Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Debat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian debat adalah pertukaran dan
pembahasan pendapat terkait suatu hal dengan saling menyampaikan argumentasi atau alasan
dengan tujuan mempertahankan pendapat bahkan memenangkan pendapat.
Secara umum, debat dapat dipahami sebagai strategi dalam adu pendapat atau argumen dengan
tujuan pendapat yang kita bisa mematahkan pendapat lawan, begitupun sebaliknya, pendapat kita
tidak dipatahkan oleh lawan. Ada juga yang menyebut, debat adalah aktivitas mengajukan usul
dan mempertahankan usulan tersebut.Kesimpulannya, debat merupakan pertukaran dan
pembahasan usulan atau pendapat dengan saling memberikan alasan atau argumentasi dengan
tujuan mempertahankan pendapat dari satu pihak. Oleh karena itu, Teks debat bisa juga diartikan
sebagai teks yang berisi pernyataan dan argumentasi dari pihak-pihak yang berdebat tentang
permasalahan tertentu dengan tujuan mendiskusikan, memutuskan dan mengkaji perbedaan.

Fungsi Debat

Debat memiliki beberapa fungsi yang akan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, debat
yang perlu di garis bawahi. Berikut adalah poinnya.

1. Menumbuhkan keterampilan berbicara dalam menyampaikan pendapat dengan baik


terhadap konflik yang pro maupun yang kontra.
2. Membangun daya analitis, terkait dengan keahlian untuk menyimak dan memahami lawan
debat.
3. Menumbuhkan kemampuan dalam menyampaikan argumentasi secara logis dengan bahasa
dan gestur sikap yang santun.
4. Merangsang keterampilan dalam berpikir kritis
5. Merangsang penelitian terkait isu-isu atau topik kontroversial
6. Memahami dan mencari tahu sisi positif dan negatif terhadap isu tertentu
7. Belajar berpikir analitis dan sistematis
8. Belajar mengungkapkan hasil pemikiran pada orang lain
9. Meningkatkan rasa percaya diri
10. Meningkatkan keterampilan dalam melihat sesuatu dari perspektif yang lain
11. Menumbuhkan keterampilan menilai dan mengklarifikasi pendapat orang lain
12. Melatih berbicara secara runtut dan lancer

Tujuan Debat
Secara sederhana, debar merupakan adu pendapat untuk mempertahankan pendapat masing-
masing untuk menang atau sudah tidak bisa dipatahkan oleh lawan. Berikut adalah tujuan debat
secara luas:

1. Membangun sebuah kasus yang disertai dengan argumen sebagai pendukung. Adapun kiat
sukses merancang sebuah kasus dalam debat, yakni mengacu pertanyaan dasar yang
meliputi 4W + 1H ( what (apa), who ( siapa ), when (kapan), why (mengapa), how
(bagaimana) )
2. Memahami kasus yang tengah terjadi di dalam masyarakat
3. Melatih menemukan argumentasi berdasarkan data yang kuat dan akurat
4. Mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka sepakat dan setuju dengan
argumen yang diusulkan.
5. Sebagai cara untuk menampilkan, meningkatkan, dan mengembangkan komunikasi verbal
6. Berusaha meyakinkan orang lain bahwa argumen yang dimiliki merupakan argumen yang
paling tepat untuk disepakati dan disetujui

Unsur – unsur debat

1. Adanya Topik atau masalah yang dibahas


Debat tanpa topik atau masalah yang dibahas sama halnya makanan tanpa bumbu, akan terasa
hambar. Debat dapat terselenggara apabila ada topik atau masalah yang diangkat dan dibahas.
Istilah topik yang diusulkan biasa disebut juga dengan mosi.
2. Tim Afirmatif
Tim afirmatif atau tim pro dapat diartikan sebagai tim yang mendukung topik. Tugas dari tim
afirmatif atau tim pro adalah memberikan pendapat atau argumen yang mendukung usulan.
Peran tim afirmatif wajib karena akan melawan tim kontra.

3. Tim Negatif atau Tim Kontra


Ada tim afirmatif atau tim pro, ada tim negatif atau tim kontra, itulah unsur-unsur yang harus
dipenuhi dalam aktivitas debat. Tugas dari tim negatif atau tim kontra sendiri yakni
menyampaikan ketidaksetujuan atau pendapat yang menolak usulan dengan mematahkan
argumen yang disampaikan tim pro.

4. Pihak netral
Pihak netral dibutuhkan dalam sebuah perdebatan guna memberikan dukungan dan semangat
kepada kedua belah pihak, baik yang pro maupun yang kontra. Seperti namanya, pihak netral
tidak diizinkan mendukung salah satu pihak.

5. Moderator
Moderator merupakan unsur yang tidak kalah penting. Moderator memiliki fungsi untuk
memimpin sebuah perdebatan agar sesuai prosedur debat dan memandu pembahasan topik agar

tidak keluar dari pembahasan.

6. Penulis atau Notulen.


Dalam sebuah aktivitas debat membutuhkan seseorang yang bertugas untuk mencatat segala
pendapat yang disampaikan oleh pihak pro, pihak kontra, moderator, bahkan tim netral yakni
notulen. Pada dasarnya, notulen bertugas untuk menulis kesimpulan yang dari debat. Namun,
notulen juga mencatat pernyataan, kesimpulan akhir, mosi debat dan penyampaian para pihak
debat.
Struktur-Struktur Debat
1. Pengenalan isu
Pengenalan isu atau biasa juga disebut dengan pengenalan topik. Pengenalan topik yang menarik
untuk dibahas adalah topik atau isu yang masih memberikan kontroversi di masyarakat. Jika
topik tidak berangkat dari sesuatu yang masih menjadi kontroversi di masyarakat, perdebatan
tidak akan menjadi menarik dan penonton juga kurang antusias untuk menyaksikan.

2. Rangkaian argumen
Rangkaian argumen adalah saatnya kedua tim menyajikan pembuktian data dan fakta yang
bermanfaat untuk mendukung argumen dari pendebat. Ciri-ciri dari argumen sendiri yakni, harus
relevan, sistematis, jelas, logis dan disertai dengan bukti

3. Penegasan ulang (kesimpulan)


Penegasan ulang atau yang biasa kita sebut dengan kesimpulan. Penegasan ulang memiliki
fungsi yang berada di bagian akhir, dengan tujuan
membuat pernyataan akhir yang menegaskan bahwa bantahan atau pendapat pro ataupun kontra.
Struktur debat di atas memberikan pemahaman dan manfaat bahwa depat sangat memerlukan
pengetahuan yang luas. Pengetahuan yang luas akan menjadikan kualitas wacana yang
disampaikan menjadi berdasar dan kuat.

G. Etika Debat
Adu pendapat atau argumen di depan banyak orang memerlukan etika agar debat tampak sebagai
aktivitas intelektual. Etika perlu ditaati karena debat berkaitan dengan banyak orang. Menjaga
etika berarti menghormati seluruh orang. Berikut empat etika penting dalam debat:

1. Bertanya Secara Serius


Etika debat yang pertama adalah bertanya secara serius. Hal itu penting karena dapat membuat
orang yang akan menjawab akan memberikan jawaban dengan sepenuh hati dan membuat
membuat penanya menjadi terpuaskan. Hal yang tidak serius dapat menghilangkan suasana debat
yang dikenal dengan situasi yang panas.
2. Tidak Menyinggung Kekurangan Fisik
Ketika debat, menjadi hal yang biasa bahwa kedua pihak berpotensi tersulut emosi. Mengingat
pertarungan komunikasi verbal, kedua belah pihak dilarang untuk melakukan komunikasi verbal
yang dapat menyinggung perasaan dengan membahas urusan pribadi lawan.

3. Bicara Berdasarkan Data dan Fakta


Etika debat yang ketiga adalah berbicara berdasarkan data dan fakat. Debat mengajarkan bahwa
apa yang sudah dikeluarkan mulut perlu sebuah pertanggungjawaban. Alhasil, segala hal yang
disampaikan di dalam debat harus berdasarkan data dan fakta.

Penyampaian argumen dengan data yang mengada-ngada sangat dihindari karena justru
membuktikan pendebat berperilaku tidak baik. Disamping itu, penggunaan data dan fakta yang
valid akan menghindarkan pendebat dari lawan untuk menyerang.

4. Patuhi Aturan Main


Etika debat yang terakhir dan tidak kalah penting yakni menaati aturan dan prosedur dalam
debat. Hal itu dikarenakan aturan debat yang satu dengan yang lain berbeda-beda.

H. Jenis-Jenis Debat
1. Debat Parlementer
Debat parlementer biasa disebut debat majelis (assembly or parliamentary debating) merupakan
debat yang bertujuan untuk mendukung undang-undang yang akan dibentuk, dievaluasi hingga
disahkan. Debat parlementer ini lebih formal dan lebih bersifat kenegaraan, oleh karena itu
aturan dan prosedur yang berlaku juga lebih ketat.

2. Cross Examination Debating


Kedua, yakni cross examination debating atau biasa disebut debat untuk pemeriksaan ulang.
Debat ini bertujuan untuk menemukan kebenaran dalam pemeriksaan yang pernah dilakukan
dahulu. Biasanya, debat ini disertai dengan banyak pertanyaan yang saling berhubungan satu
dengan yang lain. Pertanyaan yang disampaikan, tidak lain dan tidak bukan untuk memperkuat si
penanya.
3. Formal Conventional, Or Educational Debating
Debat yang ketiga ini termasuk debat formal konvensional, atau debat pendidikan. Debat
pendidikan ini bersifat mengarah pada hal baik untuk kedua belah pihak.

Secara pelaksanaannya, sifat debat jenis ini adalah kompetitif, karena bertujuan untuk
membentuk mentalitas dalam menyampaikan pendapat dan pada akhirnya ingin mengembangkan
keterampilan diantara peserta debat. Walaupun disebut debat konvensional, debat pendidikan
memiliki proses yang tetap memenuhi unsur-unsur debat.

I. Langkah-Langkah Pelaksanaan Debat


1. Mengembangkan pernyataan atau topik yang diangkat.
2. Membentuk tiga kelompok, yang terdiri dari kelompok yang pro, kelompok kontra dan
kelompok netral.
3. Setiap kelompok terdiri dari ketua dan wakil sebagai juru bicara saat debat berlangsung.
4. Duduk saling berhadapan dengan juru bicara kelompok lawan.
5. Satu kelompok bisa terdiri lebih dari dua orang.
6. Masing-masing kelompok mengungkapkan asumsi atau argumen masing-masing, sebelum
perdebatan dimulai.
7. Saat debat berlangsung, peserta lain dapat mencatat isi argumen, pertanyaan atau calon
sanggahan.
8. Di akhir debat, tidak wajib menentukan pemenang. Notulen cukup menyampaikan hasil
beserta kesimpulan dari debat.

Anda mungkin juga menyukai