Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Tulisan Bernada Debat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, debat sendiri memiliki arti sebagai
pertukaran pendapat atau argumen yang membahas tentang suatu hal, yang mana pihak yang
berdebat saling menyampaikan alasan untuk mempertahankan setiap pendapatnya. Pada saat
melaksanakan debat, setiap pihak diperbolehkan untuk melakukan penambahan informasi,
data, hingga bukti untuk mempertahankan pendapatnya.
Salah satu tujuan diselenggarakannya acara debat adalah untuk mendapatkan suatu sudut
pandang yang baru dan bisa diterima oleh kedua belah pihak. Namun, terkadang acara debat
malah berakhir dengan perbedaan pendapat dari kedua belah pihak. Kedua pihak yang
berdebat pun tetap memegang teguh pendapat yang telah disampaikannya.
Meskipun begitu, pihak yang melakukan debat tentu saja akan tetap memperoleh
pengetahuan atau sudut pandang yang baru dengan menyimak pendapat atau argumen dari
lawannya. Perbedaan pendapat tersebut menjadi hal yang lumrah dalam berdebat. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan debat kedua belah pihak untuk saling menghargai pendapat
yang berbeda.
Secara umum, teks debat memiliki keterkaitan dengan teks argumentasi. Menurut seorang
ahli bahasa yang bernama Gorys Keraf, teks argumentasi dapat didefinisikan sebagai sebuah
teks berbentuk retorika yang berusaha mempengaruhi sikap atau pendapat dari orang lain.
Teks argumentasi sendiri dibuat agar orang bisa percaya dengan sesuatu yang disajikan.
Tidak hanya itu, teks argumentasi juga juga mampu membuat orang untuk bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara.
Maka dari itu, teks argumentasi ini bisa dikatakan sebagai teks yang menjadi payung dalam
sebuah teks debat. Hal ini dikarenakan, teks debat merupakan satuan dari berbagai argumen
atau pendapat yang berangkat dari berbagai sudut pandang, baik dari pihak pro atau
pendukung atau pihak kontra atau menentang terhadap topik yang dibahas. Teks debat adalah
sebuah teks yang disusun atas dasar kegiatan debat yang berlangsung. Teks debat ini
memiliki isi yang meliputi, seperti argumen-argumen yang disampaikan oleh masing-masing
pihak hingga kesimpulan yang didapat ketika sesi debat berakhir.
Paragraf persuasif adalah tulisan yang dapat menarik perhatian pembaca, yang dapat menarik
minat dan dapat meyakinkan mereka bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang
amat penting. Persuasif logis sering disebut argumentasi, digunakan pada situasi-situasi resmi
seperti perdebatan-perdebatan dan pada pengadilan-pengadilan tinggi tetapi terjadi juga pada
diskusi-diskusi serius mengenai masalah penting yang sedang hangat diperbincangkan dalam
buku, majalah, dan dalam artikel serta tajuk-tajuk rencana surat kabar.
Persuasi logis berdasarkan penalaran logis mencakup dua proses dasar berpikir dan organisasi
yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses pencapaian kesimpulan yang
didasarkan pada fakta, pengamatan, observasi, dan kesaksian. Deduksi didasarkan pada
asumsi, tidak ada fakta yang dapat dilihat yang mendasari asumsi.
Susunan tulisan yang bersifat meyakinkan hendaklah mempertunjukan jenis hubungan logis
yang sama antara proposisi atau masalah dan argumen-argumen penunjangnya yang ada di
antara konklusi suatu silogisme dan premis-premis yang secara logis menuju ke sana. Suatu
tulisan yang ditulis dari suatu kerangka akan bersamaan dalam keseluruhan rencana yang
juga dipakai bagi tulisan penyingkapan. Pokok permasalahan dan pembatasan yang digarap
dalam pendahuluan.
Jenis-Jenis Debat
Dalam pelaksanaannya, debat dibagi menjadi beberapa jenis. Adapun jenis-jenis debat adalah
sebagai berikut:
1. Debat Parlemen atau Majelis (Parliamentary or Assembly Debating)
Sesuai dengan namanya, debat parlemen atau majelis terjadi di tatanan eksekutif, yudikatif,
atau legislatif suatu negara. Debat ini biasanya membahas mengenai undang-undang,
kebijakan, atau hal-hal yang berkaitan dengan ketatanegaraan.
2. Debat Pemeriksaan Ulangan (Cross-Examination Debating)
Debat pemeriksaan ulangan dilaksanakan untuk memeriksa ulang, dan mengetahui kebenaran
pemeriksaan sebelumnya. Debat ini mengandung banyak pertanyaan yang saling berkaitan
agar dapat mempertahankan posisi masing-masing tim. Jenis debat ini biasanya sering
ditemukan dalam persidangan, yang terjadi antara jaksa dan pengacara.
3. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or
Educational Debating)
Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan adalah debat yang bertujuan memberikan
kesempatan pada dua tim yang berseberangan untuk mengungkapkan beberapa argumen
untuk menguatkan materi debat, atau justru argumen untuk melawan materi tersebut. Berbeda
dengan kedua jenis debat sebelumnya, debat jenis ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan kedua tim dalam mengutarakan argumen secara logis, jelas, dan terstruktur.

Struktur Debat :
Teks debat pada dasarnya dapat tersusun secara sistematis berdasarkan struktur debat yang
ada. Berikut ini adalah lima struktur debat yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:
1. Pengenalan
Struktur debat yang pertama yaitu pengenalan. Pada bagian ini, moderator akan
menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan kedua belah pihak atau tim yang
mengikuti acara debat. Moderator sendiri memiliki tanggung jawab untuk menjadi pemimpin
sidang, rapat, atau diskusi.
Selain itu, moderator juga menjadi pihak yang memiliki kekuatan untuk melakukan tindakan
sebagai pengarah atau penengah dalam debat. Setelah memperkenalkan debat dan
menyampaikan tugasnya, moderator akan menyampaikan mosi dari debat yang akan
berlangsung. Penyampaian mosi ini, bisa menjadi tanda acara debat akan segera dimulai.
2. Penyampaian Argumentasi
Struktur debat yang kedua adalah penyampaian argumentasi. Penyampaian argumentasi bisa
disampaikan oleh pihak yang mengikuti debat, seperti pihak afirmasi atau pendukung, pihak
oposisi atau penentang, dan pihak netral atau penengah.
Dalam bagian penyampaian argumentasi, pihak afirmasi memiliki tugas sebagai pihak yang
memberikan dukungan terhadap mosi atau bisa disebut juga pro terhadap mosi. Sedangkan,
pihak oposisi sendiri adalah pihak yang memiliki tugas untuk menentang mosi atau bisa
dikatakan kontra terhadap mosi.
Sementara itu, pihak netral atau penengah adalah pihak yang memiliki tugas untuk bersikap
netral dan mempunyai peran sebagai penengah dalam sebuah acara debat. Pihak netral sendiri
sebenarnya bersifat opsional. Maksudnya yaitu boleh ada dan boleh tidak ada dalam acara
debat.
3. Debat
Struktur debat yang ketiga adalah debat. Bagian ini pada dasarnya adalah bagian inti dari
acara debat. Pada saat melakukan debat, pihak afirmasi dan pihak oposisi akan saling
memberikan sanggahan terhadap argumen yang disampaikan oleh lawannya. Kemudian,
pihak netral akan menjadi penengah dari kedua belah pihak tersebut.
Namun, dalam acara debat tidak ada pihak netral. Selaku pemimpin acara debat, moderator
diberikan hak untuk menjadi penengah dalam debat. Nah, sebagai inti dari acara debat,
bagian ini menjadi bagian yang paling menarik dan bagian terseru keseluruhan acara debat.
4. Simpulan
Struktur teks debat yang keempat adalah simpulan. Bagian ini berisi penyampaian simpulan
atau hasil debat oleh pihak yang berdebat, mulai dari pihak afirmasi, pihak oposisi, dan pihak
netral. Bagian ini biasanya tidak hanya berisi simpulan terkait mosi, tetapi juga memuat
pendapat dan sanggahan yang telah disampaikan oleh pihak lain.
5. Penutup
Struktur debat yang kelima yaitu penutup. Pada bagian yang terakhir ini, moderator akan
memberikan simpulan terhadap keseluruhan acara debat secara lengkap tanpa berpihak
kepada pihak manapun. Setelah itu, moderator memberikan salam penutup kegiatan sebagai
tanda acara debat telah selesai.
Ciri-Ciri Tulisan Bernada Debat
Setelah mengetahui pengertian dan struktur debat, sekarang kita akan membahas tentang ciri-
ciri dari debat. Sebelum menulis teks debat, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri debat yang
perlu kamu perhatikan, antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat dua tim yang berdebat, yaitu pihak afirmasi dan pihak oposisi
2. Terdapat dua sudut pandang, yaitu pro atau pendukung dan kontra atau penentang
3. Terdapat topik atau isu yang diperdebatkan
4. Terdapat argumentasi atau pendapat yang disampaikan

5. Terdapat pihak penengah atau tim netral (opsional)


Lima ciri di atas merupakan hal yang harus harus ada pada setiap acara debat, kecuali nomor
5 karena sifatnya yang opsional atau boleh ada dan boleh tidak ada.
Kaidah Kebahasaan Teks Debat
Dalam menulis teks debat, kaidah kebahasaan teks debat juga perlu untuk diperhatikan.
Dengan mengetahui tentang tata bahasa atau gaya bahasa khas yang dimiliki oleh teks debat,
maka Kamu akan lebih mudah dalam menyusun teks debat. Berikut ini adalah beberapa unsur
dari kaidah kebahasan teks debat, diantaranya yaitu:
1. Menggunakan bahasa baku
Kaidah kebahasaan teks debat yang pertama adalah menggunakan bahasa baku. Teks debat
dapat ditulis dengan memakai bahasa baku. Bahasa baku sendiri memiliki maksud sebagai
bahasa yang sesuai dengan standar dan kaidah bahasa Indonesia.
2. Menggunakan kata denotatif
Kaidah kebahasaan teks debat yang kedua adalah menggunakan kata denotatif. Teks debat
bisa ditulis dengan memakai kata denotatif atau kata yang mengandung makna sebenarnya.
Contoh penggunaan kata denotatif:
a. Contoh penggunaan kata denotatif yang benar: Marilah kita menutup mata sambil berdoa.
b. Contoh penggunaan kata yang bukan denotatif: Pemerintah tidak boleh menutup mata atas
kejadian yang melanda Indonesia saat ini.
Unsur-Unsur Debat
Dari berbagai penjelasan, unsur-unsur debat merupakan salah satu bagian dari teks debat
yang penting untuk Kamu perhatikan. Unsur-unsur debat sendiri terdiri dari tiga hal, yaitu
mosi, tim debat, dan partisipan. Penjelasan dari ketiga hal tersebut, sebagai berikut:
1. Mosi
Unsur debat yang pertama adalah mosi. Mosi dapat dipahami sebagai suatu topik atau isu
yang diangkat dalam debat. Mosi sendiri digunakan untuk menentukan sikap dari setiap pihak
atau tim yang sedang melaksanakan debat. Penentuan sikap tersebut dapat menghasilkan
pihak mana yang akan mendukung atau pro terhadap mosi serta pihak mana yang akan
menentang atau kontra terhadap mosi.
2. Tim Debat
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada tiga pihak dalam sebuah acara debat secara umum,
antara lain:
a. Pihak afirmasi: pihak yang mendukung mosi atau pro terhadap mosi
b. Pihak oposisi: pihak yang menentang mosi atau kontra terhadap mosi
c. Pihak netral atau penengah (opsional): pihak yang menjadi netral dan berperan sebagai
penengah.
3. Partisipan
Selain pihak yang melakukan debat, ada beberapa partisipan yang juga memiliki peran
penting dalam acara debat, diantaranya sebagai berikut:
a. Penonton atau juri
Partisipan yang pertama dalam unsur debat yaitu penonton atau juri. Adanya penonton dalam
debat memiliki peran untuk membuat acara menjadi seru dan ramai. Tidak hanya itu,
penonton juga bisa memberikan penilaian terhadap pihak yang melangsungkan debat.
Sementara itu, juri juga menjadi partisipan yang memiliki peran penting dalam debat. Sesuatu
namanya, juri merupakan orang yang memiliki tugas untuk memberikan penilaian dalam
sebuah acara debat. Jadi, penonton atau juri pada dasarnya bisa memberikan penilaian
terhadap perdebat. Hanya saja, juri memiliki tugas resmi sebagai penilai debat, sedangkan
penonton merupakan penilai debat tidak resmi.
b. Moderator
Partisipan yang kedua dalam unsur debat adalah moderator. Moderator sendiri memiliki
peran sebagai penentu sebuah acara debat akan berlangsung secara menarik atau malah terasa
membosankan. Sebagai penentu acara debat, beberapa tugas seorang moderator, yaitu
mengatur debat, mengatur aturan main, hingga mengenalkan para peserta debat.
c. Notulen
Partisipan yang ketiga dalam acara debat yaitu notulen. Sama seperti namanya, tugas seorang
notulen adalah menulis kesimpulan dari debat yang telah berlangsung. Selain itu, notulen
memiliki tugas untuk melakukan pencatatan terhadap pernyataan, kesimpulan akhir, mosi
debat, hingga argumen yang disampaikan oleh kedua belah pihak yang berdebat.
Secara singkatnya adalah :
a. Mosi: Hal atau topik yang diperdebatkan.
b. Tim pro: Tim yang setuju pada topik yang diperdebatkan .
c. Tim kontra: Tim oposisi tim pro atau tim yang tidak setuju atau menentang topik yang
diperdebatkan.
d. Tim netral: Tim yang memberikan dua sisi argumen, baik dukungan maupun
sanggahan terhadap topik yang diperdebatkan.
e. Moderator: Orang yang memimpin dan memandu jalannya debat.
f. Notulen: Orang yang menulis jalannya perdebatan dan mengambil kesimpulan dari
perdebatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai