1. Bahaya a) Gempa bumi Bahaya gempa bumi dibuat dengan mengacu pada metodologi yang telah dikembangkan oleh JICA(2015) berdasarkan analisa intensitas guncangan dipermukaan.Intensitas guncangan dipermukaan diperolah dari hasil penggabungan data intensitas guncangan dibatuan dasar dan data faktor amplifikasi tanah.Indeks bahaya gempa bumi dibuat berdasarkan hasil pengelasan nilai intensitas guncangan dipermukaan. b) Tsunami Sebaran luasan wilayah terdampak(tsunami) diperoleh dari hasil perhitungan matematis yang dikembangkan oleh Berryman(2006) berdasarkan perhitungan kehilangan ketinggian tsunami per 1 m jarak inundasi(ketinggian genangan) berdasarkan harga jarak terhadap lereng dan kekasaran permukaan. c) Gunung api Penentuan indeks bahaya letusan gunung api dibuat dengan mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh PVMBG(2011) menggunakan metode pembobotan zona KRB(kawasan rawan bencana) gunung api.Masing-masing zona KRB (zona I,II dan III) ,terdiri dari zona aliran dan zona jatuhan diberi nilai bobot yang berbeda-beda berdasarkan tingkat kerawanannya. d) Banjir Bahaya banjir dibuat berdasarkan data daerah rawan banjir dengan memperhitungkan kedalaman genangan sesuai PERKA NO.2 BNPB tahun 2012.Indeks bahaya banjir diestimasi berdasarkan kemiringan lereng dan jarak dari sungai pada daerah rawan banjir tersebut dengan metode fuzzy logic. e) Tanah longsor Bahaya tanah longsor dibuat berdasarkan pengklasifikasian zona kerentanan gerakan tanah yang dikeluarkan oleh PVMBG dan dikoreksi dengan kemiringan lereng diatas 15%.Bagi wilayah kabupaten/kota yang belum memiliki zona kerentanan gerakan tanah,bahaya tanah longsor dibuat dengan mengacu pada RSNI penyusunan dan penentuan zona kerentanan gerakan tanah yang dikeluarkan oleh PVMBG (2015). f) Kekeringan Bahaya kekeringan dibuat dengan pendekatan kekeringan meteorologis yang dianalisa dengan metode perhitungan indeks presipitasi terstandarisasi atau standized precipitation index(SPI) periode 3 bulanan. g) Kebakaran Lahan dan Hutan Bahaya kebakaran lahan dan hutan (kariahut) dibuat sesuia metode yang ada didalam Perka No.2 BNPB Tahun 2012.Parameter penyusun bahaya kebakaran hutan dan lahan terdiri dari parameter jenis hutan dan lahan,iklim,dan jenis tanah. h) Cuaca Ekstrim Bahaya cuaca ekstrim dalam hal ini bahaya angin putting beliung dibuat dsesuai Perka No.2 BNPB Tahun 2012 dengan menggunakan metode scoring terhadap parameter-parameter penyusunnya yaitu keterbukaan lahan(KL),Kemiringan lereng(L),dan Curah Hujan Tahuan(CH). i) Gelombang Ekstrim dan Abrasi Bahay gelombang ekstrim dan abrasi dibuat sesuai metode yang ada didalam Perka No.2 BNPB Tahun 2012.Parameter penyusun bahaya gelombang ekstrim dan abrasi terdiri dari parameter tinggi gelombang,arus laut,tipologi pantai,tutupan vegetasi,dan bentuk garis pantai. j) Banjir Bandang Bahaya Banjir bandang dibuat berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh kementrian PU(2011) dan dilakukan modifikasi metodologi.Parameter penyusun bahaya banjir bandang terdiri dari daerah bahay longsor di wilayah hulu(cakupan wilayah DAS),sungai utama yang berpotensi terbendung oelh material longsor,dan kondisi topografi(lereng) disekitar aliran sungai. 2. Kerentanan 1. Kerentanan Sosial Kerentanan sosial terdiri dari parameter kepadatan penduduk dan kelompok rentan.Kelompok rentan terdiri dari rasio jenis kelamin,rasio kelompok umur rentan,rasio penduduk miskin,dan rasio penduduk cacat.Masing-masing parameter dianalisis denga menggunakan metode scoring sesuai Perka BNPB No.2 Tahun 2012 untuk memperoleh nilai skor kerentanan sosial. 2. Kerentanan Fisik Kerentanan fisik terdiir dari parameter rumah,fasilitas umum dan fasilitas kritis.Jumlah niali rupiah rumah,fasilitas umum,dan fasilitas kritis dihitung berdasarkan kelas bahaya diare yang terdampak. Masing-masing parameter dianalisis denga menggunakan metode scoring sesuai Perka BNPB No.2 Tahun 2012 untuk memperoleh nilai skor kerentanan fisik. 3. Kerentanan Ekonomi Kerentanan ekonomi terdiri dari parameter kontribusi PDRB dan produktif.Nilai lahan produktif dihitung berdasarkan nilai kontribusi PDRB pada sector yang berhubungan dengan lahan produktif (seperti sector pertanian) yang dapat diklasifikasikan berdasarkan data penggunaan lahan. 4. Kerentanan Lingkungan Kerentanan lingkungan terdiri dari parameter hutan lindung,hutan alam,hutan bakau/mangrove,semak belukar,dan rawa.Setiapa parameter dapat diidentifkasi menggunakan data tutupan lahan.l 5. Indeks kerentanan Indeks kerentanan masing-masing ancaman diperoleh dari hasil penggabungan skor kerentanan sosial,fisik dan ekonomi dengan menggunakan bobot masing-masing komponen kerentanan. 3. Risiko Penentuan indeks risiko bencana dilakukan dengan menggabungkan nilai indeks bahaya,kerentanan,dan kapasitas.Proses ini dilakukan dengan menggunakan kalkulasi secara spasial sehingga dapat menghasilkan peta risiko dan nilai grid yang dipergunakan dalam menyusun penjelasan peta risiko. B. KONSEPSI UMUM Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang ada.Potensi dampak negative tersebut dihitung juga dengan mempertimbangkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut.Potensi dampak negative ini menggambarkan potensi jumlah jiwa,kerugian harta benda,dan kerusakan lingkungan yang terpapar oleh potensi bencana.Dengan melakukan kajian risiko bencana,pendekatan fungsi dari tiga parameter pembentuk risiko bencana,yaitu ancaman,kerentanan,dan kapasitas terkait bencana. C. HASIL KAJIAN RISIKO BENCANA 1 Gempa Bumi Secara geografis Indonesia terletak pada rangkaian cincin api yang membentang sepanjang lempeng pasifik yang merupakan lempeng tektonik paling aktif didunia.Zona ini memberikan kontribusi sebasar hampir 90% dari kejadian gempa dibumi dan hampir semuanya merupakan gempa besar didunia (Kramer 1996). 2 Tsunami Tsunami merupakan salah satu ancaman bencana untuk bnayka wilayah pesisir di Indonesia. Bencana ini umumnya dipicu oleh terjadinya gempa bumi dilaut yang menyebabkan pergeseran secara vertical didasar laut.Analisis ancaman tsunami dimaksudkan untuk mengetahui karakter tsunami yang mungkin telah terjadi atau akan terjadi dengan mempertimbangkan mekanisme sumber,lokasi,penjalaran gelombang,perambatan gelombang tsunami serta keyinggian genangan tsunami. 3 Letusan Gunung Api Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai busur gunung api terpanjang didunia.Indonesia memiliki 127 gunung api aktif,atau sekitar 13% gunung api aktif didunia terletak di Indonesia,sehingga menjadikan Negara ini sebagai pemilik gunung api terbanyak di dunia.Sekitar 60% dari jumlah tersebut dalah gunung api yang memiliki potensi bahaya cukup besar bagi penduduk yang ada didekatnya,sehingga keslamatan dan kelangsungan hidupnya masyarakat perlu mewaspadai bahaya ini. 4 Banjir Bencana banjir merupakan salah satu benacana alam yang selalu terjadi diberbagai Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis seperti geografis,topografis,dan geometri alur sungai. 5 Tanah Longsor Bencana gerakan tanah atau dikenal dengan tanah longsor merupakan fenomena alam yang dikontrol oleh kondisi geologi,curah hujan dan pemanfaatan lahan pada lereng.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2016) mencatat sebanyak 2.425 kejadian bencana gerakan tanah sepanjang tahun 2011 hingga 2015. 6 Kekeringan Variabilitas iklim yang tinggi menyebabkan adanya kejadian kestrim basah dan ekstrim kering.Saat terjadi ekstrim basah,maka potensi terjadinya bencana banjir dan longsor meningkat,begitupun sebaliknya,apabila terjadi ekstrim kering,maka potensi kemarau berkepanjangan akan cukup besar. 7 Kebakaran Lahan dan Hutan Pada dasarnya,kebakaran lahan dan hutan bukan merupakan bencana alam,karena 99% kejadian di Indonesia disebabkan oleh faktor manusia,baik Karen akesengajaan maupun kelalaian. 8 Cuaca Ekstrim (Angin Putting Beliung) Badan nasional penanggulangan bencana (BNPB) mealui peraturan kepala BNPB No.2 tahun 2012 tentang pedoman umum pengkajian risiko bencana menyebutkan bahwa cuaca ekstrim berkaitan dengan kejadian luar biasa yang berpotensi menimbulkan bencana,yaitu meliputi kejadian angin tornado,badai siklon tropis dan angin putting beliung. 9 Gelombang Ekstrim dan Abrasi Abrasi adalah proses dimana terjadi pengikisan pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak.Abrasi atau kata lain biasa disebut erosi pantai.Abrasi ini dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain,faktor alam,faktor manusia dan salah satu untuk mencegah terjadinya abrasi tersebut yakni melakukan penanaman hutan mengrove. 10 Banjir Bandang Banjir bandang merupakan banjir besar yang mengalir dan menghanyutkan banyak material seperti air,pasir,tanah,batu,lumpur dan kayu yang bergerak ke dataran lebih rendah.Banjir bandang dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat dan kadang sulit untuk diprediksi.Salah satu penyebab terjadinya banjir bandang adalah terbentuknya penyumbatan sungai berupa bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng- lereng di sepanjang aliran sungai. D. KAPASITAS DAERAH DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA Kapasitas daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana merupak parameter penting untuk menentukan keberhasilan untuk pengurangan risiko bencana.Kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana harus mengacu kepada Sistem Penanggulangan Bencana Nasional yang termuat dalam UU No.24 tahun 2007 tentang penaggulangan Bencana serta turunan aturannya. E. RISIKO MULTI BAHAYA Setiap wilayah atau daerah memiliki ancaman bencana yang berbeda-beda tergantung keberadaan wilyah tersebut terhadap parameter-parameter pembentuk bahay,begitu juga dengan risiko yang dihasilakn oleh masing-masing ancaman juga berbeda-beda.Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan khusus untuk dapat menyusun peta risiko multi bahaya.