Anda di halaman 1dari 20

PROSEDUR OPERASIONAL STANDA

PROGRAM KOTAKU-DFA
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
01 LATAR BELAKANG
a. KOTAKU-DFAT merupakan bagian dari Program KOTAKU yang mendapat dukungan
pembiayaan dari Hibah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT);
b. KOTAKU-DFAT merupakan salah satu bentuk kolaborasi dalam upaya peningkatan
kualitas permukiman kumuh perkotaan pada Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU);
c. KOTAKU-DFAT mendukung pengembangan inovasi melalui percontohan/pilot
penanganan kumuh secara tematik untuk lokasi kumuh dengan tantangan urbanisasi
serta mengalami krisis lingkungan/ekologis akibat pembangunan;
d. Hibah ini juga menjadi salah satu instrumen bantuan pemulihan kondisi sosial dan
ekonomi akibat dampak COVID-19, melalui Pola Padat Karya dalam penyediaan akses
terhadap infrastruktur dasar permukiman, serta upaya pembangunan permukiman yang
berketahanan terhadap bencana, termasuk pandemi.
02 MAKSUD & TUJUAN
a. Program KOTAKU-DFAT adalah untuk mendukung Program KOTAKU
dalam pengembangan inovasi penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
b. Program ini mendukung pula pemulihan kondisi sosial dan ekonomi
MAKSUD masyarakat akibat dampak wabah COVID-19 melalui pola padat karya
dalam perbaikan dan/atau pembangunan infrastruktur permukiman.
c. Program KOTAKU-DFAT dilakukan dengan fasilitasi lokasi
percontohan/pilot yang harapannya kemudian menjadi model
pembelajaran untuk diadopsi, diadaptasi, dan direplikasi oleh pemerintah
daerah di lokasi lainnya.

Tujuan kegiatan KOTAKU-DFAT adalah “Mewujudkan permukiman


TUJUAN perkotaan layak huni, inklusif, produktif, berketahanan, dan berkelanjutan”.
03 STRATEGI PELAKSANAAN
a. Mengembangkan inovasi penanganan permukiman kumuh yang inklusif
dengan menerapkan aksesibilitas universal, berketahanan terhadap
bencana (termasuk wabah);
b. Meningkatkan dukungan pencapaian akses terhadap infrastruktur dan
pelayanan sarana air minum dan sanitasi di lokasi sasaran dalam
memenuhi target pelayanan minimal 80%; terbangunnya infrastruktur
yang ramah disabilitas dan ramah lingkungan; inovasi alternatif
penanganan keamanan bermukim; serta meningkatkan kualitas
permukiman di lokasi kumuh Program KOTAKU;
c. Meningkatkan pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat akibat
pandemi COVID-19 melalui pelaksanaan kegiatan dengan Cash for Works
serta Pola Padat Karya;
d. Mendorong kolaborasi dengan para pihak dalam peningkatan akses
masyarakat terhadap air minum dan sanitasi
04 KELUARAN
a. Adanya kesiapan pemerintah kabupaten/kota dalam memfasilitasi
penyelenggaraan kegiatan KOTAKU-DFAT.
b. Tersusunnya penajaman dokumen Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) yang sudah melalui uji publik dan berbagai
instrumen/dokumen turunannya.
c. Tersusun penajaman dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP).
d. Terlaksananya pembangunan fisik dan peningkatan pelayanan
infrastruktur permukiman dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan
KOTAKU-DFAT
e. Adanya kontribusi pada berkurangnya luasan kumuh melalui percontohan
tematik penataan lingkungan permukiman yang inovatif
05 CIRI KHAS KEGIATAN KOTAKU-SEHATI
a. Permukiman inklusif yang menerapkan aksesibilitas universal;
b. Permukiman yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan;
c. Permukiman yang mendukung ketahanan masyarakat di permukiman
kumuh terhadap bencana, termasuk wabah/pandemik; dan
d. Permukiman yang melaksanakan keterpaduan antar sektor untuk sarana
air minum, air limbah, persampahan, dan sektor lainnya, termasuk
pendukung pengembangan penghidupan yang berkelanjutan
05 KRITERIA KEL/DESA PENERIMA HIBAH
a. Kelurahan Kumuh berdasarkan SK Bupati/Walikota;
b. Memiliki permasalahan kekumuhan terkait air minum dan/atau sanitasi”;
c. Kinerja pembukuan keuangan BKM dalam 3 bulan terakhir minimal “Memadai”
dan opini audit tahun buku 2019 “Wajar Dengan Pengecualian”;
d. Tidak ada penyimpangan dana yang belum terselesaikan; dan
e. Berada di kota/kabupaten dengan Pokja PKP yang aktif dalam melakukan
koordinasi, pertemuan rutin dan kegiatan monitoring dalam rangka
penanganan kumuh
• Pertimbangaan lainnya terkait dengan tipologi lokasi kumuh yang bervariasi seperti
kawasan pesisir, tepi/atas sungai, pusat kota, kawasan dengan krisis lingkungan atau
risiko bencana yang tinggi, dan lain-lain. Kriteria tambahan dari pemerintah daerah
dapat diberikan sesuai dengan kondisi kota/kabupaten.

