Anda di halaman 1dari 30

MANAGEMEN BENCANA

ANALISIS RESIKO

Yogasliana Fathudin S.Kep.,Ners.,M.Kep


LANDASAN HUKUM
ANALISIS RESIKO BENCANA

• PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


• NOMOR 02 TAHUN 2012
• TENTANG
• PEDOMAN UMUM PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
KONSEP ANALISIS RESIKO

RISK POTENSI BAHAYA KETERANCAMAN

• Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk


memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu
potensi bencana yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung
berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi
dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian
harta benda, dan kerusakan lingkungan.
CON’T
• Kajian risiko bencana dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sebagai
berikut :

KERENTANAN (vulnerability )
RESIKO BENCANA= ANCAMAN
KAPASITAS (Capacity)

• Pendekatan ini digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman,


kerentanan dan kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu
kawasan.
• Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana amat
bergantung pada :
1. Tingkat ancaman kawasan;
2. Tngkat kerentanan kawasan yang terancam;
3. Tingkat kapasitas kawasan yang terancam.
PRINSIP
1. Data dan segala bentuk rekaman kejadian yang ada;
2. Integrasi analisis probabilitas kejadian ancaman dari para ahli
dengan kearifan lokal masyarakat;
3. Kemampuan untuk menghitung potensi jumlah jiwa terpapar,
kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan;
4. Kemampuan untuk diterjemahkan menjadi kebijakan
pengurangan risiko bencana
FUNGSI
1. sebagai dasar untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana..
2. sebagai dasar untuk melakukan aksi pendampingan maupun intervensi teknis
langsung ke komunitas terpapar untuk mengurangi risiko bencana.
3. Pada tatanan masyarakat umum, hasil dari pengkajian risiko bencana
digunakan sebagai salah satu dasar untuk menyusun aksi praktis dalam
rangka kesiapsiagaan, seperti menyusun rencana dan jalur evakuasi,
pengambilan keputusan daerah tempat tinggal dan sebagainya.
PENGKAJI RB
LEMBAGA PEMERINTAH, SWASTA

AKADEMISI

LSM

ORGANISASI LAINNYA
• Tetap dibawah tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dengan menggunakan
metode yang telah ditetapkan oleh BNPB.
SYARAT ANALISIS RESIKO
1. Memenuhi aturan tingkat kedetailan analisis (kedalaman analisis di tingkat nasional
minimal hingga kabupaten/kota, kedalaman analisis di tingkat provinsi minimal
hingga kecamatan, kedalaman analisis di tingkat kabupaten/kota minimal hingga
tingkat kelurahan/desa/kam-pung/nagari).
2. Skala peta minimal adalah 1:250.000 untuk provinsi; peta dengan skala 1:50.000
untuk kabupaten/kota di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; peta dengan
skala 1:25.000 untuk kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
3. Mampu menghitung jumlah jiwa terpapar bencana (dalam jiwa).
4. Mampu menghitung nilai kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan (dalam
rupiah).
5. Menggunakan 3 kelas interval tingkat risiko, yaitu tingkat risiko tinggi, sedang dan
rendah.
6. Menggunakan GIS dengan Analisis Grid (1 ha) dalam pemetaan risiko bencana.
PROSES PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
• Hal penting :
• Berapa luas bencana melanda.
• Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan.

• Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari kebijaksanaan
pengelolaan, prosedur dan pelatihan terhadap :
❖ Memastikan hal-hal terkait
❖ Mengidentifikasi risiko
❖ Menganalisis risiko
❖ Menilai / mengevaluasi risiko
❖ Mengatasi risiko
PENGELOLAAN BENCANA MENYELURUH DAN
TERPADU

MENYELURUH

SEMUA
TERPADU
BAHAYA

KEKUATAN
MASYARAKAT
PENDEKATAN TERPADU

• Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara


berbagai fihak terkait. Artinya semua organiasi dengan tugasnya
masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan bencana.
Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting.
MASYARAKAT YANG SIAP

• Adalah masyarakat yang masing-masing individunya waspada


terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya,
keluarganya serta rumahnya terhadap dampak dari bahaya. Bila
masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap
dampak bahaya, akan mengurangi keterancaman terhadap bencana
dan kedaruratan.
INDIKATOR KEBERHASILAN
• Penggunaan pengelolaan risiko akan berhasil bila informasi
berikut tersedia :
❖ Karakterisasi bahaya secara khusus.
❖ Mengumpulkan dan mengklasifikasikan objek yang terancam
dalam jangkauan proses berbahaya.
❖ Tampilan dampak kerusakan yang mungkin terjadi terhadap
objek disaat kejadian.
TUJUAN ANALISIS RESIKO
BENCANA

Analisis Resiko Bencana Bertujuan untuk mengidentifikasi


dan mengukur resiko bencana, memisahkan resiko–resiko
kecil (yang dapat diterima) dengan resiko–resiko besar,
dan menyiapkan data sebagai bantuan dalam
mengevaluasi dan merumuskan pengendalian terhadap
resiko bencana
PENILAIAN ANALISIS RESIKO BENCANA

Penilaian Resiko
bencana

Berdasarkan Berdasarkan
penjumlahan nilai pertemuan faktor
bahaya, kerentanan ancaman bencana
dan manajemen dan kerentanan
masyarakat.
PEMBUATAN PETA RAWAN

Ancaman
Kerentanan
Melengkapi peta topografi (kota,
sungai, danau, gunung berapi, Melengkapi peta rawan ancaman
penambangan, pabrik, industry, dll) dengan kerentanan masyarakat:
Inventarisasi ancaman (banjir, Data demografi
gunung meletus, longsor, Sarana dan prasarana kesehatan
kebocoran pipa, kecelakaan, Data cakupan YANKES
transportasi, dll)
Penetapan Jenis Bahaya
PENETAPAN VARIABEL
1. Karakteristik Bahaya

Frekuensi Intensitas Dampak


Suatu Diukur dari kekuatan Pengukuran seberapa
bahaya/ancaman dan kecepatan besar akibat terhadap
seberapa sering secara kehidupan rutin
terjadi kuantitatif/kualitatif keluasan

Komponen uluran waktu


Keluasan Rentang waktu peringatan gejala
Luasnya daerah yang awal-hingga terjadinya dan
terkena lamanya proses bencana
berlangsung
2. Kerentanan

Kekuatan struktur Meliputi unsure Meliputi dampak


FISIK

SOSIAL

EKONOMI
bangunan fisik demografi primer (kerugian
(lokasi, bentuk, (proporsi kelompok langsung) dan
material, kontruksi, rentan, status sekunder (tidak
pemeliharaannya), kesehatan, langsung)
dan budaya, status
system transportasi sosek, dll)
dan telekomunikasi
(akses jalan,
sarana angkutan,
jaringan
komunikasi, dll)
3. Manajemen

Kebijakan
Telah ada/tidaknya Peran serta Kesiapsiagaan
kebijakkan, masyarakat Telah ada/tidaknya
peraturan Meliputi kesadaran system peringatan
perundangan, dan kepedulian dini, rencana tindak
Perda, Protap,dll lanjut termasuk
masyarakat akan
tentang pembiayaan
bencana
penanggulangan
bencana
PENETAPAN CARA PENILAIAN

Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk penilaian variabel karakteristik bahaya dan
kerentanan :
❖ 1 = risiko rendah
❖ 2= risiko sedang
❖ 3 = risiko tinggi
PENETAPAN CARA PENILAIAN

•Untuk penilaian manajemen dinilai dengan skala


terbalik
❖ 1 = kemampuan tinggi
❖ 2 = kemampuan sedang
❖ 3 = kemampuan rendah
MEMBUAT MATRIKS PENILAIAN
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
1. BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Uluran Waktu
Total
2. KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
- Ekonomi
Total
3. MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
TOTAL
NILAI
MELAKUKAN PENILAIAN DAN
MENETAPKAN HASIL PENILAIAN

Masing-masing komponen yang ada di


beri nilai untuk masing-masing jenis
bahaya

Kemudian nilai tersebut dijumlahkan

Setelah didapat nilai masing-masing


variable, kemudian nilai tersebut
dijumlahkan

Ancaman/bencana (event) dengan


nilai tertinggi merupakan yang harus
diprioritaskan
Berdasarkan Pertemuan Faktor Ancaman
Bencana dan Kerentanan Masyarakat

Resiko = f (Bahaya x Kerentanan/Kemampuan)

Semakin tinggi ancaman


semakin tinggi tingkat
bahaya di suatu daerah,
kerentanan masayarakat atau
maka semakin tinggi risiko
penduduk, maka semakin tinggi
daerah tersebut terkena
pula tingkat risikonya
bencana

semakin tinggi tingkat


kemampuan masyarakat, maka
semakin kecil risiko yang
dihadapinya
Pengkajian risiko adalah pengenalan bahaya/ancaman di daerah
yang bersangkutan. Semua bahaya/ancaman tersebut
diinventarisasi, kemudian di perkirakan kemungkinan terjadinya
(probabilitasnya) dengan rincian :

5: Pasti (hampir dipastikan 80 - 99%)


4: Kemungkinan besar (60 – 80% terjadi thn depan, atau sekali dalam 10 th mendatang)
3: Kemungkinan terjadi (40-60% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 100 th)
2: Kemungkinan Kecil (20 – 40% dalam 100 th)
1: Kemungkian sangat kecil (hingga 20%)

Jika probabilitas dilengkapi dengan perkiraan dampaknya


pertimbangan faktor dampak

• jumlah korban;
• kerugian harta benda;
• kerusakan prasarana dan sarana;
• cakupan luas wilayah yang terkena bencana;
• dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan,
Jika dampak tersebut diberi bobot

• 5: Sangat Parah (80% - 99% wilayah hancur dan lumpuh total)


• 4: Parah (60 – 80% wilayah hancur)
• 3: Sedang (40 - 60 % wilayah terkena berusak)
• 2: Ringan (20 – 40% wilayah yang rusak)
• 1: Sangat Ringan (kurang dari 20% wilayah rusak)

NO JENIS ANCAMAN BAHAYA PROBABILITAS DAMPAK

1 Gempa Bumi Diikuti Tsunami 1 5

2 Tanah Longsor 5 2

3 Banjir 4 3

4 Kekeringan 3 1

5 Angin Puting Beliung 2 2


Berdasarkan matriks diatas didapatkan memprioritaskan
jenis ancaman bahaya yang perlu ditangani

Ancaman dinilai tingkat bahayanya dengan skala (3-1)


- Bahaya/ancaman tinggi nilai 3 (merah) -
Bahaya/ancaman sedang nilai 2 - Bahaya/ancaman
rendah nilai 1

Anda mungkin juga menyukai