Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI, BENTUK,

DAN JENIS DEBAT


Oleh: Sulis Ernawati, S.Pd.
DEFINISI DEBAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran
pendapat mengenai suatu masalah atau isu dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat masing-masing. Debat dapat melibatkan dua orang, tim, ataupun sekelompok orang.
Debat bukanlah permusuhan, melainkan kegiatan berpikir bersama.

Debat sering disamakan dengan diskusi. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa debat dan
diskusi berbeda. Anggapan debat dan diskusi sama berdasarkan alasan bahwa debat memang
termasuk salah satu jenis diskusi (diskusi kelompok, diskusi panel, simposium, kolokium, seminar,
rapat kerja, lokakarya, sarasehan, kongres, dan debat). Sementara itu, pendapat yang menganggap
debat dan diskusi berbeda didasarkan pada anggapan bahwa debat termasuk diskusi khas. Jika
diskusi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh kebenaran, debat dilakukan untuk
memperoleh kemenangan. Wujud kemenangan dalam debat berupa penerimaan usul yang
disampaikan peserta.
Perbedaan debat dan diskusi sebagai berikut.

DISKUSI DEBAT
Mengedepankan intelektual. Unsur emosi tidak sering Unsur emosi sering berperan.
berperan.

Keadaan yang cukup menyenangkan. Tiap-tiap peserta Saling menyerang. Peserta merasa pendapatnya paling
dapat mengutarakan pendapatnya mengenai suatu benar.
subjek tertentu. Peserta saling memahami.

Tujuannya mencari kebenaran atau meningkatkan Tujuannya mempertahankan pendapat masing-masing


kualitas kebenaran bersama. dan mencapai kemenangan satu pihak.

Sebuah perdebatan yang bersifat informal. Metode formal untuk mempresentasikan argumen pro
dan kontra, cenderung dijadikan kontes.
Dalam masyarakat demokratis, debat memegang peranan penting dalam:

a. Perundang-undangan
b. Politik
c. Perusahaan (bisnis)
d. Hukum
e. Pendidikan
BENTUK DEBAT
1. Debat Inggris

Dalam debat Inggris ada dua kelompok yang berhadapan yaitu kelompok pro dan kelompok
kontra. Sebelum debat dimulai, ditentukan dua pembicara dari setiap kelompok. Tema dan nama
para pembicara diperkenalkan kepada para pendengar sebelumnya. Pada awal debat pemimpin
menjelaskan secara singkat tata tertib debat, tetapi dia tidak berbicara tentang isi tema. Moderator
hanya bertanggung jawab bahwa setiap pihak menyampaikan pendapat dan posisinya atas cara yang
wajar dan pada akhir debat mengorganisasi pemungutan suara untuk menentukan pemenang.
Cara duduk dan urutan bicara dalam debat Inggris sebagai berikut.
3 1 2 4

7 6

5
2. Debat Amerika

Dalam debat Amerika juga terdapat dua regu atau kelompok berhadapan. Akan tetapi, tiap-tiap
regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang
cermat. Para anggota kelompok depat ini adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara.
Mereka berdebat di depan sekelompok juri dan publik. Debat dimulai apabila salah seorang anggota
kelompok membuka pembicaraan dengan mengemukakan tesis dan dijawab oleh pembicara pertama
dari kelompok yang kedua. Proses selanjutnya berlangsung apabila setiap anggota kelompok berbicara
dalam urutan yang bergantian dengan anggota kelompok lain. Semua anggota dari kedua kelompok
mendapat kesempatan untuk berbicara. Setiap pembicaraan harus menyampaikan pandangannya
mengenai tema dan tesis yang diperdebatkan.
Cara duduk dan urutan pembicara dalam debat Amerika sebagai berikut.

Ronde I Ronde II

Juri

Publik
JENIS-JENIS DEBAT
1. Debat Parlementer (Majelis)

Maksud dan tujuan majelis adalah untuk memberi dan menambahi dukungan terhadap suatu
undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya,
berbicara mendukung, atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. Pembatasan-
pembatasan waktu berdebat dapat diatur oleh tindakan parlementer majelis tersebut.

2. Debat Pemeriksaan Ulangan

Debat pemeriksaan ulangan merupakan suatu bentuk perdebatan yang lebih sulit dan menuntut
persiapan lebih matang daripada gaya perdebatan formal.
Prosedur debat pemeriksaan ulangan sebagai berikut.

1) Pembicara afirmasi pertama menyampaikan pidato resminya. Setelah itu, pembicara afirmasi
pertama diperiksa dengan teliti oleh pembicara negatif pertama.
2) Setelah tujuh menit pemeriksaan, sang penanya diberi kesempatan selama empat menit untuk
menyajikan pengakuan-pengakuan yang telah diperolehnya kepada pendengar dengan
pemeriksaan ulang itu. Pertanyaan penanya dibatasi pada pengakuan-pengakuan yang telah
diperolehnya. Penanya tidak diperkenankan memperkenalkan fakta atau argumen baru.
3) Selanjutnya, anggota pembicara negatif yang kedua mengemukakan kasus negatif dan seterusnya
diteliti ulang oleh pembicara afirmasi yang kedua. Teknik ini memang agak sulit dan menuntut
keterampilan berbahasa tinggi yang ada hubungannya dengan permasalahan.
3. Debat Formal

Debat formal bertujuan untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk
mengemukakan sejumlah argumen yang menunjang atau membantah suatu usul kepada para
pendengar. Setiap pihak diberi jangka waktu sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan
bantahan.

Ketiga tipe debat ini digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Akan tetapi, debat
parlementer digunakan di badan-badan legislatif. Debat pemeriksaan ulangan adalah teknik yang
dikembangkan di kantor-kantor pengadilan. Sementara itu, debat formal didasarkan pada konvensi-
konvensi debat bersama secara politis.

Anda mungkin juga menyukai