Anda di halaman 1dari 18

43.

Fisioiogi Penerbangan, Ruang Angkasa,


danTernpatTinggi,'r '

44- Fisiologi Penyelaman Laut Dalam


dan Keadaan Hiperbarik Lainnlra : ,,,

561
effitTin$gi

ss3
:.'.; t r, ' .'..r.l|l't.,.,". -
;,i.;.trti.-.
564 UNIT Vlll Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

TABEL 43-1 . Pengaruh Pajanan Akut Tekanan Atmosfer Rendah pada Kadar Gas Alveolus dan Saturasi Oksigen Arteri.

,.0 760 1.59 4.0144) 104t1.04,)=::9?,'(97i


-0,,{9?)
40 67 ' 1 ..'!00.
1br000 523 110 36,,(23) r67 t77)i:= 4t 4.3qjr' ,,-. 0,
20,0s0 349 iq 24.(10J 40 (53) 73 (85i g 262=, ,ffo,
30.000 226 '!,7 24 (7.r", 1s (3o) 24 (s8i 40 13-9 , .9S ,

40,000 141 29 .s6 5S.'= i ,84,,


50.000 87 1B 2.4 t6.',irr ii5,:,
.Nomor
di daiam kurrrng adalah qilai ieiaklimaiisasi;

kali lipat, terjadi penurunan Pco, sekitar 7 mm Hg akibat hirup udara biasa dan bila menghirup oksigen. Sampai
peningkatan pernapasan. ketinggian kira-kira 10.000 kaki, walaupun yang dihirup
Sekarang mari kita lihat bagaimana tekanan kedua gas adalah udara biasa, saturasi oksigen arteri setidaknyama-
telsebut memengaruhi oksigen alveolus. Sebagai contoh, sih tetap setinggi 90 persen. Di atas 10.000 kaki, saturasi
katakanlah bahwa tekanan barometer turun dari nilai nor- oksigen arteri turun secara progresif, seperti yang diperli-
mal di permukaan laut sebesar 760 mm Hg menjadi 253 hatkan oleh kurva di sebelah kiri pada gambar, sehingga
rnm Hg, yang merupakan nilai yang biasa terukur di Pun- saturasinya hanyaT0 persen pada ketinggian 20.000 kaki
cak Gunung Everest pada ketinggian29.028 kaki. Empat- dan sangat berkurang pada tempat yang lebih tinggi.
puluh tujuh milimeter air raksa dari nilai ini tentunya uap
air, dan sisanya hanya 206 mrn Hg untuk seluruh gas-gas
lain. Pada seseorang yang teraklimatisasi, T mm dari 206 Efek Menghirup Oksigen Murni
nm lig tersebut tentunya merupakan karbon dioksida, Terhadap Po, Alveolus di
dan sisanya hanya 199 mm Hg. Jika tidak ada oksigen
Berbagai Ketinggian
yang digunakan oleh tubuh, seperlima dari 199 mm Hg ini
akan bempa oksigen dan empat perlimanya berupa nitro- Bila seseorang menghirup oksigen murri sebagai peng-
gen; atau Po, dalam alveoli akan menjadi 40 mm Hg. Na- ganti uclara biasa, maka sebagian besar ruangan di alveoli
mun, sebagian dari oksigen alveolus yang tersisa ini akan yang sebelumnya terisi oleh nitrogen sekarang menjadi
diabsorbsi ke dalam darah, menghasilkan tekanan oksigen terisi oleh oksigen. Pada ketinggian 30.000 kaki seorang
sekitar 35 mm Hg di dalam alveoli. Pada puncak Gunung penerbang dapat mempunyai Po, sebesar 139 mm Hg, bu-
Everest, hanya orang-orang yang memiliki aklimatisasi kan 18 mm Hg seperti ketika menghirup udara biasa (lihat
terbaik saja yang dapat bertahan hidup saat menghirup Tabel 43-1 ).
udara. Tetapi pengaruh ini sangat berbeda bila seseorang Kurva kedua pada Gambar 43-1 memperlihatkan
menghirup oksigen murni, seperli yang akan kita lihat di saturasi oksigen hemoglobin darah arleri pada berbagai
pembahasan berikut. ketinggian bila seseorang rnenghirup oksigen murni. Per-
hatikan bahwa saturasi tetap di atas 90 persen sampai
Fo, Alveolus di berbogoi Kelinggion. Kolom ke- penerbang naik kira-kira 39.000 kaki; kemudian menurun
lima pada Tabel 4?'l memperlihatkan nilai aproksimasi dengan cepat sampai kira-kira 50 persen pada ketinggian
Po, di alveoli pada berbagai ketinggian bila seseorang 47.000 kaki.
menghirup udara biasa dalam keadaan teraklirnatisasi dan
tidak teraklintatisasi. Pada ketinggian permukaan laut,
ftPlafonn yang Dicapai Ketika Menghirup
Po, alveolus adalah 104 mm Hg; pada ketinggian 20.000
kaki, tekanan ini rnenurun sampai sekitar 40 mm Hg pada Udara Biasa dan Oksigen dalam Pesawat
orang yang tidak teraklimatisasi, tetapi.hanya sampai 53 Tanpa Alat Pengatur Tekanan
mrn Hg pada orang yang teraklimatisasi. Perbedaan kedua Jika kita membandingkan kedua kurva saturasi oksigen
hal ini adalah bahwa ventilasi alveolus meningkat seki- arteri pada Gambar 43-1 ,kita melihat bahwa penerbang
tar lirna kali lipat pada orang yang teraklimatisasi, seperti yang menghirup oksigen murni dalam pesawat tanpa alat
yang akan kita bahas kemudian. pengatur tekanan dapat naik jauh lebih tinggi dibanding
penerbang yang menghirup udara biasa. Sebagai con-
Soturosi Hemoglobin oleh Oksigen di Berbogoi toh, saturasi arteri pada ketinggian 47.000 kaki bila se-
Ketinggion. Gambar 43-1 memperlihatkan saturasi ok- seorang menghirup oksigen kira-kira 50 persen, dan ini
sigen darah di arteri pada berbagai ketinggian bila meng- sama dengan kejenuhan oksigen arteri pada ketinggian
BAB 43 Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Tempat Tinggi 565

kan orang tersebut bekerja lebih berat tanpa mengalami efek


@ Mengh'rup oksigen murni hipoksia atau unhrk naik ke tempat yang lebih tinggi.
-* Menghirup udara Prinsip-prinsip utama yang terjadi pada aklimatisasi
100 ialah (1) peningkatan ventilasi paru yang cukup besar,
^ (2) peningkatan jumlah sel darah merah, (3) peningkatan
o
o
go kapasitas difusi paru, (4) peningkatan vaskularisasi jaring-
8.
an perifer, dan (5) peningkatan kemampuan sel dalam
L.
o menggunakan oksigen sekalipun nilai po, rendah.
880
e
o Peningkoton Venlilosi Poru-peron Kemoresep-
'6 70 tor Arteri. Pajanan
Po, rendah secara mendadak akan
l<
o merangsang kemoreseptor .arteri sehingga kemoreseptor
'6
960 tersebut akan meningkatkan ventilasi alveolus menjadi
G
maksimal sekitar 1,65 kali di atas normal. Jadi, kornpen-
6 sasi terjadi segera dalam hitungan detik ketika naik ke
50
10 20 30 40
tempat tinggi, dan dengan ini saja orang dapat naik bebera-
Ketinggian (ribuan kaki) pa ribu kaki lebih tinggi dibanding melakukannya tanpa
peningkatan ventilasi. Bila orang itu kemudian tinggal di
GAMBAR 43-1, Pengaruh ketinggian tempat terhadap saturasi tempat yang sangat tinggi selama beberapa hari, kemore-
oksigen afteri ketika menghirup udara dan menghirup oksigen septor masih meningkatkan ventilasi sampai naik menjadi
murni.
lima kali normal.
Kenaikan ventilasi paru yang mendadak pada saat kita
23.000 kaki bila seseorang menghirup udara biasa. Se- naik ke tempat tinggi akan menghilangkan sejumlah besar
lain itu, karena seseorang yang tidak teraklimatisasi bia- karbon dioksida, sehingga Pco, turun, dan meningkatkan
sanya dapat tetap dadar sampai kejenuhan oksigen arteri pH cairan tubuh. Semua perubahan itu akan menghambat
turun hingga 50 persen, dalam waktu yang singkat, plafon pusat pemapasan batang otak dan dengan demikian mela_
bagi penerbang yang mengemudikan pesawat tanpa aiat wan efek Po,yang rendah untuk merangsang pernapasan
pengatur tekanan bila menghirup udara biasa kira-kira menggunakan kemoreseptor pernapasan perifer di badan
adalah 23.000 kaki, sedangkan bila menghirup oksigen karotid dan badan aortik.Namun, efek hambatan ini per-
mumi kira-kira 41.000 kaki, asalkan alat penyuplai oksi- lahan-lahan hilang dalam waktu dua sampai lima hari,
gen berjalan dengan baik. sehingga pusat pernapasan dapat mengadakan respons
maksimal terhadap rangsangan kemoreseptor sebagai
akibat dari hipoksia, dan ventilasi meningkat sekitar lima
Efek Akut Hipoksia kali normal.
Beberapa efek akut penting dari hipoksia pada orang yang Penyebab hilangnya hambatan ini dipercaya terjadi
belum teraklimatisasi saat menghirup udara biasa, mu- terutama karena adanya penurunan kadar ion bikarbonat
lai dari ketinggian 12.000 kaki ialah mengantuk, malas, dalam cairan serebrospinal sebagaimana dalam jaringan
kelelahan mental dan otot, kadang sakit kepala, mual, dan otak. Perubahan-perubahan tersebut akan menurunkan
euforia. Semua efek ini berkembang progresif menjadi pH cairan di sekeliling neuron kemosensitif di pusat per-
tahap kedutan (ttuitching) atau kejang di atas ketinggian napasan, dengan demikian akan meningkatkan aktivitas
18.000 kaki dan akhirnya, di atas 23.000 kaki berakhir pusat tersebut dalam menstimulasi pernapasan.
dengan koma pada orang yang belum teraklimatisasi, Mekanisme penting penurunan berkala konsentrasi bi-
yang segera diikuti oleh kematian. karbonat merupakan kompensasi ginjal terhadap alkalosis
Salah satu efek utagna dari hipoksia ialah menurunnya respiratorik, seperti yang telah dibahas di Bab 30. Ginjal
kecakapan mental, yang akan menurunkan kemampuan memberikan respons terhadap penurunan pco, dengan
dalam mengambil keputusan, mengingat, dan melakukan cara menurunkan sekresi ion hidrogen dan meningkatkan
gerakan motorik diskrit. Sebagai contoh,jika seorang pe- ekskresi bikarbonat. Kompensasi metabolik untuk alkalo-
nerbang yang belum teraklimatisasi berada pada keting- sis respiratorik ini secara berlahap menurunkan konsen-
gian 15.000 kaki selama I jam, kemampuan mental biasa- trasi bikarbonat dalam cairan plasma dan serebrospinal
nya turun menjadi 50 persen normal, dan setelah 18jam dan menurunkan pH ke arah normal serta membuang efek
turun menjadi 20 persen. inhibisi pernapasan akibat konsentrasi hidrogen yang ren-
dah. Jadi, pusat pcrnapasan lebih responsifterhadap stim4-
lus kemoreseptor perifer akibat hipoksia setelah ginjal
Aklimatisasi Terhadap Po, Rendah melakukan kompensasi terhadap alkalosis.

Seseorang yang tinggal di tempat tinggi selama beberapa Peningkoton Jumlqh Sel Doroh Meroh don Kon-
hari, minggu, atau tahun, menjadi semakin teraklimatisasi sentrosi Hemoglobin Selomo Aklimotisosi. Seperti
terhadap Po2 yang rendah, sehingga efek buruknya terha- yang dibahas di Bab 32, hipoksia merupakan rangsangan
dap tubuh makin lama makin berkurang, dan memungkin- utama yang menyebabkan peningkatan produksi sel darah
566 UNIT Vlll Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

merah. Biasanya, ketika orang tetap terpajan oleh kadar oksigen lebih efektif dibandingkan sesamanya yang ting-
oksigen rendah seiama berminggu-minggu, hematokrit gal di tempat setinggi permukaan laut.
dapat meningkat perlahan-lahan dari nilai normal yang
berkisar 40 sampai 45 menjadi rata-rata 60, dan ini sesuai
dengan peningkatan kadar hemoglobin dari nilai normal
Aklimatisasi Alami pada Penduduk Asli
l5 g/dl menjadi 20 gldl. yang Hidup di Tempat Tinggi
Selain itu, volume darah juga bertambah, seringkali
Banyak penduduk asli di pegunungan Andes dan Hima-
meningkat 20 sampai 30 persen, dan peningkatan ini di-
laya yang hidup pada ketinggian di atas 13.000 kaki-
kali dengan peningkatan konsentrasi hemoglobin darah
satu kelompok orang yang tinggal di Andes, Peru bahkan
menghasilkan peningkatan total hemoglobin tubuh men-
hidup di ketinggian 17.500 kaki dan bekerja di pertam-
jadi 50 persen atau lebih.
bangan dengan ketinggian 19.000 kaki. Banyak dari pen-
duduk asli tersebut lahir di ketinggian itu dan tinggal di
Peningkolon Kopositos Difusi Seteloh Aklimoti-
sana sepanjang hidupnya. Pada semua aspek aklimatisasi,
sosi. Kita ingat bahwa kapasitas difusi normal untuk ok-
penduduk asli ini lebih superior dibandingkan dengan
sigen ketika melalui membran paru kira-kira 21 mllmm
penduduk dari tempat rendah dengan aklimatisasi terbaik,
Hg/menit, dan kapasitas difusi ini dapat meningkat seba-
walaupun penduduk dari tempat rendah itu telah hidup di
nyak tiga kali lipat selama olahraga. Peningkatan kapasi-
tempat tinggi selama 10 tahun atau lebih. Proses aklima-
tas difusi yang serupa juga terjadi di tempat tinggi.
tisasi pada penduduk asli tersebut telah dimulai semenjak
Sebagian dari peningkatan ini disebabkan oleh pe-
masa bayi. Ukuran dadanya, terutama sangat membesar,
ningkatan volume darah kapiler paru, yang menyebabkan
sedangkan ukuran tubuhnya agak mengecil, sehingga
terjadinya pelebaran kapiler dan peningkatan luas dae-
rasio kapasitas ventilasi terhadap massa tubuh menjadi
rah permukaan tempat oksigen berdifusi ke dalam da-
besar. Selain itu, jantungny\ yang semenjak lahir sam-
rah. Sebagian lagi disebabkan oleh peningkatan volume
pai dewasa sudah memompa curah janfung dalam jumlah
udara paru, yang mengakibatkan antarmuka (interface)
ekstra, ternyata lebih besar daripada jantung orang yang
kapiler-alveolus lebih meluas lagi. Bagian terakhir yang
tinggal di tempat rendah.
menyokong ialah peningkatan tekanan darah arteri paru;
Pengangkutan oksigen oleh darah ke jaringan juga
tenaga ini akan mendorong darah untuk melalui lebih
jauh lebih mudah pada penduduk asli ini. Sebagai contoh,
banyak kapiler alveolus daripada dalam keadaan nor-
Gambar 43-2 memperlihatkan kurva disosiasi oksigen-
mal-terutamabagian atas paru, yang pada keadaan biasa
hemoglobin pada penduduk asli yang tinggal di tempat
perfusinya buruk.
setinggi permukaan laut dan penduduk asli sesamanya
Perubohon Sislem Sirkulosi Perifer Selqmo Ak- yang tinggal pada ketinggian 15.000 kaki. Perhatikanlah
limolisosi-Peningkolon Kopilorilos Joringon. bahwa Po" oksigen arteri pada penduduk asli yang ting-
Segera setelah mencapai suatu tempat tinggi, curah jan-
tung seringkali meningkat sampai 30 persen, tetapi ke-
mudian turun kembali menjadi normal dalam hitungan
minggu seiring terjadinya peningkatan hematokrit darah, ZO
Penduduk di pegunungan
-o
jadijumlah oksigen yang diangkut kejaringan tubuh peri-
c-26 (15.000 kaki)
fer tetap dalam kisaran normal. 224
Adaptasi sirkulasi yang lain ialahpeningkatan jumlah g. t'
pertumbuhan kapiler yang bersirkulasi secara sistemik G20
I
di jaringan non paru, yang disebut sebagai peningkatan E 18
kapilaritas jaringan (atau angiogenesis). Hal ini terutama *16
n14
terjadi pada binatang yang lahir dan dibiakkan di tempat
@ll
tinggi, dan kurang-ifyata efeknya pada binatang yang baru 'fl ro
berada di tempat tinggi setelah umurnya cukup tua. oo
'l<
Peningkatan kapilaritas akan terlihat sangat nyata Oa
GU
pada jaringan-jaringan aktif yang terpajan hipoksia kro-
nik. Sebagai contoh, kepadatan kapiler dalam otot ven- (r)
trikel kanan meningkat secara bermakna akibat hipoksia Y0
dan beban kerja yang berat, yang disebabkan oleh hiper- 0 20 40 60 80 100 120 14A
Tekanan oksigen dalam darah (Por) (mm Hg)
tensi pulmonal pada ketinggian.

Aklimolisosi Sel. Pada binatang yang secara alami hidup GAMBAR 43.2. KuNa disosiasi oksigen pada penduduk yang
di ketinggian 13.000 sampai 17.000 kaki, sistem mitokon- tinggal di tempat tinggi (kurva atas) dan tempat setinggi permu-
dria sel dan enzim oksidatif sel sedikit lebih banyak dari- kaan laut (kurva bawah), memperlihatkan Po, afteri dan vena
serla kandungan oksigen sewaktu penduduk tersebut berada di
pada binatang yang menghuni daerah setinggi permukaan Iingkungannya masing-masi ng. (Dari Oxygen-dissociation cu rves
Iaut. Oleh karena itu, diduga sel-sel jaringan orang yang for bloods of high-altitude and sea level residents. PAHO Scien-
teraklimatisasi oleh ketinggian juga dapat menggunakan tific Pubiication No. 140, Life at Hight Altitudes, 1966.)
BAB 43 Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Tempat Tinggi 567

gal di tempat tinggi hanya 40 mm Hg, tetapi karena jum- ningkatkan aliran darah menuju kapiler, sehingga
lah hemoglobinnya lebih banyak, maka jumlah oksigen meningkatkan tekanan kapiler, y ang pada gilirannya
dalam darah arteri penduduk asli tersebut menjadi lebih menyebabkan perembesan cairan ke jaringan otak.
banyak dibandingkan oksigen dalam darah penduduk asli Edema serebri kemudian dapat menimbuikan dis-
yang tinggal di tempat rendah. Perhatikan juga bahwa orientasi berat dan efek-efek lain yang berhubungan
Po, vena pada penduduk asli di tempat tinggi hanya 15 dengan disfungsi otak.
mm Hg lebih rendah daripada Porvena pada penduduk di 2. Edema Paru Akut. Penyebab hal ini terjadi belum di-
tempat rendah. Sekalipun Po, arterinya sangat rendah, ini ketahui, namun dugaan jawabannya adalah sebagai
menunjukkan bahwa pengangkutan oksigen ke jaringan berikut: Hipoksia berat menyebabkan arteriol-arteri-
sangatlah efektifpada penduduk asli yang tinggal di tem- ol paru mengaiami konstriksi kuat, namun konstriksi
pat tinggi yang teraklimatisasi secara alami. tersebut lebih kuat terjadi di beberapa bagian paru
dibandingkan bagian lain. Hal tersebut mengakibat-
kan semakin banyak aliran darah pulmoner dipaksa
Penurunan Kapasitas Keria di Tempat
masuk ke pembuluh darah pulmoner yang belum
Tinggi dan Efek Positif Aklimatisasi berkonstriksi, yang semakin sedikit jumlahnya. Ke-
Selain depresi mental yahg disebabkan oleh hipoksia, simpulan postulat tersebut adalah tekanan kapiler
sepefti yang telah diuraikan sebelumnya, kapasitas kerja di daerah paru tersebut akan menjadi sangat tinggi
semua otot juga ternyata sangat menurun pada hipoksia. sehingga timbul edema lokal. Perluasan proses terse-
Bukan hanya memengaruhi otot rangka tetapi juga otot but secara progresifke daerah paru lain mengakibat-
janfung. kan penyebaran edema paru dan disfungsi paru berat
Secara umum, dapat dikatakan bahwa kapasitas kerja yang mematikan. Pemberian oksigen untuk bernapas
turun sebanding dengan ambilan oksigen maksimal yang pada orang tersebut biasanya membalikkan proses
dapat dicapai oleh tubuh. tersebut dalam hitungan jam.
Untuk memberi gambaran tentang pentingnya aklima-
tisasi dalam meningkatkan kapasitas kerja, perhatikanlah
hal berikut: Kapasitas kerja normal dalam bentuk persen Mo u ntai n Sickness Kron i k
untuk orang-orang yang tidak teraklimatisasi dan terakli-
Kadang, orang yang berdiam terlalu lama di tempat tinggi
matisasi pada ketinggian 17.000 kaki, seperti yang dican-
dapat menderita mountain sickness kronik, dengan gejala-
tumkan berikut ini:
gejala sebagai berikut: (l ) sel darah merah dan hematokrit
meningkat tinggi sekali, (2) tekanan arteri pulmonalis
I':t::i::r,,:::.,::-,,:::::::::.:':r.:::::!::i::i::i:i:li
,iiiiiiiiii I KFFqiiilh.,s.::::F rja
u: : tt:
ii
(Peraen meningkat, bahkan melebihi peningkatan normal yang
,-.: : darinoimal) terjadi selama aklimatisasi, (3) jantung sisi kanan sangat
membesar, (4) tekanan arteri perifer menurun, (5) terjadi
r ;:[ifl,ak!9rdli!irn*ti$$l,i rrili i ]i,r,:,:trii lirliri 53=.
gagal jantung kongestif, dan (6) kematian sering terjadi
- ..Tqpltf|qali3l=e$ $e1ama 2 b.r.11 . ,'.r, ., fr
,l,1frepilud adli yang hidup,d tinggiA* kecuali pada pasien yang dipindahkan ke tempat yang
13.200 kakitetapibekerja , lebih rendah.
di ketihg$ihh 17.000 kakiti.:l.,:.ili ..,i:,,,=:.:, , ,.' . 87 Penyebab peristiwa-peristiwa tersebut mungkin ti-
ga hal yaitu: Pertama, massa sel darah merah menjadi
Jadi, penduduk asli yang teraklimatisasi secara alami, terlalu besar sehingga viskositas darah meningkat bebe-
sehari-hari dapat bekerja di tempat tinggi hampir sama rapa kali lipat; peningkatan viskositas darah ini akan
seperti orang normal yang tinggal di tempat setinggi per- m enur un kan aliran darah j arin gan sehingga pengangkutan
mukaan laut, tetapi penduduk dari tempat rendah yang ke- oksigen juga berkurang. Kedua, arteriol paru mengalami
mudian teraklimatisasi dengan baik hampir tidak pernah vasokonstriksi akibat hipoksia paru. Hal ini terjadi akibat
mencapai hasil sebailcpenduduk asli itu dalam bekerja. mekanisme konstriksi sebagai reaksi terhadap hipoksia,
yang secara normal terjadi dengan tujuan mengalihkan
aliran darah dari alveoli rendah oksigen ke alveoli tinggi
Mountain Sickness Akut dan oksigen, seperti yang telah dijelaskan di Bab 38. Tetapi
Edema Paru Akut Tempat-Tinggi karena semua alveoli sekarang berada dalam keadaan
rendah oksigen, semua arteriol mengalami konstriksi,
Sejumlah kecil orang yang naik secara cepat ke tempat
tekanan arteri pulmonalis meningkat hebat, sehingga
tinggi menjadi sakit secara akut dan dapat meninggal jika
terjadilah payah jantung kanan. Ketiga, spasme arteriol
tidak diberikan oksigen atau dipindahkan ke tempat ren-
alveolus mengalihkan banyak aliran darah ke pembuluh
dah. Munculnya sakit tersebut berawal sejak beberapa
paru nonalveolar, menyebabkan banyak aliran darah paru
jam sampai sekitar 2 hari setelah naik. Ada dua hal yang
memintas ke pembuluh darah yang oksigenasinya rendah,
terjadi:
dan hal ini akan lebih mempersulit keadaan. Kebanyakan
7. Edema serebri akut. Hal ini dipercaya terjadi karena dari pasien dapat pulih kembali dalam beberapa hari atau
pembuluh darah otak mengalami vasodilatasi lokal minggu setelah pasien itu dipindahkan ke tempat yang
akibat hipoksia, Dilatasi arteriol-afteriol akan me- lebih rendah.
568 UNIT Vlll Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

Efek Gaya Percepatan Terhadap


Tubuh pada Penerbangan dan 'tr
Fisiologi Luar Angkasa !,
Ealnn
<i'""
Karena terjadi perubahan yang cepat pada kecepatan GE
so
dan arah gerak pesawat terbang atau pesawat luar ang-
kasa, beberapa jenis gaya percepatan memengaruhi tubuh
Eg
6)

sewaktu kita terbang. Pada saat permulaan terbang, terjadi 0


percepatan linier yang sederhana; pada akhir terbang ter- 0510152A2530
jadi perlambatan; dan setiap kali pesawat berbelok terjadi Waktu sejak G mulai bekerja sampai
percepatan sentri lugal. timbulnya gejala (detik)

GAMBAR 43-3 . Perubahan tekanan sistolik (atas kurva) dan dias-


tolik (bawah kurva), secara mendadak dan terus-menerus, dari
Gaya Percepatan Sentrifugal atas ke bawah pada orang yang sedang duduk setelah terkena
gaya percepatan sebesar 3,3 G (Modifikasi dari Martin EE, Henry
Ketika sebuah pesawat terbang berbelok, gaya percepatan
JP: Effects of time and temperature upon tolerance to positive
sentrifugal yang ditimbulkannya dapat dihitung dengan acceleration. J Aviation Med 22:382, 1951 .)
persamaan berikut:

, ffiv'
pembuluh darah di tubuh bawah, pembuluh itu akan ber-
dilatasi secara pasif,'sehingga banyak darah dari bagian
dengan f adalah gaya percepatan sentrifugal, m adalah atas tubuh akan berpindah ke bawah. Karena jantung ti-
massa benda, v adalah kecepatan terbang, dan r adalah dak dapat memompa kecuali ada darah yang kembali ke
jari-jari kelengkungan belokan. Dari rumus ini jelas ter- jantung, maka makin banyak darah yang "terkumpul"
lihat bahwa dengan meningkatnya kecepatan, gaya per- dengan cara ini di tubuh bagian bawah, sehingga makin
cepatan sentrifugal akan meningkat sebanding dengan sedikit darah yang tersedia untuk curahjantung.
kwadrat kecepatan. Jelas juga terlihat bahwa gaya per- Gambar 43-3 melukiskan perubahan tekanan sistolik
cepatan berbanding lurus dengan ketajaman belokan dan diastolik (puncak dan dasar kurva) pada tubuh bagi-
(b er kur angny a ukur an j ar i -j ar i) . an atas ketika gaya percepatan sebesar +3,3 G mendadak
diberikan kepada seseorang yang sedang duduk. Perha-
Pengukuron Goyo Percepoton Ketika tikanlah bahwa kedua tekanan tersebut turun menjadi di
penerbang duduk di kursinya, gaya dari orang itu yang bawah 22 mm Hg pada detik-detik pertama setelah per-
menekan kursinya adalah sesuai dengan gaya tarik bumi, cepatan mulai diberikan, tetapi kemudian tekanan sistolik
dan ini sebanding dengan berat badannya. Besarnya gaya kembali naik menjadi 55 mm Hg dan tekanan diastolik
ini dikatakan sebesar +1 G karena sebanding dengan gaya menjadi 20 mm Hg dalam waktu 10 sampai 15 detik beri-
tarik bumi. Bila gaya yang menekan kursinya menjadi kutnya. Pemulihan sekunder ini terutama berkat kegiatan
lima kali lipat bobot normal ketika naik setelah menukik, reffeks baroreseptor.
maka gaya yang bekerja terhadap kursinya adalah +5 G. Percepatan yang lebih besar dari 4 sampai 6 G me-
Bila pesawat terbang membuat manuver outside loop nimbulkan pandangan "blackouf' dalam beberapa detik
sehingga orang tersebut tertahan di kursi oleh sabuk peng- disusul hilangnya kesadaran beberapa saat kemudian.
aman, maka tubuhnya disebut mendapat G negatif, bila Bila percepatan tingkat tinggi seperti ini berlanjut, orang
besarnya gaya yang membuatnya tertahan di kursi oleh yang bersangkutan akan meninggal.
sabuk pengaman tersebut sama dengan bobot tubuhnya,
maka gaya negatif it-g.besarnya -1 G. Efek Terhodop Vertebro. Gaya percepatan yang
sangat tinggi walaupun hanya berlangsung sepersekian
Efek Goyo Percepoion SentrifugolTerhodop Tu- detik dapat mematahkan veftebra. Percepatan positif yang
buh-(G Positif) dapat ditahan manusia pada posisi duduk sebelum terjadi
Efek Terhadap Sistem Sirkulasi. Efek paling penting fraktur vertebra kira-kira sebesar 20 G.
dari percepatan sentrifugal ialah terhadap sistem sirkulasi
karena darah bersifat mudah bergerak dan dapat berpin- G Negotif. Efek G negatif terhadap tubuh secara akut
dah akibat gaya sentrifugal. tidak begitu hebat tetapi mungkin lebih bersifat merusak
Sewaktu penerbang terkena G positif, darah akan ter- secara permanen dibanding efek G positif. Penerbang bia-
tarik ke bagian terbawah tubuh. Jadi, bila gaya percepat- sanya dapat terbang dengan manuver outside loop pada
an sentrifugal besarnya +5 G dan orang tersebut dalam gaya percepatan -4 sampai -5 G tanpa terkena efek bu-
keadaan berdiri diam, tekanan di dalam vena-vena kaki ruk yang perrnanen, walau menyebabkan hiperemia berat
menjadi sangat meningkat ( menjadi sekitar 450 mm Hg). sejenak di kepalanya. Kadang timbul gangguan psikotik
Pada posisi duduk, tekanannya menjadi kira-kira 300 mm yang berlangsung seiama 15 sampai 20 menit sebagai aki-
Hg. Selanjutnya, dengan meningkatnya tekanan di dalam bat dari edema otak.
BAB 43 Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Tempat Tinggi 569

