Anda di halaman 1dari 3

BAB II

DEBAT

1. Pengertian Teks Debat


Teks debat adalah penyajian pendapat dua pihak yang saling mengemukakan berbagai
alasan dan argumen dalam sudut pandang atau pendapat yang berbeda (pro-kontra)
untuk mempertahankan pandangan masing-masing. Seperti yang disampaikan oleh
Iman (2017, hlm. 94) bahwa debat ialah proses penyajian ide atau pendapat dua pihak
yang saling berseberangan yang mencoba mempertahankan ide atau pendapat mereka
(Iman, 2017: 94).
Teks debat merupakan genre turunan dari teks eksposisi. Mengapa debat digolongkan
ke dalam teks eksposisi? karena hal utama dari yang dibahas masih tetap berupa
argumen atau pendapat. Bedanya, dalam teks debat terdapat dua pendapat yang saling
bertentangan, yakni pendapat afirmasi (setuju), dan oposisi (tidak setuju).

2. Struktur Teks Debat


a. Orientasi,
Merupakan pengantar dan pengungkapan topik yang akan didebatkan (mosi).
b. Pendapat afirmasi,
Pihak afirmasi akan menyampaikan argumennya lebih dahulu disertai alasan yang
memperkuat; mengapa mendukung pernyataan mosi.
c. Pendapat oposisi,
Pihak oposisi akan menyampaikan argumen sanggahan terhadap pernyataan pihak
afirmatif disertai dengan alasan.
d. Pendapat netral,
berupa pendapat penengah antara pihak pro dan kontra yang tidak memiliki
kecenderungan argumen pada salah satu pihak.
e. Keputusan akhir (Kesimpulan),
merupakan kesimpulan dan penilaian yang diberikan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan dari pihak afirmasi, oposisi, dan netral.
3. Unsur Debat
a. Mosi,
adalah permasalahan yang diperdebatkan dan dapat diketahui dari judul atau
pendapat yang disampaikan pihak-pihak yang berdebat.
b. Tim afirmasi,
merupakan pihak yang setuju terhadap mosi atau permasalahan yang
diperdebatkan.
c. Tim oposisi,
adalah pihak yang menentang atau tidak setuju terhadap permasalahan yang
diperdebatkan (mosi).
d. Tim netral,
merupakan penonton atau juri yang diundang dalam debat.
e. Moderator,
adalah pihak yang mengatur perdebatan mulai dari batas waktu yang diberikan
untuk kedua belah pihak dalam menyampaikan pendapatnya dan memastikan
pertanyaan dan pendapat tetap pada topik atau mosi (tidak keluar jalur).
f. Penulis (Notulen),
Notulen adalah penulis jalannya debat yang bertugas mencatat segala hal yang
berlangsung pada debat, di antaranya: mosi debat, pernyataan-pernyataan
moderator, argumen masing-masing pihak hingga hasil keputusan akhir.

4. Kaidah Kebahasaan Teks Debat


Menurut Tim Kemdikbud (2019, hlm. 198) ragam bahasa yang digunakan dalam
debat adalah kaidah kebahasaan ilmiah yang harus memenuhi ciri berikut ini.
a. Sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa
(pembentukkan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
b. Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal
sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju
sasaran, runtun dan sistematis dan tersaji sebagai kalimat efektif.
c. Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif).
d. Menggunakan kata peristilahan atau kata teknis yang berkenaan dengan topik
pembahasan.
e. Banyak menggunakan kata-kata (konjungsi) yang menunjukkan hubungan
argumentasi atau kausalitas. Misalnya: sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh
karena itu, akibatnya.
f. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti: memprihatinkan,
diharapkan, memperkirakan, menduga, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat,
dan mengagumkan.
g. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah,
perlu, harus. Selain itu (Kemdikbud, 2017, hlm.81).

5. Jenis Teks Debat


Selain itu, debat juga dapat dibagi menjadi tiga kategori (Tarigan, 2008, hlm. 95-100)
jika dilihat dari bentuk, maksud, dan metodenya, yakni:
a. Debat Majelis atau Debat Parlementer
Bertujuan memberi dan menambah dukungan atas pemberlakuan undang-undang.
Dalam debat ini, seluruh anggota yang ingin menyatakan pandangan atau
argumennya, baik mendukung maupun menentang, diberi kesempatan
berdasarkan izin dari majelis.
b. Debat Pemeriksaan Ulangan (Evaluasi)
Untuk Mengetahui Kebenaran Pemeriksaan Terdahulu Diawali oleh pihak
afirmatif yang menyampaikan pidato resmi lalu diperiksa teliti selama tujuh menit
oleh pembicara oposisi pertama. Pihak afirmatif lalu diberi waktu empat menit
untuk mengklarifikasi terkait bukti dan argumen. Berikutnya, pembicara oposisi
kedua mengemukakan pendapat kontra kemudian diteliti ulang oleh pihak
afirmasi kedua dan seterusnya.
c. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan
Debat ini memberi kesempatan tim afirmasi dan tim oposisi untuk mengemukakan
argumen pada pendengar dalam jangka waktu yang sama. Masing-masing
pembicara menguraikan sub-topik yang berkaitan dengan argumen tim disertai
bukti-bukti.

Anda mungkin juga menyukai