Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.

2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

ANTI-VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR


PADA RETINOPATHY OF PREMATURITY
Nasyayya Akbari Nazar1*, Kemala Sayuti2
1,2
Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Bagian Ilmu Kesehatan Mata
RSUP DR.M.Djamil Padang
*email korespondensi: nasyayya.an@gmail.com1* , kemala_sayuti@yahoo.co.id2

Submitted: 29-03-2021, Reviewer: 02-04-2021, Accepted: 08-06-2021

ABSTRACT
Vascular endothelial growth factor (VEGF) is an important mediator of pathological neovascularization
and ocular vascular permeability. In phase I ROP, VEGF levels decrease due to hyperoxia but increase
sharply in phase II ROP due to hypoxia, which triggers retinal neovascularization. To increase
understanding of anti-VEGF injection therapy as a management for ROP in order to avoid serious
complications such as blindness in children. The use of intravitreal therapy targeting VEGF is
increasingly in demand and has changed the way of view in treating vitreoretinal disease in children,
especially in cases with severe posterior abnormalities, media opacity, and unstable systemic Compared
with laser, anti-VEGF allows retinal vasculature to further vascularize toward the peripheral retina.
Although it has many advantages, it is necessary to have a good understanding and continuous
observation of systemic side effects and long-term neurodevelopment in children after anti-VEGF
injection given that this action is a new therapy compared to others.

Keywords: ROP, anti-VEGF, VEGF, neovascularization, premature

ABSTRAK
Vascular endothelial growth factor (VEGF) merupakan mediator penting dari neovaskularisasi patologis
dan permeabilitas vaskular mata. Pada fase I retinopathy of prematurity (ROP), kadar VEGF menurun
karena adanya hiperoksia tetapi meningkat tajam pada fase II ROP karena hipoksia sehingga memicu
neovaskularisasi retina. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai terapi injeksi anti-VEGF sebagai
penatalaksanaan ROP agar dapat menghidari komplikasi berat seperti kebutaan pada anak. Penggunaan
terapi intravitreal yang menargetkan VEGF semakin diminati dan telah mengubah cara pandang dalam
mengobati penyakit vitreoretina pada anak-anak karena dapat dilakukan pada kasus dengan kelainan
posterior yang berat, media yang keruh, dan kondisi sistemik yang tidak stabil. Dibandingkan dengan
terapi laser, injeksi anti-VEGF memfasilitasi pembuluh darah retina untuk vaskularisasi lebih lanjut
menuju retina perifer. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperlukan pemahaman dan pengamatan yang
baik secara berkelanjutan mengenai efek samping sistemik dan perkembangan saraf jangka panjang pada
anak pasca pemberian injeksi anti_VEGF mengingat tindakan ini merupakan terapi yang baru bila
dibandingkan dengan tindakan lain.

Kata kunci: ROP, anti-VEGF, VEGF, neovaskularisasi, premature

PENDAHULUAN bayi prematur. World Health Organization


Retinopathy of prematurity (ROP) (WHO) memperkirakan 1.4 juta anak di
merupakan kondisi kelainan perkembangan dunia mengalami kebutaan dan dua
pembuluh darah retina yang terjadi pada pertiganya terjadi di negara berkembang.
358
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

ROP menjadi penyebab utama kebutaan avaskular melalui terapi laser fotokoagulasi,
yang dapat dicegah pada anak-anak dan maupun dengan cara menginaktivasi VEGF
memiliki potensi gangguan penglihatan yang yang telah dilepaskan melalui terapi injeksi
signifikan. Data dari Indonesia diperoleh anti-VEGF. Penggunaan anti-VEGF
dari Siswanto et.al yang melaporkan insiden semakin berkembang dan semakin banyak
ROP di NICU (Neonatal Intensive Care dipilih. Selain karena hasil anatomis dan
Unit) Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta fungsi visual yang lebih baik dibandingkan
dari tahun 2005 hingga 2015. Dalam rentang laser, pengerjaan injeksi anti-VEGF lebih
waktu 11 tahun tersebut didapatkan 311 bayi mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan
prematur <32 minggu dengan berat badan yang baik.4, 5
<1500 gram yang dilakukan skrining ROP,
di mana 30% dari bayi prematur ini PATOGENESIS DAN KLASIFIKASI
mengalami ROP stadium 1-2 dan sebanyak ROP
6.1% mengalami ROP stadium 3-5. Usia Perkembangan Vaskularisasi Retina
kehamilan yang rendah dan berat badan bayi Sejak masa intrauterin, retina memiliki
yang rendah merupakan faktor risiko utama dua pembuluh darah yang memperdarahinya
terjadinya ROP.1,2 yaitu bagian luar oleh pembuluh darah
Kondisi ROP pertama kali dilaporkan koroid dan bagian dalam oleh pembuluh
Theodore L. Terry pada tahun 1942 sebagai darah retina sentral. Pada usia kehamilan 6
gambaran retrolental fibroplasia yang minggu, arteri hialoid, cabang utama dari
terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur. arteri oftalmika dorsalis primitif memasuki
Kemudian pada tahun 1950an, Patz et.al bola mata dan terus tumbuh ke anterior
mengemukakan adanya peran pemberian menuju polus posterior lensa. Pembuluh
oksigen terhadap insiden ROP. Seiring darah koroid memvaskularisasi bagian luar
dengan berjalannya waktu, banyaknya retina sedangkan bagian dalam retina relatif
temuan dan penelitian yang memberikan avaskuler hingga usia kehamilan 16 minggu.
acuan bagi perkembangan studi lanjutan Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai
lainnya sehingga memberikan gambaran tampak sel-sel pembentuk pembuluh darah
menyeluruh mengenai patogenesis, yang memvaskularisasi retina bagian dalam.
perjalanan klinis, dan penatalaksanaan bagi Sel-sel spindle mesenkimal yang akan
kondisi ROP.3 membentuk pembuluh darah retina bagian
Meskipun merupakan kelainan yang dalam berasal dari tunika adventisia arteri
dapat diobati, ROP dapat menyebabkan hialoidea. Sel-sel spindle ini bermigrasi
ablasio retina dan kebutaan pada keadaan secara sentifugal dari diskus optik menuju
yang lebih berat. Untuk mencegahnya, ora serrata. Pembentukan pembuluh darah
terdapat pilihan terapi ROP berupa retina bagian dalam akan mencapai ora
krioterapi, laser fotokoagulasi, injeksi anti- serrata nasal pada usia kehamilan 8 bulan
VEGF intravitreal, dan operasi vitrektomi (32-36 minggu) sedangkan bagian temporal
jika sudah terjadi ablasio retina. Terapi dicapai pada usia kehamilan 40-42 minggu.
dengan krioterapi semakin ditinggalkan Penyempurnaan pembuluh darah retina ini
karena banyak efek yang merugikan. VEGF dapat berlanjut hingga bulan-bulan awal
merupakan komponen kimiawi utama yang setelah kelahiran. Hal ini mengisyaratkan
menyebabkan terjadinya proses neovaskular. bahwa semakin dini bayi dilahirkan maka
Oleh sebab itu tujuan utama tatalaksana semakin imatur pembuluh darah retina yang
ROP adalah menurunkan level VEGF baik terbentuk.6, 7
dengan cara mengablasi area retina

359
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

Patogenesis ROP minggu PMA. Pembentukan pembuluh


Patogenesis ROP berkaitan dengan darah baru terjadi di perbatasan antara retina
gangguan pada perkembangan normal avaskular dan retina yang mempunyai
vaskular dan neuronal retina. Setelah vaskularisasi. Jika terjadi kebocoran pada
kelahiran prematur, gangguan dalam proses pembuluh darah baru ini, maka dapat terjadi
angiogenesis dan vaskularisasi retina terjadi ablasio retina traksional yang akan
sekunder akibat penurunan kadar VEGF dan menyebabkan kebutaan. Jika pertumbuhan
IGF-1 pada jaringan retina akibat hiperoksia pembuluh darah retina setelah kelahiran
relatif yang menimbulkan vasoobliterasi. prematur dapat menjadi normal, fase kedua
Kondisi ini kemudian diikuti oleh iskemik tidak akan terjadi. Oleh karena itu, jika kita
relatif dan hipoksia jaringan untuk bisa mengurangi proliferasi pembuluh darah
pertumbuhan dan metabolisme sel neuron abnormal pada fase kedua dan memfasilitasi
seperti astrosit dan sel ganglion retina. vaskularisasi pada retina, ablasi retina akan
Hipoksia jaringan retina pada akhirnya dapat dicegah.3, 6
menghasilkan kadar VEGF tinggi dan faktor Untuk mencapai tujuan ini, perlu
pertumbuhan lainnya yang memicu fase memahami faktor pertumbuhan yang terlibat
vasoproliferatif ROP dengan karakteristik dalam semua aspek ROP baik dalam
munculnya vaskularisasi abnormal pada perkembangan vaskuler retina normal
minggu 32-34 kehamilan. Vaskularisasi maupun perkembangan neovaskularisasi.
abnormal adalah disregulasi pertumbuhan Terdapat dua fase pada patomekanisme
pembuluh darah yang menyimpang ke arah terjadinya ROP, yang keduanya merupakan
vitreus yang tumbuh secara berlebihan.3, 6 keadaan yang saling berkebalikan. Pada fase
Fase I ROP ditandai dengan kehilangan pertama, pertumbuhan retina dan pembuluh
pembuluh darah. Pertumbuhan pembuluh darah retina mengalami keterhambatan.
darah retina normal yang akan terjadi dalam Sedangkan pada fase kedua, pertumbuhan
rahim melambat atau berhenti, dan ada proliferatif pembuluh darah retina
hilangnya beberapa pembuluh yang mengalami peningkatan dan tidak terkontrol.
berkembang. Pembuluh darah yang belum Faktor-faktor pertumbuhan yang
matang sangat rentan terhadap oksigen, mengendalikan kemungkinan besar akan
sehingga fenomena ini diperkirakan karena kurang pada fase pertama dan lebih pada
pengaruh pemberian oksigen tambahan fase kedua. Oleh karena itu manajemen ROP
kepada bayi prematur akibat keadaan paru lebih rumit dan membutuhkan waktu yang
yang belum matang. Namun, ini mungkin sesuai untuk setiap intervensi.3,6. Di
juga disebabkan oleh hiperoksia relatif dari Indonesia, ROP dapat dilakukan skrining
lingkungan ekstrauterin. Seiring dengan jika bayi lahir dengan berat badan < 1500
waktu, retina avaskular pada bayi prematur gram, usia kehamilan < 34 minggu. Jika usia
menjadi semakin aktif secara metabolik dan kehamilan > 30 minggu, skrining dapat
tanpa adanya suplai darah, retina menjadi dilakukan 2-4 minggu setelah kelahiran, dan
semakin hipoksia. Fase pertama adalah untuk usia kehamilan < 30 minggu,
hilangnya pembuluh darah yang terjadi sejak diperiksa 4 minggu setelah kelahiran. Jika
lahir hingga Premenstrual Age (PMA) ada pertimbangan lain, bayi prematur dapat
sekitar 30 minggu.3, 6 diperiksa setidaknya 1 kali sebelum pulang
Fase kedua dari ROP ditandai dengan dari rawat inap rumah sakit.8
proliferasi vaskular yang diinduksi hipoksia
dan dimulai antara sekitar 32 hingga 34

360
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

A B
Klasifikasi ROP
Menurut International Classification
of Retinopathy of Prematurity Revisited
(ICROP), klinis ROP dijabarkan sesuai
Tabel 1, Gambar 1 dan 2.9
C D
Tabel 1. Klasifikasi ROP berdasarkan
ICROP.9
Lokasi
Zona I Area berbentuk lingkaran dengan
radius dua kali jarak pusat diskus
ke pusat makula. E F
Zona II Area berbentuk lingkaran, dimulai
dari tepi zona I sampai batas ora
serata bagian nasal
Zona III Sisa area berbentuk bulan sabit,
dimulai dari tepi zona II sampai
ora serrata bagian temporal
Ekstensi G H
Digambarkan dalam jumlah arah jam
Severitas
Stadium 0 Retina imatur, tidak terdapat ROP
Stadium 1 Demarcation line
Stadium 2 Ridge
Stadium 3 Proliferasi fibrovaskular
ekstraretina, neovaskularisasi I J
Stadium 4 Ablasio retina parsial (4A -
esktrafovea, 4B - fovea)
Stadium 5 Ablasio retina total
Plus Disease
Terdapat peningkatan kelokan arteriol dan
dilatasi vena, paling sedikit 2 kuadran polus
posterior
Gambar 1. Klasifikasi ROP berdasarkan
Dapat disertai: pelebaran vaskularisasi iris, iris stadium keparahan.(A) Stadium 0, (B)
sulit dilatasi, kekeruhan vitreus Stadium 1, (C) Stadium 2, (D) Stadium 3, (E)
Pre-plus Disease Stadium 4A, (F) Stadium 4B, (G) Stadium 5,
Dilatasi vena dan kelokan arteriol pada polus (H) Plus Disease, (I) Pre-Plus Disease, (J) AP-
posterior yang keparahannya belum sampai ROP9
seperti abnormalitas pada plus disease
Agresive Posterior ROP (APROP)
Bentuk parah ROP didefinisikan sebagai zona I
atau zona II dengan plus disease yang
melibatkan semua 4 kuadran dari pembuluh
retina polus posterior dan pada neovaskularisasi
di perbatasan antara retina vaskular dan
avaskular. Tanpa pengobatan, AP-ROP
biasanya berkembang dengan cepat ke tahap 4
atau 5 ROP

Gambar 2. Skema retina mata kanan dan


kiri berdasarkan zona.9

361
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

Selain klasifikasi yang dikemukakan parah atau tidak dengan pemeriksaan ulang
diatas, terdapat klasifikasi tambahan yaitu tiap 1-2 minggu.10
Threshold dan Prethreshold Retinopathy of
Prematurity. Threshold didefinisikan TERAPI ANTI-VASCULAR
sebagai ROP dengan luas area ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR
neovaskularisasi ekstraretina (stadium 3) Injeksi anti-VEGF intravitreal semakin
seluas ≥ 5 arah jarum jam yang berurutan banyak digunakan untuk terapi ROP tipe 1.
atau ≥ 8 arah jarum jam yang tidak Preparat ini menghambat aktivitas VEGF,
berurutan disertai plus disease dalam zona I yang merupakan faktor penting untuk
atau II. Sedangkan prethreshold merupakan pertumbuhan neovaskular pada bayi dengan
istilah yang diajukan oleh The Early ROP.11
Treatment for Retinopathy of Prematurity
(ETROP) Study. Prethreshold disease Jenis-Jenis Anti-VEGF
mencakup perubahan pada zona I dan II Terdapat empat jenis preparat anti-
yang tidak memenuhi kriteria threshold VEGF yang dapat diberikan pada bayi
disease. Prethreshold disease dibedakan dengan ROP yaitu pegaptanib, bevacizumab,
menjadi ROP prethreshold risiko tinggi ranibizumab, dan aflibercept.
yaitu tipe 1 dan ROP prethreshold risiko
lebih rendah yaitu tipe 2 (Tabel 2).10, 4 Pegaptanib
Pegaptanib merupakan nukleotida rantai
Tabel 2. Tipe Pretreshold Berdasarkan tunggal yang terikat secara spesifik terhadap
ETROP10 VEGF dan merupakan anti-VEGF yang
Tipe 1 ROP pertamakali disetujui penggunaannya untuk
Zona I, stadium berapapun, dengan plus disease pengobatan age-related macular
Zona I, stadium 3, tanpa plus disease
Zona II, stadium 2 atau 3, dengan plus disease
degeneration (AMD) oleh Food and Drug
Tipe 2 ROP Administration (FDA) pada tahun 2004.
Zona I, stadium 1 atau 2, tanpa plus disease Tetapi saat ini preparat ini sudah jarang
Zona II, stadium 3, tanpa plus disease digunakan karena efektivitasnya yang
kurang dibandingkan dengan preparat anti-
Penelitian yang dilakukan oleh VEGF lain.12, 5
Multicenter Trial of Cryotherapy for
Retinopathy of Prematurity (CRYO-ROP) Bevacizumab
pada tahun 1988 merekomendasikan Bevacizumab adalah antibodi
pengobatan dengan krioterapi ketika ROP monoklonal antiangiogenik yang pada
dalam tahap threshold. Saat ini, pedoman awalnya dikembangkan untuk pengobatan
pengobatan ROP berdasarkan pada hasil kanker kolorektal yang metastasis dan telah
penelitian ETROP, yang mengatakan bahwa digunakan untuk penatalaksanaan retinopati
pengobatan ROP dapat dilakukan pada tahap dengan hasil yang cukup baik. Dengan dosis
prethreshold tipe 1. Hal ini diharapkan agar 0.625 mg/0.025 mL, saat ini bevacizumab
pasien mendapatkan hasil anatomi dan adalah terapi anti-VEGF intravitreal yang
visual yang lebih baik dengan melakukan paling banyak diteliti untuk penatalaksanaan
laser fotokoagulasi atau injeksi intravitreal ROP stadium yang berat dan sejauh ini telah
anti-VEGF. Pada ROP tipe 2, pemberian menunjukkan hasil yang cukup baik.12, 5
terapi tidak memberikan perubahan yang
bermakna. Oleh karena itu, ROP tipe 2 dapat
dilakukan observasi (wait and see) apakah
keadaan berlanjut ke stadium yang lebih
362
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

Ranibizumab Injeksi intravitreal anti-VEGF pada 1


Ranibizumab merupakan anti VEGF minggu sebelum intervensi vitrektomi dapat
dengan fragmen antibodi monoklonal yang mengurangi aktivitas neovaskularisasi pada
jauh lebih kecil, kemudian digunakan retina karena pada kondisi mata yang lebih
sebagai pilihan pengobatan yang lebih aman. tenang akan memudahkan operator untuk
Ranibizumab mengikat semua isoform melakukan tindakan dengan komplikasi
VEGF-A dan telah menunjukkan yang lebih minimal. Hal ini diharapkan
keberhasilan dalam pengobatan ROP tipe 1. memberikan hasil akhir yang lebih baik
Ranibizumab memiliki waktu paruh yang karena waktu operasi yang lebih singkat,
lebih pendek sehingga toksisitas sistemik persentase reattach anatomi yang lebih
lebih minimal. Untuk ROP, anti-VEGF ini tinggi, sehingga memiliki kemungkinan
diinjeksi sebanyak 0.25 mg/0.025.12, 5 hasil visus yang lebih baik.14, 15

Aflibercept Dosis dan Teknik Injeksi Anti-VEGF


Aflibercept merupakan “VEGF trap” Teknik injeksi intravitreal pada mata
sebuah protein fusi yang mengikat VEGF-A bayi sangat berbeda dengan yang mata orang
dengan afinitas tinggi. Preparan ini telah dewasa. Ada pertimbangan tertentu sebelum
disetujui oleh FDA untuk pengobatan wet melakukan injeksi anti-VEGF intravitreal
Age Macular Disease (AMD) pada tahun pada anak, diantaranya adalah dosis, lokasi
2011 dan merupakan satu-satunya terapi injeksi, ukuran jarum yang dipakai, dan arah
antiangiogenik yang menghambat VEGF-A penusukan jarum. Injeksi dilakukan dengan
dan faktor pertumbuhan plasenta. Hingga jarum ukuran 30 gauge di pars plicata, yang
saat ini, pemberian aflibercept untuk ROP berjarak 1 mm di posterior limbus dengan
masih terus dipelajari.12, 5 dosis setengah dari dewasa. Berbeda dengan
Dari beberapa preparat anti-VEGF yang dewasa yang tegak lurus terhadap sklera,
tersedia, bevacizumab dan ranibizumab arah tusukan jarum pada bayi, disarankan
adalah preparat yang sering digunakan untuk agar sejajar dengan visual axis. Hal ini
terapi ROP. Hal ini karena kedua preparat bertujuan untuk menghindari jarum
8, 16,17
tersebut dapat menurunkan level VEGF mengenai lensa (Gambar 3).
lebih baik dibandingkan preparat lain
sehingga lebih efektif dalam mengurangi
keadaan akut pada ROP. Chen et al
melakukan rangkaian penelitian komparatif
menggunakan bevacizumab dan
ranibizumab sebagai pengobatan utama
untuk ROP. Hasilnya, kedua obat ini
menunjukkan efikasi yang sama baik dalam
hal regresi penyakit maupun tingkat Gambar 3. Perbedaan arah injeksi
kekambuhan.12, 13 intravitreal pada dewasa dan bayi17

Injeksi Anti-VEGF Perioperatif pada Untuk mencari dosis bayi, terdapat uji
ROP coba dengan 0,625 mg bevacizumab yaitu
Adanya neovaskularisasi merupakan setengah dari dosis dewasa. Pertimbangan
salah satu faktor risiko utama kegagalan ini didasari atas volume cairan vitreus bayi
terapi bedah saat intraoperatif pada ROP pada lebih sedikit dibandingkan dewasa (1,6
stadium 4 atau 5 dengan ablasio retina. ml dan 4,0 ml), luas permukaan retina (450
mm2 dan 1240 mm2), dan berat badan
363
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

sekitar seperlima puluh orang dewasa. Larutan disemprotkan ke permukaan


Diperkirakan bahwa 0,5–1,0 mg kornea, daerah konjungtiva dan fornik
bevacizumab adalah 10.000 kali konsentrasi superior dan inferio. Dilakukan swab
yang dibutuhkan untuk menetralkan povidone iodin murni dengan
konsentrasi VEGF pada mata.18 menggunakan cotton bud steril di
Jarak injeksi pada bayi prematur sekitar daerah margo superior dan inferior dan
0,75-1 mm dari limbus. Berbeda dengan dilanjutkan secara sirkular pada
dewasa yang di injeksikan di pars plana, palpebra superior dan inferior dari
injeksi ini berada pada pars plikata karena tengah kea rah luar.
pars plana belum berkembang dengan 3. Dilakukan pemasang eye drape steril.
baik.18 4. Obat anti-VEGF intravitreal diambil
Di Indonesia, kriteria terapi ROP dari vial ke dalam spuit 1 cc. Setelah
mengacu pada rekomendasi hasil Workshop itu, jarum diganti dengan 30G dan
Pokja Nasional ROP dan Bayi Prematur disiapkan dalam keadaan jarum
2010. Adapun prosedur standar operasional tertutup.
untuk injeksi intravitreal anti-VEGF pada 5. Pasang spekulum palpebra.
ROP adalah sebagai berikut:8 6. Dengan menggunakan kaliper, ukur
tempat penyuntikan dengan jarang 1
Persiapan Alat8 mm dari limbus, ke arah N. Optikus.
1. Obat anti-VEGF (Bevacizumab dosis 7. Irigasi daerah suntikan dengan povidone
0.625 mg/0.025 mL atau Ranibizumab iodin.
0.25 mg/0.025 mL). 8. Dilakukan injeksi intravitreal melalui
2. Spekulum palpebra pediatrik. lokasi yang telah ditentukan.
3. Kaliper. 9. Tarik jarum dengan perlahan sambil
4. Spuit 1 cc. menekan luka injeksi dengan cotton bud
5. Jarum 30G. steril secara lembut.
6. Obat anestesi topikal/lokal (tetrakain 10. Berikan obat salep mata antibiotik.
HCl 0.5% atau lidokain 2%) 11. Lepas spekulum palpebra, angkat eye
7. Obat tetes mata antibiotik. drape.
8. Povidone iodin. 12. Resepkan tetes mata antibiotik untuk 5
9. Eye drape steril. hari.
10. Lembar informasi/kesiapan pasien. 13. Sebaiknya pasien dikontrol 1 hari-1
11. Lembar persetujuan tindakan. minggu setelah injeksi.

Langkah-langkah Injeksi Anti-VEGF Seiring dengan perkembangan zaman,


intravitreal8 terdapat pendapat yang mengatakan bahwa
1. Mata pasien diberi obat tetes mata injeksi anti-VEGF pada bayi dengan ROP
anestetik. lebih baik dilakukan dengan jarum kecil
2. Dilakukan antiseptik daerah operasi (32G). Jarum berukuran 30G (12,7 mm)
dengan menggunakan povidone iodin dapat menembus lensa dan bahkan melukai
10% (campuran antara povidone iodin 1 retina kontralateral. Dengan jarum 32G (4
cc yang dicampurkan dengan BSS 9 cc) mm), injeksi intravitreal dapat masuk ke
dalam spuit 10 cc. vitreus tanpa mengenai lensa dan retina.
(Gambar 4).19

364
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

preparat anti-VEGF mampu menetralkan


VEGF dalam cairan vitreus secara langsung,
dengan demikian hal ini memiliki respons
yang lebih cepat daripada fotokoagulasi
laser5

Gambar 4. (A) Jarum 30G berukuran Keunggulan Pemberian Anti-VEGF


12,7 mm menyentuh retina saat injeksi. dibanding Laser Fotokoagulasi21
(B) Jarum 32G berukuran 4 mm saat 1. Meningkatkan angka keberhasilan pada
injeksi.19 zona I atau ROP posterior agresif
2. Lebih baik untuk pasien dengan media
Pada tahun 2020, Beck et al keruh
mempublikasikan sebuah protokol injeksi 3. Lebih mudah untuk pasien dengan
anti-VEGF intravitreal terbaru yang dikenal kondisi sistemik yang tidak stabil
dengan SAFER (Tabel 3). Dengan adanya 4. Memungkinkan pembuluh darah retina
acuan ini diharapkan dapat mengurangi untuk vaskularisasi lebih lanjut menuju
adanya kejadian yang tidak diinginkan pasca retina perifer
operasi.20
Anti-VEGF memiliki tingkat
Tabel 3. Protokol SAFER.20 keberhasilan yang lebih baik pada kasus
S: Short Needle ROP zona I atau APROP bila dibandingkan
Jarum berukuran 32-gauge 4.0 mm dengan terapi laser. Pada tahun 2011, studi
A: Antiseptic/Antibiotic Bevacizumab Eliminates the Angiogenic
Antiseptik dengan povidon iodin 10% Threat of Retinopathy of Prematurity
sebelum dan sesudah tindakan
(BEAT-ROP) membandingkan hasil terapi
F: Follow Up
2-7 hari setelah injeksi untuk melihat
monoterapi anti-VEGF bevacizumab dengan
adanya komplikasi terapi laser pada bayi dengan ROP stadium
E: Extra Attention to Detail 3 dengan plus disease, didapatkan bahwa
Menjaga lingkungan tetap bersih (sarung tingkat rekurensi neovaskularisasi lebih
tangan, masker, kaliper, dan spekulum) tinggi terjadi pada kelompok pasca terapi
Periksa apakah ada tanda konjungtivitis laser dibandingkan kelompok pasca terapi
Tentukan jarak aman untuk injeksi 1 mm injeksi anti-VEGF. Perbedaan kejadian
dari limbus dengan nonogram rekurensi neovaskular pasca terapi ini
R: Recheck bermakna secara signifikan pada kelompok
1-2 minggu setelah injeksi hingga ROP Zona I, yaitu 42% pada kelompok
vaskularisasi retina matur. pasca terapi laser dan 6% pada kelompok
Gunakan fluorescein angiogram pada bayi
pasca terapi anti-VEGF. Namun hal ini tidak
usia 60-65 PMA jika tidak tervaskularisasi.
Laser jika diperlukan
bermakna secara signifikan pada kelompok
ROP Zona II. Hasil ini memberikan
gambaran bahwa manfaat pemberian anti-
Manfaat Penggunaan Anti-VEGF
Laser fotokoagulasi tidak dapat VEGF lebih selektif pada ROP stadium 3
mempengaruhi kadar VEGF yang sudah ada dengan plus disease di zona I. Wu et. al,
dalam cairan vitreus, karena prosedur laser juga mengatakan bahwa mata ROP zona I,
fotokoagulasi hanya menargetkan retina tidak ada yang berkembang menjadi ablasio
perifer dan menghambat produksi VEGF retina setelah mendapat injeksi bevacizumab
hanya pada retina yang avaskular. Namun,

365
B
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

intravitreal. ROP zona I ini ditemukan kejadian reakurensi ROP pada kelompok
sebanyak 10% dari seluruh ROP tipe 1.21,16 anti-VEGF bevacizumab adalah 16.0 ± 4.6
Untuk kondisi AP-ROP, Nicoara et.al minggu, sedangkan pada kelompok laser
melakukan penelitian retrospektif yang adalah 6.2 ± 5.7 minggu. Reakurensi ROP
membandingkan hasil regresi APROP antara dapat terjadi akibat zona avaskular retina
kelompok yang diberi terapi laser dengan yang iskemik belum sepenuhnya dihambat
kelompok anti-VEGF bevacizumab 0.625 oleh pemberian anti-VEGF. Oleh karena itu,
mg/0.025 mL. Penelitian ini menunjukkan pemantauan secara rutin dalam jangka
hasil regresi APROP yang lebih baik secara waktu yang lebih lama perlu dilakukan.
signifikan pada kelompok terapi anti-VEGF Quiram et.al menyarankan pemeriksaan
bevacizumab yaitu sebanyak 85.29% mata berkala setiap 2 minggu sampai PMA 55-60
dibandingkan dengan kelompok terapi laser minggu pada bayi yang mendapatkan terapi
hanya sebanyak 75% mata. Pada kelompok anti-VEGF, yang dipastikan secara RetCam
anti-VEGF didapatkan pula pembuluh darah dan FFA. Bila terdapat vaskularisasi perifer
retina berhasil melanjutkan vaskularisasi yang inkomplit maka dapat dilakukan
sampai ke perifer. Salah satu kesulitan terapi fotokoagulasi laser tambahan.
laser pada kasus AP-ROP adalah batas yang Workshop Pokja Nasional ROP dan
tidak jelas antara area retina yang vaskular Bayi Prematur 2010 menjelaskan bahwa
dan avaskular, sehingga terapi inisial dengan pemeriksaan pertama dilakukan pada hari ke
laser biasanya tidak adekuat.22 5-7 setelah injeksi dan dilanjutkan
Sebagian besar laser fotokoagulasi perlu setidaknya setiap minggu untuk mencari
dilakukan dalam bius total dengan intubasi, tanda penurunan aktivitas dan regresi.
sehingga membutuhkan lebih banyak waktu Tindakan akan diulang 10-14 hari setelah
dan tenaga. Sebaliknya, pemberian anti- tindakan pertama, jika ROP gagal regresi.
VEGF adalah prosedur yang jauh lebih Hingga saat ini, masih belum ada keputusan
singkat dan dapat dilakukan tanpa perlu yang mengatur jumlah maksimal
intubasi. Ini lebih mudah dan lebih aman pengulangan injeksi anti-VEGF serta terapi
untuk kasus dengan kondisi sistemik yang kombinasi dengan laser. Hal ini diserahkan
tidak stabil. Selain itu, injeksi intravitreal kepada penilaian masing-masing operator.
anti-VEGF masih dapat diberikan pada Pemberian injeksi anti_VEGF merupakan
kasus dengan opasitas media. Akan sulit tindakan yang lebih baru dibandingkan
untuk menerapkan laser fotokoagulasi pada dengan tindakan lain pada penatalaksanaan
pasien dengan media yang keruh dan ROP. Oleh sebab itu, para ahli masih terus
visualisasi retina yang buruk.5, 21 melakukan pengawasan dan mengamatan
Injeksi anti-VEGF dapat memfasilitasi tentang tindakan ini hingga kini.8, 21, 23
terjadinya pertumbuhan vaskularisasi retina
lebih lanjut ke arah retina perifer, Komplikasi Okular dan Sistemik Anti-
meningkatkan viabilitas retina, dan VEGF
mengurangi kemungkinan gangguan lapang Komplikasi mata yang mungkin terkait
pandang permanen pada seperti yang terjadi dengan injeksi intravitreal anti-VEGF adalah
pada terapi laser fotokoagulasi.5, 21 perdarahan vitreus, perdarahan preretina,
Salah satu hal yang perlu transient vascular sheathing, katarak dan
dipertimbangkan dari pemberian terapi anti- endoftalmitis. Dalam penelitian multisenter
VEGF adalah kejadian reakurensi dari ROP. di Taiwan, data menunjukkan bahwa
Studi BEAT-ROP menyatakan bahwa perdarahan vitreus atau perdarah preretina
interval waktu dari pemberian terapi ke terjadi pada 8% mata dan, transient vascular

366
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

sheathing pada 4% mata. Perdarahan vitreus Padang khususnya kepada dr. Kemala
atau preretina mengalami resolusi pada Sayuti, SpM(K) yang telah memberikan
semua mata dan, transient vascular bimbingan dalam penulisan jurnal ini.
sheathing mengalami reperfusi selama
follow up berikutnya.24 REFERENSI
Hal lain terkait terapi anti-VEGF adalah 1. World Health Organization. Prevention
dampak sistemiknya terhadap bayi prematur. of Blindness and Visual Impairment
Pada awal kehidupan bayi masih mengalami [Internet]. World Health Organization.
proses perkembangan sistem saraf pusat, [cited 2020 Oct 10]. Available from:
paru-paru, ginjal, dan tulang. Dampak https://www.who.int/blindness/causes/p
sistemik ini sulit untuk dievaluasi karena riority/en/index3.html
pada bayi prematur dengan ROP seringkali 2. Edy Siswanto J, Sauer PJJ. Retinopathy
juga didapati kelainan perkembangan organ of Prematurity in Indonesia: Incidence
lainnya secara bersamaan. Penelitian yang and Risk Factors. J Neonatal Perinatal
dilakukan oleh Cochrane menyimpulkan Med. 2017;10(1):85–90.
bahwa dampak jangka panjang dari anti- 3. Chan-Ling T, Gole GA, Quinn GE,
VEGF terhadap bayi prematur belum Adamson SJ, Darlow BA.
diketahui secara pasti, sehingga dibutuhkan Pathophysiology, Screening and
studi lanjutan dengan jumlah sampel yang Treatment of ROP: A Multi-
lebih besar dan waktu yang lebih panjang.25 Disciplinary Perspective. Prog Retin
Eye Res. 2018;62(November):77–119.
SIMPULAN 4. Smith LEH. Retinopathy of
ROP merupakan kondisi dimana VEGF Prematurity: Pathophysiology of
pada mata sangat meningkat. Dengan injeksi Disease. In: Retinal Vascular Disease.
anti-VEGF intravitreal, usaha untuk New York: Springer; 2007. p. 392–402.
netralkan kadar VEGF dapat dilakukan 5. American Academy of Ophthalmology.
secara langsung sehingga mempunyai Growth and Development of the Eye.
respons yang lebih cepat. Selain itu, In: 2019-2020 Basic and Clinical
tindakan ini mempunyai angka keberhasilan Science Course - Pediatric
lebih baik pada zona I atau ROP posterior Ophthalmology and Strabismus. San
agresif bila dibandingkan laser Fransisco: American Academy of
fotokoagulasi, dapat dilakukan pada media Ophthalmology; 2019. p. 179–84.
keruh, pengerjaan yang lebih mudah, serta 6. American Academy of Ophthalmology.
memfasilitasi pertumbuhan pembuluh darah Disorders of the Retina and Vitreous.
hingga ke perifer. Meskipun banyak In: 2019-2020 Basic and Clinical
keuntungan yang didapat, injeksi anti-VEGF Science Course - Pediatric
merupakan tindakan yang lebih baru bila Ophthalmology and Strabismus. San
dibandingkan dengan tindakan lain pada Fransisco: American Academy of
penatalaksanaan ROP. Oleh sebab itu, Ophthalmology; 2019. p. 325–35.
pengamatan tentang kondisi jangka panjang 7. An-Lun W, Wei-Chi W. Anti-VEGF for
pasca tindakan harus terus dilakukan. ROP and Pediatric retinal Diseases.
Asia-Pacific J Ophthalmol.
UCAPAN TERIMAKASIH 2018;7(3):145–51.
Terima kasih kepada Bagian Ilmu 8. Sitorus RS, Djatikusumo A, Andayani
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran G, Barliana JD, Yulia DE. Pedoman
Universitas Andalas/ RSUP DR. M. Djamil Nasional Skrining dan Terapi

367
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

Retinopathy of Prematurity (ROP) pada 16. Wu WC, Kuo HK, Yeh PT, Yang CM,
Bayi Prematur di Indonesia. Jakarta: Lai CC, Chen SN. An Updated Study of
FKUI - PERDAMI – IDAI; 2011. 1–31 The Use of Bevacizumab in The
p. Treatment of Patients with Prethreshold
9. Quinn GE. The International Retinopathy of Prematurity in Taiwan.
Classification of Retinopathy of Am J Ophthalmol. 2013;155(1):150-
Prematurity Revisited: An International 158.e1.
Committee for The Classification of 17. Loy MJ V, Lim JC, Manaysay RS.
Retinopathy of Prematurity. Arch Vitreo-Retina Society of The
Ophthalmol. 2005;123(7):991–9. Philippines: Consensus on Intravitreal
10. Early Treatment for Retinopathy of Injection Technique Among Infants
Prematurity Cooperative Group. with Retinopathy of Prematurity.
Revised Indications for the Treatment Vitreo-Retina Society of The
of Retinopathy of Prematurity. Arch Philippines; 2020.
Ophthalmol. 2003;121(12):1684–96. 18. Darlow BA, Ells AL, Gilbert CE, Gole
11. Wallace DK. Retinopathy of GA, Quinn GE. Are We There Yet?
Prematurity: Anti-VEGF treatment for Bevacizumab Therapy for Retinopathy
ROP: which drug and what dose? J of Prematurity. Arch Dis Child Fetal
AAPOS [Internet]. 2016;20(6):476–8. Neonatal Ed. 2013;98(2):F170–F174.
Available from: 19. Harper CA. 80 Years of Vision : An
http://dx.doi.org/10.1016/j.jaapos.2016. Evidence-Based Approach for the
08.013 Treatment of Retinopathy of
12. Tran KD, Cernichiaro-Espinosa LA, Prematurity Global Impact of ROP. In:
Berrocal AM. Management of Orbis Cybersight Webinar. Texas;
retinopathy of prematurity-use of anti- 2020.
VEGF therapy. Asia-Pacific J 20. Beck KD, Rahman EZ, Ells A,
Ophthalmol. 2018;7(1):56–62. Mireskandari K, Berrocal AM,
13. Chen SN, Lian I, Hwang YC, Chen YH, Armitage Harper C. SAFER-ROP:
Chang YC, Lee KH, et al. Intravitreal Updated protocol for anti-VEGF
Anti-Vascular Endothelial Growth injections for retinopathy of
Factor Treatment for Retinopathy of prematurity. Ophthalmic Surg Lasers
Prematurity: Comparison Between Imaging Retin. 2020;51(7):402–6.
Ranibizumab and Bevacizumab. Retina. 21. Mintz-Hittner HA, Kennedy KA,
2015;35(4):667–74. Chuang AZ, BEAT-ROP Cooperative
14. Xu Y, Zhang Q, Kang X, Zhu Y, Li J, Group. Efficacy of Intravitreal
Chen Y, et al. Early Vitreoretinal Bevacizumab for Stage 3+ Retinopathy
Surgery on Vascularly Active Stage 4 of Prematurity. N Engl J Med.
Retinopathy of Prematurity Through 2011;364(7):603–15.
The Preoperative Intravitreal 22. Nicoară SD, Ștefănuţ AC, Nascutzy C,
Bevacizumab Injection. Acta Zaharie GC, Toader LE, Drugan TC.
Ophthalmol. 2013;91(4):e304‒e310. Regression Rates Following The
15. Kychenthal A, Dorta P. Vitrectomy Treatment of Aggressive Posterior
After Intravitreal Bevacizumab Retinopathy of Prematurity with
(Avastin) for Retinal Detachment in Bevacizumab Versus Laser: 8-year
Retinopathy of Prematurity. Retina. Retrospective Analysis. Med Sci Monit.
2010;30(4):14–8. 2016;22:1192–209.

368
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 358-369 Jurnal Human Care

23. Pulido CM. Current understanding and 25. Sankar MJ, Sankar J, Chandra P. Anti-
management of aggressive posterior Vascular Endothelial Growth Factor
retinopathy of prematurity. World J (VEGF) Drugs for Treatment of
Ophthalmol. 2015;5(2):73. Retinopathy of Prematurity. Cochrane
24. Wu WC, Yeh PT, Chen SN, Yang CM, Database Syst Rev. 2018;2018(1)
Lai CC, Kuo HK. Effects and
complications of bevacizumab use in
patients with retinopathy of prematurity:
A multicenter study in Taiwan.
Ophthalmology [Internet].
2011;118(1):176–83. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ophtha.2010.
04.018

369

Anda mungkin juga menyukai