• Lokasi penerima program dapat menerima dukungan berupa pendampingan teknis


dan/atau hibah program
06 ALUR SELEKSI LOKASI SASARAN

a. Seleksi dilakukan pada kelurahan berdasarkan RC yang


telah ditentukan (Longlist Kelurahan-1);
b. Dari hasil seleksi kedua diperoleh longlist kelurahan-2.
Selanjutnya akan diseleksi berdasarkan masukan
Pemda sehingga diharapkan dapat diperoleh shortlist
kelurahan;
c. Dari hasil seleksi bersama, akan ditetapkan oleh
Direktur PKP daftar lokasi kelurahan sasaran setelah
mendapat NOL dari Bank Dunia
07 KETENTUAN PAGU HIBAH
a. Pagu alokasi KOTAKU-DFAT sebesar USD 5,5 juta atau ekuivalen sebesar Rp 79,2
milyar (kurs APBN 2020 USD 1 = IDR 14.400) dimanfaatkan sampai dengan 30 Juni
2022.
b. Alokasi KOTAKU-DFATdiperuntukkan untuk kegiatan Infrastruktur Skala Lingkungan,
khususnya untuk peningkatan akses air minum dan sanitasi. Alokasi ini hanya bagi
sub-proyek tingkat masyarakat di lokasi sasaran kelurahan/desa yang terpilih sebagai
pilot/percontohan.
c. KOTAKU-DFAT dialokasikan kepada masyarakat melalui LKM/BKM dengan
mekanisme Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM).
d. Investasi di lokasi percontohan akan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota
dan pihak lainnya di bawah pengawasan PMU.
e. Jumlah alokasi yang disalurkan ke kelurahan/desa akan didasarkan pada kebutuhan
yang diidentifikasi dalam RPLP hasil penajaman dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dalam rencana teknis. Dengan asumsi terdapat sekitar 15 kota/kabupaten sasaran
percontohan dengan dana Rp 4-10 Milyar per kota/kabupaten.
f. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan Pola Padat Karya yang melibatkan warga
terdampak COVID-19, sesuai keputusan masyarakat dan Tim Satgas setempat.
08 ALOKASI DANA BPM
Dana BPM KOTAKU-DFAT di lokasi sasaran hanya dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan yang langsung terkait dengan kegiatan di lokasi
percontohan, yaitu untuk pelaksanaan pembangunan fisik dan peningkatan
pelayanan infrastruktur permukiman dalam rangka mendukung permukiman
layak huni, inklusif, produktif, berketahanan, dan berkelanjutan. Alokasi dana
BPM per Kelurahan maksimum 2 milyar/tahun termasuk di dalamnya untuk
BOP BKM/LKM dan biaya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) serta protokol Kesehatan COVID-19.

Untuk kegiatan non fisik, pelaksanaan Program KOTAKU-DFAT akan


diberikan dukungan biaya dari loan NSUP untuk pembiayaan:
• Tim Fasilitator;
• Askot Bidang;
• Pengembangan kapasitas masyarakat dan Sosialisasi; dan
• Dukungan perencanaan partisipatif.
09 RINCIAN PENGGUNAAN DANA BPM
TAHAP I (70%)
a. BOP BKM/LKM setinggi-tingginya sebesar Rp.10.000.000,00 (Sepuluh juta
rupiah) dari pagu BPM yang diperoleh, termasuk BOP untuk kegiatan TIPP.
b. Biaya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta
protokol Kesehatan COVID-19 dengan batasan setinggi-tingginya sebesar
Rp.10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah) untuk setiap paket pekerjaan KSM.
c. Pelaksanaan pembangunan fisik dan peningkatan pelayanan infrastruktur
permukiman di lokasi percontohan Tahap I

TAHAP II (30%)
a. Pelaksanaan Pembangunan Fisik dan Peningkatan Pelayanan Infrastrutktur
Permukiman di lokasi percontohan Tahap II.
b. Administrasi KSM
10 ALUR PENCAIRAN DANA BPM
11 KOMPONEN KEGIATAN
KOMPONEN-1 KOMPONEN-2
Pengembangan Kelembagaan Pengembangan Kapasitas Pemerintah
dan Kebijakan Daerah dan Masyarakat, termasuk
dukungan untuk Perencanaan
Penanganan Permukiman Kumuh yang
KOMPONEN Terintegrasi
KEGIATAN

KOMPONEN-4 KOMPONEN 3
Dukungan Pelaksanaan dan Pendanaan Investasi Infrastruktur dan
Bantuan Teknis. Pelayanan Perkotaan
12 TAHAP PENYELENGGARAAN II. TAHAP III. TAHAP
I. TAHAP PERSIAPAN IV. KEBERLANJUTAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN

• Sosialisasi • Refleksi Perkara Kritis • Implementasi kegiatan dari • Penyusunan kerangka


• Seleksi lokasi percontohan • Konsolidasi data dan berbagai sumber dana regulasi
Kegiatan • Pengembangan kapasitas dokumen pendukung • Penguatan kelembagaan
Kegiatan Tingkat Kota
Tingkat Kota • Penajaman RP2KPKP • Pengembangan kegiatan/
• Konsolidasi Penajaman replikasi inovasi
RP2KPKP dengan RPLP

PROSES KONSOLIDASI

• Sosialisasi • Meninjau kembali RPLP & • Pra Konstruksi • Pembentukan &


• Rembug Kesiapan Membangun Visi • Konstruksi penguatan KPP
Masyarakat (RKM) • RPK dan Pendataan • Pasca Konstruksi • Penyepakatan Aturan
• Pembentukan dan • Penajaman RPLP Bersama
penguatan TIPP • Konsultasi Publik • Penyepakatan rencana
• Rekrutmen Faskel UP • Penguatan Tematik kesiapsiagaan dan simulasi
Kegiatan • Pengembangan kapasitas Pendukung Inovasi Hibah kebencanaan
Tingkat DFAT-KOTAKU Kegiatan Tingkat Kota • Pengembangan kegiatan
Kelurahan • Rencana Teknis dengan kolaborasi

Kegiatan Menerus dan Berkala:


Pemantauan, Evaluasi, Pengembangan Kapasitas, Pengelolaan Pengetahuan, Operasional dan Pemeliharaan
13 STRUKTUR ORGANISASI
14 TATA PERAN PELAKU
a. Tingkat Nasional d. Tingkat Kecamatan
1. Program Management Unit (PMU) Perangkat daerah kecamatan sebagai pelaksana teknis
2. Project Implementation Unit (PIU) kewilayahan yang dipimpin oleh camat merupakan
b. Tingkat Provinsi pemegang peran utama di tingkat kecamatan.
Pelaksana di tingkat provinsi ditunjuk PIU e. Tingkat Kelurahan/Desa
Provinsi/Balai PPW 1. Lurah/Kepala Desa
c. Tingkat Kabupaten/Kota 2. BKM/LKM
1. Pemerintah Kabupaten/Kota, dalam hal ini 3. Unit Pengelola Lingkungan (UPL)
Bupati/Walikota 4. Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)
2. Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan 5. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Permukiman (Pokja PKP) Kabupaten/Kota
15 INDIKATOR KEBERHASILAN
16 PELAKU PEMANTAUAN PENGENDALIAN
a. Tingkat Pusat terdiri dari PMU, PPK Pengendalian II dan dibantu oleh
Konsultan Manajemen Pusat dan Advisory;
b. Tingkat Provinsi terdiri dari BPPW Provinsi, PPK Provinsi dibantu oleh
konsultan (KMW/OSP dan KMT);
c. Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari Pokja PKP Kabupaten/Kota dibantu oleh
Tim Korkot;
d. Tingkat Kelurahan/Desa terdiri dari BKM/LKM/UPL, Lurah/Kades, TIPP, KSM,
relawan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk penyandang disabilitas,
dibantu oleh Tim Fasilitator.
17 JADWAL & PELAPORAN KEGIATAN PEMANTAUN
Kegiatan pemantauan diselenggarakan secara periodik, sekurang‐
kurangnya satu kali setiap tahapan kegiatan. Khusus untuk tingkat
JADWAL
kelurahan/desa, pemantauan kegiatan dilakukan sejak tahap persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan.

Tim pemantauan berkewajiban menyusun laporan hasil pelaksanaan


kegiatan pemantauan. Kegiatan pemantauan dilakukan sejalan dengan
PELAPORAN
pemantauan program KOTAKU secara menyeluruh melalui SIM dan
situs KOTAKU.
Terima Kas
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai