Anda di halaman 1dari 19

HAMBATAN DAN KENDALA DALAM

BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF


Nama Kelompok
1. Eryca Dea Ls P1337424420201
2. Desy Wulan Pramita Tampubolon P1337424420052
3. Tiara Bella Murbha Ardhana P1337424420173
4. Suci Retno Wulan P1337424420202
5. Putri Utami P1337424420044
6. Intan Nuraini Haka P1337424420067
7. Nada Amalia Mudrikah P1337424420181
8. Kitri winda sari P1337424420051
9. Riana Imawati P1337424420060
10. Nofi Desfita Sari P1337424420043
11. Siti Nur Alifah P1337424420180
12. Afifah Nur Anzani P1337424420070
13. Devi Natalia P1337424420059
14. Rizqi Nurrohmawati P1337424420172
A.Pengertian Berfikir kritis

Berpikir kritis (Critical thinking) adalah berpikir dengan memeriksa,


menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk
di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat dan menganalisa
informasi. Berpikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman
dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan
menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan
ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian
dari keterampilan berpikir kritis. Dengan kata lain berpikir kritis adalah analitis
dan reflektif.
Proses berpikir kritis
bertujuan untuk:

1. Merumuskan masalah dengan jelas dan tepat

2.Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan

3.Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran

4.Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi
untuk masalah yang kompleks.
Untuk dapat melakukan pemecahan masalah sesuai dengan prinsip
berpikir kritis, maka perhatikan langkah-langkahnya berikut:

1.Dilakukan identifikasi masalah

Dalam asuhan kebidanan, identifikasi masalah merupakan diagnosis kasus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan
baik apabila pengumpulan data subjektif dan objektif dilakukan secara benar dan menyeluruh.

2.Mengekplorasi informasi dan membangun ide

Eksplorasi informasi berarti mengumpulkan dasar/bukti ilmiah yang relevan sebagai bahan rujukan dalam
penatalaksanaan kasus. Sedangkan membangun ide adalah mengambil kemungkinan-kemungkinan keputusan
klinik berdasarkan bukti ilmiah/referensi terbaik dan berdasarkan standar prosedur yang berlaku.
3.Memilih ide terbaik

Dalam tahapan ini, kita dapat salah satu keputusan klinik yang telah kita bangun (berdasarkan kajian ilmiah) guna
mendukung asuhan yang evidence based.

4.Uji coba keputusan klinik

Pada tahapan ini, solusi yang ditawarkan sebelumnya, kita uji coba pada pasien berdasarkan prinsip-prinsip etika
yang berlaku.

5.Langkah terkahir

Melakukan evaluasi hasil. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode yang digunakan, sehingga
dapat diaplikasikan pada banyak kasus.
Dalam mengimplementasikan berpikir kritis, perlu
diperhatikan beberapa kunci pokok sebagai berikut :
1.Setiap menjumpai masalah klinis, kita berhenti sejenak dari aktivitas untuk sejenak berpikir tentang keilmiahan kasus
tersebut.

2.Kemudian kita bangun asumsi-asumsi yang mungkin dari kasus tersebut, meliputi: kemungkinan penyebab,
kemungkinan diagnosis, kemungkinan asuhan yang dapat diberikan, kemungkinan respon klien dan kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul.

3.Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi informasi-informasi yang telah kita dapatkan sebagai dasar pemecahan
masalah.

4.Langkah berikutnya adalah menyusun kesimpulan sebagai bekal pada langkah terakhir.

5.Terakhir kita susun rencana tindakan berdasarkan kesimpulan yang telah ada kita buat.
Adapun langkah-langkah berpikir kritis yang disarikan dalam
Elmansy (2016) adalah sebagai berikut:

1. Knowledge

Langkah pertama adalah mengelola sumber informasi yang sesuai sebagai dasar
pengetahuan dalam pengambilan keputusan dalam berpikir kritis. Langkah ini
mengidentifikasi argumen atau masalah yang perlu diselesaikan. Pertanyaan
harus diajukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang masalah
tersebut.
2. Comprehension

langkah ini disampaikan alasan ilmiah yang terstruktur sebagi dasar dalam
pengambilan keputusan, dengan memahami apa yang di baca, didengar, atau dilihat
secara komprehensif. Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah
memahami situasi dan fakta-fakta yang sesuai.
3. Aplication

Mengetahui penerapannya yang akan dilaksanakan secara komprehensif,


dengan mempertimbangkan bukti-bukti ilmiah yang telah didapat sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan. Langkah ini melanjutkan langkah
sebelumnya untuk melengkapi pemahaman tentang berbagai fakta dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dengan membangun
hubungan antara informasi dan sumber daya.

4. Analize
Menganalisis masalah dengan membaginya menjadi sub-sub masalah dan
mempelajarinya per bagian. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi
asumsi-asumsi yang mungkin muncul dari bukti-bukti ilmiah yang telah
didapat untuk dilakukan analisis kritis. Setelah informasi dikumpulkan dan
hubungan dibangun diantara masalah utama, situasinya dianalisis untuk
mengidentifikasi situasi, titik kuat, titik lemah dan tantangan yang
dihadapi saat memecahkan masalah.
5. Synthesis

Melakukan sintesis dengan mengkombinasikan analisis-analisis


yang telah dibuat ke dalam bentuk teori baru, dilakukan dengan
mengevaluasi pendapat-pendapat yang tersedia dalam bukti-bukti
ilmiah yang didapat.

6. Take action

Pada langkah terakhir ini, membangun evaluasi tentang masalah yang dapat
diterapkan. Evaluasi dengan menyimpulkan berdasarkan pertimbangan
beberapa hal prinsip yang berkaitan dengan masalah yang tengah dibahas
dengan menggunakan kalimat sendiri yang mudah dipahami. Hasil
pemikiran kritis harus ditransfer ke dalam langkah-langka tindakan. Jika
keputusan melibatkan proyek atau tim tertentu, rencana tindakan dapat
diimplementasikan untuk memastikan bahwa solusi tersebut diadopsi dan
dilaksanakan sesuai rencana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
berpikir kritis
Kondisi fisik

Motivasi

Kecemasan

Perkembangan intelektual

Interaksi
Karakteristik berpikir kritis
a. Watak Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah
kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek
terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan
lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah
pendapat yang dianggapnya baik.

Dalam berpikir harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan


a. Kriteria untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. haruslah berdasarkan kepada
relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang
kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika
yang kosisten dan pertimbangan yang matang.
Karakteristik berpikir kritis
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-
Argumen
data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan,
penilaian antara beberapa pernyataan argumen.

Pertimbangan yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari


Pertimbangan atau
satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji
pemikiran
hubungan antara beberapa pernyataan atau data.

Sudut pandang Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah
(point of view) fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Prosedur penerapan Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
kriteria Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan,
(procedures for applying menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi
criteria) perkiraan-perkiraan.
D.Hambatan dalam berpikir kritis
Hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau pencapaian terhadap
sesuatu hal.

1. Mental Blok

Mental Block secara bahasa sama dengan Limiting Belief atau Kurang Rasa Percaya Diri
merupakan hambatan secara mental psikologis yang menyelubungi pikiran seseorang akibat
program negatif yang ada dalamnya.

Jenis – Jenis Mental Block

• Mental Block yang terjadi karena pengalaman masa lalu dan


diletakkan dimasa lalu.
• Mental Block yang terjadi karena pengalaman masa lalu dan
diletakkan dimasa depan.
Skeptisisme dalam berpikir kritis memang diberi tempat, namun
2. Skeptis perlu dibedakan skeptisisme sebagai sikap dan perilaku yang tetap
dengan skeptisisme sebagi sikap untuk menunda penambilan
keputusan

Agnotisisme adalah sebuah keyakinan dimana seseorang


3. Agnostik merasakan bahwa dirinya tidak mampu menarik kesimpulan
definitif tentang sebuah objek karena merasa tidak meiliki
pengetahuan yang cukup tentang objek tersebut.

4. Sinis dan Sinisme adalah sebuah sikap yang menolak sebuah kebenaran
Optimisme Naif tanpa bukti yang mencukupi. Optimisme naif adalah sebuah sikap
yang meyakini begitu saja sebuah kebenaran tanpa bukti yang
mencukupi.

5. Berpikir sempit 6. Emosi 7. Tidak tulus 8. Berkelahi 9.Berkelahi


E.Manfaat berfikir Kreatif
● Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif

● Mudah memahami sudut pandang orang lain

● Menjadi rekan kerja yang baik

● Lebih mandiri

● Sering menemukan peluang baru

● Meminimalkan salah persepsi

● Tidak mudah di tipu


Cara Mengatasi Hambatan berfikir Kristis da Kreatif
1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini si pemikir merumuskan masalah dan mengidentifikasi aspek-aspek masalah
tersebut.

2. Tahap Preparasi

Pada tahap ini pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi. Kemudian informasi
itu diproses secara analogis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi

3. Tahap Inkubasi

Tahap inkubasi terjadi ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu. Sementara
itu pikiran bahwa sadar akan terus bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah.
Cara Mengatasi Hambatan berfikir Kristis da Kreatif
4.Tahap Iluminasi

Pada tahap ini, proses inkubasi berakhir. Pemikir mulai mendapatkan ilham serta
serangkaian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah.

5.Tahap Verifikasi

ada tahap ini merupakan proses di mana pemikir harus menguji dan menilai secara kritis
solusi yang diajukan pada tahap iluminasi Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat
memecahkan masalah, pemikir kembali menjalani kelima tahap itu untuk mencari ilham
yang lebih tepat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai