Pengertian debat secara umum adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik
itu perorangan ataupun kelompok dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan
perbedaan.
Debat juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan adu argumentasi antara dua belah pihak atau
bisa juga lebih, baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Definisi debat adalah suatu bentuk komunikasi dengan cara saling beradu argumentasi untuk
menyampaikan ide secara logika dan bukti pendukung dari masing-masing pihak yang berdebat.
Tujuan debat adalah untuk mendiskusikan atau memutuskan masalah dan perbedaan atas sesuatu
hal. Dalam lingkup formal, debat dapat dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen
terutama di negara yang menggunakan sistem oposisi.
Debat dilakukan dengan aturan yang jelas sehingga hasil debat bisa dihasilkan melalui voting
atau melalui keputusan juri. Lebih sederhananya, debat merupakan pembahasan atau pertukaran
pendapat mengenai suatu hal dan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapatnya
masing-masing.
Menurut Henry Guntur Tarigan, debat adalah suatu kegiatan saling adu argumentasi antar pribadi
atau antar kelompok manusia untuk menentukan baik tidaknya suatu usulan tertentu yang
didukung suatu pihak (pendukung) dan disangkal oleh pihak lainnya (penyangkal).
Menurut P. Dori Wuwur Hendrikus, debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar
kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak.
J. S. Kamdhi (1995)
Menurut J. S. Kamdhi, debat adalah suatu pembahasan atau tukar pendapat tentang suatu pokok
masalah dimana setiap peserta memberikan alasan untuk mempertahankan pendapatnya.
Asidi Dipodjojo
Menurut Asidi Dipodjojo, Debat adalah suatu proses komunikasi lisan yang dinyatakan dengan
bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat menyatakan argumen dan
alasan, dengan cara tertentu agar pihak lain berpihak padanya.
G. Sukadi
Menurut G. Sukadi, debat adalah suatu kegiatan saling adu argumentasi antar pribadi atau antar
kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan.
Menurut KBBI, Debat adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan
saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
Ciri-Ciri Debat
Terdapat 2 sudut pandang yaitu affirmatif atau pro (pihak yang menyetujui topik) dan
negatif atau kontra (pihak yang tidak menyetujui topik).
Adanya proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak.
Adanya adu argumentasi yang bertujuan untuk memperoleh kemenangan.
Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan juri.
Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan.
Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya dilakukan oleh moderator.
Tujuan Debat
Tujuan debat secara umum adalah untuk mendiskusikan atau memutuskan masalah dan
perbedaan atas sesuatu hal. Selain itu, tujuan debat diantaranya yaitu:
Unsur-Unsur Debat
Mosi adalah hal atau topik yang diperdebatkan. Adanya mosi sangat penting karena di dalam
sebuah debat terdapat pihak pro dan kontra.
Tim Afirmatif
Tim Afirmatif atau Pihak Pro adalah tim yang setuju terdapat hal yang diperdebatkan (mosi).
Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap mosi yang telah
diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih dahulu mengenai alasan mengapa
mendukung pernyataan di dalam mosi.
Pihak Negatif
Pihak Negatif/Kontra atau Oposisi adalah pihak yang tidak setuju atau menentang mosi yang
diberikan dan pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari pihak afirmatif.
Pihak Netral
Pihak Netral adalah pihak yang memberikan 2 sisi baik dukungan atau pun sanggahan terhadap
mosi, maksudnya pihak ini tidak menaruh dukungan dan tidak condong terhadap salah satu
pihak.
Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan. Dalam debat harus
ada moderator yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya debat. Tata tertib debat,
memperkenalkan masing-masing pihak, dan penyampaian mosi akan dilakukan oleh moderator.
Penulis
Penulis atau notulen adalah orang yang menulis kesimpulan suatu debat. Notulen bertugas
mencatat hal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat, pernyataan
moderator, penyampaian masing-masing tim atau pihak, dan hasil keputusan akhir.
Materi Debat, yaitu topik utama yang akan dibahas dalam kegiatan debat. Beberapa yang
termasuk dalam materi/ tema debat diantaranya:
Personalia Debat, adalah semua pihak yang ikut terlibat di dalam kegiatan debat. Personalia
debat terdiri dari:
Panitia, yaitu penyelenggara kegiatan debat yang terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris, dan bendahara.
Moderator, yaitu pihak yang mengatur proses berlangsungnya kegiatan debat.
Pihak Pendukung, yaitu pihak yang mendukung mosi debat.
Pihak Penyanggah, yaitu pihak yang tidak setuju dengan pihak pendukung.
Juri, yaitu pihak yang menilai proses berjalannya kegiatan debat.
Publik, yaitu pihak yang mengikuti jalannya kegiatan debat.
Penyedia Dana, yaitu pihak yang menyediakan dana agar kegiatan debat terlaksana.
Notulen, yaitu pihak yang bertugas untuk mencatat semua hal yang berhubungan dengan
debat seperti mosi debat, pernyataan moderator dan pihak yang berdebat, serta keputusan
akhir.
Fasilitas Debat, yaitu semua perlengkapan dan alat yang dibutuhkan agar proses kegiatan debat
dapat berjalan dengan baik. Fasilitas debat terdiri dari:
Lingkungan
Ruangan Debat
Sound System
Media (Projector/ OHP, sarana dan prasarana)
Berdasarkan bentuk, maksud dan metodenya, debat dibagi menjadi 3 macam, diantaranya yaitu:
Adalah debat yang memiliki maksud dan tujuan untuk memberi dan menambahi dukungan bagi
suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan
pendapatnya berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari
majelis. Debat ini sering digunakan badan legislatif.
Adalah debat yang memiliki maksud dan tujuan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang
satu sama lain berhubungan erat, yang akan menyebabkan individu yang ditanya menunjang
posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh penanya. Biasanya jenis debat ini
dikembangkan di kantor pengadilan.
Debat Formal, Konvesional,atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or Educational
Debating)
Adalah debat yang bertujuan untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk
mengemukakan kepada pendengar sejumlah argument yang menunjang atau yang membantah
suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara konstruktif dan
bantahan.
Debat kompetitif dalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya dalam parlemen, debat
kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk
mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang
berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (apabila debat dilakukan dalam bahasa asing).
Struktur Debat
Pengenalan
Pada tahap pengenalan, setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi dan tim netral)
memperkenalkan diri.
Penyampaian argumentasi
Pada penyampaian argumentasi ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap topik yang
dimulai dari tim afirmasi, kemudian tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
Debat
Pada debat, setiap tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lain.
Simpulan
Pada simpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik sesuai
dengan posisinya.
Keputusan
Keputusan debat diambil dari hasil voting, mosi, resolusi, dan sebagainya. Jenis keputusan ada
tiga yaitu keputusan oleh para pendengar atau decision by the audience, keputusan oleh hakim
atau decision by judges, dan keputusan dengan kritik atau decision by critique.
Etika Debat
Berikut etika yang harus dimiliki peserta debat diantaranya yaitu:
Ketika bertanya kepada lawan debat harus bersungguh-sungguh, bandingkan paparannya dengan
data-data yang memang sudah dihimpun.
Tidak boleh menyinggung lawan debat mengenai kekurangan fisik dalam debat, kondisi yang
diutamakan yaitu pertarungan ide gagasan. Untuk itu, jika hendak menyinggung atau menyerang
lawan debat dalam debat maka harus menyerang ide gagasannya, bukan fisik dari lawan debat.
Agar dapat mematahkan argumentasi lawan debat, maka harus mengadu argumentasinya dengan
data dan fakta. Jangan adu ide gagasan lawan dengan informasi-informasi yang belum jelas.
