi, interpretasi, dan
mengevaluasi argumen. Joko Sulianto (2011) mengatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-
persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan.

Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis


Di dalam kelas atau ketika berinteraksi dengan orang lain, cara-cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan berpikir kritis adalah:

1. Membaca dengan kritis


Untuk berpikir secara kritis seseorang harus membaca dengan kritis pula.
Dengan membaca secara kritis, diterapkan keterampilan-keterampilan
berpikir kritis seperti mengamati, menghubungkan teks dengan
konteksnya, mengevaluasi teks dari segi logika dan kredibilitasnya,
merefleksikan kandungan teks dengan pendapat sendiri, membandingkan
teks satu dengan teks lain yang sejenis.

2. Meningkatkan daya analisis


Dalam suatu diskusi dicari cara penyelesaian yang baik, untuk suatu
permasalahan, kemudian mendiskusikan akibat terburuk yang mungkin
terjadi.

3. Mengembangkan kemampuan observasi atau


mengamati
Dengan mengamati akan didapat penyelesaian masalah yang misalnya
menghendaki untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan, pro dan
kontra akan suatu masalah, kejadian atau hal-hal yang diamati. Dengan
demikian memudahkan seseorang untuk menggali kemampuan kritisnya.

4. Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya


dan refleksi
Pengajuan pertanyaan yang bermutu, yaitu pertanyaan yang tidak
mempunyai jawaban benar atau salah atau tidak hanya satu jawaban
benar, akan menuntut siswa untuk mencari jawaban sehingga mereka
banyak berpikir.
Dari hasil penelitian, L. M. Sartorelli dan R. Swartz dalam Hassoubah
(2004: 96-110), beberapa cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis
diantaranya adalah dengan meningkatkan daya analisis dan
mengembangkan kemampuan observasi/mengamati.

Menurut Christensen dan Marthin dalam Redhana (2003: 21) bahwa


strategi pemecahan masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir
kritis dan kemampuan siswa dalam mengadaptasi situasi pembelajaran
yang baru. Tyler dalam Redhana (2003: 21) berpendapat bahwa
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah akan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Contoh Berpikir Kritis


Tingkatan/Jenis Keterampilan
Contoh Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir Kritis

1. Mengidentifikasi isu sentral atau masalah.


2. Mengkomparasi persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan.
Mendefinisikan dan Mengklarifikasi 3. Menentukan manakah informasi yang
Masalah relevan.
4. Memformulasi pertanyaan-pertanyaan
dengan tepat.

1. Membedakan antara fakta, opini, dan


keputusan logis.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengenali stereotip dan klise.
Menentukan Informasi-Informasi yang
4. Mengenali bias, faktor-faktor emosional,
Relevan dengan Masalah
propaganda, dan istilah semantik.
5. Mengenali nilai sistem dan ideologi yang
berbeda.

1. Mengenali ketepatan data.


Menyelesaikan Masalah / 2. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan
Menggambarkan Konklusi konsekuensi
Daftar Pustaka:
1. Nur, Indah. 1990. Berfikir Kritis dalam kehidupan Sehari-hari. Bandung. Media Bersama

2. Soeparto, Pitono, dkk. 2008. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya : GRAMIK.

3. Magnis, Franz. 1992. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta : Kanisius.

4. Muzaham, Fauzi. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia.


Perbedaan Antara Berpikir
Kreatif dan Berpikir Kritis
Kehidupan

Berpikir Kreatif dan Berpikir Kriti adalah dua ekprei yang menunjukkan
perbedaan di antara keduanya dalam hal makna batinnya. Berpikir Kreatif
melampaui bataan dan menjadi oriinal erta egar dalam ide

Kandungan:
 Berpikir Kreatif vs Berpikir Kritis

 Apa itu Pemikiran Kreatif?


 Apa itu Berpikir Kritis?
 Apa Perbedaan Antara Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis?

Berpikir Kreatif vs Berpikir Kritis


Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis adalah dua ekspresi yang menunjukkan
perbedaan di antara keduanya dalam hal makna batinnya. Berpikir Kreatif
melampaui batasan dan menjadi orisinal serta segar dalam ide seseorang.
Sebaliknya, Berpikir Kritis lebih bersifat evaluatif dan menganalisis hal
tertentu. Oleh karena itu, seseorang dapat menyimpulkan bahwa sementara
pemikiran Kreatif memiliki tujuan yang generatif, Berpikir Kritis bertujuan
analitis. Inilah salah satu perbedaan utama antara berpikir kreatif dan berpikir
kritis. Artikel ini mencoba memberikan pemahaman tentang kedua istilah
tersebut sambil menguraikan perbedaannya.

Apa itu Pemikiran Kreatif?


ad
Pertama mari kita perhatikan Pemikiran Kreatif. Di sekolah bahkan di
universitas para siswa diminta untuk kreatif dalam berpikir. Ini menyoroti
kebutuhan untuk menjadi orisinal dan berpikir di luar kotak. Jika seseorang
terus menerus memperhatikan batasan dan batasan, maka cukup sulit untuk
menjadi kreatif. Berpikir kreatif tidak menghakimi dan ekspansif. Tidak ada
akhir dari pemikiran kreatif. Padahal, bisa dikatakan langit adalah batas
pemikiran kreatif. Ini adalah spesialisasi pemikiran Kreatif. Hal ini
memungkinkan orang tersebut untuk melepaskan diri dari hambatan yang
biasa dan membayangkan hal yang tak terbayangkan. Selain itu, Berpikir
kreatif tidak selektif. Pikiran bebas untuk memikirkan sesuatu yang kreatif
dalam hal berpikir kreatif. Tidak seperti dalam kasus Berpikir Kritis di mana
Anda terikat untuk membuat beberapa pilihan, dalam Pemikiran Kreatif itu
berbeda. Berbagai jenis pilihan tidak dibuat dalam kasus pemikiran kreatif.
Faktanya, pemikiran kreatif bertujuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan
merangsang pemikiran. Inilah mengapa seseorang dapat mengklaim bahwa
pemikiran kreatif adalah tentang imajinasi dan pencitraan. Karenanya, ini
paling cocok untuk seni kreatif seperti puisi dan lukisan.

Anda mungkin juga menyukai