Anda di halaman 1dari 15

Nama : Arsylla Siti Zulaikha

Kelas : X TJA 6
No Absen : 03
Teks Negoisasi
Teks Negoisasi adalah teks yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di antara
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam teks negoisasi berisi
kalimat-kalimat kesepakatan mengenai persoalan yang membutuhkan penyelesaian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negoisasi adalah proses tawar-
menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisai) yang lain.
Tujuan Negoisasi
Adapun tujuan dilakukan negoisasi dalam hal bisnis, beberapa di antaranya untuk:
1. Mencapai kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, saling pengertian, dan
persetujuan.
2. Mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi secara
bersama.
3. Mencapai kondisi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan
Ciri-ciri Negoisasi
1. Menghasilkan kesepakatan (yang saling menguntungkan)
2. Mengarah pada tujuan praktis
3. Memprioritaskan kepentingan bersama
4. Merupakan sarana untuk mencari penyelesaian
Kaidah Kebahasaan Teks Negoisasi
1. Menggunakan Bahasa yang santun
2. Terdapat ungkapan persuasive (Bahasa untuk membujuk)
3. Berisi pasangan tuturan
4. Kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan dua belah pihak
5. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah
6. Tidak berargumen dalam 1 waktu
7. Didasari argument yang kuat disertai fakta
8. Minta alas an dari pihak mitra negoisasi (mengapa ya/tidak)
9. Jangan menyela argument
Struktur Kompleks Teks Negoisasi
Orientasi: Kalimat pembuka, biasanya ucapan salam. Fungsinya untuk memulai pembeli.
Permintaan: Suatu hal berupa barang atau jasa dari penjual yang diminta oleh pembeli.
Pemenuhan: Kesanggupan hal berupa barang atau jasa dari penjual yang diminta oleh
pembeli.
Penawaran: Puncaknya negoisasi yang terjadi, kedua pihak saling tawar menawar.
Persetujuan: Kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap negoisasi yang telah
dilakukan.
Pembelian: Keputusan konsumen jadi menyetujui negoisasi itu atau tidak.
Penutup: Kalimat penutup, biasanya ucapan salam atau terima kasih.
Contoh teks negoisasi
Penjual: “Ada yang bisa dibantu mas?”
Pembeli: “Baju yang ini ukuran L ada engga?”
Penjual: “Ada mas, sebentar saya ambil.”
Pembeli: “Iya.”
Penjual: “Ini mas yang ukuran L.”
Pembeli: “Berapa harganya mas?”
Penjual: “Itu 300 ribu, pas nya 290 ribu.”
Pembeli: “Bisa 260 enggak pak?”
Penjual: “Tidak bisa mas, paling kurangi 5 ribu jadi 285 ribu.”
Pembeli: “Ya 280 ribu deh pak, langsung saya beli.”
Penjual: “Iya baiklah.”
Teks Debat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, debat sendiri memiliki arti sebagai
pertukaram pendapat atau argument yang membahas tentang suatu hal, yang mana pihak
berdebat saling menyampaikan alasan untuk mempertahankan setiap pendapatnya.
Salah satu tujuan diselenggarakannya acara debat adalah untuk mendapatkan suatu
sudut pandang yang baru dan bisa diterima oleh kedua belah pihak. Jadi, teks debat adalah
sebuah teks yang disusun atas dasar kegiatan debat yang berlangsung.
Struktur debat
Berikut ini adalah 5 struktur debat yang perlu diperhatikan. Diantaranya yaitu:
1. Pengenalan

Struktur debat yang pertama yaitu pengenalan. Pada bagian ini, moderator alan
menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan kedua belah pihak atau tim
yang mengikuti acara debat. Moderator sendiri memiliki tanggung jawab untuk
menjadi pemimpin siding, rapat, atau diskusi.

2. Penyampaian Argumentasi

Struktur debat yang kedua adalah penyampaian argumentasi. Penyampaian


argumentasi bisa disampaikan oleh pihak yang mengikuti debat, seperti pihak oposisi
atau penentang, dan pihak netral atau penengah. Dalam bagian penyampaian
argumentasi, pihak afirmasi memiliki tugas sebagai pihak yang memberikan dukungan
terhadap mosi atau bisa disebut juga pro terhadap mosi. Sedangkan, pihak oposisi
sendiri adalah pihak yang memiliki tugas untuk menentang mosi atau bisa dikatakan
kontra terhadap mosi. Sementara itu, pihak netral atau penengah adalah pihak yang
memiliki tugas untuk bersikap netral dan mempunyai peran sebagai penengah dalam
sebuah acara debat.

3. Debat
Struktur debat yang ketiga adalah debat. Bagian ini pada dasarnya adalah bagian
inti dari acara debat. Pada saat melakukan debat, pihak afirmasi dan pihak oposisi
akan saling memberikan sanggahan terhadap argument yang disampaikan oleh
lawannya. Kemudian pihak netral akan menjadi penengah dari kedua belah pihak
tersebut.
4. Simpulan

Struktur teks debat yang keepat adalah simpulan. Bagian ini berisi penyampaian
simpulan atau hasil debat oleh pihak yang berdebat, mulai dari pihak afirmasi,
pihak oposisi, dan pihak netral. Bagian ini biasanya tidak hanya berisi simpulan
terkait mosi, tetapi juga memuat pendapat dan sanggahan yang telah disampaikan
oleh pihak lain.

5. Penutup

Struktur debat yang kelima yaitu penutup. Pada bagian yang terakhir ini,
moderator akan memberikan simpulan terhadap keseluruhan acara debat secara
lengkap tanpa berpihak kepada pihak manapun. Setelah itu, moderator
memberikan salam penutup kegiatan sebagai tanda acara debat telah selesai.
Ciri-ciri Debat
Sebelum menulis teks debat, berikut ini beberapa ciri-ciri debat yaitu:
1. Terdapat dua tim yang berbeda, yaitu pihak afirmasi dan pihak oposisi.
2. Terdapat dua sudut pandang, yaitu pro atau pendukung dan kontra atau penentang.
3. Terdapat topik atau isu yang diperdebatkan.
4. Terdapat argumentasi atau pendapat yang disampaikan.
5. Terdapat pihak penengah atau tim netral (opsional)
Kaidah kebahasaan teks debat
Ada beberapa unsur dari kaidah kebahasaan teks debat, adalah:
1. Menggunakan Bahasa baku
2. Menggunakan kata denotative
3. Unsur-unsur Debat
Unsur-unsur debat
unsur-unsur debat merupakan salah satu bagian dari teks debat yang penting untuk
Kamu perhatikan. Unsur-unsur debat sendiri terdiri dari tiga hal, yaitu mosi, tim debat,
dan partisipan. Penjelasan dari ketiga hal tersebut, sebagai berikut:
1. Mosi
Unsur debat yang pertama adalah mosi. Mosi dapat dipahami sebagai suatu topik atau isu
yang diangkat dalam debat. Mosi sendiri digunakan untuk menentukan sikap dari setiap
pihak atau tim yang sedang melaksanakan debat. Penentuan sikap tersebut dapat
menghasilkan pihak mana yang akan mendukung atau pro terhadap mosi serta pihak mana
yang akan menentang atau kontra terhadap mosi.

2. Tim Debat
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada tiga pihak dalam sebuah acara debat secara umum,
antara lain:
a. Pihak afirmasi: pihak yang mendukung mosi atau pro terhadap mosi

b. Pihak oposisi: pihak yang menentang mosi atau kontra terhadap mosi

c. Pihak netral atau penengah (opsional): pihak yang menjadi netral dan berperan sebagai
penengah.

3. Partisipan
Selain pihak yang melakukan debat, ada beberapa partisipan yang juga memiliki peran
penting dalam acara debat, diantaranya sebagai berikut:

a. Penonton atau juri


Partisipan yang pertama dalam unsur debat yaitu penonton atau juri. Adanya penonton
dalam debat memiliki peran untuk membuat acara menjadi seru dan ramai. Tidak hanya itu,
penonton juga bisa memberikan penilaian terhadap pihak yang melangsungkan debat.

Sementara itu, juri juga menjadi partisipan yang memiliki peran penting dalam debat.
Sesuatu namanya, juri merupakan orang yang memiliki tugas untuk memberikan penilaian
dalam sebuah acara debat. Jadi, penonton atau juri pada dasarnya bisa memberikan
penilaian terhadap perdebat. Hanya saja, juri memiliki tugas resmi sebagai penilai debat,
sedangkan penonton merupakan penilai debat tidak resmi.

b. Moderator
Partisipan yang kedua dalam unsur debat adalah moderator. Moderator sendiri memiliki
peran sebagai penentu sebuah acara debat akan berlangsung secara menarik atau malah
terasa membosankan. Sebagai penentu acara debat, beberapa tugas seorang moderator,
yaitu mengatur debat, mengatur aturan main, hingga mengenalkan para peserta debat.

c. Notulen
Partisipan yang ketiga dalam acara debat yaitu notulen. Sama seperti namanya, tugas
seorang notulen adalah menulis kesimpulan dari debat yang telah berlangsung. Selain itu,
notulen memiliki tugas untuk melakukan pencatatan terhadap pernyataan, kesimpulan
akhir, mosi debat, hingga argumen yang disampaikan oleh kedua belah pihak yang berdebat.

Manfaat Debat

Dengan membiasakan diri untuk berani menyampaikan pendapat sekaligus berinteraksi


dengan seseorang yang memiliki argumen berbeda, tentu akan banyak memberikan
manfaat. Nah, pada bagian ini akan disajikan beberapa manfaat yang bisa Kamu dapatkan
apabila mahir berdebat, diantaranya yaitu:

1. Melatih keberanian menyampaikan pendapat


2. Menambah wawasan atau pengetahuan

3. Melatih cara berpikir kritis, logis, dan tangkas

4. Menjadikan kita menjadi orang yang lebih peka dan responsif

5. Memiliki sudut pandang atau cara berpikir yang lebih luas

6. Mendapatkan solusi alternatif yang lebih variatif tentang suatu permasalahan

Jenis Debat
Berikut ini adalah beberapa jenis debat yang biasa dilakukan, antara lain yaitu:

1. Debat Parlementer atau Majelis


Debat parlementer atau majelis biasa dilaksanakan di tatanan eksekutif, yudikatif, atau
legislatif dalam suatu sistem pemerintahan negara. Debat jenis ini fokus melakukan
pembahasan tentang undang-undang, kebijakan, atau hal-hal terkait ketatanegaraan.

2. Debat Pemeriksaan Ulangan


Debat pemeriksaan ulangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari suatu kebenaran.
Argumen atau pendapat yang disampaikan biasanya memiliki maksud untuk memeriksa
atau mereka ulang.

Debat pemeriksaan ulangan sendiri memuat berbagai pertanyaan. Hal ini dilakukan agar
pihak yang berdebat bisa mempertahankan posisinya. Debat ini akan mudah ditemukan di
dalam sebuah persidangan, misalnya seperti antara jaksa dan pengacara.

3. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan


Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan merupakan jenis debat yang terdiri dari
dua kubu dan saling beradu argumen atau pendapat tentang suatu hal. Berbeda dari kedua
jenis debat sebelumnya, debat jenis ini lebih fokus pada pengembangan kemampuan orang
yang berdebat.

Contoh Teks Debat Beserta Struktur Debat


Berikut ini adalah contoh teks debat beserta struktur debatnya yang telah dikutip dari buku
Cermat Berbahasa Indonesia karya Sutarno, S.Pd.

1. Pengenalan

Moderator:
Penetapan ketetapan pemerintah bertanya sudah tersebar di mana mana mengenai
penerapan full day lagi sekolah telah memunculkan dan mengejutkan banyak pihak
terutama orang tua siswa.

Ada yang mendukung dan menanggapi secara positif, dan ada juga komentar negatif yang
menolak. Sehingga hal tersebut tentunya membuat kita berpikir, apakah Indonesia sudah
tepat menerapkan full day school untuk semua tingkat pendidikan?

2. Penyampaian Argumentasi

Pihak Afirmasi:

Kami sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai
penerapan full day di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai hal yang baik.
Adanya penerapan full day school dirasa mampu membuat siswa-siswa belajar secara
optimal, tentu dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing mata pelajarannya.

3. Debat

Pihak Oposisi:

Menurut tim kami sebagai pihak oposisi yang menolak ketetapan tersebut, penerapan full
day school perlu dipikirkan secara matang. Sebagai anak-anak, mereka juga membutuhkan
waktu untuk mengembangkan diri sendiri dan bersosialisasi dengan keluarga maupun di
lingkungan masyarakat di luar jam sekolah.

Pihak Netral:

Siswa memang masih sangat butuh bimbingan dari pihak sekolah maupun keluarga. Ilmu
yang dipelajari di sekolahan memang menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi
siswa. Tidak hanya sekedar ilmu di sekolah, tetapi begitu pula dengan kegiatan bersosialisasi
di dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Jadi, kami juga harus pintar-pintar
membagi waktu, ilmu dan pengalaman di masa muda tidak hanya didapatkan hanya di
sekolah saja.

4. Simpulan:

Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh pihak afirmasi, pihak oposisi, dan pihak
netral, kesimpulan yang bisa kita ambil dari penerapan full day school untuk semua tingkat
pendidikan bisa mengoptimalkan belajar siswa. Semakin banyak siswa menghabiskan waktu
di sekolah, maka akan membuat waktu untuk mengembangkan diri baik itu dalam keluarga
dan lingkungan masyarakatnya semakin sedikit. Sehingga, apabila full day school diterapkan
maka siswa harus mampu untuk membagi dan mengatur waktunya

5. Penutup

Teks Biografi

Biografi merupakan sebuah tulisan dimana berisi penjelasan tentang kisah dan berbagai
keterangan dari seseorang. Secara ringkasnya dapat disebut pula dengan riwayat hidup
orang lain yang biasanya mempunyai dampak secara luas.

Pengertian menurut etimologinya berasal dari bahasa Yunani yaitu kata bios yang berarti
hidup dan graphien artinya tulisan. Maka biografi merupakan tulisan berisi tentang
kehidupan seseorang. Bentuknya pun bisa pendek maupun panjang serta dituliskan oleh
orang lain.

Isi dari biografi ialah cerita perjalanan hidup seseorang hampir secara detail mulai dari
kelahiran, hal-hal penting dalam hidupnya yang membuatnya terkenal baik melalui karya,
prestasi, atau pemikirannya hingga kematiannya.

Ciri-ciri Biografi

Biografi memiliki ciri-ciri tertentu dimana menjadi pembeda dengan lainnya. Hal ini
menjadikan tulisan tersebut bisa secara langsung diketahui isi dan tujuannya. Berikut
informasi mengenai karakteristik khusus yang membedakan:

1. Memiliki Struktur Baku

Biografi merupakan tulisan berisi cerita hidup seorang tokoh yang memberi motivasi,
dampak positif dan lain sebagainya. Penulisannya sering kali dalam bentuk baku yaitu
menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya formal.

Hal ini menjadi salah satu ciri pembeda antara biografi dengan tulisan lainnya seperti cerpen
fiksi. Selain itu, dituliskan berdasarkan hal nyata bersumber dari data pribadi hingga cerita
orang-orang yang berhubungan dengan sang tokoh.

2. Isi Tulisan
Isi tulisan dari sebuah biografi merupakan perjalanan hidup mulai dari sejak kelahiran, masa
kecil, saat sekolah hingga kelulusan jenjang terakhir, kehidupan keluarga, prestasi dan masih
banyak lagi. Secara singkat ialah kumpulan cerita berdasarkan kisah nyata.

Hal ini menjadikan biografi berbeda dengan cerpen atau novel yang mana bersifat fiksi atau
buatan. Tulisan mengenai perjalanan hidup seseorang ini berdasarkan pengalaman, cerita
orang-orang terkait dan juga bukti-bukti otentik lainnya.

3. Gaya Penulisan

Gaya penulisan dari biografi cenderung kaku atau baku. Namun, itu semua juga bergantung
pada tokoh yang diangkat atau ditulis. Apabila merupakan orang terpandang, terhormat,
terlebih lagi pahlawan bangsa maka menggunakan cara menulis formal.

Namun, jika tokoh yang dituliskan selain pahlawan atau orang terhormat namun
memberikan dampak positif atau memiliki karya tertentu dapat menggunakan gaya
penulisan santai. Bisa dengan sapaan lebih akrab misalnya kalian, kami, kita dan lain
sebagainya.

4. Berisi Motivasi 

Selain mengandung hikmah dan pesan, biografi juga mengandung motivasi untuk
pembacanya agar bisa meniru dan menerapkan jejak seperti tokoh yang diangkat cerita
hidupnya tersebut. Dapat berupa kata-kata mutiara dari penulis maupun dari figur itu
sendiri.

Motivasi ini bertujuan supaya pembaca bisa meniru sikap, perbuatan, karya dan lain
sebagainya yang bersifat positif dari tokoh yang diangkat. Tak hanya itu, juga terkadang
berperan sebagai pemantik untuk terus berusaha dan tidak menyerah.

Struktur Tulisan Biografi

Selain memiliki ciri-ciri dan juga membahas biografi adalah / apa yang dimaksud biografi?
Tak ada salahnya Anda juga belajar struktur tulisan tersebut. Berikut informasi mengenai
susunannya dimana berfungsi sebagai kerangkanya:

1. Orientasi

Orientasi merupakan struktur tulisan pertama dimana berisi mengenai pengenalan secara
jelas tentang tokoh utamanya. Hal ini juga berfungsi sebagai pengantar atau pembukaan
dari sebuah tulisan jenis biografi. Kemudian, akan berlanjut ke susunan selanjutnya secara
halus.

Dengan kata lain orientasi merupakan perkenalan tokoh mulai dari informasi dasar seperti
identitasnya hingga menjelaskan orang tua, saudara dan lain sebagainya. Bagian orientasi ini
harus dituliskan dengan jelas agar pembaca merasa runtut dalam membaca biografi.
2. Peristiwa dan Masalah

Struktur kedua dari biografi ialah adanya peristiwa dan masalah dimana semuanya menjadi
awal dari kepenulisan tulisan jenis ini. Harus ada peristiwa dan masalah yang menjadi
motivasi atau poin penting sehingga patut untuk menjadi sebuah tulisan riwayat hidup.

Isi dari peristiwa dan masalah bisa saja mengenai kondisi tersulit dari tokoh kemudian
menemukan cara untuk keluar dari hal tersebut. Hal ini menjadikan tulisan tersebut akan
memiliki kekhasan tersendiri dan menjadi motivasi bagi lainnya.

3. Reorientasi

Pada tahap orientasi merupakan penutup dari serangkaian proses penulisan pada orientasi
dan peristiwa serta masalah. Seringkali berupa pandangan atau opini penulis kepada tokoh
atau orang luar yang diangkat kisah hidupnya.

Adanya reorientasi ini bersifat opsional yaitu bisa boleh ada dan tidak sehingga mana yang
sesuai dengan kebutuhan. Hal ini karena isinya hanya berupa opini penulis dimana seringkali
menimbulkan resiko penulisan tidak nyambung dan lain sebagainya.

Mengenal Jenis-jenis Biografi

Biografi memiliki beberapa jenis yang mana terbagi dalam kategori-kategori tersendiri. Hal
tersebut menjadikan bentuknya beragam sesuai dengan tujuan dari penulis dalam
mengenalkan tokoh utama tulisannya. Berikut informasi mengenai hal tersebut:

1. Berdasarkan Pembahasan

Biografi berdasarkan pembahasannya terbagi menjadi tiga macam yakni politik, intelektual
dan jurnalistik. Ketiga berbeda pada titik fokusnya sehingga menjadikan arah tulisan hanya
berfokus pada salah satu di antara hal tersebut.

Politik dan intelektual menggunakan sudut pandang sesuai dengan namanya. Sering kali
memiliki tujuan tertentu serta membutuhkan riset dalam penulisannya. Sedangkan,
jurnalistik didapatkan dari hasil wawancara baik tokoh langsung maupun orang terkait.

2. Berdasarkan Penerbit

Biografi berdasarkan penerbitnya terbagi menjadi dua yaitu sendiri dan subsidi. Apabila
penerbit mengurus segala hal mulai dari penulisan ke pencetakan hingga distribusi secara
mandiri. Bertujuan untuk mendapatkan perhatian masyarakat sebagai pembeli.

Sedangkan, subsidi merupakan penerbitan buku yang sifatnya komersial dan memiliki
penanggung jawab khusus misalnya sponsor. Tidak berorientasi pada kepopulerannya di
masyarakat sehingga terkadang harga jualnya terlalu tinggi.
3. Berdasarkan Isinya

Biografi berdasarkan isinya terdapat dua macam yakni berisi perjalanan hidup seseorang
yang penuh makan dan juga mengenai karirnya dimana diyakini dapat memberikan
motivasi. Keduanya sama-sama memberikan tujuan untuk menceritakan kehebatan tokoh
utama.

Dalam perjalanan hidup diceritakan secara detail dari sejak kelahiran hingga kematian
dengan menitikberatkan pada hal-hal yang berkesan. Sedangkan untuk karir, tentu saja
berfokus pada hal tersebut dari awal sampai mencapai titik keberhasilannya dan posisi saat
ini.

4. Berdasarkan Sisi Penulisnya

Dilihat dari sisi penulisnya, biografi terdiri dari dua macam yaitu autobiografi dan biografi.
Perbedaannya terlihat dari siapa yang membuat tulisan riwayat hidup tersebut. Hal ini
karena siapa saja bisa menuliskan kisah hidup seseorang maupun dirinya sendiri.

Autobiografi ialah sebuah tulisan riwayat hidup dimana penulisnya ialah diri sendiri.
Sedangkan biografi adalah segala hal berhubungan dengan kehidupan orang lain yang mana
dituliskan oleh pengarang (bukan dari pemilik kisahnya secara langsung).
Teks Puisi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi diartikan sebagai gubahan dalam
bentuk bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam
kesadaran orang akan pengalaman yang membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan
bunyi, irama, dan makna khusus.
Puisi juga bisa diartikan sebagai sebuah karya sastra yang ditulis oleh seseorang tentang
berbagai hal seperti pengalaman, peristiwa yang telah dialami, dan segala sesuatu yang
diamati, dipikirkan ataupun didengar.  Puisi bisa mengekspresikan jiwa seorang penyair yang
jika disusun dengan pilihan kata atau diksi yang menarik akan membuat pendengar atau
pembacanya terpikat dan menikmati puisi tersebut.

Puisi (yang dahulu dikenal dengan pantun) telah berkembang di beberapa wilayah
nusantara dan lazim digunakan untuk menyampaikan pesan maupun amanat.  Selanjutnya,
funsi puisi pun semakin meluas dan berkembang menjadi wadah untuk mengapresiasikan
pendapat maupun ide.  Bahkan puisi juga sering dijadikan sebagai media untuk
menyampaikan kritik sosial yang menggambarkan realitas kehidupan masyarakat di
Indonesia.

Jenis Puisi
Jika dilihat dari jenisnya, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Puisi Lama
Jenis puisi ini memiliki ciri khas terikat pada jumlah bait, jumlah baris dalam satu bait, rima,
irama, kemerduan bunyi, dll.  Adapun bentuk-bentuk puisi lama adalah seperti berikut:

 Mantra

Ucapan-ucapan pada jenis mantra dianggap memiliki kekuatan gaib yang digunakan untuk
mewujudkan berbagai keinginan dan harapan.  Misalnya saja mantra untuk meminta hujan,
mengusir roh jahat, menolak hujan, menolak penyakit, dll.

 Pantun

Ciri-ciri pantun adalah satu bait terdiri dari empat baris, yaitu dua baris sebagai sampiran
dan dua baris sebagai isi.  Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata dengan persajakan ab-ab.

 Karmina

Jenis puisi ini juga dikenal dengan pantun kilat karena hanya terdiri dari dua baris dalam
setiap baitnya.

 Seloka

Seloka atau pantun berkait merupakan jenis pantun yang salah satu sampirannya diulang
pada bait selanjutnya.
 Gurindam

Ciri-ciri gurindam adalah tiap baitnya terdiri dari dua baris dengan sajak a-a, dan berisi
nasihat.

 Syair

Jenis puisi ini berasal dari Arab dengan ciri-ciri setiap bait terdiri dari empat baris, bersajak
a-a-a-a, dan berisi nasihat atau cerita.

 Talibun

Talibun atau pantun genap merupakan pantun yang tiap baitnya terdiri dari 6-8 baris atau
10 baris.

2. Puisi Baru
Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas baik dari segi banyaknya jumlah baris, suku kata
maupun rima.  Adapun puisi menurut isinya bisa dibedakan menjadi beberapa bentuk
seperti berikut:

 Balada, yaitu puis yang berisi kisah atau cerita dan sering disebut juga dengan puisi
naratif.
 Himne, yaitu puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air ataupun pahlawan.
 Ode, yaitu puisi berupa sanjungan kepada orang yang berjasa.
 Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan hidup.
 Romance, yaitu puisi yang berisi tentang luapan perasaan cinta kasih.
 Elegi, yaitu puisi yang berisi ratapan, tangisan dan kesedihan.
 Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

Jenis puis lainnya adalah:

 Puisi visual, yaitu jenis puisi yang menonjolkan bentuk visual, dan bentuk itu sendiri
bisa memiliki makna tertentu.
 Puisi mantra, yaitu jenis puisi yang mendekati bentuk mantra atau meniru gaya
mantra.
 Puisi diafan, yaitu jenis puisi yang memiliki makna terbuka tanpa adanya lambang
atau kiasan.
 Puisi prismatis, yaitu jenis puisi yang maknanya terbungkus oleh berbagai lambang
atau kiasan.

Adapun pengelompokan jenis puisi menurut jumlah baris, yaitu distikon (2 baris), tersina (3
baris), kuatrin (4 baris), kuin (5 baris), sektet (6 baris), septima (7 baris), oktaf (8 baris),
sonata (14 baris yang terdiri dari 3 kuatrin + 1 distikon, atau 2 kuatrin + 2 tersina).

Unsur-Unsur Puisi
Secara umum, puisi terdiri dari lima unsur yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna.

 Kata merupakan unsur utama dari puisi.  Pemilihan kata atau diksi yang tepat akan
menentukan kesatuan dari unsur-unsur lainnya.
 Larik atau baris, bisa berupa satu kata saja, satu frase, dan bisa juga seperti sebuah
kalimat.  Jika dalam puisi lama biasanya jumlah baris dibatasi, maka pada puisi baru
jumlahnya tidak ada batasan.
 Bait, yaitu kumpulan larik yang tersusun secara harmonis.
 Bunyi, dibentuk oleh adanya rima dan irama.  Rima atau persajakan adalah bunyi-
bunyi yang ditimbulkan oleh kata-kata atau huruf di dalam lirik dan bait.  Sedangkan
irama merupakan panjang pendek, tinggi rendah, dan keras lembutnya ucapan
bunyi.
 Makna merupakan unsur tujuan diksi, pembentukan bait dan larik.  Makna menjadi
isi dan pesan dari sebuah puisi.

Struktur Puisi
Secara lebih detail, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua struktur, yaitu:

a. Struktus Fisik Puisi (metode puisi), yang terdiri dari:

 Perwajahan (tipografi), merupakan bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, pengaturan baris, hingga baris puisi yang tidak selalu diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
 Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang erat kaitannya dengan makna
 Imaji, yaitu susunan kata-kata yang menggambarkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan.  Imaji terbagi menjadi tiga, yaitu imaji
penglihatan, imaji suara, dan imaji raba atau sentuhan.
 Kata-kata konkret, yaitu kata-kata yang dapat ditangkap oleh indera dan
memungkinkan munculnya imaji.
 Gaya bahasa (bahasa figurafit), yaitu bahasa kiasan yang dapat menimbulkan
konotasi tertentu.
 Rima (persamaan bunyi), ritme, dan metrum.

b. Struktus Batin Puisi (hakikat puisi)

 Tema atau sense merupakan makna puisi, baik makna dari tiap baris, bait maupun
makna secara keseluruhan.
 Rasa atau feeling merupakan sikap seorang penyair terhadap permasalahan.
 Nada atau tone merupakan sikap penyair terhadap pembaca.
 Amanat atau tujuan (intention) merupakan tujuan yang mendasari seorang penyair
untuk menciptakan puisi.

Anda mungkin juga menyukai