Pada saat melakukan debat dengan pebisnis, teman sekolah atau lainnya harus mematuhi
peraturan yang berlaku dalam melaksanakan debat tersebut. Jika melanggar atau tidak mematuhi
peraturan pada saat debat, maka akan di diskualifikasi atau hal lainnya.
Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati peserta dan anggota
debat. Apabila seorang anggota debat melanggar peraturan maka akan berpengaruh pada
timnya.
Sebaiknya pertanyaan yang diajukan disampaikan dengan profesional, tidak menghina,
menguji, maupun merendahkan lawan, pertanyaan juga tidak boleh menyerang lawan
secara pribadi tapi fokus ke permasalahan yang sedang dibahas.
Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, runtut, sintetis, keterampilan
retorika (berbicara dan intelijensia (ability to perceive and understand) atau tidak terbata-
bata.
Dalam menyampaikan gagasan kenali dan pahami kelemahan maupun kelebihan yang
dimiliki lawan. Hal ini sangat penting untuk menyusun strategi debat sehingga efektif
dalam menyangkal dan mempengaruhi lawan bahkan seluruh peserta debat.
Argumen yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang terbatas (batasi
argumen maksimal tiga poin). Susun argumen ke dalam poin yang singkat dan lugas yang
merujuk langsung ke permasalahan yang sedang didebatkan.
Memahami dengan baik mengenai kesalahan dalam berpikir terutama pada penyelesaian
masalah. Hal ini juga berfungsi untuk mengetahui kelemahan argumentasi yang diberikan
lawan.
Menyajikan gagasan yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan, sertakan juga data
yang valid yang dapat mendukung argumen atau gagasan.
Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final dengan kalimat yang lugas dan
langsung menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu terlalu
panjang cukup poin yang menegaskan argumentasi dan disampaikan secara tegas untuk
menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar.
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok debat, yaitu pihak satu dan pihak kontra.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan kedua
kelompok.
Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya
hingga sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
Sembari siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide dari setiap pembicaraan
sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
Dari data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau
rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Debat merupakan suatu kegiatan untuk menguji argumentasi yang dilakukan antar individu
maupun kelompok. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, debat adalah sebuah
pembahasan mengenai suatu hal dengan saling memberikan alasan untuk mempertahankan
argumen masing-masing. Debat memiliki arti yang luas. Para ahli menyusun pengertian debat
berdasarkan pemikiran dan kajian literasi. Berikut ini pengertian debat menurut para ahli.
Menurut seorang ahli bernama Asidi Dipodjojo dalam buku yang berjudul “Komunasi Lisan”,
debat merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan secara lisan yang dinyatakan dengan
bahasa untuk mempertahankan gagasan atau pendapat. Dalam sebuah debat, setiap pihak berhak
mengajukan pendapat dan memberikan alasan sehingga pihak lawan atau pihak yang tidak setuju
dapat menerima dan berpihak kepadanya.
Dalam sebuah buku tentang public speaking yang ditulis oleh seorang ahli bernama G. Sukadi,
debat diartikan sebagai kegiatan saling beradu pendapat antarpribadi maupun antarkelompok
orang yang bertujuan untuk mencapai kemenangan atau kesepakatan. Sedangkan menurut
Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul “Retorika”, debat adalah adu argumentasi tentang
suatu hal tertentu untuk mencapai kemenangan satu pihak.
Tujuan Debat
Debat memiliki beberapa tujuan yaitu meraih kemenangan atas argumentasi demi mendukung
sesuatu yang ingin ditegakkan atau dijalankan. Tujuan dilakukannya debat juga untuk
menunjukkan kebenaran atas sesuatu yang sedang dipermasalahkan, menimbulkan pro dan
kontra, dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai dengan debat bergantung pada peserta dan
anggota yang diundang, mosi atau permasalahan, waktu, dan tempat debat.
Fungsi Debat
Debat juga mempunyai fungsi yaitu sebagai ajang untuk melatih keberanian dalam
beragumentasi di depan umum, melatih berbicara terutama menanggapi argumen lawan bicara.
Debat juga dapat meningkatkan kemampuan merespon suatu masalah dengan cepat dan tepat
melalui sikap dan cara berpikir kritis terhadap suatu topik, dan menambah pemahaman suatu
konsep atau teori terutama yang berhubungan dengan materi.
Peran Debat
Debat mempunyai peran yang sangat penting dalam pemutusan perundang-undangan oleh
legislatif, dalam bidang hukum misalnya ketika dilakukan pengadilan terdakwa, dalam bidang
pendidikan, kegiatan politik seperti penentuan calon maupun kebijakan internal politik, bidang
binis, dan perekonomian.
Di negara-negara demokratis seperti Amerika dan Indonesia, debat diperlukan dalam penentuan
undang-undang maupun ketika dilakukan amandemen terhadap undang-undang. Masalah yang
diangkat di dalam pembahasan amandemen akan didebatkan untuk mencari mana argumentasi
atau gagasan yang mendekati benar dan paling adil. Debat juga berperan dalam kemajuan bisnis
perusahaan khususnya ketika penentuan langkah-langkah visioner untuk memajukan perusahaan.
Etika Debat
Seorang yang tergabung dalam tim debat baik pro, kontra, maupun tim netral harus menjunjung
etika atau norma dalam bertanya dan berdebat. Etika bertanya dalam debat yaitu bersungguh-
sungguh dalam mencari data, tidak menguji pembicara, pertanyaan langsung menuju ke fokus
permasalahan, mengajikan pertanyaan-pertanyaan khusus, menghindari cara berpikir yang salah,
tidak menyangkutpautkan prasangka emosional ketika bertannya, dan menunjukkan sikap wajar.
Sedangkan etika berdebat yaitu memiliki pengetahuan yang baik, pertimbangan dalam
mengomunikasikan argumen atau persuasi, keterampilan dalam membuktikan kesalahan dan
celah, mengerti prinsip-prinsip dalam penyampaian persuasi dan penggunaan argumentasi dalam
melemahkan pernyataan lawan, penyampaian pidato mauun argumentasi secara terarah, lancar,
dan kuat, serta mengapresiasi fakta.
Selain memiliki etika, fungsi, dan tujuan, debat juga memiliki unsur-unsur debat, ciri-ciri,
struktur, macam jenis, dan tata cara debat. Beberapa hal tersebut biasanya berbeda-beda
bergantung negara yang mealukan debat dan acara yang diselenggarakan. Masing-masing poin
tersebut secara umum akan dibahas dengan lengkap dan terperinci sebagai berikut.
Suatu kegiatan dapat disebut debat jika memiliki beberapa unsur-unsur di bawah ini:
1. Memiliki mosi. Emosi adalah topik atau bahasan yang akan diperdebatkan dan mempunyai
sifat konvensional. Adanya mosi sangat penting karena di dalam sebuah debat terdapat pihak pro
dan kontra.
2. Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap mosi yang telah
diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih dahulu mengenai alasan mengapa
mendukung pernyatan di dalam mosi.
3. Selain pihak pro, juga terdapat pihak oposisi atau pihak kontra yang tidak setuju dengan mosi
yang sudah diberikan. Pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari pihak afirmatif.
4. Sebagai penengah antara pihak pro dan kontra, debat harus mempunyai pihak netral atau pihak
yang tidak menaruh dukungan dan tidak condong terhadap salah satu pihak.
5. Dalam debat harus ada moderator yang bertugas mempin dan mengatur jalannya debat. Tata
tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak, dan penyampaian mosi akan dilakukan oleh
moderator.
6. Debat juga harus memiliki peserta debat yang nantinya berhak menentukan keputusan akhir
bersama juri debat. Dalam beberapa debat, peserta tidak ikut andil dalam penentuan keputusan
akhir namun jika dibutuhkan voting, maka biasanya peserta akan diperhitungkan suaranya.
