Anda di halaman 1dari 38

KERAJAAN ISLAM DI PAPUA DAN

KALIMANTAN
P U T R I K U D O R E N R ATA R E N
MUHAMMAD AGUNG WIBOWO
NURUL JESSY JALILAH
P E T R A A H E V WA R E R E
CAROLINE HILLARY SINAGA
SHANE VENTI M.U.S
X M I PA 5
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM
DI PAPUA
Kerajaan Namatota (Kowiai)
       Dari silsilah Raja Namatota diketahui bahwa Raja Namatota pertama yakni Ulan Tua, telah
memeluk Islam hingga sekarang diketahui merupakan generasi kelima. Lamarora merupakan raja
kedua kerajaan Namatota diperkirakan hidup pada tahun 1778-1884. Raja Lamarora selanjutnya
datang ke daerah Kokas dan disana beliau telah menyebarkan agama Islam dan kawin dengan
perempuan bernama Kofiah Batta, selanjutnya pasangan ini merupakan cikal-bakal Raja-raja
Wertuar. Salah seorang Raja Wertual (Kokas) bernama M. Rumandeng al-Amin Umar Sekar 1934,
dengan gigih pernah menentang pemerintah Belanda dengan tidak mau menyetor uang tambang
minyak kepada mereka. Akibatnya dia dipenjara di Hollandia (Jayapura) sebelum kemudian
dibebaskan.
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Namatota
• Kasim Buseru
• Hayum Ombaier
• Randi Asnawi Ombaier
Kerajaan Komisi
Seorang Putera Mahkota Raja Komisi bernama Hakim Achmad Aituararauw menyebutkan bahwa
kerajaan Islam pertama didirikan di Pulau Adi pada tahun 1626 dengan nama Eraam Moon, yang
diambil dari bahasa Adi Jaya yang artinya “Tanah Haram”. Raja pertamanya bernama Woran.
Namun jauh sebelumnya pada abad ke XV (1460-1541) penguasa pertama di pulau Adi, Ade Aria
Way, telah menerima Islam yang dibawa oleh Syarif Muaz yang mendapat gelar Syekh Jubah Biru,
yang menyebarkan Islam di utara dan kawasan itu. Namun sambutan positif lebih banyak diterima di
pulau Adi dalam hal ini di daerah kekuasaan Ade Aria Way. Setelah masuk Islam Ade Aria Way
berganti nama menjadi Samai. Kemudian Samai mencatat bahwa pada tahun 1760 Ndovin yang
merupakan generasi kelima dari Samai mendirikan kerajaan Kaimana dan bertahta di sana dengan
gelar Rat Umis As Tuararauw yang kemudian dikenal dengan nama Raja Komisi.
Kerajaan Fatagar
       Keterangan yang diperoleh dari Raja Fatagar, Arpobi Uswanas 1997, menceritakan bahwa
Fatagar I yaitu Tewal, diperkirakan hidup pada tahun 1724-1814. Raja Tewal bertahta di daerah
Tubir Seram, yang hijrah dari Rumbati (daerah Was). Pada saat kerajaan Fatagar masih di Rumbati,
disana Islam sudah ada dan berkembang dengan ditemukannya puing-puing bekas reruntuhan
masjid. Itu berarti Islam sudah masuk di daerah Rumbati sebelum tahun 1724. Sementara itu,
berdasarkan keterangan Raja Rumbati ke 16, H. Ibrahim Bauw 1986, bahwa Islam masuk di Was
pada tahun 1506 melalui perang besar antara Armada Kesultanan Tidore yang dipimpin Arfan
dengan Kerajaan Rumbati.
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Fatagar
• Kanumbas
• Kurkur
• Mafa
• Kamarudin
• Said Arobi Uswanas
• Taufiq Heru Uswanas
Kerajaan Rumbati
Salah satu raja mantan raja dari kerajaan Rumbati adalah Patipi. Beliau sudah memerintah sejak
lama. Beliau dikenal karena keinginannya memperkenalkan dan membawa Islam kepada orang-
orang disekitarnya. Keberadaan dinasti raja ini adalah dinasti kedua yang mana pernah memerintah
di Patipi.
