Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN

PENANGGULANGAN BENCANA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7 – Reguler 3A
1. Krista Hasanah PO7139121002
2. Rachelda Febriani PO7139121014
3. Ulfa Puspita Sari PO7139121016

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Lukman , S.Kep., M.M., M.Kep

POLTEKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
RISIKO BENCANA

Adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada kawasan dengan
waktu tertentu yang dapat berupa kematian,luka,sakit,jiwa terancam, hilang rasa aman,
kerusakan, mengungsi, kehilangan harta dan gangguan kegiatan.

KONSEP RISIKO

1. Bahaya, proses alamiah/buatan yang menyebabkan timbulnya korban jiwa atau


kerugian.
2. Kerentanan, keadaan dari suatu komunitas/masyarakat yang menyebabkan
ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
3. Kapasitas, kemampuan masyarakat dan daerah untuk mengurangi tingkat ancaman
dan tingkat kerugian.

Risiko bencana menurut beberapa sumber

1. Risiko bencana (Banu Subagyo UNDP,2007) Risiko bencana = Bahaya x Kerentanan


/ Kapasitas
2. Risiko bencana (Bakornas PBP,2005) Risiko Bencana = Bahaya x Kerentanan
/Kemampuan
3. Risiko bencana (Darminto 2008, work on progress) Risiko Bencana = Bahaya x
Kerentanan / Ketahanan

DAMPAK DAN RISIKO

Dampak dan risiko pada beberapa sektor :

1. Sektor permukiman berdampak banjir dan kekeringan, dengan risiko bencana


kematian, terluka, sakit, kerusakan, dan kehilangan mata pencaharian.
2. Sektor transportasi berdampak banjir, tanah longsor dan pohon tumbang, dengan
risiko bencana macet dan fasilitas rusak
3. Sektor sanitasi lingkungan berdampak saluran air kotor, dan tidak dapat menampung
air hujan yang ekstrim, dengan risiko bencana saluran air rusak
4. Sektor ketersediaan air & pengairan berdampak kurang air minum, kenaikan suhu,
dan penurunan kualitas air, dengan risiko bencana sulit memperoleh air bersih
5. Sektor pariwisata dan rekreasi berdampak banjir, suhu tidak menentu, dan kunjungan
wisata menurun, dengan risiko bencana fasilitas rekreasi rusak
6. Sektor fasilitas umum (kesehatan,pendidikan dll) dampak dan risiko fasilitas rusak
7. Sektor pertanian berdampak peningkatan serangan hama dan penyakit dan salinisasi
lahan sawah di pantai, dengan risiko bencana pengairan rusak
8. Sektor perikanan berdampak perubahan areal tangkapan laut, dengan risiko bencana
tangkapan berkurang
9. Sektor ekosistem darat berdampak spesies punah dan salinitas meningkat, dengan
risiko bencana hasil panen gagal dan tanaman rusak
10. Sektor ekosistem pantai berdampak perusakan terumbu karang,limbah beracun,dan
rusaknya hutan bakau, dengan risiko bencana pemutihan karang dan hutan magrove
hilang
11. Sektor sungai berdampak perubahan ekosistem dimuara sungai, dengan risiko
bencana peran tempat berkembang biak ikan berkurang

METODE PENYUSUNAN PETA RISIKO BENCANA

a. Indeks ancaman meliputi kemungkinan terjadi dan besaran dampak tercatat


b. Indeks kerugian meliputi komponen ekonomi, fisik dan lingkungan
c. Indeks penduduk terpapar meliputi komponen sosial budaya
d. Indeks kapasitas meliputi komponen kelembagaan, peringatan dini, pendidikan
mitigasi dan kesiapsiagaan.

RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA


A. Peta Kerentanan
1. Kepadatan penduduk & kelompok rentan
Kerentanan sosial terdiri dari parameter kepadatan penduduk dan kelompok
rentan. Kelompok rentan terdiri dari rasio jenis kelamin, rasio kelompok umur rentan,
rasio penduduk miskin, dan rasio penduduk cacat. Secara spasial, masingmasing nilai
parameter didistribusikan di wilayah pemukiman per desa/kelurahan dalam bentuk
grid raster (piksel) berdasarkan acuan data WorldPop atau metode dasimetrik
yang telah berkembang. Setiap piksel merepresentasikan nilai parameter sosial
(jumlah jiwa) di seluruh wilayah pemukiman.
2. Luas lahan produktif, PDRB per sektor, Luas lahan yang telah produktif bisa saja
terkena dampak bencana
3. Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis
Setiap bencana mengakibatkan rusaknya rumah-rumah, fasilitas umum dan
lain sebagianya karen rentan terkena bencana
4. Hutan lindung, manggrove, hutan alam, semak, rawa
Tidak hanya rumah dan fasilitas umum saja tetapi hutan, pohon-pohon,
rerumputan rentan terkena bencana

B. Peta Risiko Bencana


1. Peta bahaya
Berguna untuk melihat daerah-daerah yang sedang bahaya jika berada di
daerah tersebut
2. Probabilitas
Peta ini dapat digunakan untuk melihat peluang terjadinya suatu bencana atau
perkiraan suatu bencana
3. Intensitas
Peta ini dapat digunakan untuk melihat keadaan atau situasi suatu daerah besar
tidaknya suatu bencana dan bagaimana geraknya suatu bencana
4. SNI dan NON SNI

C. Peta Kapasitas
1. Indikator
 Penguatan kebijakan dan kelembagaan
 Pengkajian risiko dan perencanaan terpadu
 Pengembangan sistem informasi, diklat dan logistik
 Penanganan tematik kawasan rawan bencana
 peningkatan efektivitas pencegahan & mitigasi bencana
 Penguatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana
 Pengembangan sistem pemulihan bencana
2. Kapasitas masyarakat
 Pengaruh kesiapsiagaan bencana (pkb)
 Pengelolaan tanggap darurat (ptd)
 Pengaruh kerentanan masyarakat (pkm)
 Ketidaktergantungan masyarakat
 Partisipasi masyarakat

BAHAYA YANG DAPAT TERJADI


1. Tanpa peringatan : Bahaya tanpa peringatan meliputi Tsunami, gempa bumi, letusan
gunung api
2. Ada peringatan : Bahaya yang memiliki peringatan seperti banjir bandang, badai,
kebakaran hutan
3. Frekuensi kejadian rendah : Bahaya frekuensi kejadian rendah yaitu bahaya yang
jarang terjadi seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami.
4. Frekuensi kejadian tinggi : Bahaya frekuensi kejadian tinggi yang sering terjadi
seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus

TUJUAN
Analisis risiko bencana longsor lahan pada lahan pertanian tanaman semusim yang
berkembang di wilayah periurban di bentuk lahan gunung api kuarter
 Contoh kajian risiko bencana
1. Analisis risiko
Paradigma Risiko Bencana Longsorlahan
Risiko = (Bahaya x Kerentanan) /Kapasitas
PENELITIAN GEOGRAFI
1. Batas wilayah penelitian
Kombinasi DAS (alamiah) & administrasi (pengelolaan)
2. Objek kajian fisik
Populasi lahan yang tersusun dari peta
3. Skala penelitian yaitu 1:75.000
4. Objek kajian manusia
Sampel penduduk dengan pekerjaan utama petani tanaman semusim
5. Penyusun peta (vektor)
KARAKTERISTIK RISIKO TINGGI DAN RISIKO RENDAH

Anda mungkin juga menyukai