Anda di halaman 1dari 2

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk

meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Debat adalah kegiatan adu


argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam
mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.

Pengertian Metode Pembelajaran Debat


Pembelajaran Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik
secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan
perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti
parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini,
debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan
melalui voting atau keputusan juri.

Langkah-langkah Pembelajaran Debat

1.Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2.Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua
kelompok diatas
3.Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara, saat itu ditanggapi atau dibantah oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya
4.Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide darisetiap
pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap
6.Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan
atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

Keunggulan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Debat.


1.Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2.Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3.Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

Kekurangan Metode Pembelajaran Debat

1.Ketika menyampaikan pendapat saling berebut


2.Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi
3.Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen
hanya diam dan pasif.

Contoh Debat
Dalam ruang sidang, kita bisa melihat bagaimana jaksa dan pembela saling berdebat
mengeluarkan berbagai macam argumentasi. Pembela berusaha untuk membuktikan bahwa
yang dibelanya itu benar/tidak bersalah dengan menghadirkan bukti-bukti dan melontarkan
argumen yang mampu mematahkan argumen jaksa, sehingga pembela dapat memperoleh
kemenangan. Kemudian, jaksa berusaha untuk menguatkan pendapatnya melalui
penyampaian pasal-pasal yang memberatkan pembela. Sedangkan hakim bertindak
sebagai penengah sekaligus juri yang akan memutuskan siapa yang menang.

Etika Debate
Dalam berdebat, harus diperhatikan beberapa etika, yaitu:

1.Berfikir logis dan memiliki pengetahuan yang mendukung permasalahan yang dibahas
dalam debat
2.Mampu berbahasa dengan baik, benar dan komunikatif serta tanggap terhadap respon
yang diterima
3.Dilarang menyangkut pautkan pembahasan dengan SARA

Persyaratan Debat.

Setiap debat mempunyai dua tim. Setiap tim terdiri atas tiga anggota. Setiap tim mempunyai
kesempatan tiga kali pidato utama dan satu kali pidato kesimpulan. Pembicara kesimpulan
dapat dilakukan oleh pembicara pertama atau pembicara kedua dari tim tersebut. Panjang
pidato kesimpulan adalah setengah dari pidato utama. Selama pidato utama tim lawan bisa
menawarkan poin sanggahan. Tapi, poin sanggahan tidak bisa ditawarkan selama pidato
kesimpulan.

Debat terjadi antara 2 Tim bukan antara pembicara. Setiap pembicara mempunyai tugas
spesifik, yaitu harus menyanggah argumen lawan, dan membela argumen Tim dari
serangan lawan. Seiring berjalannya debat, pembicara harus mengalokasikan lebih banyak
waktu untuk membicarakan isu yang sudah ada, dan lebih sedikit waktu untuk
membicarakan argumen dan isu baru.

Setiap tim harus dapat meyakinkan bahwa argumen tim mereka lebih baik dari argumen
lawan. Oleh karena itu, argumen yang dibawakan haruslah logis, serta dibawakan dengan
cara menarik dan persuasif, serta terdapat struktur argumen yang baik. Ketiga aspek debat
tersebut perlu diperhatikan di dalam membuat argumen. Kompetisi ini tidak hanya
menghargai argumen murni maupun retorika, tetapi perpaduan yang efektif antara
keduanya.

Anda mungkin juga menyukai