Anda di halaman 1dari 30

LOGO

LOGO

Siklus Manajemen Bencana

Oleh
Sujarwo, S.Kep, Ns, M..Kep

www.themegallery.com
Dasar Hukum dan Kebijakan

• Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana;
• Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika;
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah;
• Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 tahun 2007 tentang
Sarana dan Prasarana dalam Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana;
• Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
Siklus Manajemen Bencana

 Suatu proses yang mengambarkan managemen atau pengelola n bencana,


meliputi preventif, kesiapan kegawatdaruratan dan bencana, respon saat
bencana terjadi; pertolongan danrecover/pemulihan,mitigasi, m enurunkan
resiko kehilangan. ( Venema, 2007).
 Suatu siklus yang terdiri dari tahapan tahapan yang bertujuan untuk
mengurangi atau mencegah bencana (VUSSC, 2010). Menggambarkan proses
yang terjadi dimana pemerintah, usahawan, dan masyarakat merencanakan dan
mengurangi akibat bencana; tanggap selama dan segera setelah bencana; dan
mengambil tindakan untuk memulihkan keadaan setelah bencana terjadi
(Warfield, 2009).
Tujuan

 Mengurangi/mencegahkehilangan akibat bahaya


bencana
 Menjamin bantuan segera terhadap korban
 Mencapai pemulihan yang cepat dan efektif
 Mencegah kehilangan jiwa
 Mengurangi penderitan manusia
 Memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang
mengenai risiko
 Mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda
dan kehilangan sumber ekonomi
Paradigma Penanggulangan Bencana
Perubahan Paradigma Penanggulangan Bencana Di
Indonesia

Lama Baru

Reaktif & ad-hoc Preventif & permanen

Parsial Holistik

Managemen Krisis Managemen Risiko

Tanggap Darurat Pengurangan Risiko Bencana

Development Cost / Development Investment


Kerugian Pembangunan /Investasi Pembangunan

Urusan pemerintah Urusan bersama (multi pihak)

Ancaman Tunggal Ancaman Majemuk


Pandangan Konvensional

• Bencana merupakan sifat alam Terjadinya


bencana:
– kecelakaan (accident);
– tidak dapat diprediksi;
– tidak menentu;
– tidak terhindarkan;
– tidak terkendali.
• Masyarakat dipandang sebagai korban dan
• penerima bantuan dari pihak luar
Pandangan Progresif

 Menganggap bencana sebagai bagian dari


pembangunan masyarakat yang normal

 Bencana adalah masalah yang tidak pernah


berhenti.
 Peran sentral dari masyarakat adalah mengenali
bencana itu sendiri.
Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam

Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang


membahayakan kehidupan manusia. Karena
kekuatan alam yang luar biasa. Proses geofisik,
geologi dan hidrometeorologi Tidak
memperhitungkan manusia sebagai penyebab
bencana
Pandangan Ilmu Sosial

Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan


masyarakat menghadapi bahaya. Ancaman
adalah alami, tetapi bencana bukan alami.
Besaran bencana tergantung perbedaan tingkat
kerawanan masyarakat
Pandangan Ilmu Terapan

Besaran (magnitude) bencana tergantung


besarnya ketahanan atau kerusakan akibat
bencana. Pengkajian bencana ditujukan pada
upaya meningkatkan kekuatan fisik struktur
bangunan untuk memperkecil kerusakan
Pandangan Holistik

Menekankan pada ancaman (threat) dan


kerentanan (vulnerability), serta kemampuan
masyarakat dalam menghadapi risiko. Gejala
alam menjadi ancaman jika mengancam hidup
dan harta-benda. Ancaman akan berubah
menjadi bencana jika bertemu dengan
kerentanan.
Hal-hal yang Mendorong Pergeseran
Paradigmatik

Kesadaran akan beragamnya postur bencana


oUkuran spektakular atau kecil
oMeluas atau lokal
oHomogen atau kompleks
Pendekatan konvensional tidak lagi mampu
menjelaskan fenomena bencana Infusi pelajaran
dari berbagai lapangan termasuk dari disiplin
studi pembangunan
Risk Manajemen
 4 TAHAPAN UTAMA

1. Prevention and mitigation


2. Preparedness
3. Response
4. Recovery
MENURUT BNPB (P P NO.2 1 TAHUN 200 8 )

 Tahap pencegahan/pra bencana Tahap tidak terjadi situasi bencana


atau situasi potensi terjadi bencana. Kegiatan yang dilakukan pada
sat pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan , mitigasi,
kesiapsiagaan serta peringatan dini
 Tahap tanggap darurat/ sat bencana Kegiatan yang dilakukan pada
saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat
meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, kerugian, dan sumber daya, penentuan status keadaan
darurat bencana, penyelamatan dan evakuasi segera prasarana
dan sarana vital.
 Tahap rehabilitasi /pasca bencana Kegiatan yang dilakukan setelah
terjadinya bencana yang mencakup kegiatan rehabilitasi,
pemulihan, dan rekonstruksi.
DAMPAK BENCANA YAITU PENGARUH ATAU SEGALA SESUATU YANG TERJADI
AKIBAT TERJADINYA BENCANA.B ERBAGAI DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH
TERJADINYA BENCANA (KODOATIE & SJARIEF,2006):
•  Kematian
•  Luka-luka

•  Kerusakan dan kehancuran harta benda

•  Kerusakan dan kehancuran sumber mata pencaharian dan pertanian

•  Gan guan proses produksi

•  Gan guan gaya hidup

•  Kehilangan tempat tin gal

•  Gan guan pelayanan khusus

•  Kerusakan infrastruktur

•  Gan guan system pemerintahan

•  Kerugian ekonomi

• Dampak sosiologi dan psikologi


Pencegahan dan Mitigasi

• Usaha mencegah terjadinya bencana

• Usaha meminimalkan/ mengurangi


dampak bencana
Pencegahan dan Mitigasi

Usaha yang dilakukan :


Kajian resiko bencana

Analisis bahaya, kerentanan dan kapasitas


Pemberian kode pada bangunan
Manajemen zonasi dan tata guna lahan

Peraturan penggunaan bangunan dengan


prinsip keselamatan
Pelayanan kesehatan prevention 

Pendidikan kebencanaan kpd masyarakat


Kesiapsiagaan

Usaha mempersiapkan masyarakat untuk siap


menghadapi atau berespon terhadap bencana

Fokus pada pemahaman akan:

Dampak bencana terhadap masyarakat

Pendidikan, latihan meningkatkan


Kesiapsiagaan
Usaha yang dilakukan:
Preparedness plan


Emergency training Warning
systems

Evacuation plans and training

Emergency communications systems


• Resource inventories

Emergency contact lists Public

educations

Tanggap darurat


Usaha menyediakan bantuan segera untuk
mempertahankan hidup, meningkatkan
kesehatan dan moral masyarakat yang
terkena bencana.

Tindakan Perbaikan awal


kegawatan segera infrastruktur
Tanggap darurat

Usaha yang dilakukan:


Peringatan bencana
• Tempat tinggal sementara

Evakuasi Tindakan Persediaan logistik dan


informasi

kegawatdaruratan
• •

Dekontaminasi

Pencarian dan
• Keamanan Pemulihan
penyelamatan (SAR) awal inrastruktur
• •

Pengkajian setelah
bencana •


Pemulihan

Usaha mengembalikan keadaan masyarakat


dan infrastruktur akibat bencana ke kondisi


Normal. Dibagi menjadi 2 tahap:

1.Rehabilitasi
2.Rekonstruksi

1. Rehabilitasi
6 bulan – 1 tahun
Fokus: kegiatan ekonomi, sistem pendukung
vital, pendidikan kesehatan dan
keselamatan

2. Rekonstruksi
1 tahun – dekade
Fokus: Pembangunan sarana dan prasarana,
resiko bencana mendatang
Pihak yang terlibat


BNPB, BPBD BASARNAS


Kementrian kesehatan


Pihak militer
NGO

Organisasi kemanusiaan Masyarakat


LOGO

LOGO

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai