Anda di halaman 1dari 6

Struktur, kebahasaan dan

jenis-jenis debat
Struktur Teks Debat
1. Pengenalan. Pada Pengenalan, moderator Struktur teks debat, secara sederhana :
menyampaikan salam pembuka, memperkenalkan 1. Pengenalan masalah/isu
tim dan masalah.
2. Menyampaikan argument
2. Penyampaian Argumentasi. Penyampaian
3. Penegasan ulang/kesimpulan
Argumen disampaikan oleh Tim Afirmasi, Tim
Oposisi, dan Tim Netral.
3. Debat. Pada struktur ini, Tim Afirmasi dan Tim
Oposisi saling memberikan sanggahan, lalu
ditengahi dengan Tim Netral.
4. Simpulan. Pada struktur ini, Tim Afirmasi, Tim
Oposisi, dan Tim Netral menyampaikan simpulan
terkait mosi, pendapat, dan sanggahan dari tim lain
5. Penutup. Pada struktur ini, moderator memberikan
simpulan secara kesuluruhan tanpa berpihak,
kemudian menutup kegiatan debat dengan salam.
Teks debat adalah penyajian pendapat dua pihak yang saling mengemukakan berbagai
alasan dan argumen dalam sudut pandang atau pendapat yang berbeda (pro-kontra) untuk
mempertahankan pandangan masing-masing. Seperti yang disampaikan oleh Iman (2017,
hlm. 94)

Perbedaan Diskusi dan Debat


• Diskusi membandingkan beberapa pendapat yang bisa jadi berlawanan atau sedikit
berbeda. Kemudian, teks diskusi akan menyimpulkan jalan tengah yang dapat
ditempuh agar pendapat menjadi lebih bernilai dan efektif dalam diterapkan.
• Debat mengadukan dua pendapat untuk mencapai kemenangan satu pihak. Setiap
pendapat yang disampaikan harus berdasarkan data dan fakta.
Poin-poin penting dari konsep debat, yaitu:
1.Adanya perbedaan pendapat
2.Memiliki alasan dan bisa diperkuat dengan bukti
3.Saling mempengaruhi atau meyakinkan pihak lain
Kaidah Kebahasaan Teks Debat
• Menggunakan kalimat kompleks, pada teks debat biasanya menggunakan kalimat
yang mempunyai lebih dari satu struktur dan lebih dari satu kata kerja (kalimat
kompleks).
• Menggunakan konjungsi, pada teks debat sering memanfaatkan konjungsi untuk
menghubungkan kata-kata atau kalimat.
• Menggunakan kata rujukan, pada teks debat biasanya menggunakan kata rujukan
sebagai pemberi  informasi, seperti ini, itu, dia, beliau, di sini, di sana, dan
sebagainya.
Jenis-Jenis Debat

1. Debat Parlemen atau Majelis (Parliamentary or Assembly Debating), terjadi di tatanan eksekutif,
yudikatif, atau legislatif suatu negara. Debat ini biasanya membahas mengenai undang-undang,
kebijakan, atau hal-hal yang berkaitan dengan ketatanegaraan.
2. Debat Pemeriksaan Ulangan (Cross-Examination Debating), dilaksanakan untuk memeriksa ulang,
dan mengetahui kebenaran pemeriksaan sebelumnya. Debat ini mengandung banyak pertanyaan yang
saling berkaitan agar dapat mempertahankan posisi masing-masing tim. Jenis debat ini biasanya sering
ditemukan dalam persidangan, yang terjadi antara jaksa dan pengacara.
3. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or Educational
Debating), adalah debat yang bertujuan memberikan kesempatan pada dua tim yang berseberangan
untuk mengungkapkan beberapa argumen untuk menguatkan materi debat, atau justru argumen untuk
melawan materi tersebut. Berbeda dengan kedua jenis debat sebelumnya, debat jenis ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan kedua tim dalam mengutarakan argumen secara logis, jelas, dan
terstruktur.

Anda mungkin juga menyukai