HIPOKALEMIA
Oleh:
Putri Juita Khairatih 1740312008
Pembimbing:
Prof.Dr.dr. Darwin Amir, Sp.S. (K)
DEFINISI
Waktu serangan Kapan pun Pada saat bangun tidur pagi hari
Durasi serangan Beberapa menit sampai beberapa jam Beberapa jam sampai beberapa hari
Gen/ ion channel SCN4A: Nav1.4 (sodium channel subunit CACNA1S: Cav1.1 (calcium channel subunit)
KCNJ2: Kir2.1 (pottasium channel subunit) SCN4A: Nav1.4 (sodium channel subunit)
KCNJ2: Kir2.1 (pottasium channel subunit)
KLASIFIKASI
PRIMER SEKUNDER
PP Hipokalemi PP Hiperkalemi PP Normokalemi PP Hipokalemi PP Hiperkalemi
• Tirotoksikosis
• Thiazide atau loop-diuretic induced
• Nefropati yang menyebabkan kehilangan kalium
• Drug-induced : gentamicin, carbenicillin, amphotericin-B, turunan tetrasiklin, vitamin B12 ,
alkohol, carbenoxolone
• Hiperaldosteron primer atau sekunder
• Keracunan akut akibat menelan barium karbonat sebagai rodentisida
• Gastro-intestinal potassium loss
KLASIFIKASI
PRIMER SEKUNDER
PP Hipokalemi PP Hiperkalemi PP Normokalemi PP Hipokalemi PP Hiperkalemi
Kegagalan otot
rangka dalam
menjaga resting
potensial
Kelemahan otot
Gejala Klinis
Gejala klinis nomer 1,2,3,4 di atas gejala pada otot jika kadar
kalium dalam darah kurang dari 3 mEq/ltr
DIAGNOSIS
• kelemahan otot akut yang bersifat intermiten, gradual,
biasanya pada ekstremitas bawah, dapat unilateral atau
Anamnesa bilateral, disertai nyeri di awal serangan,sering terjadi
saat malam hari atau saat bangun dari tidur
Dursi bervariasi dari beberapa jam Biasanya kurang dari 1 jam kelemahan pada anggota gerak dalam 1
sampai hampir 8 hari tetapi jarang
sampai 2 minggu atau bisa lebih lama.
lebih dari 72 jam.
kadar kalium darah rendah [kurang kadar kalium darah tinggi /normal meningkatnya jumlah protein (100-1000
dari 3,5 mmol/L (0,9–3,0 mmol/L) ]
mg/dL) dalam CSS
pada waktu serangan
PENATALAKSANAAN
Pemberian rutin kalium chlorida (KCL) 5 hingga 10 g per hari secara oral
Kejadian akut atau berat, KCL dapat diberikan melalui intravena dengan
dosis inisial 0,05 hingga 0,1 mEq/KgBB dalam bolus pelan, diikuti dengan
pemberian KCL dalam 5% manitol dengan dosis 20 hingga 40 mEq
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
• Seorang pasien berusia 26 tahun dirawat di Bangsal Saraf RSUD Ahmad
Mochtar Bukittinggi dengan
Keluhan Utama:
• Lemah pada kedua tungkai
Identitas
• Lemah kedua tungkai sejak 2 hari sebelum masuk RS, lemah dirasakan
pasien setelah beraktivitas dan mulai terasa berat saat malam hari. Pasien
merasakan lemah pada kedua tungkai secara bersamaan. Lemah dirasakan
lebih berat pada tungkai kiri. Akibat kelemahan ini pasien hanya bisa
berbaring selama 2 hari.Untuk makan dan minum dibantu oleh orang lain.
Kelemahan tidak membaik sekalipun pasien beristirahat.
• Pasien menyangkal melakukan aktivitas berat sebelumnya
• Mual ada, muntah ada frekuensi 7 kali perhari sebanyak ¼ gelas, berisi apa yang
dimakan. Muntah tidak menyemprot.
• BAB dan BAK tidak ada keluhan
• Demam tidak ada
• Riwayat makan tinggi karbohidrat sebelumnya tidak ada
• Lemah pada tangan tidak ada
• Pasien sebelumnya pernah dirawat dengan keluhan yang sama 6 bulan yang lalu
dengan niali kalium 1,5 mEq/dl.
Riwayat Penyakit Dahulu
Nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,7 C
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
• Kelenjar getah bening : Tidak teraba
• Kepala : Tidak ada kelainan
• Mata : Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak anemis
Pupil isokor, d : 2mm/2mm, refleks cahaya +/+, reflek kornea +/+
Telinga dan hidung : Tidak ada kelainan
• Tenggorokan : Uvula terletak di tengah, refleks muntah (+)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, bruit (-)
Paru :
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan
• Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikuler normal, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
– Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
kanan : linea sternalis dextra
atas : RIC II
Auskultasi : BJ murni, teratur, HR = 90 kali/menit
-Abdomen
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus (+) normal
N I : Penciuman baik
.
Kanan Kiri
Ekstrimitas superior
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 555 555
Tropi Eutropi Eutropi
Tonus Eutonus Eutonus
Ekstrimitas inferior
Gerakan Kurang Kurang
Kekuatan 533 335
Tropi Eutropi Eutropi
Tonus Eutonus Eutonus
Fungsi Otonom.
Miksi defekasi dan sekresi keringat
baik.
Refleks.
Refleks fisiologis: Refleks Patologis:
Bisep : +/+ Hoffman – Tromner : −/−
Trisep : +/+ Babinski : −/−
KPR : +/+ Chaddoks : −/−
APR : +/+ Oppenheim : −/−
Gordon : −/−
Schaffer : −/−
Fungsi Luhur
Kesadaran : Baik
Tanda demensia : tidak ada
Refleks glabella : (−)
Refleks snout : (−)
Refleks menghisap : (−)
Refleks memegang : (−)
Refleks palmomental : (−)
Sensorik
Respon (+) terhadap rangsangan nyeri, taktil,termis, kortikal,pengenalan 2 titik dan
rabaan.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
• Hb : 14,7 gr/dl
• Ht : 37,8 %
• Leukosit : 9620/mm3
• Trombosit : 355.000/mm3
• Gula darah sewaktu : 104 mg/dl
• Na/K/Cl : 134,5/2,56/106 mmol/L
Diagnosa klinis : Diagnosa topik :
Periodik Paralisis Otot Rangka
Diagnosa etiologi :
Diagnosa sekunder: -
Hipokalemia
Terapi
UMUM :
O2 3L/menit
IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
MB rendah karbohidrat