Anda di halaman 1dari 15

Panduan Latihan Penajaman RPLP:

Kajian Risiko Bencana Kebakaran


Panduan sederhana ini bertujuan untuk memperoleh gambaran risiko bencana yang ada di lokasi dampingan KOTAKU. Pengukuran tidak perlu bersifat
akademis dan rigid, namun dapat dilakukan dengan observasi, wawancara pengalaman dan persepsi masyarakat setempat. Bila relevan, dapat
dikombinasikan dengan teknik atau metode partisipatif yang biasa dilakukan (mis. PRA). Apabila memungkinkan, dilengkapi dengan
informasi/data/kajian dari maupun konsultasi dengan lembaga yang menekuni kebencanaan. Panduan ini dibuat untuk melakukan kajian di tingkat
kelurahan, sebagai salah satu upaya kesinambungan dengan RPLP.

Apa itu Risiko Bencana?


Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat Ancaman adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, harta benda. Ancaman ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak.
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan Ancaman dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah
kegiatan masyarakat (UU 24/2007). menimbulkan korban dan kerugian. Contoh ancaman: kebakaran,
tanah longsor, gempa, kekeringan, banjir, dll.
Ancaman x Kerentanan
RISIKO = Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat
yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam
Kapasitas menghadapi ancaman bencana.

Unsur utama risiko bencana adalah Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas adalah kombinasi dari semua sumber daya yang ada dalam
Kapasitas. Risiko bencana berbanding lurus dengan Ancaman dan suatu masyarakat yang dapat mengurangi tingkat risiko atau dampak
Kerentanan, serta berbanding terbalik dengan Kapasitas bencana.

Kajian Risiko Bencana dalam RPLP


Permukiman kumuh cenderung memiliki karakteristik yang kerentanannya tinggi dan kapasitasnya rendah terhadap bencana. Kajian risiko bencana
dalam RPLP bertujuan agar upaya penataan lingkungan permukiman, baik melalui kegiatan fisik, sosial, dan ekonomi, dilakukan selaras dengan
upaya pengurangan risiko bencana. RPLP yang telah dipengaruhi oleh kajian risiko bencana pun dapat menjadi input dalam penyusunan RP2KPKP
yang lebih proaktif dalam pengelolaan risiko bencana.
A-B-C Kajian Risiko Bencana RPLP

A B C
Menyiapkan Analisis Risiko Overlay Risiko
Peta dan Bencana Seluruh
Daftar berdasarkan Ancaman dan
Ancaman Jenis Rekomendasi
Setempat Ancaman Tindak Lanjut

Untuk latihan kali ini, risiko


bencana yang akan dikaji adalah
kebakaran saja, sehingga cukup
melakukan sampai Tahap B untuk
Kebakaran.
Tahap A
Menyiapkan Peta
dan Daftar Ancaman Setempat
1. Peta untuk Kertas Kerja
Siapkan peta kelurahan dan delineasi wilayah kumuh sebagai kertas kerja proses selanjutnya.
Lengkapi dengan informasi fitur fisik seperti sungai, pantai, embung, kontur, dll (bila ada).

Tips:
Untuk praktik tatap muka, peta dicetak berukuran lebih besar dari A1.
Untuk praktik secara daring, dapat menggunakan GIS (bila ada) atau media bantu lainnya.

2. Daftar Ancaman
Buatlah daftar jenis ancaman yang ada di kelurahan. Pilihan sumbernya:
• RTRW, InaRisk Personal, atau Rencana Penanggulangan Bencana (bila ada)
• Pengalaman warga setempat
• Konsultasi dengan BPBD, praktisi, atau akademisi terkait

Catatan
Dari daftar jenis ancaman ini, dapat ditentukan berapa jenis risiko yang akan dianalisis. Kali ini, cukup melakukan analisis
risiko bencana kebakaran, yang hampir pasti ada di semua lokasi permukiman kumuh perkotaan.
Tahap B
Analisis Risiko Bencana Kebakaran
1. Ancaman Kebakaran: Peta Skala Kelurahan

Sebaran Lokasi Sumber Ancaman dan Jenis Aktivitas. Tandai di peta, lokasi-lokasi sumber ancaman
dan beri keterangan jenis aktivitas sumber ancaman (mis. kegiatan industri skala besar, kegiatan
UMKM yang menggunakan bahan mudah terbakar, aktivitas memasak di rumah, aktivitas membakar
sampah, dll).

Jangkauan Dampak Ancaman.


Arsir perkiraan jangkauan (bisa
menggunakan buffer dampak
ancaman kebakaran untuk setiap UMKM
Batik
sumber ancaman). RT: Memasak,
Korsleting

Apa artinya?
1. Kebakaran perlu dicegah di sumber ancaman. Pelaku
aktivitas yang berpotensi menjadi sumber kebakaran
perlu memperhatikan penggunaan peralatan atau bahan
terkait aktivitasnya. Industri besar
2. Alat pemadam api dan sumber air perlu dipastikan ada
di dekat sumber ancaman.
3. Warga yang tinggal di dalam jangkauan dampak
kebakaran perlu ditingkatkan kesadarannya dan
kesiapsiagaannya. Contoh Peta Ancaman Kebakaran
Tabel Rekap Ancaman Tiap Delineasi Kumuh di Kelurahan ……………

Tabel ini merekap berbagai jenis aktivitas yang ada di delineasi kumuh (atau di sekitar delineasi
kumuh yang berpengaruh terhadapnya) yang berpotensi menjadi sumber kebakaran. Potensi
intensitas kebakaran setiap jenis aktivitas dinilai relatif satu sama lain (1=rendah, 2=sedang,
3=tinggi). Sumber kebakaran dapat berada di dalam delineasi kumuh (internal) maupun di luar
delineasi kumuh (eksternal). Dampak kebakaran pun dapat berada di dalam delineasi kumuh
(internal) maupun di luar delineasi kumuh (eksternal). Hal ini menekankan bahwa ancaman tidak
mengenal batas administratif atau batas wilayah perencanaan.

Jenis Aktivitas Setempat yang Intensitas Lokasi Sumber Ancaman Jangkauan Dampak Kebakaran Catatan Rekomendasi untuk
Mengelola Aktivitas yang
Berpotensi Sumber Kebakaran (1/2/3) (internal/eksternal) (internal/eksternal) Berpotensi menjadi Sumber
Kebakaran

Memasak 2 Internal Internal

Korsleting 1 Internal Internal

UMKM Batik 2 Internal Internal

Industri Besar 3 Eksternal Internal

Contoh Tabel Rekap Ancaman Kebakaran di Delineasi Kumuh xxxx Kelurahan xxxx
2. Kerentanan Terhadap Kebakaran: Peta Skala Kelurahan

Semakin tinggi kerentanan, semakin tinggi risiko kebakaran.


Tandai/arsir di peta kelurahan, kemudian overlay dengan Peta Ancaman:

Kerentanan Sosial:
Tingkat kepadatan penduduk tiap RT/RW (rendah-sedang-tinggi)

Kerentanan Ekonomi:
Tingkat perekonomian tiap RT/RW (rendah-sedang-tinggi)
(dapat dilakukan pendekatan dari rata-rata pendapatan atau %MBR)

Kerentanan Fisik:
Lokasi-lokasi dengan kepadatan bangunan tinggi
Lokasi-lokasi dengan material bangunan mudah terbakar

Apa artinya?
Dari proses ini, dapat diketahui di titik mana saja di kelurahan ini yang perlu
diprioritaskan penurunan tingkat kerentanannya. Contoh upaya penurunan
kerentanan dalam jangka panjang: meningkatkan daya tahan perekonomian
warga, tidak melakukan aktivitas yang memicu kebakaran bila berada dekat Contoh Peta Kerentanan Terhadap Kebakaran
bangunan yang materialnya mudah terbakar, dll. (sebelum di-overlay dengan Peta Ancaman)
Tabel Rekap Kerentanan Tiap Delineasi Kumuh di Kelurahan ……

Tabel ini merekap nilai kerentanan di setiap delineasi kumuh di dalam kelurahan. Klasifikasi
kerentanan dinilai berdasarkan kondisi/karakteristik lingkungan yang mengurangi kemampuan
masyarakat dalam menghadapi bencana. Semakin besar pengaruh dari aspek tersebut dalam
mengurangi kemampuan dalam menghadapi bencana, maka semakin tinggi nilai kerentanannya.

Jenis Kerentanan Nilai Kerentanan (1/2/3) Catatan

Tingkat kepadatan penduduk 2

Tingkat perekonomian 3

Tingkat kepadatan bangunan 2

Tingkat keberadaan material bangunan mudah terbakar 3

Kriteria lainnya, jika data pendukung ada (lihat referensi)

Contoh Tabel Rekap Kerentanan Terhadap Kebakaran di Delineasi Kumuh ……. Kelurahan ………
3. Kapasitas Menghadapi Kebakaran: Peta Skala Kelurahan

Semakin tinggi kapasitas, semakin rendah risiko kebakaran.

Tandai/arsir di peta kelurahan:

• Cakupan pelayanan lembaga/komunitas yang berkapasitas dalam penanggulangan kebakaran


(mis. Damkar, tagana)
• Lebar jalan/aksesibilitas bagi pemadam kebakaran (>3,5 meter; <3,5 meter)
• Jarak dari sumber air (termasuk hidran) (<100 meter; >100 meter)
• Ruang terbuka publik (ada dan cukup luas, ada namun sempit, tidak ada)

kemudian overlay dengan Peta Ancaman & Kerentanan.

Apa artinya?
Dari proses ini, dapat teridentifikasi lokasi-lokasi mana saja yang berpotensi terkena dampak kebakaran, kerentanan tinggi dan
belum memiliki kapasitas cukup untuk merespon kebakaran. Di lokasi tersebut, perlu diprioritaskan penambahan kapasitas
pelayanan respon kebakaran, sumber air dan peningkatan kesiapsiagaan warga. Selain itu, keberadaan ruang terbuka publik
sangatlah penting dalam pengurangan risiko bencana, salah satunya kebakaran.
Tabel Rekap Kapasitas Tiap Delineasi Kumuh di Kelurahan …….

Tabel ini merekap nilai kapasitas di setiap delineasi kumuh di dalam kelurahan.

Jenis Kapasitas Nilai Kapasitas (1 = rendah; 3 = tinggi) Catatan

Terlayani lembaga/komunitas yang berkapasitas dalam 1 (tidak terlayani) Nama lembaga: xxxxx
penanggulangan kebakaran Komunitas tidak aktif, dll
Tingkat aksesibilitas jalan bagi pemadam kebakaran 1 (tidak terlayani)

Jarak ke sumber air (termasuk hidran) 2 (sebagian terlayani) Yang belum terlayani ada di xxxxxx

Keberadaan ruang terbuka publik 3 (ada dan cukup luas)

Contoh Tabel Rekap Kapasitas Menghadapi Kebakaran di Delineasi Kumuh …… Kelurahan ……


Upload ke
Kesimpulan Latihan Penajaman RPLP G-drive hasil dari
halaman ini saja

1. Peta Risiko Bencana Kebakaran Kelurahan


Simpulkan dan rapikan hasil overlay pemetaan ancaman, kerentanan, dan kapasitas, ke dalam
sebuah Peta Risiko Bencana Kebakaran beserta interpretasi singkatnya.

2. Rekomendasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran di Delineasi Kumuh ………


Berdasarkan kajian risiko bencana, selanjutnya dapat dirumuskan bersama, apa saja upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang ada, sambil meningkatkan kualitas permukiman
kumuh dan pencegahan kumuh di Delineasi Kumuh ……...
a. Simpulkan berapa nilai risiko yang ada di Delineasi Kumuh ……. Nilai tsb bukan untuk
perbandingan dengan nilai di kota lain, melainkan sebagai referensi untuk memonitor penurunan
nilai risiko di lokasi dampingan masing-masing.
b. Tuliskan/gambarkan rekomendasi hal yang perlu dipertimbangkan terkait risiko kebakaran di
delineasi kumuh …… ketika menyusun perencanaan dan desain teknis penataan permukiman.
c. Catatkan hal yang perlu dikonsolidasikan dengan pemerintah tingkat kota terkait pengelolaan
risiko kebakaran di delineasi kumuh ………..
Catatan
Rekomendasi ini tidak sama dengan rencana. “Parkir” dulu poin-poin rekomendasi sampai Anda selesai analisis lainnya
(mis.analisis risiko bencana jenis ancaman lain, analisis pentagonal asset, analisis akar masalah kekumuhan, analisis kesenjangan
gender dan inklusi sosial, dll). Ketika akan menyusun perencanaan, pertimbangkan kembali seluruh poin rekomendasi ini.
Lampiran
Referensi Kerentanan Terhadap Kebakaran

Tergantung kelengkapan dan tingkat kedetilan data Contoh Kriteria Kerentanan Sosial dan Ekonomi
yang tersedia, berikut ini contoh kriteria yang dapat Variabel Klasifikasi Nilai Kerentanan
dilakukan untuk analisis kerentanan (opsional). Kepadatan Penduduk (jiwa/ha, Rendah 1 - Rendah
jiwa/RW atau jiwa/RT)
Sedang 2 - Sedang
Contoh Kriteria Kerentanan Fisik
Tinggi 3 - Tinggi
Variabel Klasifikasi Nilai Kerentanan
Keberadaan Kelompok Rentan Rendah 1 - Rendah
Kepadatan <50% 1 - Rendah
mis. Balita, Lansia, Penyandang
Bangunan*) Sedang 2 - Sedang
50-75% 2 - Sedang Disabilitas (jiwa/RW atau
jiwa/RT) Tinggi 3 - Tinggi
>75% 3 - Tinggi
Sumber Mata Pencaharian Tidak Terganggu 1 - Rendah
Material Semen, Seng, Genteng tanah liat dan seng, genteng tanah 1 - Rendah
Bangunan liat Cukup Terganggu 2 - Sedang
(Jenis Atap)
Plastik dan seng, Batu bata dan semen, Bilik dan seng, 2 - Sedang Sangat Terganggu 3 - Tinggi
Genteng tanah liat dan asbes, Genteng tanah liat dan plastik,
Plastik dan seng Pendapatan Tinggi 1 - Rendah
Asbes, Kayu, Plastik 3 - Tinggi Sedang 2 - Sedang
Material batu bata; batu bata dan semen; batu bata, semen, keramik; 1 - Rendah Rendah 3 - Tinggi
Bangunan batu bata, semen, seng; beton; kaca; keramik; semen; seng
(Jenis Kemungkinan Kehilangan atau Tidak Mengalami 1 - Rendah
Batubata, semen, bambu; batubata, semen, bilik; batubata, 2 - Sedang Kerusakan Aset/ Properti
Dinding)
semen, kayu; batubata, semen, lembaran seng; batubata, Mengalami, tapi 2 - Sedang
semen, triplek; batubata, semen, plastik; kayu dan seng Tidak Parah
bilik; kayu; kayu dan bilik; 3 - Tinggi Parah 3 - Tinggi
*) tentukan sendiri kategorinya sesuai konteks kota
Referensi Kapasitas Menghadapi Kebakaran Jarak dari Sumber Air (termasuk Hidran)

Tergantung kelengkapan dan tingkat kedetilan data Sumber Air Keterangan Klasifikasi

yang tersedia, berikut ini contoh kriteria yang dapat < 100m dari sumber air Terlayani 3

dilakukan untuk analisis kapasitas. Silakan > 100m dari sumber air Tidak Terlayani 1
tambahkan kriteria lain sesuai kebutuhan dan
ketersediaan data.

Lebar Jalan/ Aksesibilitas bagi Pemadam Kebakaran

Lebar Jalan Keterangan Klasifikasi

>3,5 m Terlayani 3

< 3,5 m Tidak Terlayani 1

*Lebar akses mobil pemadam kebakaran = 3,5 m.


Klasifikasi bisa disesuaikan jika ada motor damkar.

Contoh Peta Kapasitas Kebakaran


– Jarak dari Sumber Air
(sebelum di-overlay dengan Peta
Ancaman-Kerentanan)

Anda mungkin juga menyukai