Raja pertama masih dalam pemerintahan di abad ke-20 bahkan, sempat diperintah olehnya selama
dua kali periode raja pada waktu itu, ketika dinasti kedua memerintah. Raja yang memerintah kini
adalah sebatas wilayah Raja Bupati, yaitu Raja Patipi ketika Raja Bupati, Ahmad Iba dianggap
sebagai penguasa ke-16 kerajaan Patipi.
Ketika saudara kandungnya Raja Usman Iba meninggal, ia menjadi bupati karena anak raja
mewariskannya sebagai penerus atau ahli waris (putra raja almarhum) disaat ia masih mempelajari
yaitu Raja Muda Atarai Iba. Hal ini tidak diketahui, ketika ahli waris tahta akan dinobatkan sebagai
raja baru. Bupati adalah pensiunan pegawai dari departemen perikanan kabupaten Fak Fak.
Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Rumbati
• Patipi • Ismail Bauw I
• Bauw Berani (Tela Bauw) • Abduljalil
• Manimomoa Bauw • Samsli Bauw
• Gefasami Bauw • Muhammad Sidik Bauw
• Mauda Na-Tiasa Bauw
• Abubakar Bauw
• Ibrahim Bauw
• Ritupun Bauw
• Ismail Bauw II
• Ana-Koda Bauw
• Abubakar Saleh Bauw
• Patmaguri Bauw
• Mampati Bauw
• Nawarisa Bauw
• Tajam Bauw
Kerajaan Atiati
Di Kabupaten Fakfak pada masa awal masuknya agama Islam ada empat raja yang berkuasa
diantaranya Raja Ati-ati, Ugar, Kapiar dan Namatota (sekarang masuk dalam wilayah kabupaten
Kaimana). Masing-masing raja tersebut mendirikan mesjid dan masjid tersebut yang digunakan
sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam. Akan tetapi mesjid yang didirikan oleh raja Ati-ati
pada saat itu pada umumnya terbuat dari kayu sehingga tidak bisa lagi ditemukan wujud maupun
sisa-sisanya. Satu-satunya mesjid yang ditunjukkan oleh keturunan Raja Ati-ati adalah mesjid
Werpigan yang dibangun pada tahun 1931 oleh Raja ke-9.
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan
Atiati
• Ongga Bauw –Regent
• Ulan Tui
• Yusuf Kerewainja Bauw
• Lamarora • Haji Haruna
• Menau Bauw • Nurma (Njora Latin)(f)
• Kakabusan Bauw • Mafa
• Wainesin Kakabusan Bauw • Muhammad Bai
• Mampati Bauw • Wakil-Raja J.A. Bai
• Nataniel Talla
• Sangil Bauw –Regent
• Onim Bai
Kerajaan Pattipi
Masuknya Islam di Papua, khususnya di Teluk Patipi, memiliki keterkaitan dengan masuknya
agama Islam di Papua. Masuknya Islam di tanah Papua terdiri dari tujuh versi, yaitu versi orang
Papua, Aceh, Arab, Jawa, Banda, Bacan, serta versi Tidore dan Ternate. Masing masing dengan
argumentasinya yang berbeda-beda. Menurut orang asli Papua Fakfak, yang masih kuat dengan adat
dan legendanya, Islam bukan dibawa dan disebarkan oleh Kerajaan Tidore, Arab, Jawa, atau
Sulawesi. Akan tetapi, Islam sudah berada di Pulau Papua sejak pulau ini diciptakan oleh Tuhan. 
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Pattipi
• Usman Iba
• Achmad Iba  
Kerajaan Sekar
Informasi atau tentang situs-situs khusus Kerajaan Sekar sulit diperoleh,
namun dapat diyakini bahwa Kerajaan Sekar merupakan salah satu kerajaan dari 9
kerajaan Islam yang berada di Kepulauan Raja Ampat.
Kerajaan Wertuar
Raja Wetuar ke X yakni Musa Haremba, bahwa Raja pertama Wertuar adalah Vijao. Penduduk
meyakini bahwa asal muasal Raja Vijao ini dari cahaya, sedang Raja kedua bernama Ukir.
Selanjutnya Raja ketiga bernama Winey yang beristrikan Boko Kopao dari Namatoria. Dari susunan
Raja-raja Wertuar, yang dilantik Sultan Tidore adalah Raja ketujuh yakni Lakate pada tahun 1886.
Namun pendapat lain mengatakan bahwa yang dilantik adalah Raja Wertuar keenam, yakni
Sanempe. Hubungan Lakate dengan Sanempe adalah hubungan saudara dan bukan hubungan bapak
anak, yang berarti mereka hidup dalam satu zaman. Terlepas dari siapa yang dilantik dari kedua raja
tersebut, kedua sumber tadi menjelaskan bahwa Raja Wertuar tersebut dilantik oleh Sultan Tidore
yang bernama Muhammamd taher Alting pada tahun 1886 di Karek, Sekar Lama. Turut hadir dalam
peristiwa pelantikan adalah Raja Rumbati, Abdul Jalil, dan Raja Misool Abdul Majid.
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Wertuar
• Heremba
• Semempes
• Waraburi
• Lakatey Heremba
• Paris Heremba
• Nazar Heremba
• Musa Heremba
Kerajaan Arguni
Di Semenanjung Onin terdapat tiga kerajaan tradisional, yaitu Kerajaan Rumbati, Kerajaan
Fatagar dan Kerajaan Atiati.
Di samping tiga kerajaan tersebut di atas ada pula beberapa kerajaan lain yaitu kerajaan-kerajaan
yang pada mulanya berada di bawah kekuasaan kerajaan Rumbati, tetapi kemudian berhasil
memperoleh pengakuan sebagai kerajaan tersendiri terutama pada masa awal pax neerlandica
(1898).
1. Kerajaan Pattipi
2. Kerajaan Sekar
3. Kerajaan Wertuar 
4. Kerajaan Arguni
Seperti halnya Kerajaan Sekar, informasi ataupun data lengkap dari kerajaan ini sulit ditemukan.
Kerajaan Kaimana
Kaimana adalah salah satu dari 9 kerajaan kecil  di semenanjung Bomberai di Papua.
Awalnya Kaimana adalah bagian dari kerajaan Namatota (Namatotte), namun perlahan tapi pasti
menjadi efektif suatu daerah pada itu sendiri.
Kaimana pasti sudah 5 abad milik sendiri. Beberapa abad lalu itu bergabung dengan Namatota. 
Namatota memiliki raja raja lebih kecil di bawah kekuasaan itu.
Ketika Kaimana masih adalah daerah independen, itu memerintah dari pulau Adi, tapi kemudian
mereka pergi ke daerah Kaimana tepat dan menyebut dirinya Kaimana Lamora.
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kaimana
• Umis I Imaga
• Umis II Basir Onin
• Umis III Woran
• Umis IV Nduvin
• Umis V Naro’E
• Umis VI Achmad Aituarauw
• Umis VII Muh Achmad Rais Aituarauw
• Umis VIII Abdul Hakim Achmad Aituarauw
Kerajaan Waigeo
• Kerajaan waigeo (marga Tafalas) terbentuk karena pemimpin pemimpin Papua mengunjungu kerajaan
bacan di maluku (thn 1569) dan hubungan antara daerah daerah pesisir Papua dengan sultan sultan maluku.
• Kerajaan ini merupakan salah satu dari kerajaan yang termasuk kesultanan Bacan dan kesultanan Ternate di
kepulauan Raja empat.
• Pusat kekuasaannya berada di Wewayai, pulau waigeo, provinsi papua barat.
• Pulau Waigeo dikenal juga dengan nama Amberi atau waigitu. Pulau Waigeo adalah pulau terbesar dari
empat pulau utama dari kepulauan Raja Ampat. Pulau ini berada antara pulau halmahera dan pulau papua
dengan jarak sekitar 65 km barat laut Pulau papua. Koordinat pulau jni o12 LU 130 50 BT /0,2 LS 130,833
BT.
Kerjaan Misool
• Kerajaan Misool Kerajaan Terumbu Karang di Raja Ampat.Secara geografis tanah Papua memiliki
kedekatan relasi etnik dan kebudayaan dengan Maluku. Dalam hal ini Fakfak memiliki kedekatan
dengan Maluku Tengah, Tenggara dan Selatan, sedangkan dengan Raja Ampat memiliki kedekatan
dengan Maluku Utara. Oleh karena itu, dalam membahas sejarah masuknya Islam ke Fakfak kedua
alur komunikasi dan relasi ini perlu ditelusuri mengingat warga masyarakat baik di Semenanjung
Onim Fakfak maupun Raja Ampat di Sorong, keduanya telah lama menjadi wilayah ajang perebutan
pengaruh kekuasaan antara dua buah kesultanan atau kerajaan besar di Maluku Utara (Kesultanan
Ternate dan Tidore). Nampaknya historiografi Papua memperlihatkan bahwa yang terakhir inilah
(Kesultanan Tidore) yang lebih besar dominasinya di pesisir pantai kepulauan Raja Ampat dan
Semenajung Onim Fakfak.
• Walaupun demikian tidak berarti bahwa Ternate tidak ada pengaruhnya, justru yang kedua ini dalam
banyak hal sangat berpengaruh. Dengan adanya pengaruh kedua kesultanan Islam ini di Raja Ampat,
Sorong dan Fakfak, maka telah dapat diduga (dipastikan) bahwa Islam masuk ke Raja Ampat dan
Semenanjung Onim Fakfak serta sebagian besar wilayah pantai selatan daerah Kepala Burung pada
umumnya termasuk kaimana di dalamnya adalah wilayah lingkup pengaruh kedua kesultanan
itu.proses masuknya Islam ke Indonesia tidak dilakukan dengan kekerasan atau kekuatan militer.
• Penyebaran Islam tersebut dilakukan secara damai dan berangsur-angsur melalui beberapa
jalur, diantaranya jalur perdagangan, perkawinan, pendirian lembaga pendidikan pesantren dan
lain sebagainya, akan tetapi jalur yang paling utama dalam proses Islamisasi di nusantara ini
melalui jalur perdagangan, dan pada akhirnya melalui jalur damai perdagangan itulah, Islam
kemudian semakin dikenal di tengah masyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih
relatif terbatas hanya di sekitar kota-kota pelabuhan. Para pedagang dan ulama menjadi guru-
guru yang sangat besar pengaruhnya di tempat-tempat baru itu.
• Bukti-bukti peninggalan sejarah mengenai agama Islam yang ada di pulau Papua ini, sebagai
berikut:
1. terdapat living monument yang berupa makanan Islam yang dikenal dimasa lampau yang
masih bertahan sampai hari ini di daerah Papua kuno di desa Saonek, Lapintol, dan Beo di distrik
Waigeo.
2. tradisi lisan masih tetap terjaga sampai hari ini yang berupa cerita dari mulut ke mulut
tentang kehadiran Islam di Bumi Cendrawasih.
3. Naskah-naskah dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya yang berada di beberapa masjid
kuno.
4. Di Fakfak, Papua Barat dapat ditemukan delapan manuskrip kuno brhuruf Arab.
Kerajaan Sailolof
• Kerajaan sailolof bertempat di desa sailolof, selatan salawatu dari dari empat kerajaan di pulau Raja Ampat, Papua.
I. Wilayah
Wilayah sailolof berada di kawasan kepala burung (pulau katimin, sepanjang sele strain, seget, Gisim, kalabar). Pulau
Salawatu, di barat pulau Bantanta. Pulau Mesokapal dan pulau Kofiau. Saat ini bekas wilayah sailolof di penuji oleh
distrik Seget, dei selatan sorong, misol dan berau.
II. Struktur Pemerintahan
1) Pemerintahan Pusat
-Fun Kalana: gelar tradisional yang digunakan monarki Sailolof. Dalam tugasnya, Kalana dibantu beberapa staf
istana, yaitu Sawoi (punggawa raja), Kapitin (kepala bidang logistik), Punta (asisten khusus di bidang komunikasi).
-Rat adat: lembaga yang memiliki otoritas untuk memutuskan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan istana,
membentuk peraturan, memberi arahan pada Kolano dan mengurusi hal-hal keagamaan. Lembaga ini dipimpin oleh
Kolano dan tersusun atas petugas kerajaan sebagai berikut:
– Jojou: pembantu Kalana yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan kerajaan dengan koordinasi dari
istana.
– Ukum: petugas kerajaan untuk urusan peraturan.
– Dumlaha: petugas istana untuk mengatur perayaan adat tradisi.
– Mirino: petugas kerajaan untuk mengumpulkan pajak.
– Sudasmoro: petugas kerajaan untuk mengubah beberapa kewajiban khusus terkait hal-hal supranatural.
• 2) Pemerintah daerah Kepala pemerintah daerah adalah Marinpnu sebagai kepala desa dan
Ulison sebagai kepala klan.
Kerajaan Salawati
• Ottow dan Geissler dengan kapal khusus berwarna putih, utusanKerajaan Ternate pamit dulu
dengan Penguasa Kerajaan Salawati, sekaligus meminta beberapa orang untuk mendampingi
missionaris yang akan melakukan tugas penginjilan di pulau Mansinam, Manukwari.Pulau
Mansinam dipilih lantaran dianggap masih dihuni mayoritas Animisme. Setelah dua bulan
“memperkenalkan” Ottow dan Geisler kepada kepala-kepala adat, barulah Muhammad
Aminuddin Arfan kembali ke Salawati.
• Muhammad Aminuddin Arfan seorang tokoh Muslim dari Kerajaan Islam Salawati yang turut
mengantar kedatangan OC.Ottow dan GJ.Geissler –Sang Bapak Gereja di Papua–di Pulau
Mansinam, dibuang dan diasingkan ke Maros karena menentang penjajahan Belanda dan
meninggal di sana. Habis manis sepah dibuang.Muhammad Aminuddin Arfan adalah orang
penting di Kerajaan Salawati. Ia adalah adik kandung Raja Salawati. Pada saat itu Kerajaan
Salawati merupakan bagian dari kekuasaan kerajaan Islam Ternate. Sesuai prosedur wilayah,
setiap tamu yang akan berkunjung ke Papua, mereka harus minta izin ke penguasa kawasan di
Salawati yang merupakan bagian kekusaan Ternate. Itu pula yang dilakukan Kerajaan Ternate.
Sembari membawa dua orang missionaris berkebangsaan Jerman,
• Daftar Raja Salawati
• Abd al-Kasim (1873-1890)
• Muhammad Amin (1900-1918)
• Bahar ad-Din Arfan (1918-1935)
• Abu’l-Kasim Arfan (1935-?)
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM
DI KALIMANTAN
Kerajaan Pontianak
• Kerajaan Pontianak terletak di Kalimantan Barat, antara lain di Tanjung Pura dan Lawe
• Tanjung Pura dan Lawe menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan bahan
makanan lainnya.
• Konon sekitar abad 18 atau 1720 ada romobongann pendakwah dari Tarim yang diantaranya
datang ke daerah kalimantan barat untuk mengajarkan membaca al-quran, ilmu fikih, dan ilmu
hadis.
• Kesultanan Pontianak adalah sebuah Kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, keturunan Rasullulah dari Iman Ali Ar-Ridha di daerah
muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan Sultan Banten kepada VOC
Belanda. Ia melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan, pertama dengan putri dari
Kerajaan Mempawah dan kedua dengan putri dari Kesultanan Banjar (Ratu Syarif Abdul
Rahman, putri dari Sultan Tamjidillah I, sehingga ia dianugerahi gelar Pangeran). Setelah
mereka mendapatkan tempat di Pontianak, kemudian mendirikan Istana Kadriyah dan
mendapatkan pengesahan sebagai Sultan Pontianak dari Belanda pada tahun 1779.
