Anda di halaman 1dari 4

Pengertian, Tujuan, Fungsi, Peran, Etika, Unsur, Ciri-ciri,

Struktur, Jenis, Tata Cara dan Menarik kesimpulan debat

A. Pengertian Debat

Debat merupakan suatu kegiatan untuk menguji argumentasi yang dilakukan antar
individu maupun kelompok. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, debat adalah
sebuah pembahasan mengenai suatu hal dengan saling memberikan alasan untuk
mempertahankan argumentasi masing-masing.

Menurut seorang ahli bernama Asidi Dipodjojo dalam bukunya yang berjudul “
Komunikasi Lisan “, debat adalah suatu proses komunikasi yang dilakukan secara lisan yang
dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan gagasan atau pendapat. Dalam sebuah debat,
setiap pihak berhak mengajukan pendapat dan memberikan alasan sehingga pihak lawan atau
pihak yang tidak setuju dapat menerima dan berpihak kepadanya.

Dalam sebuah buku tentang “ Public speaking “ yang ditulis oleh seorang ahli bernama
G. Sukadi, debat di artikan sebagai kegiatan saling beradu pendapat antar pribadi maupun antar
kelompok orang yang bertujuan untuk mencapai kemenangan atau kesepakatan. Sedangkan
menurut Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul “ Retorika “, debat adalah adu
argumentasi tentang suatu hal tertentu untuk mencapai kemenangan satu pihak.

B. Tujuan Debat

1. Meraih kemenangan dari argumentasi demi mendukung sesuatu yang memang ingin
ditegakkan maupun dijalankan.
2. Untuk menunjukkan sebuah kebenaran dari sesuatu yang sedang menjadi masalah,
menimbulkan pro dan juga kontra, dan sebagainya.
3. Dan tujuan dalam melakukan debat juga bergantung dari peserta serta anggota yang telah
diundang, mosi/ permasalahan, waktu dan juga tempat debat.
4. Melatih mental maupun keberanian dalam mengemukakan pendapatan dihadapan umum.
5. Melatih mematahkan sebuah pendapat lawannya debat.
6. Meningkatkan sebuah kemampuan saat merespon suatu masalah.
7. Melatih guna bersikap kritis dari semua materi yang diperdebatkan.
8. Memantapkan sebuah pemahaman konsep terhadap materi yang diperdebatkan.

C. Fungsi Debat

1. Debat berfungsi sebagai ajang untuk melatih keberanian dalam berargumentasi di depan
umum dan mampu mengendalikan dan menguasai diri.
2. Melatih berbicara terutama menanggapi argumen lawan bicara dan menghargai pendapat
orang lain.
3. Meningkatkan kemampuan merespon suatu masalah dengan cepat dan tepat melalui sikap
dan cara berpikir kritis ( tidak mudah menerima ) terhadap suatu topik melalui bukti
secara data dan fakta.
4. Menambah pemahaman wawasan berpikir suatu konsep atau teori terutama yang
berhubungan dengan materi yang diperdebatkan.

D. Peran Debat

Debat mempunyai peran yang sangat penting dalam pemutusan perundang-undangan oleh
lembaga legislatif, dalam bidang hukum misalnya ketika dilakukan pengadilan terdakwa, dalam
bidang pendidikan, kegiatan politik seperti penentuan calon maupun kebijakan internal politik,
bidang bisnis dan perekonomian.

E. Etika Debat

Seorang yang tergabung dalam tim debat baik pro, kontra maupun tim netral harus
menjunjung etika atau norma dalam bertanya dan menyanggah pendapat lawan dengan baik
dalam berdebat.
Etika bertanya dalam debat yaitu bersungguh-sungguh dalam mencari data berupa
informasi yang akurat benar dan terpercaya, tidak bermaksud menguji pembicara, pertanyaan
langsung menuju ke fokus permasalahan, menghindari cara berpikir yang salah, tidak
menyangkutpautkan masalah pribadi dan prasangka secara emosional ketika bertanya dan
menunjukan sikap wajar dan tidak berlebihan. Sedangkan etika berdebat yaitu memiliki
pengetahuan yang baik, pertimbangan dalam mengkomunikasikan argumen atau persuasi,
keterampilan dalam membuktikan kesalahan dan celah, mengerti prinsip-prinsip dalam
penyampaian persuasi dan penggunaan argumentasi dalam melemahkan pernyataan lawan,
penyampaian dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami secara terarah, lancar dan kuat serta
membuktikan fakta-fakta.

F. Unsur-unsur Debat

1. Mosi
Mosi adalah sesuatu hal atau topik yang diperdebatkan. Adanya mosi sangat penting
karena di dalam sebuah debat terdapat pihak yang pro dan kontra.
2. Tim Afirmatif
Tim Afirmatif atau pihak pro adalah salah satu tim yang setuju terdapat hal yang di
perdebatkan ( mosi ). Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju
terhadap mosi yang telah diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih
dahulu mengenai alasan mengapa mendukung pernyataan di dalam mosi.
3. Tim Oposisi
Tim Oposisi atau Kontra ialah pihak yang tidak setuju atau menentang mosi yang
diberikan dan pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari pihak atau tim afirmatif.
4. Tim Netral
Tim Netral yaitu pihak yang memberikan 2 sisi baik dukungan ataupun sanggahan
terhadap mosi, maksudnya pihak ini tidak menaruh dukungan atau tidak condong
terhadap salah satu pihak.
5. Moderator
Moderator yakni orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan. Dalam
debat harus ada moderator yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya debat. Tata
tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak dan penyampaian mosi pembicaran
debat.
6. Penulis ( Notulis )
Penulis merupakan orang yang menulis kesimpulan suatu debat. Notulen bertugas
mencatat hal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat, pernyataan
moderator, isi penyampaian masing-masing tim atau pihak dan hasil keputusan akhir.
7. Pendukung masing-masing Tim
Kelompok yang memberikan dukungan dan motivasi semangat kepada timnya yang
berdebat bisa berupa yel-yel semangat dan lain-lain tentukan dengan memperhatikan
etika dalam berdebat.
8. Timer ( Petugas pengatur Waktu )
9. Juri Penilai ( bertugas menilai tim dalam debat seperti guru bidang studi dan lainnya )

G. Ciri-ciri Debat

1. Adanya suatu proses saling mempertahankan argumen atau pendapat antara kedua belah
pihak.
2. Adanya saling adu argumentasi atau pendapat untuk memperoleh kemenangan dalam
debat.
3. Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang umumnya dilakukan oleh
moderator.
4. Terdapat 2 sudut pandang, yakni affirmatif (pihak yang menyetujui topik) dan negatif
(pihak yang tidak menyetujui).
5. Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan tujuannya untuk menjatuhkan argumen pihak
lawan.
6. Hasil debat dapat diperoleh melalui keputusan juri atau dilakukannya voting.

H. Struktur Debat ( Proses perjalanan Debat )

Berikut ini merupakan struktur debat yang baik dan benar :


1. Pengenalan
Pada struktur ini setiap tim ( baik tim afirmasi, tim oposisi dan tim netral )
memperkenalkan diri.
2. Penyampaian Argumentasi dari mosi pembicaraan
Pada penyampaian argumentasi ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap topik
yang dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
3. Debat
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
4. Kesimpulan
Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik
yang sesuai dengan posisinya.

I. Jenis-jenis Debat

1. Debat pemeriksaan ulangan atau cross-examination debating


Debat pemeriksaan ulangan dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Dalam debat ini, diajukan beberapa pertanyaan yang saling
memiliki hubungan sehingga menyebabkan individu yang diberi pertanyaan dapat mendukung
posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh pihak yang memberi pertanyaan.

2. Debat Parlementer atau Assembly or Parlementary Debating


Debat parlementer juga dikenal dengan sebutan debat Majelis. Fungsi debat ini yaitu
untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatu undang-undangan tertentu. Seluruh
anggota debat berhak mengajukan pendapat dan gagasannya apakah ia mendukung atau
menentang usul yang telah disampaikan setelah mendapatkan izin dari pimpinan majelis atau
sidang dengan disertai alasan yang kuat.

3. Debat Formal
Debat ini disebut juga debat konfensional atau debat pendidikan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan kepada masing-masing tim pembicara untuk menyampaikan kepada
audiens atau peserta debat tentang beberapa argumen maupun gagasan yang dapat menunjang
atau menolak usulan. Argumen yang disampaikan harus masuk akal, jelas dan menyangkut
kebutuhan bersama.

J. Tata Cara Melakukan Debat

Tata Cara berdebat yang benar adalah :


1. Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati oleh peserta dan anggota
debat lainnya. Jika seorang anggota debat melanggar peraturan maka akan berpengaruh kepada
timnya.

2. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya disampaikan dengan profesional, tidak menghina,


menguji maupun merendahkan lawan, pertanyaan juga tidak boleh menyerang lawan secara
pribadi, namun fokus ke permasalahan yang sedang di bahas.

3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal dan terstruktur/runtut dan dilakukan
dengan kemampuan retorika yang baik.

4. Dalam menyampaikan gagasan kenali strategi untuk memahami kelemahan maupun


kelebihan yang dimiliki lawan. Hal ini sangat penting untuk menyusun strategi debat sehingga
efektif dalam menyangkal dan mempengaruhi lawan bahkan seluruh peserta debat.

5. Argumen yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang terbatas. Susun
argumen ke dalam poin-poin yang singkat dan lugas yang merujuk langsung kepermasalahan
yang sedang didebatkan.

6. Memahami dengan baik tentang kesalahan-kesalahan dalam berpikir terutama pada


penyelesaian masalah. Hal ini berfungsi untuk mengetahui kelemahan argumentasi yang
diberikan oleh lawan.

7. Menyajikan gagasan yang akurat dan dapat dipertanggungjawaban disertai dengan data-data
yang valid yang dapat mendukung argumen dan gagasan anda.

8. Buat kesimpulan yang menunjukan pernyataan final dengan kalimat yang lugas dan langsung
menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu terlalu panjang, cukup poin-
poin yang menegaskan argumentasi dan di sampaikan dengan tegas dan jelas untuk menunjukan
rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar.
K. Cara menarik kesimpulan dalam Debat

1. Generalisasi
Cara ini berpangkal pada pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus kemudian ditarik
pernyataan yang bersifat general ( umum )
2. Analogi
Cara ini didasarkan atas perbandingan dua hal yang berbeda, tetapi karena mempunyai
kesamaan segi, fungsi, ciri kemudian keduanya dibandingkan ( disamakan ). Kesamaan
keduanya inilah yang menjadi dasar penarikan kesimpulan.
3. Sebab Akibat
Dalam pola penalaran ini sebab bisa menjadi gagasan utamanya sedangkan akibat
menjadi gagasan penjelasan. Namun dapat terjadi sebaliknya.

Dalam debat penarikan kesimpulan dilakukan setelah pernyataan pendapat dan argumen
disampaikan lebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai