Anda di halaman 1dari 4

DEBAT

A. PENGERTIAN DEBAT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian debat adalah
pertukaran dan pembahasan pendapat terkait suatu hal dengan saling menyampaikan
argumentasi atau alasan dengan tujuan mempertahankan pendapat bahkan
memenangkan pendapat.
Secara umum, debat dapat dipahami sebagai strategi dalam adu pendapat atau
argumen dengan tujuan pendapat yang kita bisa mematahkan pendapat lawan,
begitupun sebaliknya, pendapat kita tidak dipatahkan oleh lawan. Ada juga yang
menyebut, debat adalah aktivitas mengajukan usul dan mempertahankan usulan
tersebut.
Pengertian debat sebenarnya banyak sekali, ada banyak perspektif terkait
definisi debat. Menurut Wusu Hendrikus, debat merupakan adu argumentasi antara
individu atau kelompok dengan tujuan mencapai sebuah kemenangan satu pihak. Pada
intinya, debat bertujuan untuk mempertahankan pendapat dan alasan seseorang agar
diikuti oleh lawan debat, pengikut, dan orang lain.
Sementara, menurut J. S. Kamdhi (1995), pengertian debat yakni suatu
pembahasan atau tukar pendapat oleh setiap peserta tentang suatu pokok masalah,
dimana setiap peserta boleh memberikan alasan atau argumen untuk mempertahankan
pendapatnya.
Selanjutnya, Henry Guntur Tarigan (1984) mengungkapkan bahwa debat
adalah suatu aktivitas saling adu pendapat antar pribadi atau kelompok untuk
menentukan baik tidaknya suatu usulan tertentu dengan mempertemukan pihak
pendukung dan pihak penyangkal.
Kesimpulannya, debat merupakan pertukaran dan pembahasan usulan atau
pendapat dengan saling memberikan alasan atau argumentasi dengan tujuan
mempertahankan pendapat dari satu pihak. Oleh karena itu, Teks debat bisa juga
diartikan sebagai teks yang berisi pernyataan dan argumentasi dari pihak-pihak yang
berdebat tentang permasalahan tertentu dengan tujuan mendiskusikan, memutuskan
dan mengkaji perbedaan.

B. FUNGSI DEBAT
Debat memiliki beberapa fungsi yang akan sangat bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari, debat yang perlu di garis bawahi. Berikut adalah poinnya.
 Menumbuhkan keterampilan berbicara dalam menyampaikan pendapat dengan
baik terhadap konflik yang pro maupun yang kontra.
 Membangun daya analitis, terkait dengan keahlian untuk menyimak dan
memahami lawan debat.
 Menumbuhkan kemampuan dalam menyampaikan argumentasi secara logis
dengan bahasa dan gestur sikap yang santun.
 Merangsang keterampilan dalam berpikir kritis
 Merangsang penelitian terkait isu-isu atau topik kontroversial
 Memahami dan mencari tahu sisi positif dan negatif terhadap isu tertentu
 Belajar berpikir analitis dan sistematis
 Belajar mengungkapkan hasil pemikiran pada orang lain
 Meningkatkan rasa percaya diri
 Meningkatkan keterampilan dalam melihat sesuatu dari perspektif yang lain
 Menumbuhkan keterampilan menilai dan mengklarifikasi pendapat orang lain
 Melatih berbicara secara runtut dan lancar
 Fungsi debat sangat menguntungkan, keterampilan berbicara dalam debat dapat
mendukung komunikasi-komunikasi dengan orang lain di dunia nyata. Namun,
tidak semua orang bisa memiliki keterampilan debat. Debat bergantung mentalitas
masing-masing orang, dan perlu diketahui juga, tidak semua orang menyukai
berbicara, terlebih berdebat.
C. TUJUAN DEBAT
Secara sederhana, debar merupakan adu pendapat untuk mempertahankan pendapat
masing-masing untuk menang atau sudah tidak bisa dipatahkan oleh lawan. Berikut
adalah tujuan debat secara luas:
Membangun sebuah kasus yang disertai dengan argumen sebagai pendukung. Adapun
kiat sukses merancang sebuah kasus dalam debat, yakni mengacu pertanyaan dasar
yang meliputi 4W + 1H
Memahami kasus yang tengah terjadi di dalam masyarakat
Melatih menemukan argumentasi berdasarkan data yang kuat dan akurat
Mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka sepakat dan setuju dengan
argumen yang diusulkan.
Sebagai cara untuk menampilkan, meningkatkan, dan mengembangkan komunikasi
verbal
Berusaha meyakinkan orang lain bahwa argumen yang dimiliki merupakan argumen
yang paling tepat untuk disepakati dan disetujui

