Anda di halaman 1dari 17

TEKS PERSUASI

Bahasa Indonesia
PENGERTIAN
Teks persuasi adalah sebuah teks yang berisi ajakan kepada seseorang, bisa tersurat maupun tersirat. Teks persuasif
adalah varian teks yang berisi ajakan atau bujukan untuk mendorong seseorang mengikuti harapan dan keinginan
yang disampaikan dalam teks melalui pendapat yang diperkuat oleh argumen (seperti dalam teks eksposisi).
Teks persuasi mempunyai 3 unsur, yaitu:
Ajakan, Argumentasi dan Fakta
Mengandung kata Bujukan, ajakan atau Imbauan
Mengandung kalimat-kalimat yang disertai fakta
Memiliki kata-kata ajakan, tersurat maupun CIRI-CIRI
tersirat, contoh tersirat biasanya adalah saran TEKS
Terdapat argumentasi atau pendapat penulis agar PERSUASI
ajakan dapat dipertimbangkan oleh pendengar Ada 3, yaitu adalah

atau pembaca.
Sasaran proses berpikir teks berorientasi kepada
pembacanya, bukan kepada penulisnya sendiri
seperti dalam teks argumentasi.
Ide pokoknya biasanya menghindari konflik atau
berusaha untuk senetral mungkin agar
kepercayaan pembaca tidak hilang karena teks
terlalu menjurus pada hal yang spesifik.
Struktur Teks Persuasif
Struktur teks persuasif adalah berbagai unsur atau bagian yang
membangun teks persuasif. Tim Kemdikbud (2017, hlm. 186)
1. Pengenalan isu, yaitu pengantar umum atau penyampaian masalah
STRUKTUR
yang menjadi dasar teks. TEKS
PERSUASI
2. Rangkaian argumen, yakni sejumlah pendapat atau argumen yang Ada 4
terkait dengan isu yang telah diperkenalkan sebelumnya. Bagian ini juga
biasanya diperkuat oleh pengungkapan fakta untuk menyokong pendapat
atau argumen yang disajikan.

3. Ajakan-ajakan, merupakan inti dari teks yang memberikan dorongan


kepada pembaca atau pendengar agar melakukan sesuatu baik secara
tersirat maupun tersurat.

4. Penegasan kembali, yakni menegaskan kembali inti pernyataan, fakta,


dan ajakan yang sebelumnya telah dipaparkan melalui simpulan dan
rangkuman untuk memastikan bahwa persuasi telah tersampaikan dan
dapat diingat lalu memengaruhi pembaca atau pendengar untuk benar-
Mulyadi (2016, hlm. 223)
1. Pengenalan isu
Penyampaian mengenai dasar dari masalah tulisan atau
pembicaraan.
2. Rangkaian argumen
Berisi sejumlah pendapat atau argumen mengenai isu yang
dikemukakan dan diperkuat oleh bagian fakta untuk
mendukungnya.
3. Pernyataan ajakan
Merupakan bagian yang berisi dorongan kepada pembaca atau
pendengar untuk mengikuti pendapat dari teks.
4. Penegasan kembali
Meyakinkan kembali pembaca terhadap pernyataan pendapat, dan
ajakan yang telah disampaikan sebelumnya
 Persuasi propaganda, yang berusaha menggiring
pembaca/pendengar terhadap opini tertentu.
MACAM-
 Persuasi politik, berusaha untuk mengajak
pembaca/pendengar untuk memilih partai atau calon MACAM TEKS
pemimpin dalam kegiatan kampanye politik. PERSUASI
 Persuasi advertensi, merupakan teks yang berusaha untuk
membujuk pembaca/penontonnya untuk membeli barang atau
jasa yang ditawarkan.
 Persuasi pendidikan, teks persuasif yang berusaha agar
pembacanya mengikuti atau mau mempelajari dan bersikap
sesuai dengan pendidikan yang tengah diberikan.
1. Persuasi rasionalisasi, yaitu pembuktian mengenai suatu kebenaran dalam
bentuk yang agak lemah, dan berdasarkan suatu dasar pembenaran kepada suatu
persoalan saja, di mana dasar atau alasan itu tidak merupakan sebab langsung dari
masalah itu;
2. Persuasi identifikasi , persuasi yang berusaha menghadiri situasi konflik
sehingga penulis atau pembicara menganalisa hadirin/pembaca dan seluruh situasi
yang dihadapinya dengan seksama untuk membuat gagasan persuasifnya.
METODE-
3. Persuasi sugesti, berarti membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk METODE
menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar
kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi.
4. Persuasi konformitas, yakni persuasi yang dilakukan melalui mekanisme mental
untuk menyesuaikan diri atau mencocokkan diri dengan suatu yang diinginkannya
itu.
5. Persuasi kompensasi, merupakan suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk
mencari suatu pengganti bagi susatu hal yang tak dapat diterima, atau suatu sikap
atau keadaan yang tidak dapat diperhatikan, sehingga pembaca atau pendengar
merasa “terpuaskan” oleh kompensasi yang diberikan.
6. Persuasi penggantian (displacement), persuasi dengan cara menggantikan suatu
maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan suatu maksud atau hal lain yang
dapat menggantikannya.
7. Persuasi proyeksi, yaitu suatu teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya
adalah subyek menjadi objek, sehingga rasa kepemilikian pendengar atau pembaca
menjadi lebih kuat. Misalnya: “sekotak hati nurani ini adalah milik kita bersama”.
1. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan
dengan topik yang dibahas. Contohnya jika teks berkenaan dengan
permasalahan remaja, maka persuasi akan menggunakan kata: internet,
narkoba, reproduksi.
2. Menggunakan kata-kata penghubung argumentatif seperti: sebab,
karena, jika, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. KAIDAH
3. Untuk membuat penulis seolah-olah berada di pihak yang sama dengan KEBAHASAAN
pembaca dan “sepakat” sehingga lebih terbujuk oleh penulis, biasanya
teks menggunakan kata ganti kita, contoh kalimat: kita harus berjuang
bersama melawan permasalahan ini.
4. Menggunakan kata kerja mental, seperti: memprihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, menduga, berpendapat,
berasumsi, dan menyimpulkan.
Kata kerja mental adalah kata-kata kerja yang menunjukkan respon atau
sikap seseorang terhadap suatu tindakan
5. Menggunakan kata-kata perujukan dalam pemaparan fakta, seperti:
berdasarkan itu, merujuk pada pendapat.
6. Menggunakan kata kerja imperatif seperti: penting, harus, sepantasnya,
jadikanlah.
Sebagai pembanding, berikut adalah pendapat Mulyadi (2016, hlm. 224)
yang menjelaskan kaidah kebahasaan sebagai berikut.
1. Pernyataan yang bersifat bujukan ditandai dengan kata harus,
sepantasnya, sebaiknya, hendaknya, dan kata kerja imperatif.
2. Adanya penggunaan kata ganti “kita” yang bertujuan agar penulis
seolah-olah mewakili keinginan pembicara.
3. Penggunaan kata teknis atau istilah yang berkenaan dengan topik yang
dibahas.
4. Adanya penggunaan kata penghubung yang argumentatif. Misalnya,
jika, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
5. Penggunaan kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan,
mengagumkan, berpendapat, dan menyimpulkan.
6. Untuk meyakinkan dan memperkuat bujukan yang telah dibahas
sebelumnya, penulis menggunakan kata-kata perujukan. Misalnya
berdasarkan pada…, merujuk pada pendapat…
(Tim Kemdikbud)
 Menentukan tema yang berisi dorongan atau bujukan utama.
 Menyusun rincian yang berisi pengenalan isu dan rangkaian pendapat atau LANGKAH-
argumentasi. LANGKAH
 Mengumpulkan bahan penguat pendapat atau argumentasi berupa data dan fakta.
MENULIS TEKS
 Mengembangkan teks dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaannya.
PERSUASI

Suparno dan Yunus (2008, hlm.150),


 Menentukan tema atau topik teks.
 Menentukan tujuan yang mendasari suatup permasalahan yang akan dibawakan.
 Mengumpulkan data yang mendukung keseluruhan gagasan teks, dapat
diperoleh dari pengalaman empiris atau pengamatan (observasi) kita sendiri
pula.
 Membuat kerangka teks, kerangka teks disusun berdasarkan struktur dan
kalimat-kalimat utamanya.
 Mengembangkan kerangka menjadi teks sempurna.
 Membuat judul.
TEKS ULASAN
PENGERTIAN TEKS ULASAN
Teks ulasan adalah teks yang berisi ulasan, penilaian atau review terhadap suatu karya seperti
film, drama atau sebuah buku. Teks ulasan disebut juga dengan resensi. Ketika mengulas suatu
karya, pengulas harus bersikap kritis agar hasil ulasannya dapat memberikan kontribusi bagi
kemajuan karya tersebut.
Tujuan Teks Ulasan
• Memberikan pendapat mengenai kelebihan dan kelemahan karya yang diulas.
• Memberikan gambaran atau garis besar mengenai suatu karya.
• Mengarahkan kepada pembaca untuk mempunyai opini kepada teks tersebut, apakah akan membeli atau tidak, membaca atau tidak.
(rekomendasi)

Fungsi Teks Ulasan

• Dapat mempengaruhi pembaca untuk lebih jelas melihat karya yang sedang diulas.
• Sebagai bentuk media pengenalan.
• Dapat diartikan sebagai bentuk penilaian terhadap suatu karya yang diulas.
• Bentuk bukti dan perhatian terhadap karya yang patut diakui dan perlu dilihat.

Ciri-ciri Teks Ulasan

• Teks ini memiliki struktur yang terdiri atas 4, yaitu: orientasi, tafsiran, evaluasi dan rangkuman.
• Teks ini berisi informasi yang menonjol terhadap unsur-unsur karya yang sedang diulas berdasarkan pandangan atau opini dari penulis
terhadap suatu karya.
• Memberikan sebuah opini berdasarkan fakta yang ada pada karya tersebut.
• Nama lain/biasa dikenal atau disebut dengan istilah yaitu resensi.
STRUKTUR TEKS ULASAN
1. Orientasi
Bagian orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas, misalnya berisi tentang gambaran umum
sebuah karya atau benda yang akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama,
kegunaan, dan sebagainya. (Akan diberikan sebuah pengantar berupa kalimat yang menjelaskan atau mengantarkan
pada isi synopsis dalam buku, film atu drama)
2. Tafsiran
Tafsiran berisi pandangan sendiri mengenai karya. Bagian ini dilakukan setelah mengevaluasi karya. Pada bagian ini,
penulis biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang mirip. Penulis juga
menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.
3. Evaluasi
Pada bagian evaluasi, penulis mengevaluasi karya, penampilan dan produksi. Bagian evaluasi juga berisi gambaran
tentang detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini dapat berupa bagian, ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut. (
4. Rangkuman/simpulan
Pada bagian rangkuman, penulis memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut.
JENIS-JENIS TEKS ULASAN
 Teks Ulasan Informatif

Jenis ini berisi gambaran singkat, umum, dan padat dari suatu karya. Resensi ini tidak menyampaikan seluruh isi
suatu karya, melainkan hanya menjelaskan bagian-bagian terpenting saja dan menekankan keunggulan dan
kekurangan dari karya yang tengah diulas.

 Teks Ulasan Deskriptif

Jenis ini membahas secara mendetail pada tiap bagian-bagian suatu karya. Teks ulasan jenis ini pada umumnya
dilakukan pada karya fiksi guna mendapat gambaran yang jelas tentang manfaat, informasi, dan kekuatan
argumentatiif yang disalurkan penulis di dalam suatu karya.

 Teks Ulasan Kritis

Jenis ini lebih terperinci terhadap suatu karya dengan mengacu pada metode pendekatan ilmu pengetahuan
tertentu. Resensi ini dibuat dengan sangat objektif dan kritis, bukan hanya pandangan pembuat.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS ULASAN
 Istilah: kata/gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, keadaan, proses atau sifat yang berbeda dalam bidang
tertentu.
 Sinonim dan Antonim: sinonim adalah dua kata yang memiliki bentuk yang beda, tetapi memiliki arti yang sama. Sedangkan, antomin
adalah dua kata yang berlawanan satu dengan yang lain.
 Verba (kata kerja): terdiri dari verba aktif dan pasif. Verba aktif ialah yang subjeknya berperan sebagai pelaku utama. Sedangkan, verba
pasif ialah yang subjeknya berperan sebagai sasaran tindakan. Aktif (me/ mem, menye) (di) mainkan= pasif)
 Nomina: atau kata benda yang menyatakan (nama dari seseorang), suatu tempat dan lainnya. Contohnya: meja dan perumahan. (langsung
menuju ke objek)
 Pronomina: atau kata ganti yang menggantikan nomina (orang). Contohnya: bapak, ibu, saudara. Penggunaan kata ganti orang,
pronominal persona.
 Konjungsi: atau kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua buah kalimat, klausa maupun paragraf. Contohnya: dan, atau, jika, agar,
tetapi.
 Preposisi (kata depan): kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Contohnya: ke, di, dari, pada. Di rumah
itu, diambilnya (imbuhan). Di sana, di sini. dibuat
 Artikel: kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Contohnya: Sang dan Si. (kata sapaan penulisan kapital)
 Kalimat simpleks dan kompleks: simpleks adalah kalimat yang memiliki satu verba utama. Sedangkan kompleks adalah kalimat yang
memiliki dua verba bahkan lebih.
 Menggunakan kata yang menyatakan sudut pandang/ keberpihakan penulis. Contoh: berbeda dengan…., selain itu… (keberpihakan
penulis, penguat argument )
 Menggunakan kata persetujuan atau penolakan (kata sikap)
 Menggunakan kata sifat. (perasaan) (subjektif)
UNSUR KEBAHASAAN TEKS ULASAN
a. Kata Sifat Sikap
Kata sifat sikap adalah kata yang berfungsi untuk mendeskripsikan pelaku dalam hal penampilan fisik atau kepribadiannya.
Contoh: lembut, ramah, dermawan, dan bijaksana.

b. Kata Benda dan Kata Kerja


Kata benda (nomina) dan kata kerja (verba). Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep
atau pengertian.
Kata kerja adalah kata yang mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat.

c. Metafora: Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai
lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Contohnya, tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang
punggung negara.

d. Kalimat: Dalam teks ini, ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk), baik kalimat majemuk setara
maupun kalimat majemuk bertingkat.

e. Kata Rujukan: Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang menunjukkan keterakitannya. Contoh: Indonesia
memiliki iklim muson tropis. Dengan iklim ini, Indonesia memiliki beragam flora dan fauna.

Anda mungkin juga menyukai