Sultan-sultan :
• Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie bin Habib Husein Alkadrie1 September 1778 – 28 Februari 1808
• Sultan Syarif Kasim Alkadrie bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie28 Februari 1808 – 25 Februari
1819
• Sultan Syarif Usman Alkadrie bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie25 Februari 1819 – 12 April 1855
• Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Usman Alkadrie12 April 1855 – 22 Agustus 1872
• Sultan Syarif Yusuf Alkadrie bin Sultan Syarif Hamid Alkadrie22 Agustus 1872 – 15 Maret 1895
• Sultan Syarif Muhammad Alkadrie bin Sultan Syarif Yusuf Alkadrie15 Maret 1895 – 29 Oktober 1945
• Mayjen KNIL Sultan Hamid II (Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie)29
Oktober 1945 – 30 Maret 1978 – 15 Januari 2004
• Sultan Syarif Abubakar Alkadrie bin Syarif Mahmud Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie15
Januari 2004 – Sekarang
Masa kejayaan :
Masa kejayaan kerajaan pontianak adalah pada masa pemerintahan Sultan Syarif Idrus sejak ia
memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu kayuan untuk pertahanan.
Sejak itu ia dikenal sebagai Raja Kubu dan daerah itu mengalami kemajuan di bidang
perdagangan dan keagamaan.
Kerajaan Banjar
• Kerajaan Banjar terletak di daerah Kalimantan Selatan yang muncul sejak kerajaan kerajaan
bercorak Hindu yaitu Dipa, Daha, dan Kahuripan yang berpusat di daerah hulu sungai negara
di amuntai
• Kesultanan Banjar merupakan kerajaan bercorak Islam yang berdiri antara 1526 hingga 1905
Masehi di Banjarmasin. Mulanya, kesultanan ini terletak di wilayah Banjarmasin meski pada
perkembangannya sempat berpindah-pindah ibukota hingga ke Martapura.
• Pada masa lalu Kesultanan Banjar sangat berpengaruh meliputi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, hingga sebagian Kalimantan Timur. Keberadaan kesultanan ini juga
memiliki pengaruh kultural yang mendalam terhadap sendi-sendi kehidupan Masyarakat Banjar
hingga hari ini. Mulai dari religi, bahasa, seni, hingga sistem kemasyarakatan
1. Didirikan oleh Pangeran Samudera, pewaris Nagara Daha yang lari ke
Banjarmasin
• Pada akhir abad ke-15, Kalimantan Selatan masih di bawah pimpinan Kerajaan Daha.
Pada masa pemerintahan Raja Sukarama (raja keempat), terjadi konflik perebutan tahta
Nagara Daha antara dua orang anaknya yaitu Pangeran Mangkubumi dan Pangeran
Tumenggung. namun, Raja Sukarama justru berwasiat agar kelak pengganti tahtanya
ialah Pangeran Samudera, anak dari Putri Galuh. 
• Terlanjur berambisi menjadi penguasa, Pangeran Tumenggung tidak terima dengan
wasiat tersebut. Ia sangat memusuhi Pangeran Samudera. Merasa keselamatannya
terancam, Pangeran Samudera kemudian memilih meninggalkan istana dan menyamar
menjadi nelayan di pesisir Pantai Serapat, Kuin, Belandian dan Banjar.
• Ketika Pangeran Samudera telah dewasa, ia bertemu dengan Patih Masih. Seorang
penguasa Bandar yang telah memeluk Islam. Setelah berunding dengan Patih Balit, Patih
Balitung, dan Patih Kuin mereka bersepakat mengangkat Pangeran Samudera menjadi
Raja Banjar pada tahun 1526 di Banjarmasin
• Pengangkatan menjadi Raja Banjar menjadi titik balik perjuangan Pangeran Samudera. Ia
berhasil membangun kekuatan politik baru sebagai tandingan untuk memperoleh kembali
haknya sebagai Raja di Nagara Daha.
2. Mendapat bantuan armada perang dari Demak dengan syarat menerima Islam sebagai
agama resmi kerajaan
• Sementara itu, Pangeran Tumenggung yang mendengar kabar ada kerajaan baru yang berdiri itu,
menjadi marah dan tak mau tinggal diam. Ia segera berencana mengirim armada perang ke Sungai
Barito dan ujung Pulau Alalak untuk menyerang Pangeran Samudera.
• Menghadapi kenyataan seperti itu, Pangeran Samudera sadar kekuatan armadanya masih  belum
mampu melawan pamannya. Atas saran Patih Masih, Ia kemudian memutuskan untuk meminta
bantuan kepada Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Sultan Trenggana. Kerajaan Demak
mau membantu, dengan syarat Raja Banjar beserta rakyatnya bersedia memeluk agama Islam.
• Pangeran Samudera pun menerima syarat tersebut dan Kerajaan Demak mengirimkan seribu
pasukan bersenjata beserta penghulu bernama Khatib Dayyan untuk mengislamkan Kerajaan
Banjar. 
• Dengan bantuan tersebut, Kerajaan Daha dapat dikalahkan dan Pangeran Tumenggung mengakui
Pangeran Samudera sebagai Raja Banjar. Sejak saat itu, Kesultanan Banjar berdiri dan daerah-
daerah lain mulai tunduk. Pangeran Samudera pun kemudian bergelar menjadi Sultan Suriansyah.
JARINGAN KEILMUAN
DI NUSANTARA
Ø Perkembangan pendidikan dan pengajaran agama islam di masjid kesultanan sangat ditentukan
oleh dukungan penguasa.
Ø Para ulama juga difungsikan sebagai pejabat negara, memberikan pengajaran agama islam
di masjid negara, dan di istana sultan.
Ø Kerajaan Samudra Pasai berfungsi sebagai pusat studi islam di Nusantara. Ketika Kerajaan
Malaka masuk islam, Malaka juga berkembang sebagai pusat pembelajaran islam di
Asia Tenggara. Kerajaan Malaka giat mengadakan pengajian dan pendidikan islam, terbukti
kerajaan ini dalam waktu yang singkat melakukan perubahan sikap dan konsepsi masyarakat
terhadap agama, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Banyak ulama mancanegara yang
datang ke Malaka, yakni Afganistan, Malabar, Hindustan, dan Arab.
Ø Samudra Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam, sangat tersohor dengan sebutan Serambi
Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran agama islam di Indonesia.
Ø Sultan Iskandar Muda adalah raja yang memperhatikan pengembangan pendidikan dan
pengajaran islam. Ia mendirikan Masjid Raya Baiturahman, dan memanggil Hamzah Al Fanzuri
dan Syamsuddin As Sumatrani sebagai penasihat. Melalui pengajaran Abdur Rauf As Singkili
telah muncul ulama Minangkabau Syekh Burhanuddin Ulakan atau disebut sebagai
pelopor pendidikan islam di Minangkabau, dan Syekh Abdul Muhyi Al Garuti yang
menyebarkan islam di Jawa Barat.

Ø Pada abad ke-17 Banten sudah menjadi pusat ilmu pengetahuan islam di pulau Jawa.
Pendapat Martin van Bruinessen, “Pendidikan agama cukup menonjol ketika Belanda
datang untuk pertama kali nya pada tahun 1596, dan menyaksikan bahwa orang Banten
memiliki guru-guru yang berasal dari Mekkah”.
Ø Di Palembang, Sultan Palembang yang mendorong perkembangan intelektual keagamaan,
seperti Sultan Ahmad Najamuddin I (1757-1774) dan Sultan Muhammad Baha’uddin (1774-
1804).
Ø Terdapat dua hal yang mempercepat proses pengajaran islam yaitu proses penggunaan aksara
Arab dan bahasa Melayu sebagai pemersatu atau disebut Lingwa Franca.
Ø Di Nusantara, masjid yang berada di pemukiman penduduk dikelola secara swadaya oleh
masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Disinilah
terjadi terjadi demokratisasi pendidikan dalam sejarah

Anda mungkin juga menyukai