7. Unsur yang terakhir yaitu adanya penulis atau notulen acara yang bertugas mencatat hal-hal
terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat, pernyataan moderator, penyampaian
masing-masing tim atau pihak, dan hasil keputusan akhir.
Ciri-Ciri Debat
1. Debat memiliki pihak yang mengarahkan jalannya debat. Biasanya yang melakukan tugas ini
adalah seorang moderator.
2. Hasil akhir atau kesimpulan debat didapat dengan cara voting maupun keputusan juri debat.
5. Terdapat suatu proses untuk saling mempertahankan argumentasi di antara kedua belah pihak
yang sedang berdebat (pihak pro dan kontra).
6. Di sesi tertentu terdapat kegiatan tanya jawab antar pihak yang berdebat dengan dipimpin oleh
moderator.
Struktur Debat
Debat yang baik harus memenuhi struktur debat yang telah disepakati bersama. Berikut ini
adalah struktur debat yang baik dan benar.
1. Perkenalan harus dilakukan oleh masing-masing tim atau pihak (afirmasi, oposisi, dan netral)
4. Kesimpulan merupakan hasil akhir debat yang sebelumnya diawali dengan penutup yang
disampaikan oleh masing-masing tim.
5. Keputusan diambil dari hasil voting, mosi, resolusi, dan sebagainya. Jenis keputusan ada tiga
yaitu keputusan oleh para pendengar atau decision by the audience, keputusan oleh hakim atau
decision by judges, dan keputusan dengan kritik atau decision by critique.
Debat memiliki beberapa macam atau jenis yang dikelompokkan berdasarkan tujuan, bentuk
maupun metode yang dilakukan. Berikut ini adalah macam atau jenis debat yang sering kita
kenal.
Debat pemeriksaan ulangan dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang telah
dilakukan sebelumnya. Dalam debat ini, diajukan beberapa pertanyaan dari saling memiliki
hubungan sehingga menyebabkan individu yang diberi pertanyaan dapat mendukung posisi yang
ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh pihak yang memberi pertanyaan.
Debat Parlementer atau Assembly or Parlementary Debating
Debat parlementer juga dikenal dengan sebutan debat Majelis. Fungsi debat perlementer ini yaitu
untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatu undang-undang tertentu. Di dalam
debat parlementer seluruh anggota debat berhak mengajukan pendapat dan gagasannya apakah ia
mendukung ata menentang usul yang telah disampaikan setelah diizinkan oleh majelis debat
engan disertai alasan yang kuat.
Debat Formal
Debat formal juga dikenal dengan sebutan debat konfensional atau debat pendidikan. Debat
formal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing tim pembicara untuk
menyampaikan kepada audiens atau peserta debat tentang beberapa argumen maupun gagasan
yang dapat menunjang atau menolak usulan. Argumen yang disampaikan harus masuk akal,
jelas, dan menyangkut kebutuhan bersama.
Bagaimana tata cara melakukan debat yang baik dan benar? Berikut ini adalah tata cara yang
dapat anda lakukan.
1. Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati oleh peserta dan anggota
debat. Jika seorang anggota debat melanggar peraturan maka akan berpengaruh kepada timnya.
3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, dan runtut. Ketiga hal ini akan lebih
baik jika dilakukan dengan kemampuan retorika yang baik.
4. Dalam menyampaikan gagasan kenali dan pahami kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki
lawan. Hal ini sangat penting untuk menyusun strategi debat sehingga efektif dalam menyangkal
dan mempengaruhi lawan bahkan seluruh peserta debat.
5. Argumen yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang terbatas. Susun
argumen ke dalam poin-poin yang singkat dan lugas yang merujuk langsung ke permasalahan
yang sedang didebatkan.
7. Menyajikan gagasan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sertakan juga data-data
yang valid yang dapat mendukung argumen atau gagasan.
8. Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final dengan kalimat yang lugas dan
langsung menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu terlalu panjang
cukup poin-poin yang menegaskan argumentasi dan disampaian dengan tegas untuk
menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar.