Pemaparan materai :
a. Pemetaan Risiko Bencana DKI Jakarta
Narasumber : BPBD Provinsi DKI Jakarta
Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh factor alam, factor
non-alam, maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis bagi
manusia.
Ada terdapat 11 Pemetaan pada Peta Resiko Bencana di DKI JAKARTA, yaitu :
8. Peta Risiko Bencana Kegagalan Teknologi • Bahaya : • Tabel Sebaran dan Jenis
Industri • Peta RTRW • Peta Bahaya Gempabumi • Peta Bahaya Tsunami
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah
Lampiran Beberapa Dokumentasi dari Kejadian GEMPA KOBE Jepang 1995, menurut hasil
survey korban yang dapat selamat :
“Suatu keadaan yang mengancam & mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok
orang/masyarakat yang memerlukan tindakan penanganan segera dan memadai’’.(Perka BNPB 03
tahun 2016). Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi lembaga yang diberi tugas untuk
menanggulangi bencana.
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital (UU NO. 24 TAHUN 2007 PS 48
Memiliki pengetahuan tentang wilayah yang terkena bencana. Ahli dalam bidang masing-masing
(Kesehatan, infrastruktur, komunikasi, data,shelter, dll) Pengetahuan tentang metode & peralatan
kaji cepat. Pengalaman dalam observasi & analisis masalah. Kemampuan mengambil keputusan.
Pengetahuan tentang mekanisme koordinasi antar lembaga dalam situasi darurat.
Contoh : Cara Pelaporan Kaji Cepat (Via WA) Lampiran
1. Operasi penyelamatan
2. Kesehatan
5. Hunian
Gambaran Dalam Siklus Pencarian, Evakuasi Korban & Masyarakat Terdampak, yaitu : (Lampiran)
ATURAN/KETENTUAN TERKAIT PENGELOLAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA
Pada dasarnya, dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan pemerintah daerah yang mana pemerintah dan pemerintah daerah juga mendorong partisipasi
masyarakat di dalamnya sebagaimana disebut dalam Pasal 60 angka (1) dan (2) UU 24/2007.
Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, pemerintah memiliki tanggung jawab, antara lain
meliputi (lihat Pasal 6 UU 24/2007):
b. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai. Pemerintah
daerah juga turut memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
salah satunya meliputi pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan
belanja daerah yang memadai (lihat Pasal 8 huruf d UU 24/2007)
1. DSP Pasal 6 huruf f UU 24/2007 dana yang dicadangkan oleh pemerintah untuk dapat
dipergunakan sewaktu-waktu apabila terjadi bencana.
2. BTT pada SE.MENDAGRI No.360/2903/SJ
3. PERATURAN BNPB No.4/2020
Pengertian Dana Siap Pakai Perka BNPB No 4 Tahun 2020 tanggal 15 Mei 2020 :
Dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh Pemerintah untuk digunakan pada saat keadaan
darurat bencana, keadaan tertentu, dan pertimbangan adanya risiko bencana berdampak luas yang
ditetapkan. “ oleh Kepala BNPB “. Keadaan Darurat Bencana (PP 21/2008) Suatu keadaan yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat yang
meliputi kondisi siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan Status ditetapkan
oleh pemerintah/pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana untuk jangka waktu tertentu
atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas PB.
Kegiatan penanggulangan bencana yang dapat dibiayai dengan DSP, yaitu : (Lampiran)