Anda di halaman 1dari 8

 Pada Hari Selasa 08 November 2022

Pemaparan materai :
a. Pemetaan Risiko Bencana DKI Jakarta
Narasumber : BPBD Provinsi DKI Jakarta

Menurut Survei dari gis.bnpb.go.id.


Dilampirkan beberapa trend kejadian bencana di Indonesia Tahun 2008 – 2022

Pengertian Dasar BENCANA

Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh factor alam, factor
non-alam, maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis bagi
manusia.

Berikut beberapa Ancaman Bencana di Jakarta : (Lampiran Gambar)

Ada terdapat 11 Pemetaan pada Peta Resiko Bencana di DKI JAKARTA, yaitu :

1. Peta Risiko Bencana Banjir


• Bahaya : • DEMNAS • Peta Batas Daerah Aliran Sungai • Peta Jaringan Sungai
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah
2. Peta Risiko Bencana Gempabumi
• Bahaya : • DEMNAS • PGA probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun •
Referensi nilai AVS30 (Average Shearwave Velocity in upper 30m)
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

3. Peta Risiko Bencana Likuefaksi


• Bahaya : • Data Bahaya Likuefaksi oleh Pusat Air Tanah dan Geologi Lingkungan,
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

4. Peta Risiko Bencana Tsunami


• Bahaya : • DEMNAS • Peta Penutup lahan diperbaharui berdasarkan peta sawah
baku dan area permukiman • Ketinggian maksimum Run-Up Tsunami di garis pantai
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

5. Peta Risiko Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi


• Bahaya : • DEMNAS • Data Arus Ketinggian Gelombang • Peta Geologi • Peta
Penutup lahan diperbaharui berdasarkan peta sawah baku dan area permukiman
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

6. Peta Risiko Bencana Kekeringan


• Bahaya : • Curah Hujan Rata-Rata Bulanan • Suhu Rata-Rata Bulanan
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

7. Peta Risiko Bencana Cuaca Ekstrim


• Bahaya : • DEMNAS • Peta Penutup lahan diperbaharui berdasarkan peta sawah
baku dan area permukiman • Curah Hujan Rata-Rata Tahunan • Peta Ekoregion
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

8. Peta Risiko Bencana Kegagalan Teknologi • Bahaya : • Tabel Sebaran dan Jenis
Industri • Peta RTRW • Peta Bahaya Gempabumi • Peta Bahaya Tsunami
• Kerentanan : • Kerentanan Sosial (Kepadatan Penduduk dan kelompok umur rentan)
• Kerentanan Fisik (Rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis) • Kerentanan Ekonomi
(PDRB dan Lahan Produktif) • Kerentanan Lingkungan
• Kapasitas : • Indeks Ketahanan Daerah

9. Peta Risiko Bencana Epidemi dan Wabah Penyakit


• Bahaya : • Kepadatan timbulnya malaria • Kepadatan timbulnya DBD • Kepadatan
timbuknya campak • Kepadatan timbulnya difteri • Kepadatan timbuknya hepatitis •
Jumlah Penduduk
• Kerentanan : • Kepadatan Penduduk • Rasio Jenis Kelamin • Rasio Umur Rentan
• Kapasitas : • Jumlah Rumah Sakit • Jumlah Puskesmas • Jumlah fasilitas kesehatan
lainnnya • Kapasitas fasilitas kesehatan

10. Peta Risiko Bencana COVID-19


• Bahaya : • Peta Rawan COVID-19 per-Kecamatan • Sebaran Permukiman • Sebaran
Penghubung Transportasi • Sebaran Tempat Ibadah • Sebaran Tempat Perbelanjaan •
Sebaran Perkantoran • Sebaran Tempat Akomodasi • Sebaran Industri/Pabrik
• Kerentanan : • Kepadatan Penduduk • Rasio Jenis Kelamin • Rasio Umur Rentan
• Kapasitas : • Jumlah Rumah Sakit • Jumlah Puskesmas • Jumlah fasilitas kesehatan
lainnnya • Kapasitas fasilitas kesehatan

11. Peta Risiko Bencana Kebakaran Wilayah Perkotaan


• Bahaya : • Aktivitas warga yang dapat memicu reaksi kebakaran • Penggunaan
listrik • Penggunaan api terbuka • Bahan berbahaya & beracun
• Kerentanan : • Kepadatan Penduduk • Kondisi Pemukiman di Lingkungan Rw •
Kondisi Kepadatan Bangunan di Lingkungan Rw • Kualitas Dan Tipe Bangunan •
Frekuensi Kejadian Kebakaran • Tingkat Potensi Kerugian • Kendala Ketika Terjadi
Kebakaran
• Kapasitas : • Jarak Antar Bangunan • SKKLSosialisasi/Penyuluhan • Komunikasi
Darurat • Pemadaman Dini • Ketersediaan Pos Damkar • Akses Operasional •
Response Time Bila Terjadi KebakaranLayanan Pos Damkar • Jarak Dengan Sumber
Air • Hidran Kota
Manajemen Bencana & Selamat Bencana

Manajemen Bencana, dibagi 3 bagian, yaitu :

1. Pra Bencana meliputi : Pencegahan & Mitigasi, Kesiapsiagaa


2. Tanggap Darurat meliputi : Kejadian Krisis, Tanggap Darurat, Kejadian/Krisis
3. Pasca Bencana meliputi : Pemulihan Rekonstruksi & Waktu

Lampiran Beberapa Dokumentasi dari Kejadian GEMPA KOBE Jepang 1995, menurut hasil
survey korban yang dapat selamat :

Berikut telah disampaikan dalam KEPGUB 1245 Tahun 2020 :

a. Delegasi wewenang penanggulangan bencana, lurah sebagai manajer bencana di


tingkat kelurahan.
b. Identifikasi wilayah rawan.
c. Pemetaan semua sumber daya (pemerintah/non pemerintahan) di masing-masing
kelurahan.
d. Penguatan dukungan penanggulangan bencana untuk kelurahan (jejaring,
pendampingan, pendanaan).
e. 1 orang PIC BPBD pada tiap keluharan.
f. Penyiapan modul pelatiahn relawan di kelurahan-kerjasama dengan invest DM

Lampirab Pemetaan Mitra di Wilayah Kelurahan dalam Menghadapi Fenomena Bencana di


DKI Jakarta :
 Pada Hari Rabu, 08 November 2022
b. Pemaparan Materai :
“Manajemen Bencana & Manajemen Tanggap Darurat” oleh Pusdiklat BNPB
Narasumber : Dr. Marlina Adisty

Dasar Hukum (Lampiran)

PENGERTIAN KEADAAN DARURAT BENCANA & Status Keadaan Darurat

“Suatu keadaan yang mengancam & mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok
orang/masyarakat yang memerlukan tindakan penanganan segera dan memadai’’.(Perka BNPB 03
tahun 2016). Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi lembaga yang diberi tugas untuk
menanggulangi bencana.

Prinsip-Prinsip Keadaan Darurat Bencana, yaitu :

 Cepat dan tepat Prioritas


 Koordinasi dan keterpaduan Berdaya guna dan berhasil guna
 Transparansi dan akuntabilitas
 Kemitraan Pemberdayaan
 Non Diskriminatif
 Nonproselitisi (dilarang menyebarkan agama, keyakinan/ kepentingan tertentu pd saat
keadaan darurat, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat

Fase Keadaan Darurat, yaitu : (Lampiran)


Timeline Penanganan Darurat Bencana, yaitu : (Lampiran)

KEGIATAN TANGGAP DARURAT BENCANA, yaitu:

1. Pengkajian secara cepa t dan tepat terhadap kerusakan dan sumberdaya

2. Penentuan status keadaan darurat bencana

3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana

4. Pemenuhan kebutuhan dasar

5. Perlindungan terhadap kelompok rentan

6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital (UU NO. 24 TAHUN 2007 PS 48

KAJI CEPAT (RAPID ASSESSMENT)

KRITERIA PELAKU KAJI CEPAT :

Memiliki pengetahuan tentang wilayah yang terkena bencana. Ahli dalam bidang masing-masing
(Kesehatan, infrastruktur, komunikasi, data,shelter, dll) Pengetahuan tentang metode & peralatan
kaji cepat. Pengalaman dalam observasi & analisis masalah. Kemampuan mengambil keputusan.
Pengetahuan tentang mekanisme koordinasi antar lembaga dalam situasi darurat.
Contoh : Cara Pelaporan Kaji Cepat (Via WA) Lampiran

HASIL KAJI CEPAT

1. Operasi penyelamatan

2. Kesehatan

3. Infrastruktur (untuk operasi emergency)

4. Air & Sanitasi

5. Hunian

6. Pangan & Nutrisi

7. Infrastruktur (untuk operasi relief).

Gambaran Dalam Siklus Pencarian, Evakuasi Korban & Masyarakat Terdampak, yaitu : (Lampiran)
ATURAN/KETENTUAN TERKAIT PENGELOLAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

Pada dasarnya, dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan pemerintah daerah yang mana pemerintah dan pemerintah daerah juga mendorong partisipasi
masyarakat di dalamnya sebagaimana disebut dalam Pasal 60 angka (1) dan (2) UU 24/2007.

Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, pemerintah memiliki tanggung jawab, antara lain
meliputi (lihat Pasal 6 UU 24/2007):

a. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan dan belanja


negara yang memadai ;

b. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai. Pemerintah
daerah juga turut memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
salah satunya meliputi pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan
belanja daerah yang memadai (lihat Pasal 8 huruf d UU 24/2007)

DANA PB DALAM KEADAAN DARURAT BENCANA

Ada 3 hal, yaitu :

1. DSP Pasal 6 huruf f UU 24/2007 dana yang dicadangkan oleh pemerintah untuk dapat
dipergunakan sewaktu-waktu apabila terjadi bencana.
2. BTT pada SE.MENDAGRI No.360/2903/SJ
3. PERATURAN BNPB No.4/2020

Pengertian Dana Siap Pakai Perka BNPB No 4 Tahun 2020 tanggal 15 Mei 2020 :

Dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh Pemerintah untuk digunakan pada saat keadaan
darurat bencana, keadaan tertentu, dan pertimbangan adanya risiko bencana berdampak luas yang
ditetapkan. “ oleh Kepala BNPB “. Keadaan Darurat Bencana (PP 21/2008) Suatu keadaan yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat yang
meliputi kondisi siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan Status ditetapkan
oleh pemerintah/pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana untuk jangka waktu tertentu
atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas PB.

Penggunaan DSP (Dana Siap Pakai)

Kegiatan penanggulangan bencana yang dapat dibiayai dengan DSP, yaitu : (Lampiran)

Anda mungkin juga menyukai