Kadang, gaya G negatif dapat demikian hebat (seba-


gai contoh, -20 G) dan sentrifugasi darah ke kepala juga
tinggi sehingga dapat meningkatkan tekanan pembuluh
otak menjadi 300 sampai 400 mm Hg. Kadang pembuluh
darah kecil di permukaan kepala dan di otak dapat pecah.
Namun, kemungkinan. pembuluh dalam kranium untuk
pecah temyata lebih kecil daripadayang disangka, alasan
untuk hal ini adalah: cairan serebrospinal tersentrifugasi
ke arah kepala bersamaan dengan tersentrifugasinya da-
rah ke arah pembuluh darah kranial, dan tekanan cairan
serebrospinal yang sangat meningkat bertindak sebagai
bantalan terhadap sisi luar otak untuk mencegah pecahnya
pembuluh darah.
I(arena rnata tidak terlindung oleh kranium, hiperemia
berat dapat terjadi sewakfu terkena G negatif. Akibatnya
mata sering mengalami buta sementara disertai dengan
"red-uut,"

Perlindungon Tubuh Terhodop Goyo Percepoi- GAMBAR 43-4. Gaya percepatan pada waktu pesawat luar ang-
qn Sentrifugol. Prosedur dan peralatan khusus telah kasa melakukan peluncuran.
dikembangkan dalam rangka melindungi penerbang agar
tidak terjadi kolaps sirkulasi yang mungkin terjadi karena
G positif. Pertama, bila penerbang mengencangkan otot-
otot perutnya dengan sangat kuat dan membungkuk ke kan peluncuran. Pendorong tingkat pertama menimbul-
depan sambil menekan perutnya, maka penimbunan da- kan percepatan sampai 9 G, dan yang kedua sampai 8 G.
rah di pembuluh-pembuluh darah besar abdomen dapat Dengan posisi berdiri, tubuh tidak dapat bertahan terha-
dihindari, dan dengan dernikian menunda terjadinya dap percepatan sebesar ini, tetapi dengan posisi setengah
"blackout". Selain itu, pakaian khusus "anti G" telah berbaring tegak lurus terhadap surnbu percepatan, t\buh
dibuat untuk mencegah penimbunan darah di perut bagian dapat bertahan terhadap gaya percepatan sejumlah tadi
bawah dan tungkai. Yang paling sederhana ialah dengan sekalipun gaya itu berlangsung sampai lima menit. Oleh
mengembangkan kantong yang akan menekan tungkai karena itu, kita memahami mengapa kursi yang dipakai
dan perut seiring dengan kenaikan G. Secara teoritis, pi- astronot posisinya setengah berbaring.
lot yang dimasukkan ke dalam tangki atau pakaian berisi Persoalan timbul lagi sewaktu pesawat mengalami per-
air mungkin hanya mengalami sedikit efek gaya G ter- lambatan saat kembali memasuki atmosfer. Orang yang
hadap sirkulasi, karena tekanan dari air terhadap perrnu- terbang dengan kecepatan I Mach (kecepatan suara atau
kaan tubuh selama terjadinya percepatan sentrifugal dapat
pesawat terbang cepat) dapat mengalami perlambatan
mengimbangi gaya yang bekerja terhadap tubuh. Namun, dengan aman jika perlambatan itu berlangsung pada jarak
ternyata keberadaan udara dalam paru tetap dapat meng- kira-kira 0,12 mil, sedangkan orang yang terbang dengan
akibatkan terjadinya pergeseran jantung, jaringan paru. kecepatan 100 Mach (sewaktu penerbangan antar planet)
dan diafragma ke posisi yang sangat abnormal sekali- memerlukan jarak 10.000 mil untuk perlambatan yang
pun tubuh terendam dalam air. Oleh karena itu, walau- aman. Prinsip dasar perbedaan ini ialah jumlah energi
pun prosedur ini dijalankan, batas keamanan hampir pasti total yang harus dibuang selama perlambatan sebanding
dengan ku a dr at kecepatan, yahg secara tersendiri m en ing-
akan tetap kurang dari 10 G.
katkan jarak 10.000 kali lipat. Tetapi, selain itu, manu-
sia mengalami perlambatan yang jauh lebih kecil bila
Efek Gaya Pefcepatan Linier perlambatan itu berlangsung dalam waktu yang panjang.
pada Tubuh Oleh karena itu, perlambatan haius diatur jauh lebih lam-
bat setelah terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi
Goyo Percepoton dolom Penerbongon Luqr dibanding setelah terbang dengan kecepatan yang lebih
Angkoso. Tidak seperti pesawat udara, pesawat luar rendah.
angkasa tidak dapat membelok dengan cepat; karena itu
percepatan sentrifugal bukan merupakan persoalan pen- Goyo Perlomboton ketiko Terjun dengon po-
ting kecuali bila pesawat luar angkasa itu berputar-putar rosul. Ketika penerjun payung meninggalkan pesawat
abnormal. Namun, percepatan saat peluncuran dan per- dengan parasut, kecepatan terjunnya pada saat permu-
lambatan pada saat pendaratan dapat merupakan persoal- laan adalah 0 kaki per detik. Namun, dengan adanya gaya
an serius; keduanya merupakan percepdtan linier, yang percepatan gravitasi, dalam I detik, kecepatan terjunnya
satu positif dan yang lainnya negatif. menjadi 32 kaki per detik (bila tidak ada tahanan udara);
Gambar 43-4 melukiskan aproksimasi profil percepat- dalam2 detik menjadi 64 kaki per detik; dan seterusnya.
an pada pesawat luar angkasa tiga tingkat saat melaku- Dengan meningkatnya kecepatan terjun, tahanan udara
570 UNIT Vlll Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

yang memperlambatjatuh juga akan meningkat. Akhirnya elektrolisis air untuk melepaskan oksigen. Proses yang
gaya perlambatan tahanan udara akan menyamai gaya lain bergantung pada metode biologis, seperti penggu-
gravitasi, sehingga kira-kira setelah jatuh selama l2 detik, naan ganggang yang menyimpan sejumlah besar klorofil
orang tersebut akanjatuh dengan "kecepatan akhir" sebe- untuk melepas oksigen dari karbon dioksida lewat proses
sar 109 sampai 119 mil per jam (175 kaki per detik). Bila fotosintesis. Sistem daur ulang yang memuaskan untuk
penerjun payung telah mencapai kecepatan akhir sebelum hal tersebut masih harus ditemukan..
membuka parasutnya, akan terjadi "gaya kejutan" kira-
kira sebesar 1200 pon sewaktu parasut dikembangkan.
Ukuran parasut yang biasa dapat memperlambat ja- Keadaan Tanpa Bobot
tuhnya penerjun menjadi sepersembilan dari kecepatan
akhir. Dengan perkataan lain, kecepatan pada waktu
di Ruang Angkasa
pendaratan adalah 20 kaki per detik, dan besarnya gaya Orang yang berada dalam satelit yang sedang mengor-
sewaktu berbenturan dengan bumi adalah l/81 dari gaya bit atau berada dalam.pesawat luar angkasa yang tidak
tanpa parasut. Walaupun demikian, gaya benturan sebesar bergerak akan mengalami keadaan tanpa bobot, atau
itu masih cukup besar untuk menimbulkan cedera serius berada dalam status mendekati gaya G nol, yang kadang
terhadap tubuh kecuali bila penerjun telah terlatih untuk disebut gravitasi mikro.Padakeadaan itu, orang tidak ter-
mendarat dengan baik. Sebenamya, gaya benturan itu tarik ke bawah, ke samping, atau ke atas, tetapi melayang
kira-kira sama seperti yang dialami orang yang terjun tan- di dalam ruangan. Penyebab dari keadaan ini bukan akibat
pa parasut dari ketinggian 6 kaki. Bila tidak diperingatkan gagalnya gaya gravitasi menarik tubuh, karena gravitasi
terlebih dahulu, penerjun akan dikecohkan oleh perasaan- dari benda angkasa yang berdekatan masih aktif. Namun,
nya untuk mendarat di bumi dengan kedua tungkai dalam gravitasi bekerja terhadap pesawat dan terhadap orang
posisi ekstensi, dan keadaan ini akan menghasilkan gaya pada saat yang bersamaan, karena itu keduanya akan di-
perlambatan yang hebat sepanjang sumbu tubuh, menga- tarik oleh gaya percepatan yang tepat sama besar dan di-
kibatkan terjadinya fraktur pelvis, vertebra, atau tungkai. tarik ke arah yang sama pula. Karena alasan itu, orang
Berdasarkan alasan itu, penerjun yang terlatih akan men- tidak tertarik ke salah satu. sisi tertentu dari pesawat luar
darat dengan lutut tertekuk tetapi dengan otot yang ken- angkasa.
cang, dengan maksud untuk mengurangi gaya kejut pada
waktu pendaratan. Mosoloh Fisiologis Keodoon Tonpo Bobol (Grovi-
tosi Mikro). Masalah fisiologis yang berkaitan dengan ke-
adaan tanpa bobot ternyata tidak terlalu signifikan, selama
'!lklim Buatantt dalam keadaan tanpa bobot tersebut tidak berlangsung lama. Se-
Pesawat Luar Angkasa bagian besar masalah yang terjadi terkait dengan tiga efek
yang Tertutup Rapat keadaan tanpa bobot, yaitu: (1) rnabuk perjalanan selama
hari-hari pertama perjalanan, (2) translokasi cairan tubuh
Karena di angkasa luar tidak terdapat atmosfer, maka at- akibat kegagalan gravitasi menimbulkan tekanan hidro-
mosfer dan iklim buatan harus dibuat dalam pesawat luar statik, dan (3) tidak adanya aktivitas fisik karena kekuatan
angkasa. Yang terpenting ialah, kadar oksigen harus qu- otot tidak diperlukan untuk melawan gaya gravitasi.
kup tinggi dan kadar karbon dioksida harus cukup rendah Hampir 50 persen astronot mengalami mabuk perjalan-
untuk menghindari terjadinya asfiksia. Dalam beberapa an, berupa mual dan kadang muntah selama 2 sampai 5
misi penerbangan luar angkasa sebelumnya, digunakan hari pertama perjalanan luar angkasa. Hal ini mungkin
kapsul berisi oksigen murni bertekanan kira-kira260 mm akibat pola sinyal pergerakan yang tidak umum yang tiba
Hg, tetapi pada pesawat luar angkasa modern, digunakan di pusat keseimbangan di otak dan pada saat yang bersa-
gas-gas yang setara dengan yang terdapat dalam udara maan tidak terdapat sinyal-sinyal gravitasional.
biasa, dengan nitroggn drin oksigen empat kali lebih ba- Akibat yang terlihat setelah tinggal lama di ruang ang-
nyak dan tekanan total 760 mm Hg. Nitrogen yang berada kasa ialah: (l) berkurangnya volume darah,(2)berkurang-
dalam campuran ini sangat menurunkan kecenderungan nya massa sel darah merah, (3) berkurangnya kekuatan
terjadinya kebakaran dan ledakan. Hal ini juga menjadi otot dan kapasitas kerja, (4) penurunan curah jantung
faktor pelindung terhadap pertumbuhan bercak-bercak maksimum, dan (5) hilangnya kalsium dan fosfat dari tu-
lokal atelektasis paru yang seringkali terjadi saat meng- lang, dan hilangnya massa tulang. Efek yang sama juga
hirup oksigen murni, karena oksigen diabsorbsi dengan terjadi pada orang yang berbaring di tempat tidur dalam
cepat ketika brokus kecil kadang tertutup oleh sumbatan waktu lama. Karena alasan-alasan itu, kepada para as-
mukus. tronot diberikan program olahraga selama menjalani misi
Untuk penerbangan luar angkasa yang berlangsung penerbangan luar angkasa yang lama.
lebih dari beberapa bulan, tidaklah praktis untuk mem- Pada ekspedisi laboratorium luar angkasa sebelumnya,
bawa suplai oksigen. Karena alasan ini dikembangkanlah dengan program olahraga yang tidak begitu berat, kapa-
teknik daur ulang oksigen sehingga oksigen yang sama sitas kerja astronot menurun drastis dalam beberapa hari
dapat digunakan berulang-ulang. Beberapa proses daur pertama setelah kembali ke bumi. Astronot tersebut juga
ulang hanya bergantung pada prosedur fisika, misalnya cenderung mudah pingsan (dan berlanjut untuk beberapa
BAB 43 Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Tempat Tinggi 571

waktu) pada saat berdiri selama hari pertama atau bebera- akselerasi sentrifugal berperiode singkat (misal, 1 jiim se-
pa hari setelah memperoleh kembali gravitasi. Hal ini tiap hari), saat astronot tersebut duduk di alat sentrifugasi
disebabkan oleh penurunan volume darah dan berkurang- berlengan pendek yang dirancang secara khusus sehingga
nya respons mekanisme kendali tekanan arteri. dapat menciptakan gaya sampai 2 atau 3 G.

"Penurunan Kondisi" Sistem Kardiovaskular,


Otot dan Tulang Selama Terpaian Keadaan Tanpa Kepustakaan
Bobot yang Lama. Selama penerbangan luar angkasa
Adams GR, Caizzo VJ, Baldwin KM: Skeletal muscle unweight-
yang sangat lama dan mengalami pajanan gravitasi mikro
ing: spaceflight and ground-based models. J Appl Physiol
yang lama, secara beftahap muncul efek "penurunan kon-
95:2185,2003.
disi" pada sistem kardiovaskular, otot-otot rangka, dan Alfrey CP, Udden MM, Leach-Huntoon C, et al: Control of red
tulang. Hal ini terjadi walaupun selama penerbangan p.ara blood cell mass in spaceflight. J Appl Physiol 8 I :98, I 996.
astronot telah berolahraga keras. Penelitian terhadap para Basnyat B, Murdoch DR: High altitude illness. Lancet 361 : 1967,
astronot di luar angkasa yang berlangsung selama bebera- 2003.
pa bulan menunjukkan hilangnya 1,0 persen massa tulang Convertino VA: Mechanisms of microgravity induced orthosta-
t ic i nt o leranc e : i mp I i c at i ons
setiap bulan walaupun astronot tersebut tetap melanjutkan for elfe c tiv e c ounte r me asure s.
olahraga. Atrofi ototjantung dan otot rangka secara sub- J Gravit Physiol 9: l, 2002.
Eckberg DL: Bursting into space: alterations of symphatetic
star.rsial juga terjadi selama terpajan lingkungan gravitasi
control by space travel. Acta Physiol Scand 177:299, 2003.
mikro yang lama. Hacket PH, Roach RC: High altitude illness. N Engl J Med
Satu dari efek-efek paling serius adalah "penurunan 3,/5:107,2001.
kondisi" jantung, yang rneliputi penurunan kapasitas Har:m DL, Jennings RT Meck JV et al: Gender issues related
kerja, pengurangan volume darah, terganggunya reffeks to spaceflight: c NASA perspectiue. J Appl Physiol 9 1:2374,
baroreseptoq dan pengurangan toleransi ortostatik. Per- 200r.
ubahan ini sangat membatasi kemampuan astronot untuk Hochachka PIl, Beatty CL, Br.relle Y, et al: The lactate.paradox
berdiri tegak atau melakukan aktifitas kerja harian biasa in human high-altitude physiological performance. News
setelah kembali ke keadaan gravitasi penuh di bumi. As- Physiol Sci I7:122, 2002.
Hoschele S, Mairbaurl H: Alveolar fooding at high altitude;
tronot yang kembali dari penerbangan luar angkasa yang
failure or reabsorpsion? News Physiol Sci l8:55, 2003.
berlangsung 4 sampai 6 bulan juga mudah mengalami Hultgren HN: High-altitude pulntonary edema: cuffent con-
patah tulang, dan mungkin memerlukan waktu beberapa cepts. Annu Rev Med 47:267, 1996.
minggu sebelum astronot tersebut kembali berada pada Rupert JL, Hochachka PIil Genetic approaches to understand-
kondisi kardiovaskular, tulang dan otot yang fit seperti ing human adaptation to ahihde in the Andes. J Fkp Biol
sebelum melakukan penerbangan. Ketika penerbangan 204(Pt lB):3t5t,200t.
luar angkasa menjadi semakin lama sebagai persiapan un- Smith SM, Heer M: Calcium and bone ntetabolism during space
tuk memungkinkan manusia mengeksplorasi planet lain, flight. Nutrition 18 849, 2002.
WesI JB,: Climbing Mount Everest without oxygen. News Phy-
seperti Mars, efek gravitasi mikro yang lama dapat meru-
siol Sci I:25, I 986.
pakan ancaman serius unfuk para astronot saat menda-
West JB: Man in space. News Physiol Sci I : 198, 1986.
rat, khususnya dalam hal pendaratan darurat. Karena itu, West JB: High Life - History of High-Altitu.de Physiologyt and
banyak penelitian telah dilakukan dalam mengembang- Medicine. Bethesda, MD: American Physiological Society,
kan perangkat, sebagai tambahan olahraga, yang dapat I 998.
rnencegah atau memperlambat perubahan-perubahan Zhang LF: Vascular adaptation to microgravity: what have we
tersebut. Salah satu perangkat yang sedang diuji adalah learned? J appl Physiol 91:21i5, 2001.
aplikasi "gravitasi artifi sial" sementara yang disebabkan
I ,:,r11,:1.-i1j

572
BAB 44 Fisiologi Penyelaman Laut Dalam dan Keadaan Hiperbarik Lainnya 573

dengan derajat yang bervariasi. Bila penyelam berdiarn


di dalam laut selama satu jam atau lebih dan menghirup
Kedalaman(kaki) Atmosfer udara bertekanan, gejala pertama narkosis ringan tirnbul
Permukaan laul I pada kedalaman 120 kaki. Pada kedalaman ini, gejala
JJI
663 yang dirasakan oleh seorang penyelam ialah rasa riang
100 4 dan kurang berhati-hati. Pada kedalaman 150 sampai 200
133 5
kaki, timbul rasa rnengantuk. Pada kedalaman 200 sam-
tbo o
200
' 300 7 pai 250 kaki, kekuatannya akan berkurang sekali, dan pe-
10 nyelam sering terlalu lernah untuk melakukan pekerjaan
400 13
yang diperlukannya. Pada kedalaman lebih dari 250 kaki
1 liter
(tekanan 8,5 atrnosfer) biasanya penyelam hampir tidak
dapat melakukan apa-apa akibat narkosis oleh nitrogen
bila ia berdiam terlalu lama di kedalaman tersebut.
Narkosis oleh nitrogen mempunyai ciri-ciri yang mi-
%liter
rip dengan keracunan alkohol, oleh sebab itu sering dise-
but sebagai "keriangan akibat kedalaman."Mekanisme
terjadinya narkosis diduga sama dengan narkosis yang
ditimbulkan oleh kebanyakan gas anestesi lainnya. Me-
kanisrnenya ialah, nitrogen larut dalam substansi lemak
di rnembran saraf dan, karena,efek fisik nitrogen dalam
merubah aliran ion yang melewati membran, akan menu-
runkan rangsangan saraf.

Keracunan Oksigen
pada Tekanan Tinggi
Efek Po, yong Songot Tinggi Terhodop Pengong-
kuton Oksigen Doroh. Bila Po, darah meningkat di
atas 100 mm Hg, maka jumlah oksigen yang larut dalam
cairan darah akan meningkat secara nyata. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 44-2, yang gambarnya mirip dengan
kurva disosiasi oksigen-herroglobin seperti yang terdapat
di Bab 40, tetapi dengan Po" alveolus yang mencapai le-
bih dari 3000 mm Hg. Pada kurva yang paling bawah,
juga digambarkan yolume oksigen yang larut dalam cair-
GAMBAR 44-1. Efek kedalaman laut terhadap tekanan (tabel an darah pada berbagai tingkat Po' Perhatikanlah bahwa
atas) dan terhadap volume gas (bawah). dalam batas-batas Po, alveolus yang normal (dibawah 120
mmHg), dari seluruh oksigen yang berada dalam darah
hampir tidak ada yang berupa oksigen terlarut, tetapi de-
ngan naiknya tekanan oksigen menjadi ribuan milimeter
Efek Tingginya Tekanan Parsial air raksa, sebagian besar dari keseluruhan oksigen kemu-
Masing-masing Gas dian larut di dalam cairan darah, selain yang berikatan
dengan hemoglobin.
Terhadap Tqpuh
Efek Po, Alveolus yong Tinggi Terhodop Po, Jo-
Saat seorang penyelam menghirup udara, ia akan terpa-
jan oleh gas-gas berikut ini, yaitu nitogen, oksigen, dan ringon. Mari kita umpamakan bahwa Po. dalam paru
adalah sekitar 3000 rnm Hg (tekanan 4 atmosfer). Ber-o
karbon dioksida; dan masing-masing gas tersebut dapat
dasarkan Gambar 44-2, bahwa total kandungan oksigen
menyebabkan efek fisiologis yang serius pada tekanan
setiap 100 mi darah adaiah 29 volume persen, yaitu se-
yang tinggi.
suai dengan titik A pada gambar-hal ini berarti bahwa
20 volume persen terikat pada hemoglobin dan 9 volume
Narkosis Nitrogen pada persen terlarut dalam cairan darah, I(etika darah mele-
Tekanan Nitrogen Tinggi wati kapiler jaringan, jaringan normal akan mengarnbil 5
ml dari tiap 100 ml darah, sehingga kandungan oksigen
Kira-kira empat perlima bagian udara terdiri dari nitro- sewaktu meninggalkan kapiler jaringan masih 24 volume
gen. Pada tekanan di permukaan laut, nitrogen tidak me- persen (titik B pada gambar). Di titik ini, Po, sekitar 1200
miliki efek yang bermakna terhadap fungsi tubuh, tetapi mm Hg, yang berarti bahwa oksigen dihantarkan ke ja-
pada tekanan yang tinggi dapat menimbulkan narkosis ringan dengan tekanan yang sangat tinggi dibandingkan
574 UNIT Vlll Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

"aktif." Oksigen aktif terdapat dalam beberapa bentuk,


biasanya disebut sebagai radikal bebas oksiger. Salah
satu yang paling penting ialah radikal bebas superoksida
Or-, dan yang lain adalah radikal peroksida dalam bentuk
hidrogen peroksida. Sekalipun Po, jaringan bersifat nor-
mal dengan nilai 40 mm Hg, sejumlah kecil radikal bebas
tetap terbentuk terus menerus dari molekul oksigen yang
s20 terlarut. Untungnya, jaringan juga mengandung berbagai
o enzim yang dapat dengan cepat menghilangkan radikal
bebas tersebut. Enzim-enzim itu ialah peroksidase, kata-
lg
Frs * O, total dalam darah lase, dan dismutase superol<sida. Oleh karena itu, selama
E * $gpg3[ung dgngsn mekanisme dapar oksigen-hemoglobin mampu memper-
gE hemoglobin
tahankan nilai normal Po, jaringan, radikal bebas peng-
!tG * Terlarut dalam
c10 cairan darah oksidasi akan cepat dihilangkan sehingga hanya sedikit
0,
.p **,",* Tekanan normal atau tidak sama sekali memengaruhijaringan.
o oksigen alveolus
.X
o Bila Po, alveolus berada di atas titik kritis (di atas
5 sekitar 2 atmosfer Po,), maka mekanisme dapar oksigen-
hemoglobin tidak akan mampu mengatasi, sehingga Po,
jaringan akan meningkat menjadi ratusan atau ribuan
milimeter air raksa. Pada tekanan yang tinggi ini, jumlah
0 760 1560 2280 3040 radikal bebas pengoksidasi akan melampaui kemampuan
Tekanan parsial oksigen dalam paru (mm Hg)
sistem enzim yang berfungsi untuk menghilangkan radi-
kal bebas pengoksidasi tersebut, sehingga menimbulkan
GAMBAR 44-2. Kuantitas oksigen yang terlarut dalam cairan kerusakan hebat bahkan kematian sel. Salah satu efek uta-
darah dan dalam kombinasi dengan hemoglobin pada Po2yang
sangat tinggi.
manya ialah mengoksidasi asam lemak tidak jenuh ganda
yang merupakan komponen utama berbagai membran sel.
Efek yang lainnya adalah mengoksidasi beberapa enzim
sel, sehingga mengakibatkan kerusakan serius pada sistem
dengan tekanan norrnal yang hanya 40 mm Hg. Jadi, ke-
metabolisme sel. Jaringan saraf terutama sangat rentan
tika Po, alveolus meningkat hingga melewati batas kritis,
karena kandungan lemaknya yang tinggi. Oleh karena itu,
mekanisme dapar oksigen-hemoglobin (telah diuraikan
sebagian besar efek akut yang mematikan dari keracunan
pada Bab 40) tidak lagi dapat mempertahankan Po, jaring-
oksigen akut disebabkan oleh gangguan fungsi otak.
an dalam batas-batas normal yang aman, yaitu antara20
sampai 60 mm Hg.
Kerocuon Oksigen Kronik Menyebobkon Gong-
guon Poru. Seseorang dapat terpajan pada tekanan ok-
Kerocunon Oksigen Akut. Ketikamenghirup oksigen
sigen 1 atmosfer dengan hampir tidak mengalami kera-
yang bertekanan sangat tinggi, dapat timbul Po, jaringan
cunan oksigen akut pada sistem saraf seperti yang telah
yang sangat tinggi pula. Hal ini dapat merusak berbagai
diuraikan di atas. Namun, hanya setelah terpajan tekanan
jaringan tubuh. Misalnya, ketika menghirup oksigen pada
oksigen 1 atmosfer selama 12 jam, baru kemudian terjadi
tekanan 4 atmosfer (Po, : 3040 mm Hg), sebagian be-
pembengkakan di saluran paru, edema paru, dan atelek-
sar orang akan mengalami kejang otak yang diikuti koma
tasis akibat kerusakan pada lapisan bronki dan alveoli.
setelah 30 hingga 60 menit. Kejang-kejang sering timbul
Alasan mengapa efek ini terjadi dalam paru dan bukan di
tanpa didahului tanda-tanda peringatan, sehingga dapat
jaringan lain adalah bahwa ruang udara paru secara lang-
mengakibatkan kematian,pada penyelam di dalam laut.
sung terpajan oleh tekanan oksigen yang tinggi, sementa-
Gejala-gejala lain-keracunan oksigen akut adalah rasa
ra penghantaran oksigen ke jaringan lain tetap dalam Po,
mual, kedutan pada otot-otot, pusing, gangguan peng-
yang hampir normal karena adanya sistem dapar oksigen-
lihatan, mudah tersinggung, dan disorientasi. Gerakan-
hemoglobin.
gerakan tubuh sangat meningkatkan kecenderungan ter-
jadinya keracunan oksigen pada penyelam, gejala-gejala
yang timbul jauh lebih dini dan lebih hebat dibanding Keracunan Karbon Dioksida
orang yang berada dalam keadaan diam. di Laut yang Sangat Dalam
Oksidasi lntrasel Berlebihan Sebagai Penyebab Kalau alat-alet selam dirancang dengan baik dan berfung-
Keracunan Oksigen pada Sistem Saraf-"Ra- si dengan baik, penyelam tidak perlu khawatir terhadap
dikal Bebas Pengoksidasi." Molekul oksigen (O,) keracunan kalbon dioksida, karena faktor kedalarnan saja
mempunyai kemampuan yang sangat rendah dalam men[- tidak akan meningkatkan tekanan parsial karbon dioksida
oksidasi senyawa-senyawa kimia lainnya. Bahkan, mole- dalam alveoli. Hal ini ter.jadi karena kedalaman tidak me-
kul ini harus diubah dulu menjadi bentuk oksigen yang ningkatkan kecepatan produksi karbon dioksida dalam
BAB 44 Fisiologi Penyelaman Laut Dalam dan Keadaan Hiperbarik Lainnya 575

tubuh; selama penyelam terus-menerus menghirup udara ::::::::::::!:: : .,:::::::r :r:! r\irllit:tri:
:'',Ka:ki=-,.
dengan volume tidal yang normal dan mengeluarkan kar-
bon dioksida yang terbentuk, tekanan karbon dioksida al-
h :n
r"U i, rili; i
=illtiilrlffirifi= 1:
tii:1:t:uut:::: I I tu
:..::::;;
::: ::
veolus akan tetap dipertahankan dalam nilai normal. ^J.'
NUlr rr :i: iiilir:i:,t;t'
Pada beberapa jenis alat selam misalnya helm selam :30.9,,li iliitiii
i:

;,,:' '7

dan beberapa alat selam yang udaranya dihirup ulang, lrl?,-9.$iFl,is. - t. ' 1,..'.*rr
ii 000ilriL :-t'1 t,,.::,::::?,i,,fi0]i[t{i
:i:i:.;']::

karbon dioksida dapat tertimbun dalam ruang rugi alat


dan dihirup kembali oleh penyelam. Penyelam biasanya
masih dapat menoleransi tekanin karbon dioksida (Pcor) Diperlukan beberapa jam agar tekanan gas nitrogen
alveolus sampai sekitar 80 mm Hg, yaitu dua kali keadaan dalam jaringan tubuh menjadi hampir seimbang dengan
normal, dengan cara meningkatkan volume respirasi se- tekanan gas nitrogen dalam alveolus. Alasan untuk hal
menitnya sampai maksimum, yaitu 8 sampai 11 kali lipat ini adalah bahwa aliran darah dan difusi nitrogen ti-
untuk mengompensasi peningkatan karbon dioksida. Bila dak berlangsung cukup cepat untuk dapat menciptakan
Pco, alveolus lebih dari 80 mm Hg, keadaan tidak dapat keseimbangan dengan segera. Nitrogen yang larut da-
diirnbangi lagi, dan pusat pernapasan pada akhirnya bu- lam cairan tubuh akan menjadi hampir seimbang dalam
kan terangsang tetapi malah teftekan karena efek negatif waktu kurang dari satu jam, tetapi untuk jaringan lemak
metabolik jaringan akibat Pco, yang tinggi. Kemudian keseimbangan baru terjadi setelah beberapa jam, karena
penyelam mulai menjadi gagal bernapas dibandingkan memerlukan nitrogen lima kali lipat lebih banyak, dan su-
melakukan kompensasi. Selain itu penyelam mengalami plai darahnya relatif sedikit. Karena alasan ini, bila orang
asidosis respiratorik hebat disertai berbagai tingkatan le- tinggal di kedalaman hanya untuk beberapa menit saja, ti-
targi, narkosis, dan bahkan akhirnya terjadi anestesi, se- dak banyak nitrogen yang larut dalam cairan tubuh dan
perti yang telah diuraikan pada Bab 42. jaringan, sementara bila orang tersebut berdiam selama
beberapa jam, cairan tubuh dan jaringan lemak akan jenuh
dengan nitrogen.
Dekompresi Penyelam Setelah Terpajan
Tekanan Tinggi yang Berlebihan Penyokil Dekompresi (Sinonim: Bends, Penyo-
kil Kompresi Udqro, Penyokit Coisson, Poroli-
Bila orang bemapas dalam lingkungan udara bertekanan sis Penyelom, Disborisme). Bila seorang penyelam
tinggi dalam jangka waktu lama, jumlah nitrogen yang telah lama berada di dalam laut sehingga sejumlah besar
larut dalam cairan tubuhnya akan meningkat. Mengapa nitrogen terlarut dalam tubuhnya, dan jika kemudian ia
demikian akan dijelaskan di bawah ini: Darah yang meng- tiba-tiba naik ke permukaan laut, dapat timbul sejumlah
alir melalui kapiler paru akan jenuh dengan nitrogen pada
tekanan yang sama dengan tekanan dalam alveolus yang
terdapat dalam udara campuran pernapasan. Setelah be- Tekanan di luar tubuh
berapa jam, cukup banyak nitrogen yang diangkut ke ja-
ringan di seluruh tubuh untuk meningkatkan PN, di ja-
ringan juga untuk mengimbangi PN, ketika menghirup
udara.
Karena nitrogen tidak dimetabolisme oleh tubuh,
nitrogen akan tetap larut di seluruh jaringan tubuh sam-
pai tekanan nitrogen dalam paru turun kembali hingga
beberapa tingkat lebih rendah. Pada saat itulah nitrogen
dapat dibuang melalui pemapasan, tetapi pembuangan ini
seringkali memerlukan waktu beberapa jam, dan hal ini
merupakan sumber daii sekumpulan masalah yang dise-
but " p e ny akit de kompre s i" .

Volume Nitrogen yong Lqrul dqlom Coiron Tu-


buh di Berbogoi Kedolomon. Pada ketinggian per-
mukaan laut, hampir mendekati sebanyak I liter nitrogen
larut dalam tubuh kita. Separuh kurang sedikit dari jum-
lah tersebut larut dalam cairan tubuh, dan sisanya berada
dalam lemak tubuh. Kornposisi seperti itu terdapat dalam
GAMBAR 44-3. Tekanan gas di dalam dan di luar tubuh, pada A
tubuh kita karena nitrogen lima kali lebih larut dalam le- telihat kejenuhan tubuh terhadap tekanan gas tinggi ketika meng-
mak dibanding dalam air. hirup udara pada tekanan total 5000 mm Hg, dan pada B terjadi
.Setelah penyelam menjadi jenuh dengan nitrogen, vo- tekanan dalam tubuh yang sangat berlebihan sehingga terbentuk
lume nitrogen di permukaan laut yang larut dalam cairan gelembung udara dalam jaringan ketika tekanan intra alveolar
paru tiba-tiba kembali dari 5000 mm Hg keadaan tekanan normal
tubuh pada berbagai kedalaman ialah:
760 mm Hg.
576 UNIT Vlil Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

gelembung nitrogen yang cukup signifikan dalam cairan Pembuongon Nitrogen dori Tubuh; Tobel De-
tubuhnya baik di dalam maupun di luar sel, dan hal ini kompresi. Kalau penyelam dibawa ke permukaan se-
dapat menimbulkan kerusakan di hampir 6etiap tempat cara perlahan-lahan, biasanya nitrogen yang terlarut akan
dalam tubuh, dari derajat ringan sampai berat bergantung dibuang dengan ekspirasi melalui paru sehingga tidak
pada jumlah dan ukuran gelembung yang terbentuk; hal perlu terjadi penyakit dekompresi. Kira-kira dua pertiga
ini disebut pe nyaki t dekompresi. dari nitrogen total akan terbuang dalam satu jam, dan
Prinsip-prinsip yang melatarbelakangi pembentukan kira-kira 90 persen dalam 6 jam.
gelembung dapat dilihat pada Gambar 44-3. Pada gam- Tabel dekompresi telah dibuat oleh Angkatan Laut
bar 44-3A, dapat dilihat bahwa jaringan penyelam telah Amerika Serikat, yang merinci prosedur dekompresi yang
diseimbangkan hingga tekanan nitrogen yang larut tinggi aman. Sebagai contoh untuk memberikan gambaran kepa-
(PNr:3918 mm Hg), sekitar 6,5 kalijumlah nitrogen nor- da mahasiswa tentang proses dekompresi, seorang penye-
mal dalam jaringan. Selama penyelam masih tetap berada lam yang telah menghirup udara dan berada di kedalaman
di dalam laut, tekanan di luar tubuhnya (5000 mm Hg) laut 190 kaki selama 60 menit dilakukan dekompresi se-
akan menekan seluruh jaringan tubuh sehingga gas nitro- bagai berikut:
gen yang berlebihan akan terlarut. Tetapi bila penyelam
10 menit pada kedalaman 50 kaki
itu mendadak naik ke permukaan laut (Gambar 44-38),
17 menit pada kedalaman 40 kaki
tekanan di luar tubuhnya menjadi hanya 1 atmosfer (760
19 menit pada kedalaman 30 kaki
mm Hg), sedangkan tekanan gas dalam cairan tubuhnya
50 menit pada kedalaman 20 kaki
merupakan jumlah dari tekanan uap air, karbon dioksida,
84 menit pada kedalaman 10 kaki
oksigen, dan nitrogen, atau total 4065 mm Hg, sekitar
97o/o nya disebabkan oleh nitrogen. Terlihat jelas bahwa Jadi, untuk orang yang bekerja selama I jam di ke-
nilai total 4065 mm Hg jauh lebih besar dari tekanan di dalaman, total waktu untuk dekompresinya kira-kira tiga
luar tubuh yaitu 760 mm Hg. Oleh karena itu, gas akan jam.
keluar dari larutan dan membentuk gelembung-gelem-
bung, yang hampir seluruhnya terdiri dari nitrogen. Hal Tongki Dekompresidon Teropi Penyokit Dekom-
ini dapat terjadi di dalam jaringan dan dalam darah, yang presi. Prosedur lain yang banyak digunakan untuk
kemudian menyumbat pembuluh darah kecil. Gelem- dekompresi penyelam profesional adalah dengan mema-
bung masih belum terlihat dalam beberapa menit atau sukkan penyelam ke dalam tangki bertekanan dan kemu-
jam, karena kadang-kadang gas dapat tetap larut dalam dian menurunkan tekanan secara bertahap kembali ke
keadaan "sangat jenuh" selama beberapa jam sebelum tekanan atmosfer normal, dengan menggunakan jadwal
membentuk gelembung. waktu yang sama seperti tertulis di atas.
Tangki dekompresi bahkan lebih penting untuk meng-
Gejala Penyakit Dekompresi ("Bends'). Sebagian obati orang-orang yang merniliki gejala penyakit dekom-
besar gejala penyakit dekompresi disebabkan oleh gelem- presi yang telah berlangsung selama bermenit-rnenit
bung-gelembung gas yang menyumbat banyak pembuluh bahkan berjam-jam setelah orang tersebut kembali ke
darah di berbagai jaringan. Mula-mula, hanya pembuluh permukaan. Dalam hal ini, penyelam segera dikompresi
darah paling kecil yang disumbat oleh gelembung-gelem- kembali ke tingkat yang dalam. Kemudian dekompresi
bung kecil, tetapi seiring dengan penyatuan gelembung- dilakukan selama jangka waktu beberapa lama seperli
gelembung tersebut, pembuluh darah yang besar secara dekompresi yang biasa.
progresif akhirnya tersumbat juga. Akibatnya terjadi is-
kemia jaringan dan kadang-kadang bahkan kematian ja- " Penyelomon Jenuh" don Penggunoon Compur-
ringan. on Helium-Oksigen podo Penyelomon Dolom.
Pada kebanyakan orang dengan penyakit dekompresi, Ketika penyelam harus bekerja pada tingkat kedalaman
gejalanya adalah nyeri pada sendi dan otot-otot lengan yang cukup besar-antara 250 kaki dan mendekati 1000
dan tungkai, memerg6ruhi sekitar 85-90 persen yang ter- kaki-penyeiam seringkali berdiam di dalam tangki
kena penyakit dekompresi. Nyeri sendi yang diistilahkan kompresi yang besar selama beberapa hari atau bebera-
dengan "bends" seringkali terjadi pada kondisi ini. pa minggu, tetap terkompresi pada tingkat tekanan yang
Pada 5-10 persen orang-orang dengan penyakit de- mendekati kondisi tekanan di tempat penyelam tersebut
kompresi, terjadi gejala sistem saraf, yang berkisar dari akan bekerja. Hal ini akan memperlahankan jaringan dan
rasa pusing pada sekitar 5 persen pasien sampai paralisis cairan tubuh menjadi jenuh dengan gas-gas yang akan
atau kolaps dan hilang kesadaran pada 3 persen pasien. terpajan oleh penyelarn ketika menyelam. Lalu, bila para
Paralisis bersifat sementara, tetapi pada beberapa kasus, penyelam kembali ke tangki yang sama setelah bekerja,
kerusakan ini bersifat menetap. tidak terdapat perubahan yang bermakna pada tekanan,
Akhirnya, sekitar 2 persen pasien dengan penyakit dengan demikian tidak terjadi gelembung-gelembung
dekompresi mengalami "rasa tercekik", yang disebabkan dekompresi.
oleh gelembung-gelembung kecil masif yang menyum- Pada penyelaman yang sangat dalarn, terutama selama
bat kapiler paru; hal ini ditandai dengan napas pendek- penyelaman jenuh (saturation diving), biasanva lebitr
pendek yang berat, seringkali diikuti dengan edema paru sering digunakan helium dalam carnpuran gas daripada
yang berat dan, kadang-kadang, kematian. nitrogen, hal ini karena ketiga alasan berikut: (1) helium
BAB 44 Fisiologi Penyelaman Laut Dalam dan Keadaan Hiperbarik Lainnya 577

hanya memiliki seperlima efek narkotik nitrogen; (2) vo-


lume helium yang larut dalam jaringan tubuh hanya seki-
tar setengah volume nitrogen, dan volume yang terlarut
selama dekompresi akan berdifusi keluar dari jaringan
beberapa kali lebih cepat daripada nitrogen, jadi akan me-
ngurangi masalah penyakit dekompresi; dan (3) kepadatan
helium yang rendah (sepertujuh kepadatan nitrogen) akan
menjaga resistensi aliran udara untuk bernapas pada ke-
adaan minimum, hal ini menjadi sangat penting karena
nitrogen yang terkompresi tinggi bersifat sangat padat
sehingga resistensi aliran udara dapat menjadi ekstrim,
kadang-kadang membuat upaya bemapas melebihi batas
kekuatan.
Akhirnya, pada penyelaman yang sangat dalam, pen-
ting untuk menurunkan kadar oksigen dalam campuran
gas karena akan mengakibatkan keracunan oksigen. Se-
bagai contoh, pada kedalaman 700 kaki (tekanan 22 at-
mosfer), I persen campuran oksigen akan menyediakan
seluruh oksigen yang diperlukan oleh penyelam, sedang-
kan 21 persen campuran oksigen (persentase di udara)
akan menghasilkan Po, paru lebih dari 4 atmosfer, kadar
yang cenderung dapat menyebabkan kejang dalam waktu
Tabung udara
30 menit.

Penyelaman dengan Scuba


(Self-Contained U nderwater GAMBAR 44-4. AIat SCUBA jenis sirkuit terbuka
Breathing Apparatus)
Sebelum tahun 1940-an, hampir semua penyelaman dila- ekstra negatif dalam katup kebutuhan pada masker akan
kukan dengan menggunakan helm yang dihubungan me- menarik diafragma di katup terbuka, dan kemudian secara
lalui pipa ke permukaan untuk memperoleh udara yang otomatis melepaskan udara dari tangki ke dalam masker
dipompakan. Pada tahun 1943, Jacques Cousteau mem- dan paru. Dengan cara ini, hanya udara yang diperlukan
populerkan s elf-contained underwater breathing appara- untuk inspirasi saja yang masuk. Kemudian, pada waktu
tus, yang dikenal sebagai alat SCUBA. Jenis alat SCU- ekspirasi, udara tidak dapat mengalir kembali ke tangki
BA yang digunakan pada kira-kira lebih dari 99 persen tetapi sebaliknya diekspirasikan keluar.
olahraga selam dan penyelaman komersial adalah sistem Persoalan paling penting dalam penggunaan alat SCU-
sirkuit terbuka seperti yang diperlihatkan pada Gambar BA ialah terbatasnya waktu penyelaman; sebagai contoh,
44-4. Sistem initerdiri dari komponen-komponen beiikut: penyelaman sedalam 200 kaki hanya dapat berlangsung
(i) terdapat satu atau lebih tangki berisi udara bertekan- selama beberapa menit. Hal ini karena diperlukan aliran
an atau udara campuran lainnya, (2) katup "pengurang" udara yang sangat hebat dari tangki untuk menghalau
tahap pertama untuk mengurangi tekanan yang sangat karbon dioksida dari paru-semakin dalam penyelaman,
tinggi dari tangki agar udara mengalir dengan tekanan semakin besar jumlah aliran udara yang diperlukan setiap
rendah, (3) kombinasi katup inspirasi yang berdasarkan menitnya karena volume telah dikompresi menjadi lebih
"kebutuhan" dan katup ekspirasi yang secara keseluruh- kecil.
an memungkinkan udara masuk ke dalam paru dengan
tekanan sedikit negatif dan kemudian diekspirasikan ke
dalam laut dengan tekanan sedikit positif ke tekanan air Beberapa Aspek Fisiologis
sekitar, dan (4) sebuah masker dan susunan pipa yang "ru- Kapal Selam
ang ruginya" kecil.
Sistem yang berdasarkan kebutuhan ini bekerja se- Sewoklu Keluor dori Kopol Selom. Persoalan prak-
bagai berikut: Katup pengurang tekanan tahap pertama tis yang terjadi pada penyelaman di laut dalam sering di-
mengurangi tekanan udara yang berasal dari tangki, kare- jumpai juga pada kapal selam, terutama bila kita harus
na itu udara yang mengalir ke masker memiliki tekanan keluar dari kapal: Tanpa menggunakan alat apapun kita
yang hanya beberapa mm Hg sedikit lebih besar daripada dapat keluar dari kedalaman 300 kaki. Namun, dengan
tekanan air di sekitarnya. Udara campuran untuk per- alat pernapasan yang udaranya dihirup ulang, terutama
napasan tidak mengalir secara kontinu ke dalam masker. yang mengandung helium, secara teoritis kita dapat kelu-
Sebaliknya, setiap kali inspirasi, tekanan yang sedikit ar dari kedalaman 600 kaki atau bahkan lebih.
578 UNIT VIil Fisiologi Penerbangan, Ruang Angkasa, dan Penyelaman Laut Dalam

Salah satu persoalan utatna pada peristiwa di atas ialah Diduga bahwa radikal bebas pengoksidasi selain ber-
pencegahan terjadinya emboli udara. Pada waktu naik ke tanggung jawab terhadap terjadinya keracunan oksigen
atas, udara dalam paru akan tnengembang, kadang-kadang juga paling tidak memberikan beberapa keuntungan dalam
keadaan ini memecahkan pembuluh darah paru, memaksa terapi. Terapi dengan oksigen hiberbarik sangat baik un-
udara masuk ke dalam pembuluh darah tersebut sehingga tuk beberapa keadaan yang akan diuraikan di bawah ini.
timbul emboli udara. Oleh karena itu, sewaktu naik orang Mungkin yang paling sukses dalam penggunaan ok-
tersebut harus melakukan upaya khusus agar dapat mem- sigen hiperbarik ialah untuk terapi gangren gas. Bakteri
buang udara nafasnya secara kontinu. penyebab penyakit ini, yaitu kuman klostriditm, sangat
baik tumbuh pada lingkungan anaerob dan akan berhenti
Persoolon Kesehoton dqlom Kopol Selom. Se- tumbuh pada tekanan oksigen lebih dari 70 mm Hg. Oleh
lain persoalan yang terjadi sewaktu naik ke pemukaan, karena itu, pemberian oksigen hiperbarik pada jaringan
kedokteran bawah laut umumnya berkaitan dengan hal- sering kali dapat menghentikan proses infeksi secara to-
hal teknis yang bertujuan untuk menjaga agar lingkungan tal, dengan demikian cara ini telah mengubah keadaan se-
dalam kapal selam tetap aman. Hal yang pertama, pada belumnya yang hampir 100 persen fatal menjadi keadaan
kapal selam befienaga atom terdapat persoalan radiasi; yang dapat disernbuhkan melalui pengobatan dini dengan
namun dengan pelindung yang memadai, jumlah radiasi terapi h iperbarik.
yang diterima oleh awak yang bekerja di bawah laut akan Terapi dengan oksigen hiperbarik juga berguna atau
lebih kecil dibanding dengan radiasi normal sinar kosmik mungkin berguna terhadap beberapa keadaan ini yaitu,
yang diterirna oleh orang-orang yang berada di atas per- penyakit dekompresi, ernboli gas dalam arteri, keracunan
mukaan laut. karbon monoksida, osteomielitis, dan infark miokard.
Hal kedua yang harus diperhatikan ialah kadang-
kadang gas beracun masuk ke dalam ruang kapal selam,
dan ini harus dideteksi secepatnya. Sebagai contoh, sete-
Kepustakaan
lah menyelam berminggu-minggu, rokok yang diisap Butler PJ: Diving beyond the limits. News Physiol Sci l6:222,
oleh awak kapal dapat menghasilkan sejumlah karbon 2001.
monoksida, yang bila tidak di buang dengan segera dapat Kooyman GL, Ponganis PJ; The physiological basis of diving to
menimbulkan keracunan karbon monoksida, dan bahkan depth: birds and ntantmals. Anntt Rev Physiol 60:19, 1998.
kadang-kadang gas freonjuga diternukan berdifusi keluar Leach RM, Rees PJ, Wilmshtu"st P: Hyperbaric oxygen therapy.
dari sistem pendingin dalam jumlah yang cukup banyak BMJ 317:t110. 1998
Neuntan TS Arterial gas embolisnt and decompression sickness.
sehingga menimbulkan keracunan.
News Physiol Sci 17.77,2002.
Nilsson GE: Sut"viving anoxia with the brain turned on. News
Terapi Oksigen Hiperbarik Physiol Sci I 6:2 1 7, 200 1.
RussiEI|/: Diving and the risk of barotrauma. Thorax 53 (Suppl
2):520, t998.
Sifat oksidasi kuat yang dimiliki oleh oksigen bertekanan
Wang C, Schwaitzberg S, Berliner E, et al:Hyperbaric orygen
tinggi (oksigen hiperbarik) mempunyai efek terapi yang
for treating wounds: a systematic review of the literature.
sangat berharga dalam beberapa keadaan klinis. Oleh Arch Su'g l38:272, 2003.
karena itu, di pusat-pusat medik sekarang tersedia tangki- Wang J, Li E Calhoun JH, Mader JT. The role and eJfectiveness
tangki besar bertekanan untuk meletakkan pasien yang of adjunctive hyperbaric oxygen therapy in the manage-
akan diberi terapi dengan oksigen hiperbarik. Biasanya ment ofmuscttloskeletal disorders. J Postgrad tr4ed 48.226,
oksigen diberikan dengan Po, 2 sampai 3 atmosfer de- 2002.
ngan menggunakan masker atau pipa intratrakea, semen- Il/est JB,Fu Z, Gaeth AP, Short RV: Fetal lttng development in
the elephant refects the adaptations requiredfor snorkeling
tara gas di sekitar tubuh merupakan udara normal yang
in adttlt life. Respir Physiol Neurobiol 138:325, 2003.
terkompresi sampai mencapai tekanan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai