Anda di halaman 1dari 18

 Debat adalah salah satu bentuk keterampilan

 Debat berasal dari bahasa Inggris (debate)


yang artinya (1)perdebatan,pembahasan;(2)
diskusi, perbincangan; (3) memperdebatkan
(Kamus Bahasa Inggris)
 Menurut KBBI, debat adalah pembahasan dan
pertukaran pendapat mengenai suatu hal
dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing.
Contoh debat : debat tentang calon
presiden.
 Proses saling bertukar pendapat untuk
membahas suatu isu dengan masing-masing
pihak yang berdebat memberi alasan.
Apabila perlu,ditambah dengan
informasi,bukti, dan data untuk
mempertahankan pendapat masing-masing.
Hasil debat biasanya menghasilkan sudut
pandang baru yang dapat diterima kedua
belah pihak.
 Debat termasuk teks eksposisi karena
didalamnya terdapat pendapat disertai
argumen untuk mendukung pendapat.
 Ada 2 sisi yaitu mendukung dan menolak isu.
 Berdebat artinya bertukar pikiran tentang
suatu hal dengan saling memberi alasan
untuk mempertahankan pendapat
 Mendebat artinya membantah pendapat
orang lain dengan mengajukan alasan
 Mosi, yakni hal atau topik yang diperdebatkan
 Tim Afirmatif/ Pro, yakni tim yang setuju
terdapat hal yang diperdebatkan (mosi)
 Tim Negatif (kontra) atau Oposisi, yakni tim
yang tidak setuju atau menentang mosi
 Tim Netral, yakni tim yang memberikan 2 sisi
baik dukungan ataupun sanggahan terhadap mosi
 Moderator, yakni orang yang memimpin dan
membantu jalannya perdebatan.
 Penulis, yakni orang yang menulis kesimpulan
suatu debat.
 Kuasai topik atau masalah
 Percaya diri, tenang, lantang, jangan terlihat
gugup atau grogi
 Kendalikan emosi
 Melatih mental atau keberanian
mengemukakan pendapat dihadapan umum.
 Melatih mematahkan pendapat dari lawan
debat.
 Meningkatkan kemampuan dalam merespon
suatu masalah.
 Melatih untuk bersikap kritis terhadap semua
materi yang diperdebatkan.
 Memantapkan pemahaman konsep dari
materi yang dipedebatkan.
 1) Generalisasi
    Penarikan simpulan dengan cara generalisasi berpangkal pada
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus.Fenomena-fenomena
khusus kemudian ditarik pernyataan yang bersifat general
(umum).

Pernyataan Khusus :
 - Bahasa Indonesia menyerap kosakata dari bahasa Arab
terutama yang berkaitan dengan masalah agama,terutama Agama
Islam 
 - Contoh kosakata dari hasil penyerapan bahasa Arab adalah
musyawarah,hak,salat,taubat
 2) Analogi
    Proses penarikan simpulan yang didasarkan atas perbandingna
dua hal yang berbeda tetapi karena mempunyai kesamaan
segi,fungsi/ciri kemudian keduanya di bandingkan
(disamakan),kesamaan ke 2 nya inilah yang menjadi dasar
penarikan kesimpulan.

Contoh : 
 - Orang tua mendidik kita dengan penuh kasih sayang
 - Disekolah para guru juga mendidik kita dengan penuh kasih
sayang
  Kesimpulan :
 - Jadi dapat dikatakan bahwa para guru adalah orang tua kita di
sekolah
 dalam pola ini sebab bisa menjadi gagasan
utamanya, sedangkan akibat menjadi
gagasan penjelasnya. Namun juga bisa
sebaliknya.
 Contoh :

Memang benar sebab tontonan yang buruk


ditelevisi akan berakibat pada perilaku anak
yang tidak baik.
 Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai
dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata
bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
 Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat
diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu
makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis.
Hal ini tergantung pada ketepatan pemilihan kata (diksi) dan
penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan
efektif.
 Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif).
 Menggunakan bahasa baku
Ragam yang bisa diterima dan berfungsi
sebagai model untuk suatu masyarakat.
* Meminimalkan penggunaan bahasa
gaul,Prokem, asing ataupun daerah
   Debat Parlementer / Debat Majelis
( assembly or parlementary debating )
Adapun maksud dan tujuan majelis ini ialah
agar dapat memberi dan menambahkan
dukungan bagi sebuah undang-undang
tertentu dan seluruh anggota yang ingin
menyatakan pandangan dan juga
pendapatnya juga berbicara mendukung atau
menentang usul tersebut setelah
mendapatkan izin dari majelis.
   Debat Pemeriksaan ulangan dalam
mengetahui kebenaran pemeriksaan
terdahulu (cross-examination debating)
Adapun maksud dan tujuan perdebatan
tersebut ialah untuk mengajukan serangkaian
pertanyaan yang satu sama lain saling erat
berhubungan, yang akan menyebabkan para
individu yang ditanya menunjang posisi yang
ingin ditegakkan dan diperkokoh oleh sang
penanya.
Debat Formal, Debat Konvesional, atau Debat
Pendidikan ( Formal, Conventional, or
Educational debating )
Tujuan debat formal ialah untuk memberi
kesempatan bagi dua tim pembicara untuk
mengemukakan kepada para pendengar dengan
sejumlah argument yang menunjang ataupun
yang membantah suatu usulan. Setiap pihak
diberikan jangka waktu yang sama bagi
pembicara-pembicara konstruktif dan juga
bantahan.
 Debat kompetitif dalam bidang pendidikan tidak
sama seperti debat sebenarnya di parlemen,
debat kompetitif tersebut tidak bertujuan untuk
menghasilkan keputusan, tetapi lebih diarahkan
agar dapat mengembangkan kemampuan-
kemampuan tertentu di kalangan pesertanya,
contohnya seperti kemampuan dalam
mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan
terstruktur, kemampuan mendengarkan
pendapat yang berbeda, dan kemampuan dalam
berbahasa asing (jika debat dilakukan dalam
bahasa asing).
 Pengenalan
Pada tahap pengenalan, setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi
dan tim netral) memperkenalkan diri
 Penyampaian argumentasi
Pada penyampaian argumentasi ini, setiap tim menyampaikan
argumentasi terhadap topik yang dimulai dari tim afirmasi,
kemudian tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
 Debat
Pada debat, setiap tim mengomentari setiap argumentasi dari
tim lain.
 Simpulan
Pada simpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup
terhadap pernyataan topik sesuai dengan posisinya.

Anda mungkin juga menyukai