• Angka Rekurensi
• Batu saluran kemih dampak sejak ribuan
tahun yang lalu
– Hiperkalsemia
• Keganasan (PTH related polypeptide),
phaeochromacytoma, Hiperparathyroid, Sarkoidosis,
2. Batu Non Kalsium
a) Batu Struvit
• Batu infeksi bakteri pemecah urea : proteus,
pseudomonas, klebsiella
• Komposisi : Magnesium – Amonium – Phosphate
• Syarat pembentukan : pH basa (> 7,2) + amonium
dalam urine (hasil pemecahan urea)
• pH 5,85 (urine normal) kristal MAP akan larut
• Khas : Gambaran semi-opaque pada foto polos
b) Batu Asam Urat
• Manusia tidak punya kemampuan untuk mengubah
asam urat menjadi produk yang larut air maupun
inhibitor batu asam urat dalam urine
• Manusia mengekskresikan asam urat dalam jumlah
besar melalui urine pH urine relatif asam.
• Asam urat bebas akan berikatan dengan natrium dan
menjadi sodium urat 20x lebih larut air
• Terjadi karena diet purin berlebih dan keadaan
dehidrasi.
• pH urine < 5,5
• pH > 5,75 kristal urat larut air
• Khas : Gambaran non-opaque pada foto polos
Batu Ginjal dan Ureter
• Batu terbentuk pada tubulus renalis
tergantung aliran urine :
– Berdiam di kaliks, infundibulum, pyelum
mengisi pyelum dan lebih dari 2 kaliks Batu
Staghorn (tanduk rusa)
– Turun sampai ureter berdiam di tempat2
penyempitan ureter
• Uretero – Pelvic - Junction
• Saat menyilang Vasa iliaka
• Uretero – Vesical - Junction
• Kelainan yang ditimbulkan :
– Obstruksi Dilatasi dari sistem uretero –pelvico
– caliceal di proksimal obstruksi (kaliektasis,
hidronefrosis, hidroureter)
– Nyeri kolik Peristaltik ureter untuk
mengeluarkan batu dan urine yang tersumbat
– Infeksi sekunder ureteritis, pyonefrosis,
urosepsis, abses renal, nefritis
– Uropati obstruktif obstruksi bilateral Gagal
Ginjal
Hidronefrosis
• Dilatasi pelvis renalis dan kaliks akibat adanya
obstruksi aliran urine di distal pelvis renalis
• Hidronefrosis berkepanjangan peningkatan
tekanan intra pelvis renalis dan penurunan
aliran darah ke ginjal penipisan korteks
renalis atrofi parenkim ginjal
• Obstruksi uropathy merusak semua fungsi
ginjal kecuali fungsi dilusi urine
• Semakin lama obstruksi terjadi, semakin berat
kerusakan yang ditimbulkan
• Hidronefrosis :
– 48 jam edema limfe dan intersisial
– 7 hari dilatasi duktus kolektivus dan atrofi di
distal nephron
– 14 hari dilatasi progresif disertai atrofi tubulus
proksimal dan nekrosis papila renalis
ireversibel
– 28 hari kerusakan 50 % medula renalis dan
penipisan korteks renalis, dilatasi tubulus renalis
disertai atrofi sel, fibrosis intersisial, dan
pembentukan jaringan ikat pada sistem urinaria
Obstruksi uropati bilateral
• Anuria Tidak ada produksi kencing
– Pre-renal
– Renal
– Post-renal Urologi..!!
Nyeri
• Peningkatan tekanan intra renal dan
peningkatan kontraksi ureter nyeri kolik
• Manajemen Nyeri
– Narkotik
• rapid onset, mual, sedasi, ketergantungan
– NSAID
• Target : menghilangkan proses inflamasi sebagai
penyebab nyeri melalui hambatan sintesa
prostaglandin
• Menurunkan tekanan intra renal melalui penurunan
Gambaran Klinis
• Nyeri Pinggang :
– Kolik akibat peristaltik
nyeri hilang timbul
– Non-kolik akibat
regangan kapsul ginjal
karena HN atau akibat
infeksi sekunder (nefritis)
– Reffered pain penjalaran
nyeri
• Hematuria
– Kerusakan mukosa akibat iritasi batu dapat
mikroskopis maupun makroskopis
• Pemeriksaan Tambahan
– Sedimen urine hematuria / lekosituria
– Kultur urine infeksi / batu MAP
– Tes Faal Ginjal penurunan fungsi ginjal,
peningkatan BUN dan SK, penurunan GFR
– Kadar elektrolit kalsium, fosfat, asam urat
• Radiologis
– BOF (Foto Polos Perut) / KUB / BNO
• Melihat batu radioopaque
– IVP / IVU
• Menilai anatomi dan fungsi ginjal melalui ekskresi
kontras pada sistem pelvio-calico-ureter
• Derajat Hidronefrosis
– USG
• Melihat batu radioluscent (echoic shadow)
• Hidronefrosis, pyonefrosis, nefritis, contracted kidney
• Dikerjakan bila IVP tidak memungkinkan (faal ginjal
• CT Scan Abdomen
– Ukuran batu lebih presisi, dapat melihat 3 dimensi
batu dan posisi batu lebih tepat, dapat melihat
hidronefrosis, dan dapat melihat kondisi organ
baik ginjal, ureter, buli, ataupun organ lain di
sekitar batu.
– Bisa dilakukan untuk batu opaque, semi-opaque,
maupun non-opaque
– Bisa dengan ataupun tanpa kontras
Gambar Skematis sistem PCS
Gambar IVP normal
Batu Staghorn S Batu Multiple Ren S
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 2
USG
Penatalaksanaan
• Terapi ekspektatif
– Batu < 5mm ekspulsi spontan
– Dapat diberi diuretikum, α-bloker, analgetik
– Hidrasi > 3 liter per hari
– Olahraga, loncat tali, lari
– Pedoman :
• Ukuran 5 mm atau lebih kecil
• Keluhan tidak mengganggu
• Tidak ada ISK (biakan, febris, mengigil)
• Tidak ada obstruksi (hidronefrosis)
• Maksimum 4-6 minggu
• Medikamentosa
– Batu kalsium oksalat Agropyron repens
(Renalof™)
– Batu asam urat urine dijadikan basa
• Natrium Bicarbonat
• Allopurinol
– Herbal Renax, Batugin, Kumis kucing
Pembedahan
• Indikasi :
– Medikamentosa gagal
– Batu dengan komplikasi :
• Obstruksi
• Infeksi riwayat demam, kultur urine (+)
• Keluhan berulang
– Pekerjaan (tanpa melihat ukuran batu) Pilot,
Ahli bedah, dan profesi lain yang bila kolik akan
membahayakan diri dan orang lain
1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
– Sejak 1984
– Menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh
(tanpa insisi)
– Paling efektif untuk batu < 20 mm
– Dapat dilakukan terapi ulangan dalam 2 minggu
– Kontra indikasi absolut:
• Malformasi skeletal berat
• Obesitas berat
• Pregnancy
• Aneurisma aorta / a.renalis
2. URS (Ureterorenoscopy)
– Sejak tahun 1990-an
– Menggunakan scope yang dimasukkan dari
urethra sampai ureter dan ginjal dalam anestesi
umum dengan tuntunan fluoroskopi (tanpa
insisi)
– Jenis scope : rigid, semi-rigid, dan flexible
– Hasil lebih baik pada ukuran batu ureter < 10 mm
– Memecah batu dengan tenaga :
• Elektrohidraulik
• Pneumatik / ballistik
3. PCNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
– Untuk batu ginjal dan pyelum
– Insisi kecil (1 – 2 cm)
– Menggunakan nefrostomy scope Nefroskopi
dimasukkan ke PCS dengan tuntunan fluoroskopi
– Ukuran batu bisa berapa saja (tergantung
keahlian, jumlah puncture, dan jumlah session)
5. Bedah terbuka
– Ureterolithotomi, Pyelolithotomi,
Nefrolithotomi, Bivalve Nefrolithotomi
– Di negara maju sudah sangat jarang
– Insisi minimal 10 cm
– Lama operasi, lama MRS, dan masa recovery
lebih lama daripada bedah endoskopi
Batu Buli
• Patogenesa :
– Stasis Urine BPH, Striktur Urethra, divertikel
buli, neurogenic bladder
– Benda asing dalam buli nidus batu
– Batu endemik pada anak-anak kurang gizi,
gangguan metabolisme, diare kronis, gangguan
asupan air masih sering terjadi di beberapa
daerah indonesia
• Gejala :
– Disuria
– Hematuria
– Nyeri menjalar (reffered pain) sampai ujung
kemaluan, skrotum, perineum, dan pinggang
– Kencing terhenti, kemudian menjadi lancar lagi
dengan perubahan posisi
– Anak-anak :
• Laki menarik-narik penisnya saat kencing
• Wanita menggosok-gosok vulva
Tatalaksana
• Operasi
– Endoskopik Lithotripsi ukuran < 2,5 cm
– Bedah Terbuka Vesicolithotomy
• Ukuran besar
• Komposisi sangat keras gagal dilakukan lithotripsi
• Ada penyulit divertikel buli, prostat besar