Anda di halaman 1dari 16

FARIDA FITRIANI,S.E., S.Pd., M.Pd.

1. Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tandap petik (“…”)


jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip
langsung dari penulisnya. Jika ada tanda kutip dalam kutipan,
digunakan tanda kutip tunggal (‘…’)
2. Jika bagian yang dikuti terdiri atas tiga baris atau kurang,
kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan
ketentuan pertama ) dan penulisannya digabung ke dalam
paragraf yang ditulis oleh pengutip dan dg jarak dua spasi
Contoh

Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah


kemampuan memberi dan menerima cinta, bukan dalam arti
yang penuh romantis atau memberikan perlindungan yang
berlebihan, melainkan cinta dalam arti “… a relationship that
nourishes us we give, and enriches us we spend, and permits
ego and alter ego to grow in mutual harmony” (Cloe, 1993:
832)
 Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara
penulisannya adalah nama penulis yang diikuti dg
tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip.
Keduanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh
Oka (1999: 53) mengatakan “masyarakat Indonesia yang akan
datang sangat memerlukan tenaga kerja untuk pembangunan yang
terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk surat-menyurat,
pidato, dan karang-mengarang”.
 Jika kutipan merujuk sumber lain atas bagian yg
dikutip, maka sumber kutipan yg ditulis tetap
sumber kutipan yg digunakan pengutip, tetapi dg
menyebut siapa yg mengemukakan pdpt tersbut.
Contoh
Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977: 62) mengemukakan
bahwa ‘…children are born with innate understanding of
structure of language’.
 Jika penulisnya lebih dari dua orang maka
yang disebutkan nama keluarga dari penulis
pertama dan diikuti oleh dkk., misalnya
(Halim dkk., 1999: 25)
 Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka
penulisnya adalah (Anonim, 1972: 18)
 ditulisdalam satu spasi jika kutipan lebih
dari 4 baris, kutipan dimulai dari 7 s.d. 10
ketukan dari sebelah kiri teks.
 Contoh
Mengenai keadaan ini Ajip Rosidi (dalam Mulyana, 200: 7)
menegaskan bahwa:
Para pengajar dan sastrawan sudah lama terdengar mengeluh
mengenai buruknya pembelajaran (bahasa dan sastra) kita baik di
tingkat sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Kurikulum
yang tak jelas arahnya dan pengajar yg jumlahnya dan
kemampuannya tidak memadai, bahan-bahasa yang jauh dari
lengkap semua nya menyebabkan pembelajaran sastra hanya
seadanya.
A. Rujukan dari buku

Contoh
Teeuw, A. 1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

 Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh


orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sam apula,
data than penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan
seterusnya (diurutkan sesuai abjad)
Contoh
Tarigan, Henri Guntur. 1985a. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung:
Angkasa.
________. 1985b. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Angkasa
2. Rujukan dari buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada
Editornya)
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.)
jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di
antara nama penulis dan tahun penerbitan.

Contoh:

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam


Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan
YA3.
3. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel

Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun


penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring dan diberi
tanda petik. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa,
diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila
lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan
huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:

Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. Dalam


Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Bahasa dan Sastra (Hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat
Malang dan YA3.
Fananie, Zainuddin. 2000. “Perspektif Ideologis dalam Sastra
Indonesia” dalam Soediro Satoto (Ed.) sastra: Ideologi, Politik,
dan Kekuasaan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Press (Hlm. 13-40)
4. Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran

Nama pengarang ditulis paling depa, diikuti oleh tanggal, bulan


dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis tegak diberi tanda
kutip dan huruf kapital pada setiap huruf awal, kecuali kata
hubung. Nama majalah dimiringkan . Nomor halaman ditulis pd
bagian akhir.
Contoh:
Ismail, Taufik, “ Menyembuhkan Bangsa yang Rabun Membaca”,
Suara Muhammadiyah, No. 22/Th. Kr-87/16-30 November 2002.
hlm. 5-6.
Alwasiah, Chaedar, “Meluruskan Pengajaran Sastra” Media
Indonesia, 20 Juni 2001.
6. Rujukan dari koran tanpa penulis

Kompas, 3 April 2002. “ Perubahan Strategi Ekonomi


Indonesia”. Halaman 3.
Jawa pos. 22 April, 1995. Wanita Kleas Bawah Lebih Mandiri,
hlm. 7.

7. Rujukan dari dokumen resmi pemerintahan yang


diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan tanpa
lembaga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang


Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT
Armas Duta Jaya.
8. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis atas Nama Lembaga
Tersebut

Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling


depan, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak
miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang
bertanggungjawab atas penerbitan karangan teresebut.

Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman
Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Rujukan berupa skripsi, tesis, atau disertasi.
Contoh

Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan


Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan.
Malang: Program Pascasarjana IKIP MALANG.
Mulyana, Yoyo. 2000. Keefektifan Model Mengajar Respons Pembaca
dalam Pengajaran Pengkajian Puisi. Disertasi tidak diterbitkan.
Bandung: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan
Indonesia.
10. Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar,
Penataran, atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun,
judul makalah ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti
pernyataan “Makalah disajikan dalam ...”., nama pertemuan,
lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal
serta bulannya.
Contoh:
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah
disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen
PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP
MALANG, Malang, 12 Juli.
 Rujukan dari Internet berupa Karya Individual
 Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak,
diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya
tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam
kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber
rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Hermawan, C Sri Sutyoko.Pesona Sains dalam Fiksi (Online),
http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0103/11/seni/peso18
.htm. (diakses 4 Maret 2000)
Hitchcock, S., dkk. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95:
The Calm before the Strom (Online),
http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html.(diakses 12
Juni 1996).

Anda mungkin juga menyukai