D. CIRI-CIRI DEBAT

1. Terjadi adu pendapat dan argumen untuk mempertahankan argumen dan mendapatkan
kemenangan
2. Terjadi sesi tanya jawab yang bersifat menjatuhkan atau mematahkan argumen lawan
3. Setiap debat mengutamakan antara pihak pro dan pihak kontra
4. Satu sama lain saling mempertahankan pendapat atau argumennya masing-masing
5. Cara menentukan pemenang, dapat dilakukan berdasarkan keputusan seorang juri atau
bisa juga dengan voting dari tim juri
6. Setiap terjadi perdebatan, diperlukan pihak penengah atau biasa disebut moderator.
Moderator memiliki peran untuk memimpin jalannya debat.
7. Menaati prosedur dan aturan debat, yang mana prosedur itu bertujuan untuk
melindungi sekaligus mempertahankan argumen kedua belah pihak.
8. Dari ciri-ciri debat yang sudah disampaikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri debat adalah terdiri dari dua pendebat, ada moderator sekaligus juri, atau
penunjukkan juri khusus apabila sebuah perlombaan debat.

E. UNSUR-UNSUR DEBAT
1. Adanya Topik atau masalah yang dibahas
Debat tanpa topik atau masalah yang dibahas sama halnya makanan tanpa bumbu,
akan terasa hambar. Debat dapat terselenggara apabila ada topik atau masalah yang
diangkat dan dibahas. Istilah topik yang diusulkan biasa disebut juga dengan mosi.

2. Tim Afirmatif
Tim afirmatif atau tim pro dapat diartikan sebagai tim yang mendukung topik. Tugas
dari tim afirmatif atau tim pro adalah memberikan pendapat atau argumen yang
mendukung usulan. Peran tim afirmatif wajib karena akan melawan tim kontra.

3. Tim Negatif atau Tim Kontra


Ada tim afirmatif atau tim pro, ada tim negatif atau tim kontra, itulah unsur-unsur
yang harus dipenuhi dalam aktivitas debat. Tugas dari tim negatif atau tim kontra
sendiri yakni menyampaikan ketidaksetujuan atau pendapat yang menolak usulan
dengan mematahkan argumen yang disampaikan tim pro.

4. Pihak netral
Pihak netral dibutuhkan dalam sebuah perdebatan guna memberikan dukungan dan
semangat kepada kedua belah pihak, baik yang pro maupun yang kontra. Seperti
namanya, pihak netral tidak diizinkan mendukung salah satu pihak.
5. Moderator
Moderator merupakan unsur yang tidak kalah penting. Moderator memiliki fungsi
untuk memimpin sebuah perdebatan agar sesuai prosedur debat dan memandu
pembahasan topik agar tidak keluar dari pembahasan.

F. STRUKTUR-STRUKTUR DEBAT
Selain memiliki unsur-unsur, debat juga memiliki struktur yang perlu diperhatikan.

1. Pengenalan isu
Pengenalan isu atau biasa juga disebut dengan pengenalan topik. Pengenalan topik
yang menarik untuk dibahas adalah topik atau isu yang masih memberikan
kontroversi di masyarakat. Jika topik tidak berangkat dari sesuatu yang masih menjadi
kontroversi di masyarakat, perdebatan tidak akan menjadi menarik dan penonton juga
kurang antusias untuk menyaksikan.

