ANALISIS RESIKO
KERENTANAN (vulnerability )
RESIKO BENCANA= ANCAMAN
KAPASITAS (Capacity)
AKADEMISI
LSM
ORGANISASI LAINNYA
• Tetap dibawah tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dengan menggunakan
metode yang telah ditetapkan oleh BNPB.
SYARAT ANALISIS RESIKO
1. Memenuhi aturan tingkat kedetailan analisis (kedalaman analisis di tingkat nasional
minimal hingga kabupaten/kota, kedalaman analisis di tingkat provinsi minimal
hingga kecamatan, kedalaman analisis di tingkat kabupaten/kota minimal hingga
tingkat kelurahan/desa/kam-pung/nagari).
2. Skala peta minimal adalah 1:250.000 untuk provinsi; peta dengan skala 1:50.000
untuk kabupaten/kota di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; peta dengan
skala 1:25.000 untuk kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
3. Mampu menghitung jumlah jiwa terpapar bencana (dalam jiwa).
4. Mampu menghitung nilai kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan (dalam
rupiah).
5. Menggunakan 3 kelas interval tingkat risiko, yaitu tingkat risiko tinggi, sedang dan
rendah.
6. Menggunakan GIS dengan Analisis Grid (1 ha) dalam pemetaan risiko bencana.
PROSES PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
• Hal penting :
• Berapa luas bencana melanda.
• Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan.
•
• Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari kebijaksanaan
pengelolaan, prosedur dan pelatihan terhadap :
❖ Memastikan hal-hal terkait
❖ Mengidentifikasi risiko
❖ Menganalisis risiko
❖ Menilai / mengevaluasi risiko
❖ Mengatasi risiko
PENGELOLAAN BENCANA MENYELURUH DAN
TERPADU
MENYELURUH
SEMUA
TERPADU
BAHAYA
KEKUATAN
MASYARAKAT
PENDEKATAN TERPADU
Penilaian Resiko
bencana
Berdasarkan Berdasarkan
penjumlahan nilai pertemuan faktor
bahaya, kerentanan ancaman bencana
dan manajemen dan kerentanan
masyarakat.
PEMBUATAN PETA RAWAN
Ancaman
Kerentanan
Melengkapi peta topografi (kota,
sungai, danau, gunung berapi, Melengkapi peta rawan ancaman
penambangan, pabrik, industry, dll) dengan kerentanan masyarakat:
Inventarisasi ancaman (banjir, Data demografi
gunung meletus, longsor, Sarana dan prasarana kesehatan
kebocoran pipa, kecelakaan, Data cakupan YANKES
transportasi, dll)
Penetapan Jenis Bahaya
PENETAPAN VARIABEL
1. Karakteristik Bahaya
SOSIAL
EKONOMI
bangunan fisik demografi primer (kerugian
(lokasi, bentuk, (proporsi kelompok langsung) dan
material, kontruksi, rentan, status sekunder (tidak
pemeliharaannya), kesehatan, langsung)
dan budaya, status
system transportasi sosek, dll)
dan telekomunikasi
(akses jalan,
sarana angkutan,
jaringan
komunikasi, dll)
3. Manajemen
Kebijakan
Telah ada/tidaknya Peran serta Kesiapsiagaan
kebijakkan, masyarakat Telah ada/tidaknya
peraturan Meliputi kesadaran system peringatan
perundangan, dan kepedulian dini, rencana tindak
Perda, Protap,dll lanjut termasuk
masyarakat akan
tentang pembiayaan
bencana
penanggulangan
bencana
PENETAPAN CARA PENILAIAN
Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk penilaian variabel karakteristik bahaya dan
kerentanan :
❖ 1 = risiko rendah
❖ 2= risiko sedang
❖ 3 = risiko tinggi
PENETAPAN CARA PENILAIAN
• jumlah korban;
• kerugian harta benda;
• kerusakan prasarana dan sarana;
• cakupan luas wilayah yang terkena bencana;
• dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan,
Jika dampak tersebut diberi bobot
2 Tanah Longsor 5 2
3 Banjir 4 3
4 Kekeringan 3 1