Anda di halaman 1dari 13

KELANGKAAN SOLAR Caroline, Agung, Jessy, Petra,

DI Doren (ketua), Shane


X MIPA 5
INDONESIA
PENGERTIAN
Salah satu jenis produk minyak bumi yang banyak digunakan oleh masyarakat
yang mengelola industri di Indonesia yaitu solar (petroleum) sehingga kebutuhan
akan solar bahkan hampir diseluruh daerah di Indonesia penomena kelangkaan solar
menjadi pemandangan umum. Kebutuhan akan solar juga digunakan pengusaha
industri berskala menengah atau industri rumah tangga seperti industri makanan,
industri minuman dan industri meubel dan industri lainnya yang mcaguaakan solar
maupun sebagai bahan campuran untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Dengan
demikian, kegiatan usaha minyak dan gas bumi mempunyai peranan penting dalam
memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional yang
meningkat dan berkelanjutan.
MASALAH
Terdapat kelangkaan solar di beberapa daerah, yaitu di daerah Surabaya dan
Kalimantan.
STUDY KASUS

Dampak sulitnya mencari solar bersubsidi kian meluas. Di Surabaya, misalnya,


banyak angkutan yang telat masuk Pelabuhan Tanjung Perak gara-gara bahan bakar
langka. Banyaknya truk yang ketinggalan kapal menghambat arus pengiriman barang.
Ketua Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Perak Kody Lamahayu menjelaskan, ada
beberapa jenis barang yang pengirimannya sedikit terlambat. Contohnya sembako,
besi, dan kayu. ”Kebanyakan diangkut ke Kalimantan dan Sulawesi,” katanya.
Kelangkaan solar, pengusaha angkutan yang beroperasi di kawasan pelabuhan
kelimpungan. Sebagian terpaksa meliburkan armadanya. Mereka mengaku tidak
mampu membeli bahan bakar jenis dexlite yang lebih mahal dua kali lipat.
Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Surabaya Putra Lingga
membeberkan, dalam sehari truk bisa mengangkut barang dua kali. Setelah solar langka,
kendaraan hanya bisa sekali melakukan perjalanan. rata-rata kerugiannya Rp 500 ribu
sehari. Menurut Putra, saat ini ada 1.600 anggota Aptrindo Surabaya. Jika dijumlahkan,
total kerugian mencapai Rp 800 juta dalam sehari. Hal senada diungkapkan Sekjen
Aptrindo Jatim Eddo Adrian Wijaya. Dia mengaku tidak pernah diberi perincian mengenai
berapa solar yang bisa didistribusikan Karena tidak ada sosialisasi, sebagian besar
pengusaha menolak pembatasan solar.
Ketika saat ini stok solar menipis, mereka ingin ada komunikasi yang transparan, baik
dari pemerintah maupun Pertamina.
Eddo mengingatkan pemerintah agar memikirkan risiko inflasi yang timbul akibat
menipisnya persediaan solar. Sebab, banyak pengiriman logistik yang tertunda,
pembayaran sopir yang lebih mahal, dan pengeluaran untuk membeli dexlite yang
membuat pengusaha tekor. Pengiriman barang untuk ekspor juga tertunda. Akibatnya,
harga barang semakin mahal. Yang artinya tidak hanya pengaruh ke kenaikan harga barang
untuk domestik, tapi barang yang mau diekspor juga jadi lebih mahal. Belum lagi
pengiriman barang ke luar negeri terlambat. Nantinya inflasi dan barang ekspor kita tidak
bisa bersaing di pasaran.
Akibat Pengurangan Kuota

Kosongnya stok solar bersubsidi di SPBU-SPBU telah menghambat aktivitas


masyarakat dan pelaku bisnis. Mengenai alasan lebih rendahnya kuota tahun ini
daripada tahun lalu, Kyatmaja yang sebelumnya berdiskusi dengan Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan bahwa anggaran
2019 tidak mencukupi. Karena itu, kuota solar bersubsidi diturunkan dari 15,6 juta
kiloliter tahun lalu menjadi 14,5 juta kiloliter tahun ini.”Angka tersebut sedari
awal sudah disinyalir kurang.
Pertamina pernah membeberkan bahwa ada dua daerah yang konsumsi solar
subsidinya lebih tinggi daripada Pulau Jawa. Yaitu, Riau dan Kaltim, dua daerah
tersebut didominasi sektor CPO (crude palm oil) dan pertambangan yang armada
truknya tidak boleh menggunakan solar bersubsidi.Secara regulasi, memang ada
kendaraan-kendaraan yang dibatasi untuk menggunakan solar bersubsidi. Antara
lain, kendaraan pengangkut hasil perkebunan (perkebunan besar), kehutanan, dan
pertambangan dengan roda lebih dari enam, baik dalam kondisi bermuatan maupun
kosong. Selanjutnya, larangan penggunaan solar bersubsidi juga diberlakukan pada
mobil tangki BBM, CPO, dump truck, truk trailer, serta truk molen (pengangkut
semen).Aptrindo sudah mendapat laporan dari anggota di tiga daerah yang
mengeluhkan kesulitan mendapatkan solar. Tiga daerah yang dimaksud adalah
Banten, Surabaya, dan Jambi. Menurut Kyat, tak ada pilihan selain menunggu
distribusi kembali normal. Pihaknya kini menginventarisasi daerah mana saja yang
kesulitan solar untuk kemudian dilaporkan ke pemerintah pusat.
FAKTOR-FAKTOR
•Konsumsi masyarakat akan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang terus meningkat
•Kapasitas produksi PT Pertamina terbatas
•Masyarakat yang serakah
•Masyarakat yang tidak terpuaskan
•Fasilitas pendistribusian solar yang belum maksimal
DAMPAK
•Alat-alat berat tidak mempunyai bahan bakar
•Harga yang menunjak tinggi
•Proyek-proyek tidak bisa kerja dengan cepat
•Kendaraan berat tidak bisa beroperasi
•Konsumen terpaksa menggunakan barang substitusi
CARA MENGATASI (GENERAL)
Hal terpenting pemerintah harus memperketat pemberian solar bersubsidi di wilayah
pertambangan dan perkebunan agar tidak terjadi kebocoran dan penimbunan yang
menjadi penyebab utama kelangkaan pasokan.
Menggurangi pemakaian kendaraan jika tidak terlalu perlu (tidak jauh) bisa jalan
kaki
memgurangi industri yang dalam pemakaian solar
CARA MENGATASI
(PEMERINTAH)
Pemerintah memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
1.Pelaksanaan pelayanan dalam hal mencegah terjadinya kelangkaan solar (preventif) Bahwa dalam hal
mencegah terjadinyakelangkaan solar , upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintahan adalah dengan
memaksimalkan stock solar yang ada dalam tanki timbun mereka yang kemudian akan disalurkan
kepada SPBU-SPBU di kota masing-masing. Upaya memaksimalkan stock solar tersebut dilakukan dengan
cara :
a)Mentransfer minyak dari satu tangki ke tangki lain.
b)Menaikkan solar yang ada dalam tangki timbun dengan menyuntikkan air ke dalam tangki timbun.
2.Pelaksanaan pelayanan dalam hal telah terjadi kelangkaan solar. Bila telah terjadi kelangkaan solar,
Pemerintah juga memilki beberapa cara untuk mengatasi kondisi tersebut. Cara-cara tersebut antara lain :
a)Meminta bantuan stock solar ke Depot-Depot Pertamina lain yang terdekat. Ada juga akibat cuaca
buruk dan atau kapal yang tenggelam di muara sungai yang mengakibatkan tanker susah untuk merapat.
b)Mengatur sistem prendistribusian solar secara bergiliran.Cara ini dilakukan dengan mengatur
sistem pendistribusian solar secara bergiliran tiap hari per SPBU.
SARAN
Kami menyarankan untuk tidak menggunakan SDA secara berlebihan karena banyak SDA yang menuju
kelangkaan seperti solar, minyak bumi, dll. Kita bisa mencegah kelangkaan dengan cara :
1. Tidak menggunkan secara berlebihan
2. Tidak mensia-siakan SDA
3. Tidak menyepelekan kelangkaan
KESIMPULAN
Solar adalah sumber daya yang banyak digunakan oleh alat alat berat dan kendaraan besar jika kita
kekurangan sumber daya ini banyak proyek proyek yang terhambat aktifitasnya dan banyak pengiriman
yang menggunakan tenaga kendaraan berat yg membutuhkan solar.

Anda mungkin juga menyukai