Anda di halaman 1dari 15

“DEBAT”

Bahasa dan Sastra Indonesia


APA ITU DEBAT???
a. Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun
kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti aturan-
aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.
(sumber:id.wikipedia.org)

b. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan, dimana antara
satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).(sumber:eduscpes.com)

c. Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan hanya hendak
mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan
berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya. Oleh karena itu, dalam debat terdapat unsur
pemaksaan kehendak.(sumber:krishnamurti.or.id)
d. Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang mengedepankan demokratik. (sumber:pbs.org)

e. Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan tentang argumen mereka dan
berusaha untuk mengembangkan argumen dari lawan mereka.(sumber:triviumpursuit.com)

 ‘Debat’ adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik
secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan
masalah atau menentukan suatu kebenaran. Adapun ‘Masalah’ merupakan
sesuatu yang harus diselesaikan melalui suatu perdebatan dalam sebuah
diskusi.

Jadi, Berdasarkan beberapa pengertian ditas dapat disimpulkan bahwa debat


adalah suatu kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara
perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan
masalah dan perbedaan.
Menentukan Masalah Untuk Suatu
Perdebatan

Hal-Hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk diskusi adalah sebagai berikut.
A. Menarik Para Peserta
Suatu masalah akan menarik peserta apabila: 1) Bermanfaat, baik itu bagi para peserta itu sendiri
maupun bagi masyarakat. 2) Mengandung banyak perdebatan. 3) Aktual, sedang hangat dibicarakan.
B. Sesuai Dengan Pengetahuan Para Peserta
Semenarik apa pun masalah yang diperdebatkan jika masalah tersebut tidak sesuai dengan pengetahuan
para peserta, masalah tersebut bukannya terpecahkan, melainkan hanya akan menjadi bahan perdebatan
yang menyesatkan.
C. Memiliki Kejelasan
Masalah yang dibahas dalam ruang lingkup yang jelas dan tidak terlalu luas, sehingga diskusi tidak
bertele-tele dan tidak berujung.
D. Sesuai Dengan Situasi Dan Kondisi
Jalannya perdebatan dalam diskusi formal biasanya akan dibatasi waktu.
UNSUR-UNSUR DEBAT

 topik debat disebut mosi (motion)


 tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah
(Government),
 tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)
 pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan
sebagainya
 pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The House
 penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)
JENIS-JENIS DEBAT

1). Debat kompetitif


adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat
sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan
dengan aturan (“format”) yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-
masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan.
Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk
menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif
adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat
yang lebih baik.
2). Debat perlementer

Debat parlementer dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Debat perlementer Australia (Australian Parliamentary)


Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga ke kompetisi-
kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut sebagai format
Australasian Parliamentary. Dalam format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga
orang berhadapan dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu
tim mewakili Oposisi (Opposition).

2. Debat perlementer Inggris (British Parliamentary)


Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun juga populer di banyak
negara. Dalam format ini, empat tim beranggotakan masing-masing dua orang
bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili Pemerintah (Government) dan dua
lainnya Oposisi (Opposition).
3. Debat parlementer Asia (Asian Parliamentary)
Debat ini dikembangkan dari format Austlals perbedaannya dengan
format Australs adalah adanya interupsi (point of information) yang boleh
diajukan antara menit pertama dan menit ke emam ( hanya untuk pidato
utama tidak pada pidato penutup)

3). Debat Proposal


Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi penganjur dan penentang
sebuah rencana yang berhubungan dengan topik debat yang diberikan. Topik yang diberikan
umumnya mengenai perubahan kebijakan yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya
memainkan peran Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada
prakteknya, kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang sama yang berlaku
selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya yang sudah ditetapkan
3). Debat Proposal
Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi penganjur
dan penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik debat yang
diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan kebijakan
yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan peran
Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada
prakteknya, kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang
sama yang berlaku selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya
yang sudah ditetapkan
4). Debat Lincoln-Douglas
Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah
dilakukan di Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan
Douglas. Setiap debat gaya ini diikuti oleh dua pedebat yang bertarung satu
sama lain.
Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan nilai-nilai abstrak,
sehingga sering disebut sebagai debat nilai (value debate). Debat LD kurang
menekankan pada fakta pendukung (evidence) dan lebih mengutamakan
logika dan penjelasan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM SEBUAH KEGIATAN DEBAT:

1. Menentukan masalah

6.Jadwalkan untuk melakukan 2. Mengidentifikasi masalah yang


evaluasi tindak lanjut keberhasilan sebenarnya

5. Dapatkan kesepakatan dan 3. Menampung pendapat dari


tanggung jawab untuk menemukan berbagai sudut pandang melalui
solusi suatu perdebatan

4. Bersama mengkaji cara


penyelesaiannya
TAKTIK DEBAT

 Menolak argumentasi lawan secara langsung


 Menolak argumentasi lawan secara tidak langsung
 Menggunakan argumentasi lawan sendiri
 Menunjuk pada segi atau sudut lain dari pendapat atau argumen lawan
 Mengalihkan pokok pembicaraan pada hal-hal lain
 Menghindari pokok-pokok pembicaraan
 Menyerang dengan semu
ETIKET ATAU NORMA DALAM
BERDEBAT DAN BERTANYA
Menurut Mulgrave (1954: 45) sepeti yang dikutip Tarigan (1984:92-93) semua
pembicaraan hendaknya memiliki:
 1)      Pengetahuan yang sempurna mengenai pokok pembicaraan
 2)      Kopetensi atau kemampuan menganalisis
 3)      Pengertian mengenai prinsip-prinsip argumentasi
 4)      Apresiasi terhadap kebenaran-kebenaran fakta
 5)      Kecakapan menemukan buah pikiran yang keliru dengan penalaran
 6)      Keterampilan dalam pembuktian kesalahan
 7)      Pertimbangan dan persuasi
 8)      Keterarahan, kelancaran, dan kekuatan dalam cara atau penyapaian pidato.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
METODE DEBAT
 1.    Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
 2.    Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
 3.    Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
 Selain itu juga terdapat kekurangan dalam model pembelajaran debat, diantaranya adalah:
 1.    Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.
 2.    Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi.
 3.    Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam
dan pasif.
 4.    Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
 5.    Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa.
 6.    Tema haruslah dapat diperdebatkan.
 7.    Perataan siswa dalam kelompok terkadang tidak heterogen.
Pengenalan
Penyampaian
Masalah
Argumen

Kesimpulan

STRUKTUR
DEBAT

Anda mungkin juga menyukai