2. Rangkaian argumen
Rangkaian argumen adalah saatnya kedua tim menyajikan pembuktian data dan fakta
yang bermanfaat untuk mendukung argumen dari pendebat. Ciri-ciri dari argumen
sendiri yakni, harus relevan, sistematis, jelas, logis dan disertai dengan bukti

3. Penegasan ulang (kesimpulan)


Penegasan ulang atau yang biasa kita sebut dengan kesimpulan. Penegasan ulang
memiliki fungsi yang berada di bagian akhir, dengan tujuan membuat pernyataan
akhir yang menegaskan bahwa bantahan atau pendapat pro ataupun kontra.

G. ETIKA DEBAT

1. Bertanya Secara Serius


Etika debat yang pertama adalah bertanya secara serius. Hal itu penting karena dapat
membuat orang yang akan menjawab akan memberikan jawaban dengan sepenuh hati
dan membuat membuat penanya menjadi terpuaskan. Hal yang tidak serius dapat
menghilangkan suasana debat yang dikenal dengan situasi yang panas.

2. Tidak Menyinggung Kekurangan Fisik


Ketika debat, menjadi hal yang biasa bahwa kedua pihak berpotensi tersulut emosi.
Mengingat pertarungan komunikasi verbal, kedua belah pihak dilarang untuk
melakukan komunikasi verbal yang dapat menyinggung perasaan dengan membahas
urusan pribadi lawan.

3. Bicara Berdasarkan Data dan Fakta


Etika debat yang ketiga adalah berbicara berdasarkan data dan fakat. Debat
mengajarkan bahwa apa yang sudah dikeluarkan mulut perlu sebuah
pertanggungjawaban. Alhasil, segala hal yang disampaikan di dalam debat harus
berdasarkan data dan fakta.

Penyampaian argumen dengan data yang mengada-ngada sangat dihindari karena


justru membuktikan pendebat berperilaku tidak baik. Disamping itu, penggunaan data
dan fakta yang valid akan menghindarkan pendebat dari lawan untuk menyerang.

4. Patuhi Aturan Main


Etika debat yang terakhir dan tidak kalah penting yakni menaati aturan dan prosedur
dalam debat. Hal itu dikarenakan aturan debat yang satu dengan yang lain berbeda-
beda.
H. JENIS-JENIS DEBAT
Debat merupakan sebuah aktivitas yang fleksibel. Berikut beberapa jenis atau model
debat:

1. Debat Parlementer
Debat parlementer biasa disebut debat majelis (assembly or parliamentary debating)
merupakan debat yang bertujuan untuk mendukung undang-undang yang akan
dibentuk, dievaluasi hingga disahkan. Debat parlementer ini lebih formal dan lebih
bersifat kenegaraan, oleh karena itu aturan dan prosedur yang berlaku juga lebih ketat.

2. Cross Examination Debating


Kedua, yakni cross examination debating atau biasa disebut debat untuk pemeriksaan
ulang. Debat ini bertujuan untuk menemukan kebenaran dalam pemeriksaan yang
pernah dilakukan dahulu. Biasanya, debat ini disertai dengan banyak pertanyaan yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Pertanyaan yang disampaikan, tidak lain
dan tidak bukan untuk memperkuat si penanya.

3. Formal Conventional, Or Educational Debating


Debat yang ketiga ini termasuk debat formal konvensional, atau debat pendidikan.
Debat pendidikan ini bersifat mengarah pada hal baik untuk kedua belah pihak.

Secara pelaksanaannya, sifat debat jenis ini adalah kompetitif, karena bertujuan untuk
membentuk mentalitas dalam menyampaikan pendapat dan pada akhirnya ingin
mengembangkan keterampilan diantara peserta debat. Walaupun disebut debat
konvensional, debat pendidikan memiliki proses yang tetap memenuhi unsur-unsur
debat.

Anda mungkin juga menyukai